“Rayden, kamu yang tenang ….”Rayden tidak berbicara, hanya berdiri di sisi jendela sembari memelototinya.Dokter spesialis anak di rumah sakit segera ke kamar. Mereka juga tidak berani bertindak gegabah, hanya berdiri di depan pintu saja.Robbin berbisik pada perawat wanita muda, “Apa yang terjadi?”Perawat itu berkata dengan menangis, “Aku juga nggak tahu. Dari tadi aku menjaganya di samping. Ketika melihat dia bangun, aku nanya apa dia haus. Tapi dia nggak ngomong apa-apa, malah memelototi aku dan bersikap seperti ini ….”Rayden berbicara dengan nada dingin, “Aku sudah pernah bilang sebelumnya. Aku hanya ingin ditemani Mama saja.”“Rayden, kamu dengar penjelasanku. Dia hanya perawat yang aku dan Paman Robbin-mu carikan untukmu. Aku ….”“Aku sudah pernah bilang sebelumnya. Aku nggak mau siapa pun, kecuali Mama! Aku nggak perlu dijaga oleh wanita lain. Aku hanya mau Mama saja! Aku mau Mama! Aku mau Mama! Ahhhh ….”Saat ini, Rayden bagai seekor binatang buas saja. Dia menangis sembari
Kedua mata Caden yang memerah itu tampak mengerikan. Naomi terkejut hingga sekujur tubuhnya merinding. Dia segera menjelaskan, “Aku hanya ingin membuatnya tidur dengan nyenyak. Dia terlalu menderita saat ini. Tubuhnya ingin tidur, tapi otak besarnya malah menolak, seolah-olah dia lagi beradu dengan diri sendiri. Kalau dibiarkan begitu saja, kondisinya akan semakin memburuk.”Caden menatap Naomi sejenak. Dia merasa Naomi tidak sedang berbohong. Kemudian, dia baru melepaskan tangan Naomi.Naomi menghela napas ringan, lalu segera melakukan pengobatan. Tak lama kemudian, detak jantung Rayden kembali normal.Robbin menghela napas. “Akhirnya detak jantungnya kembali normal.”Naomi menyimpan jarum peraknya, lalu berkata, “Sekarang kita hanya bisa menunggunya sadar, baru memeriksa kondisinya lagi. Dengar-dengar kondisinya hampir mirip dengan Calvin, mereka sama-sama mengidap penyakit bipolar. Calvin bisa begini karena trauma diculik sewaktu kecil. Bagaimana dengan dia?”“Anak ini sangat merind
Naomi merasa sakit hati. “Dia nggak sekolah?”“Nggak sekolah. Kondisinya nggak memungkinkan dia buat sekolah seperti anak biasa.”“Apa kalian pernah ngobrol sama dia?”Robbin menggeleng. “Kami nggak punya kesempatan itu.”“Gimana dengan dihipnotis?”“Sudah dicoba, tapi nggak berhasil.”Naomi sungguh kehabisan kata-kata.Robbin berkata, “Rayden berbeda dengan anak lainnya. Dia terlalu pintar, sensitif, dan sangat waspada. Kamu nggak bisa memperlakukannya seperti anak kecil lainnya.”Naomi kembali melirik ke dalam ruangan. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku tahu tujuan kalian membawaku ke sini. Tapi aku bukan dokter. Aku hanya pernah mendalami ilmu pengobatan tradisional dan psikologi anak di saat senggang. Jadi, kalian jangan memeluk harapan yang terlalu besar dari aku.”“Aku bisa menenangkan Calvin juga hanya kebetulan saja. Aku bisa mencobanya. Setelah dia bangun nanti, aku akan ajak dia bicara. Siapa tahu aku bisa masuk ke dalam dunianya untuk mencari cara penanganannya.”Robbi
Caden sedang duduk di dalam kamar pasien. Dia sedang menemani Rayden sembari menggenggam tangan kecilnya.Robbin berusaha menenangkannya. “Jangan khawatir. Setidaknya sekarang dia baik-baik saja.”Ketika tidak menemukan batang hidung Naomi, Caden pun bertanya, “Di mana dia?”“Dia sudah pulang, katanya ada urusan mendadak.”Caden mengangkat kepalanya. “Sudah pulang?”“Emm, katanya ada urusan mendadak yang mesti diselesaikan.”Kening Caden tampak berkerut.Robbin menimpali, “Kita juga nggak bisa mengurungnya. Lagi pula, kita juga butuh bantuannya. Kalau kamu kurung dia, bukannya kamu lagi merusak hubungan dengannya? Kalau sampai dia marah, apa kamu tenang menyerahkan Rayden kepadanya?”Sebelum Caden mengetahui masalah itu, dia pasti tidak bersedia untuk menyerahkan Rayden kepadanya. Namun sekarang, Caden sendiri juga tidak yakin apakah Naomi adalah ibu kandungnya Rayden atau bukan. Dia juga tidak berani memastikan apakah Naomi bisa membantu Rayden untuk menghilangkan trauma di hatinya at
Rumah ini masih sama seperti sebelum Naomi pergi. Tidak ada perubahan sama sekali. Hanya saja, isi orang di dalam rumah sudah berubah.Sebelumnya Naomi pernah tinggal 3 tahun di sini. Boleh dikatakan bahwa dia adalah nyonya rumah ini. Namun sekarang, dia bukanlah siapa-siapa lagi di rumah ini.Dulu, Naomi mengira dirinya akan tinggal selamanya di rumah ini. Dia bahkan sempat membayangkan setelah tua nanti, dia dan Caden akan hidup bahagia bersama anak mereka …. Alhasil … haih, hidup memang tidak bisa ditebak.Hati Naomi terasa sangat penat. Dia mengalihkan pandangannya, lalu menyesap tehnya. Dia sedang menunggu kepulangan Caden untuk menandatangani surat perceraian mereka.Setengah jam kemudian, akhirnya Caden tiba di Vila Uwana. Caden baru pernah mengunjungi rumah ini sekali, pada saat dia mencari istrinya untuk membahas soal perceraian. Setelah itu, Caden tidak pernah datang lagi.Mobil berhenti dengan perlahan. Baru saja Caden menuruni mobil, ponselnya pun berdering. Dia menerima pa
Pembantu berjalan kembali ke rumah.“Nona, Tuan suruh aku sampaikan kepadamu, tiba-tiba dia ada urusan penting. Masalah perceraian kalian terpaksa diundur. Dia juga bilang dia bakal menghubungimu besok.”Kening Naomi seketika berkerut. “Tadi yang datang itu Caden?”“Emm, benar.”Naomi segera berlari ke luar rumah. Dia masih bisa melihat mobil Caden. Dia mengejar sembari menjerit, “Hei! Berhenti! Caden, berhenti ….”Namun, mobil hitam itu sudah melaju kencang. Saat Naomi berlari ke depan pagar, dia pun sudah tidak bisa melihat mobil itu lagi.Naomi sungguh emosi. Apa-apaan ini? Bukannya hanya tanda tangan saja? Padahal Naomi juga tidak menginginkan pembagian harta, kenapa susah sekali?Memangnya Caden ada urusan penting apa? Kenapa dia tidak bisa tanda tangan sejenak sebelum pergi?Kali ini, Naomi benar-benar gusar. Dia hampir saja berhasil untuk mengurus perceraiannya! Namun, sekarang dia malah gagal lagi!Sebenarnya siapa yang sedang menindasnya? Kenapa proses perceraian ini bagai hen
“Berhubung Mama nggak menceritakan masalah ini, berarti Mama nggak ingin kita tahu masalah ini. Jadi, kita tenangkan diri kita dulu. Masih banyak kesempatan untuk balas dendam.”Tangan kecil Hayden dikepal erat.“Aku nggak bisa bersabar! Mama itu orang yang sangat baik. Dia malah ditindas mereka! Dulu Mama nggak punya sandaran. Jadi, dia hanya bisa menerima nasibnya. Sekarang, Mama sudah memiliki kita bertiga. Kita nggak boleh biarin Mama ditindas begitu saja!”“Meski kamu nggak bisa bersabar, kamu juga mesti bersabar! Meski kita meninggalkan Kota Jawhar, kita tetap akan balas dendam Mama. Tapi yang paling penting sekarang adalah si Caden! Tujuan utama Mama kembali ke Kota Jawhar adalah demi bercerai dengan Caden. KIta mesti bantuin Mama agar bisa bercerai!”Jayden merasa ucapan Braden cukup masuk akal. Dia menyeka air matanya, lalu bertanya dengan suara imutnya, “Kenapa dia nggak bersedia untuk bercerai? Apa karena dia suka sama Mama?”“Sudah pasti bukan! Kalau dia suka sama Mama, man
Keesokan harinya, Naomi bangun sangat pagi hari ini. Naomi melihat ponselnya untuk mengecek apakah Caden menghubunginya atau tidak. Namun, Naomi juga tahu dirinya tidak seharusnya buru-buru, sebab sekarang baru jam 6 pagi. Namun, Naomi tetap menelepon ke Vila Uwana untuk memastikan.Kemudian, Naomi pun mendapat balasan bahwa Caden ada urusan di pagi hari. Masalah perceraian dijadwalkan di sore hari. Lantaran sudah ditetapkan di sore hari, Naomi juga tidak berkata lain.Selesai mandi, Naomi pun meninggalkan memo untuk ketiga bocah cilik.Masih ada waktu luang di pagi hari, Naomi pun ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menemui 2 teman baiknya.Setelah kejadian waktu itu, demi melindungi Naomi, Tiara dan Camila juga ikut dicaci maki orang-orang. Bahkan, ada yang mengirim karangan bunga dukacita, jasad binatang, dan lain sebagainya kepada mereka.Kali ini, Naomi tidak langsung mencari sahabatnya setelah pulang, juga karena khawatir dirinya akan disorot warganet, kemudian akan melibatk
Orang itu mengenakan jas hujan berwarna hitam dengan topi di kepalanya. Senyumannya kelihatan sangat mengerikan, bagai seorang buruk rupa yang mengerikan. Dia berjalan ke sisi Naomi, lalu menusuk Naomi berkali-kali hingga Naomi jatuh terkapar di atas lantai.Naomi melebarkan matanya melihat ke arah orang itu. Dia memegang pisau bersimbah darah itu melangkah ke sisi anak. Selangkah, 2 langkah …. Jarak kedua anak semakin dekat lagi.Jujur saja, Naomi sungguh merasa takut. Dia takut orang itu akan melukai anaknya! Naomi ingin sekali berdiri dan menerjang ke sana, tetapi dia tidak sanggup untuk berdiri!Dengan tidak berdaya, Naomi hanya bisa menatap orang jahat itu melangkah mendekati anaknya. Naomi sungguh merasa putus asa hingga kehabisan napasnya ….Sekarang Naomi sudah bangun. Namun, ketika kepikiran dengan gambaran di dalam mimpi itu, dia merasa sedikit takut hingga sekujur tubuhnya gemetar.Caden memeluk Naomi dengan erat, lalu menghiburnya, “Naomi, sebenarnya aku sudah tahu kabar pu
Tiba-tiba Naomi menangis! Dia mencengkeram pakaian Caden dengan erat. Seluruh tubuhnya gemetar. Dia sungguh merasa emosional. Matanya tidak dibuka, seolah-olah sedang mimpi buruk saja.Caden segera memanggilnya, “Naomi!”Caden menjerit Naomi beberapa kali baru Naomi membuka matanya. Napasnya juga terengah-engah.Caden bertanya, “Apa kamu lagi mimpi buruk?”Kedua mata Naomi kelihatan basah. Dia menatap Caden dengan kaget. Setelah linglung selama beberapa detik, akhirnya Naomi kembali sadar dan langsung menangis histeris.“Caden, kita punya anak perempuan. Dia dibawa pergi sama orang jahat. Orang jahat itu mau sakiti dia. Putri kita akan ketakutan! Aku mau menyelamatkannya! Tapi, aku nggak sanggup kalahin orang jahat itu. Apa yang mesti aku lakukan? Apa? Aku nggak sanggup buat melindungi anak kita. Aku nggak bisa melindunginya. Aku itu seorang ibu yang nggak berguna. Aku benar-benar nggak berguna. Huhuhu …. Kenapa aku nggak berguna sekali …..”Naomi menyalahkan diri sendiri dengan sedih.
Caden sedang merenung. Dia sedang memikirkan sang putri dan juga Naomi. Perasaan ketika memastikan memiliki seorang putri dengan mencurigai dirinya memiliki seorang putri adalah 2 hal yang sangat berbeda!Ketika merasa curiga, pemikirannya masih didominasi oleh akal sehat. Caden masih bisa menganalisis masalah dengan kepala dingin.Namun, setelah memastikan Caden memiliki seorang anak perempuan, dia merasa kaget dan juga gembira! Di luar itu, dia juga merasa gelisah!Tidak disangka ternyata Caden memiliki seorang anak perempuan. Dia memiliki seorang anak perempuan! Namun, sekarang anaknya sedang berada di tangan orang lain ….Selesai memikirkan anak perempuan, pemikiran Caden beralih ke diri Naomi. Dia merasa sangat menyesal dan sakit hati!Caden merasa menyesal karena telah melewatkan seluruh masa kehamilan Naomi. Dia bahkan tidak pernah melihat sosok Naomi yang sedang mengandung. Setelah menonton 2 penggalan video itu, boleh dikatakan bahwa ini pertama kalinya Caden melihat Naomi den
Kedua mata Naomi terasa panas. Air mata kembali menetes di wajahnya. “Dik ….”Braden dan Rayden sudah mengetahui keberadaan adik perempuan mereka. Mereka bukan syok dengan masalah itu, melainkan syok dengan siapa yang memberi tahu ibu mereka?Ekspresi Braden dan Rayden sangat serius. Dia bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Mama, bagaimana kamu bisa tahu?”Naomi mengusap air matanya, lalu menyerahkan ponsel untuk diperlihatkan kepada Braden. Kemudian, dia menggendong Jayden ke dalam pelukannya, tidak membiarkan Jayden untuk melihatnya.Jayden bukanlah anak kandungnya. Hanya saja, masalah ini masih belum diketahui Jayden. Cuma Braden, Hayden, dan Rayden saja yang mengetahui masalah ini.“Jayden temani Mama, ya.”“Emm. Mama jangan nangis lagi. Jayden akan menemani Mama.”Braden, Hayden, dan Rayden mengambil ponsel ke samping. Selesai melihat, ekspresi wajah mereka spontan berubah! Terutama Hayden! Satu detik sebelumnya, dia merasa dirinya sedang berada di surga. Satu detik kemudian, d
Orang di ujung telepon tidak memperbolehkan Naomi untuk memberi tahu Caden. Hanya saja, dia tidak mengatakan Naomi tidak boleh memberi tahu putranya. Seharusnya Naomi boleh memberi tahu putranya?Nantinya, Naomi akan menyuruh anak-anak untuk menyampaikannya kepada Caden. Seharusnya semua itu bukan masalah, ‘kan?Setelah memiliki pemikiran seperti ini, Naomi pun mengambil ponsel ke kamar anak. Keempat anak-anak baru saja selesai membasuh tubuhnya, berencana untuk pergi sarapan.Ketika melihat Naomi yang menangis itu, anak-anak merasa sangat kaget. Mereka segera berjalan maju. “Ada apa dengan Mama?”Braden menarik Naomi untuk duduk. Rayden segera menarik selembar tisu dan menyerahkannya kepada Jayden.Jayden mengambil tisu, lalu menyeka air mata di wajahnya. Napas Hayden semakin tidak karuan lagi. “Mama jangan menangis. Beri tahu aku, siapa yang sudah menindasmu?”Bibir Naomi kelihatan gemetar. Dia masih saja menangis dengan terisak-isak. Dia juga tidak ingin mengagetkan anak-anak, tid
Naomi memiliki seorang anak perempuan!Saking syoknya, kedua tangan Naomi gemetar. Setelah merasa syok, dia mulai merasa panik. Namun, di mana putrinya?“Ting ….” Masuk lagi sebuah video.Naomi segera membukanya!Video itu direkam dari dalam ruang operasi. Beberapa dokter dan suster berseragam putih sedang mengelilingi Naomi untuk melakukan operasi caesar.Satu per satu suara tangis terdengar. Keempat anak-anak dilahirkan dengan kondisi selamat!Keempat suster masing-masing menggendong 1 anak. Mereka melaporkan waktu kelahiran, menimbang berat badan, membersihkan sisa darah …..Setelah membungkus keempat bayi kecil, mereka pun memasukkan anak-anak ke dalam kotak inkubator.Ada suster yang berkata, “Keempat bayi itu memang baik-baik saja. Hanya saja, anak perempuan itu terlalu kurus dan kecil ….”Video berakhir. Naomi masih belum terlepas dari rasa syoknya!Setelah suster bangun, air mata sudah membasahi wajahnya. Dia merasa syok, gembira, panik, dan juga takut!Benar! Naomi masih memil
Saat Naomi menerima pesan dari putrinya, dia sedang membaca dokumen penculikan anak di dalam ruang baca.Setelah pengumuman dari kepolisian keluar kemarin, organisasi amal segera bergerak dan mulai merekrut relawan konselor di seluruh negeri.Mereka berharap bisa menyediakan konseling gratis bagi anak-anak yang mengalami luka batin. Anak-anak yang pernah menjadi korban perdagangan biasanya mengalami trauma yang parah dan sangat membutuhkan bantuan dari profesional.Kebetulan, Naomi memiliki spesialisasi dalam psikologi anak. Dia langsung mendaftar sebagai relawan. Hanya saja, dia tidak memiliki ijazah dan juga sertifikat apa pun. Jadi, pagi hari ini, baru saja Caden meninggalkan rumah, dia pun menelepon staf untuk menyampaikan kondisinya.Bagaimanapun, ada banyak jenis manusia di dunia ini. Organisasi amal bermaksud baik merekrut konseling untuk anak-anak. Namun, jika relawan yang mereka pilih tidak memiliki ijazah atau sertifikat, hal ini bisa disalahartikan sebagai tindakan mencari p
“Oke, nanti aku ke perusahaan.”…Saat ini, Samuel baru saja selesai membasuh tubuhnya, lalu mengganti pakaian bersih. Semua pelaku perdagangan anak itu memang dibunuhnya. Dia melakukannya juga tanpa alasan, dia murni hanya tidak suka dengan mereka saja.Kalau mereka berani, coba saja mereka turun tangan terhadap orang dewasa berbadan kekar. Kenapa malah melukai anak kecil?“Ting! Ting!” Tiba-tiba ponsel berbunyi.Samuel berjalan ke sisi ranjang untuk melihat layar ponsel sembari tersenyum. Dia meletakkan handuk di atas handuk, lalu mengangkat, “Halo, Baby.” Bahkan suara Samuel pun terdengar sangat manis dan lembut bagai seorang ayah yang sangat baik saja.Terdengar suara gemas anak perempuan dari ujung telepon. “Papa, kapan kamu akan kembali? Aku sudah kangen sama Papa, sangat amat kangen.”Samuel tersenyum lebar. “Papa juga kangen sama Baby. Tapi, Papa mesti menunggu Mama. Setelah urusan Mama di sini selesai, aku akan ajak Mama pulang untuk mencarimu.”“Apa kalian nggak akan pergi la
Andrew menelepon dan berkata, “Semuanya seperti yang beredar di internet. Semalam ada yang menyusup ke dalam kantor polisi. Dia menyerang para polisi yang bertugas, lalu mengambil kunci mencari para pelaku perdagangan anak itu, kemudian langsung membunuh mereka semua.”“Nyali pembunuh itu besar dan kemampuan seni bela dirinya cukup hebat. Teknik membunuhnya boleh dikatakan profesional dan juga sadis. Ada jasad yang perutnya dibelah, ada yang matanya dicungkil, dan ada juga yang dibuat mengalami pendarahan serius ….”“Dokter forensik mengatakan senjata yang digunakan sama dengan senjata yang menyebabkan kematian Zafran. Aku juga sudah melihat rekaman CCTV di lokasi kejadian. Postur tubuh dan cara berjalan pelaku sama persis dengan Samuel. Aku yakin dia orangnya! Tapi dia melakukannya dengan sangat rapi, nggak ada bukti yang bisa memberatkannya.”Pada akhirnya, Andrew juga mengungkapkan keraguannya. “Aku sudah melakukan penyelidikan. Para pelaku perdagangan anak itu nggak ada hubungan ap