Setelah terdiam sejenak, Caden melirik ke arah Rayden. Saat ini, Rayden sedang mengamati dirinya dan Naomi. Kemudian, dia menjawab, “Boleh saja kamu bawa Rayden ke rumahmu tanpa aku, tapi kita harus buat kesepakatan.”“Hmm? Kesepakatan apa?”Caden langsung berkata dengan jujur, “Aku ingin melakukan tes DNA sekali lagi. Aku mau sampelmu.”Daripada Caden melakukan hal ini secara diam-diam, akan lebih bagus apabila dia mendapatkan persetujuan Naomi. Setelah hasilnya keluar, dia juga bisa membicarakan hal ini secara terang-terangan dengan Naomi.Setelah mendengar ucapan Caden, ekspresi Naomi langsung berubah. Dia berkata dengan panik, “Kamu masih mau ....”“Jangan teriak. Aku nggak akan memaksamu, cuma mau diskusi!”“Bukannya kamu sudah janji sama Rayden kamu nggak akan selidiki aku lagi? Kamu nggak boleh ingkar janji!”Caden menjawab dengan kening berkerut, “Aku lagi berdiskusi denganmu.”“Pokoknya, aku nggak setuju! Kita nggak perlu diskusi lagi!”Melihat Naomi yang begitu menolak hal in
Caden mengenal Giman, tetapi Tiara tidak pernah bertemu dengan Caden. Dia terpaku di tempat karena dikejutkan oleh wajah tampan dan aura Caden. Caden luar biasa tampan!Naomi tahu sahabatnya itu pasti terpesona oleh tampang Caden. Dia pun berseru, “Tiara!”Tiara tersadar dari lamunannya, lalu berlari menghampiri Naomi sambil tersenyum malu.“Dia Cayden Pangestu, ayahnya Rayden. Kalau dia pamannya Rayden, namanya Steven Juanda. Ini sahabatku, Tiara Bascara,” ujar Naomi untuk memperkenalkan kedua belah pihak.Caden menyapa dengan sopan, “Halo.”Steven berkata sambil tersenyum, “Halo, Bu Tiara. Panggil saja aku Steven.”Tiara masih terpesona pada ketampanan Caden. Dia pun mengangguk dan berkata, “Halo! Berhubung sudah datang, kalian mau ikut masuk nggak?”Ekspresi Naomi langsung berubah begitu mendengar ucapan Tiara. Dia juga buru-buru menyikut Tiara secara diam-diam. Kenapa Tiara malah mengundang Caden dan Steven untuk masuk ke rumah? Ketiga putranya berada di dalam rumah!‘Si wanita bod
“Apa mungkin Bu Naomi kerasukan?”Caden menjawab dengan dingin, “Mana ada hantu di dunia ini. Meski ada, mereka juga nggak akan berani berkeliaran di wilayah kekuasaanku. Itu pasti orang yang berpura-pura menjadi hantu. Apa kamu sudah cari ahli pembaca gerak bibir untuk cari tahu apa yang dibicarakan Naomi?”“Sudah, tapi karena videonya terlalu kabur, dia nggak tahu apa yang dibicarakan Bu Naomi.”Caden menatap video itu untuk sesaat, lalu memberi perintah, “Coba periksa apa ada perangkat komunikasi di sekitar sana atau nggak.”Setelah mengembalikan ponsel Steven, Caden menyalakan sebatang rokok. Selama ini, dia sudah mengalami banyak kejadian aneh. Selain beberapa fenomena aneh yang terjadi di sekitar kuburan dan tidak dapat dijelaskan oleh sains, tidak mungkin bisa muncul roh jahat di area tempat tinggal manusia. Biasanya, itu hanyalah perbuatan orang yang berpura-pura menjadi hantu.Masalahnya, orang justru lebih mengerikan daripada hantu. Jika yang berkomunikasi dengan Naomi malam
Kartu ucapan itu berisi sebuah puisi.[ Kepada: Naomi. ][ Aku telah melintasi gunung dan menyusuri sungai. ][ Aku juga pernah mengalami banyak hal dan melihat perubahan dunia. ][ Sekarang, kamu adalah gunung dan sungaiku. ]Begitu membaca puisi itu, semua orang pasti tahu bahwa itu adalah puisi cinta. Jika Caden sudah memastikan Naomi adalah wanita yang dicarinya selama ini, mungkin saja dia akan mengejar Naomi dengan penuh semangat. Masalahnya, Caden masih belum yakin apakah Naomi adalah wanita yang dicarinya. Namun, jika kue ini bukan pemberian Caden maupun anak-anak, siapa yang mengirimkan kue ini?Tiara bertanya dengan penasaran, “Naomi, apa ini pemberian pemujamu? Apa ada orang yang mengejarmu akhir-akhir ini?”“Nggak ada.”Tiara bergumam dengan bingung, “Apa mungkin ini dari pengagum rahasiamu?”Naomi menggeleng dan menjawab, “Kali ini, aku kembali ke Jawhar secara diam-diam. Setelah kembali, aku juga selalu menjaga Rayden setiap hari. Kalau nggak berinteraksi dengan orang la
Naomi menghela napas berat dan menjawab, “Emm.”Tiara berkata dengan bersemangat, “Omong-omong, ayahnya Rayden itu ganteng banget! Ketampanannya benar-benar keterlaluan, macam bukan makhluk bumi!”“Berarti maksudmu, dia bukan manusia!”“Iya, dia itu dewa!”Naomi memanyunkan bibirnya dan bertanya, “Bukannya kamu suka cowok yang masih muda?”Tiara menjawab, “Aku memang suka cowok yang masih muda, tapi kan bukan cuma boleh suka cowok tipe begitu. Adik-adik yang masih muda dan polos itu bukan tipe semua orang. Yang modelnya kayak ayahnya Rayden baru tipe semua orang! Dia bisa jadi cowok yang garang maupun polos. Kalau yang muda dan polos itu susah banget mau jadi garang!”Caden jadi cowok polos? Heh! Naomi langsung merinding setelah membayangkannya dan menjawab, “Dia mana bisa jadi cowok polos? Dia hanya bisa jadi cowok berengsek yang garang!”Tiara tersenyum penuh arti dan berkata, “Yang begitu lebih mantap lagi! Eh, apa kamu benar-benar nggak berpikiran untuk bersamanya? Biarpun nggak me
Tiara buru-buru memapah Naomi dan bertanya dengan bingung, “Naomi, ada apa?”Setelah mendengar teriakan Naomi, keempat bocah juga buru-buru berlari ke arah Naomi sambil berseru, “Mama!”Naomi menatap ponsel di lantai dengan wajah pucat dan terengah-engah.Braden yang menyadari keanehan Naomi buru-buru memungut ponsel itu dan memeriksanya. Ada sebuah nomor tak dikenal yang mengirim pesan kepada Naomi.[ Naomi, apa hari ini kamu gembira? Kalau kamu gembira, aku juga gembira! Kuenya enak? ]Braden pun mengerutkan keningnya, lalu membuka riwayat obrolan dan membaca seluruh obrolan Naomi dengan orang misterius itu. Kemudian, ekspresinya langsung menjadi dingin dan matanya memancarkan kilatan yang mengerikan. “Ada apa?” tanya Rayden dengan bingung.Braden memberikan ponsel Naomi kepada Rayden agar Rayden bisa membacanya sendiri. Kemudian, dia berjalan menghampiri Naomi dan berkata dengan lembut, “Mama ketemu sama psikopat ya? Jangan takut, Ma. Ada aku.”Tiara pun bertanya dengan terkejut, “
Naomi memeluk keempat putranya, lalu berkata dengan suara tercekat, “Sebenarnya, Mama yang nggak bisa kehilangan kalian .... Tanpa kalian, Mama nggak tahu harus bagaimana melanjutkan hidup ....”Dulu, hidup Naomi terlalu buruk Anak-anaknya adalah sumber keberanian dan harapannya untuk melanjutkan hidup. Jika dia benar-benar kehilangan anak-anaknya, hidupnya juga akan berakhir.Keempat anak itu langsung membantah, “Mama salah. Bukan hanya Mama yang nggak bisa kehilangan kami. Kami juga benar-benar nggak bisa kehilangan Mama. Kami nggak akan izinkan siapa pun untuk memisahkan kita. Kami akan selalu bersama Mama!”“Emm!” Naomi mengangguk sambil menjawab, “Kita akan selalu bersama!”Braden menatap Naomi dengan berlinang air mata, lalu berkata, “Jadi, Mama jangan takut ya. Biarpun Papa menemukan keberadaan kami, kita juga nggak akan berpisah.”Naomi sudah merasa jauh lebih tenang. Dia melirik ponselnya lagi dan berkata, “Orang ini ....”Braden menyela, “Mama nggak usah pedulikan dia. Anggap
Braden merenung, lalu berucap, "Aku punya cara, tapi ... nggak terlalu sempurna. Biar aku pikirkan baik-baik dulu. Setelah selesai merencanakannya, aku akan beri tahu kalian."Rayden dan lainnya menyahut sembari mengangguk, "Oke."Rayden yang curiga bertanya, "Apa kalian yakin orang misterius ini bukan penyelamat yang membantu kalian di gunung?"Rayden masih merasa penyelamat di gunung sangat mencurigakan. Sama seperti sebelumnya, Braden menjawab dengan yakin, "Pasti bukan mereka karena mereka orang baik. Kelak kamu akan tahu kalau kamu berkesempatan bertemu mereka."Hayden menimpali, "Mereka hanya berniat menyelamatkan orang, bukan mencelakai. Apalagi menghasut orang untuk membunuh. Sebelum turun gunung, mereka berpesan kepadaku agar jangan sering berkelahi."Jayden menambahkan sembari mengangguk, "Mereka sama baiknya dengan Mama."Melihat sikap Braden dan lainnya yang begitu yakin, Rayden pun tidak curiga lagi. Kemudian, dia berujar dengan ekspresi cemas, "Kemungkinan besar orang mis
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu
Tiba-tiba, suara Naomi tidak terdengar lagi. Dia pingsan karena terlalu lelah dan emosional. Caden yang panik segera menggendong Naomi dan berjalan ke mobil.Setelah naik ke mobil, Caden menghidupkan mesin dan penghangat mobil. Kemudian, dia mengambil selimut di bagasi dan menyelubungi tubuh Naomi.Sesudah itu, Caden bergegas kembali ke kursi pengemudi dan pergi ke rumah sakit. Caden tidak mengkhawatirkan Andrew karena Andrew tahu batasan. Dia pasti bisa melindungi dirinya.Caden berencana membuat perhitungan dengan Samuel setelah mengurus Naomi. Dia memang ingin menghabisi Samuel sekarang, tetapi Naomi lebih penting.Caden membawa Naomi ke rumah sakit terdekat. Semuanya baru beres sesudah diurus selama hampir 1 jam. Ketika Andrew datang, Naomi sedang diinfus.Naomi memakai baju pasien dan matanya terpejam. Dia mengernyit, napasnya tidak terlalu stabil. Sudah jelas dia sangat ketakutan.Caden duduk di samping Naomi. Dia menggenggam tangan Naomi dan menempelkannya di bibirnya. Caden mem
Caden berpikir sejenak, lalu berkata, "Suruh mereka tingkatkan kewaspadaan. Nggak usah turun ke laut untuk tangkap orang di perahu. Interogasi orangnya setelah perahu itu menepi."Andrew terkejut. Perahu itu sangat mencurigakan karena muncul di jalur nomor 5 pada saat-saat seperti ini. Kenapa Caden tidak pergi ke tempat itu?Andrew tidak tahu apa yang dipikirkan Caden, dia juga tidak bertanya. Andrew menyampaikan perintah Caden kepada bawahan, lalu mengakhiri panggilan telepon.Hujan lebat belum reda, tetapi Caden tetap berdiri di tempat. Dia juga rela kehujanan dan tidak kembali ke mobil.Andrew menemani Caden di samping. Setelah beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara di sekitar. Mereka melihat 2 orang naik ke tepi laut.Samuel bertanya, "Bagaimana kondisimu? Apa kamu baik-baik saja?"Naomi tidak menjawab pertanyaan Samuel. Dia melepaskan alat selam yang berat dan terbatuk-batuk karena tersedak air.Andrew tertegun, dia benar-benar tidak menyangka Samuel dan Naomi akan datang ke tem
Saat tengah malam, tiba-tiba ombak besar menerjang. Perahu hampir terbalik saat dihempas ombak. Nakhoda mengernyit. Dia menggerakkan tangannya di depan Samuel.Naomi baru tahu ternyata nakhoda itu bisu. Dia memberi tahu Samuel angin makin kencang dengan bahasa isyarat. Mungkin sebentar lagi turun hujan lebat, jadi sangat berbahaya jika mereka melanjutkan perjalanan dengan perahu.Samuel seperti sudah mengecek cuacanya sejak awal. Ekspresinya tetap terlihat tenang. Dia melihat jam tangan dan berucap pada nakhoda, "Jalankan sesuai rencana."Nakhoda mengangguk, lalu lanjut mendayung perahu. Samuel mengambil 2 alat selam, lalu menghampiri Naomi dan bertanya, "Bisa pakai, nggak?"Naomi bertanya balik, "Kita mau turun ke laut?"Samuel menyahut, "Iya, angin makin kencang. Sebentar lagi hujan, jadi nggak aman kalau kita terus berada di perahu."Naomi bertanya lagi, "Apa kita lebih aman kalau turun ke laut?"Samuel menjawab dengan sabar, "Aku bawa kamu ke tempat yang lebih aman. Kita nggak bisa
Perahu terombang-ambing sehingga membuat Naomi gelisah. Dia takut kegelapan dan air. Setiap berdiri di tepi laut, Naomi merasa seperti ada sesuatu yang akan melompat keluar dari dasar laut.Naomi melihat ke luar sesaat, lalu segera mengalihkan pandangannya. Tubuh Naomi gemetaran. Dia takut pada kegelapan dan lautan yang luas ini. Naomi takut pada Samuel yang menggila karena dibutakan dendam.Naomi juga takut terjadi sesuatu pada Caden. Dia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Samuel. Dia hanya ingin bersama Caden dan membesarkan anak-anak dengannya.Wajah Caden dan anak-anak saat tertawa muncul di benak Naomi. Dia merasa sedih dan pandangannya menjadi kabur. Naomi sangat merindukan mereka.Naomi berharap Caden bisa langsung muncul di depannya. Dia ingin menghambur ke pelukan Caden dan memberitahunya dia sangat takut.....Pada saat yang sama, di tepi laut. Caden sedang memandangi lautan sembari mengernyit. Auranya sangat dingin.Andrew yang berdiri di samping Caden melapor, "
Naomi menimpali dengan ketus, "Mana ada kehidupan selanjutnya lagi? Kamu nggak usah bohongi diri sendiri! Samuel, seharusnya kamu nggak melawan Caden. Jelas-jelas kamu tahu Caden nggak melakukan apa pun dan Wanda sangat mencintai Caden."Naomi menambahkan, "Kalau kamu menyakiti Caden, kamu nggak akan merasa senang. Kamu akan makin menderita!"Samuel menanggapi, "Mana mungkin aku menderita? Caden memang nggak terlibat dalam perbuatan keji Keluarga Pangestu, tapi aku mau menghancurkan seluruh Keluarga Pangestu. Jadi, aku nggak akan melepaskan Caden!"Samuel meneruskan, "Lagi pula, Caden itu satu-satunya darah daging Darman. Kalau aku melepaskannya, bagaimana dengan aku? Kalau dia mati, aku baru bisa terlepas dari penderitaan!"Ekspresi Samuel berubah menjadi sangat mengerikan. Dia melanjutkan, "Kamu nggak tahu aku sangat takut dan putus asa saat diseret Darman di gunung waktu itu. Aku nggak akan pernah melupakan mimpi buruk itu seumur hidup! Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku, tapi
Samuel sudah menghasut Naomi beberapa kali, tetapi dia tidak pernah berhasil. Naomi tidak ingin balas dendam. Dia hanya ingin hidup tenang bersama anak-anaknya. Entah Naomi memang terlalu murah hati atau memang polos.Yang lebih memusingkan adalah Naomi tidak tertarik pada Samuel. Dia malah menyukai Caden. Itulah sebabnya Samuel terpaksa mengubah rencananya dan membawa Naomi pergi secara paksa.Samuel akan membawa Naomi menemui Baby dan menyembunyikan mereka. Setelah itu, Samuel baru kembali untuk membuat perhitungan dengan Caden.Samuel mengembuskan napas. Setelah menenangkan diri sejenak, Samuel berkata lagi, "Naomi, perasaan cinta bisa dipupuk. Nggak masalah sekarang kamu nggak menyukaiku, waktu kita masih panjang.""Setelah aku memasukkan semua anggota Keluarga Pangestu ke neraka, aku akan bawa kamu dan anak-anak ke tempat yang indah. Kita akan hidup di lingkungan yang baru. Kita menyelamatkan satu sama lain dan menghabiskan sisa hidup bersama," lanjut Samuel.Naomi memandang Samue