Naomi terbengong sejenak.Raut wajah Caden tampak muram. Dia tidak memberi Naomi kesempatan untuk merespons, langsung menariknya ke kamar kosong di sebelah. Dia mendorong Naomi ke belakang pintu, lalu menindihnya. Caden menunduk, terus menatap ke sisi Naomi.Punggung Naomi sudah menempel di daun pintu. Betapa inginnya dia melangkah mundur, tetapi dia sudah tidak memiliki jalan mundur lagi. Dia terpaksa memberanikan diri untuk menatap Caden.“Kamu … kamu lagi ngapain?”Akhirnya dia ingin marah? Akhirnya badai pun tiba? Apa dia ingin menagih utang?Caden masih tidak berbicara. Dia hanya menatap Naomi dengan perasaan kalut. Dia sungguh tidak tahu apakah wanita di hadapannya benar-benar adalah orang yang dicarinya selama ini!Lantaran merasa tidak yakin, Caden juga tidak tahu bagaimana memperlakukan wanita ini. Dia bahkan tidak tahu harus berkata apa.Naomi sungguh kehabisan akal. Sewaktu di mobil tadi, dia dapat merasakan ada yang aneh dengan pria ini. Sekarang, dia semakin yakin bahwa a
“Rayden, kamu yang tenang ….”Rayden tidak berbicara, hanya berdiri di sisi jendela sembari memelototinya.Dokter spesialis anak di rumah sakit segera ke kamar. Mereka juga tidak berani bertindak gegabah, hanya berdiri di depan pintu saja.Robbin berbisik pada perawat wanita muda, “Apa yang terjadi?”Perawat itu berkata dengan menangis, “Aku juga nggak tahu. Dari tadi aku menjaganya di samping. Ketika melihat dia bangun, aku nanya apa dia haus. Tapi dia nggak ngomong apa-apa, malah memelototi aku dan bersikap seperti ini ….”Rayden berbicara dengan nada dingin, “Aku sudah pernah bilang sebelumnya. Aku hanya ingin ditemani Mama saja.”“Rayden, kamu dengar penjelasanku. Dia hanya perawat yang aku dan Paman Robbin-mu carikan untukmu. Aku ….”“Aku sudah pernah bilang sebelumnya. Aku nggak mau siapa pun, kecuali Mama! Aku nggak perlu dijaga oleh wanita lain. Aku hanya mau Mama saja! Aku mau Mama! Aku mau Mama! Ahhhh ….”Saat ini, Rayden bagai seekor binatang buas saja. Dia menangis sembari
Kedua mata Caden yang memerah itu tampak mengerikan. Naomi terkejut hingga sekujur tubuhnya merinding. Dia segera menjelaskan, “Aku hanya ingin membuatnya tidur dengan nyenyak. Dia terlalu menderita saat ini. Tubuhnya ingin tidur, tapi otak besarnya malah menolak, seolah-olah dia lagi beradu dengan diri sendiri. Kalau dibiarkan begitu saja, kondisinya akan semakin memburuk.”Caden menatap Naomi sejenak. Dia merasa Naomi tidak sedang berbohong. Kemudian, dia baru melepaskan tangan Naomi.Naomi menghela napas ringan, lalu segera melakukan pengobatan. Tak lama kemudian, detak jantung Rayden kembali normal.Robbin menghela napas. “Akhirnya detak jantungnya kembali normal.”Naomi menyimpan jarum peraknya, lalu berkata, “Sekarang kita hanya bisa menunggunya sadar, baru memeriksa kondisinya lagi. Dengar-dengar kondisinya hampir mirip dengan Calvin, mereka sama-sama mengidap penyakit bipolar. Calvin bisa begini karena trauma diculik sewaktu kecil. Bagaimana dengan dia?”“Anak ini sangat merind
Naomi merasa sakit hati. “Dia nggak sekolah?”“Nggak sekolah. Kondisinya nggak memungkinkan dia buat sekolah seperti anak biasa.”“Apa kalian pernah ngobrol sama dia?”Robbin menggeleng. “Kami nggak punya kesempatan itu.”“Gimana dengan dihipnotis?”“Sudah dicoba, tapi nggak berhasil.”Naomi sungguh kehabisan kata-kata.Robbin berkata, “Rayden berbeda dengan anak lainnya. Dia terlalu pintar, sensitif, dan sangat waspada. Kamu nggak bisa memperlakukannya seperti anak kecil lainnya.”Naomi kembali melirik ke dalam ruangan. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku tahu tujuan kalian membawaku ke sini. Tapi aku bukan dokter. Aku hanya pernah mendalami ilmu pengobatan tradisional dan psikologi anak di saat senggang. Jadi, kalian jangan memeluk harapan yang terlalu besar dari aku.”“Aku bisa menenangkan Calvin juga hanya kebetulan saja. Aku bisa mencobanya. Setelah dia bangun nanti, aku akan ajak dia bicara. Siapa tahu aku bisa masuk ke dalam dunianya untuk mencari cara penanganannya.”Robbi
Caden sedang duduk di dalam kamar pasien. Dia sedang menemani Rayden sembari menggenggam tangan kecilnya.Robbin berusaha menenangkannya. “Jangan khawatir. Setidaknya sekarang dia baik-baik saja.”Ketika tidak menemukan batang hidung Naomi, Caden pun bertanya, “Di mana dia?”“Dia sudah pulang, katanya ada urusan mendadak.”Caden mengangkat kepalanya. “Sudah pulang?”“Emm, katanya ada urusan mendadak yang mesti diselesaikan.”Kening Caden tampak berkerut.Robbin menimpali, “Kita juga nggak bisa mengurungnya. Lagi pula, kita juga butuh bantuannya. Kalau kamu kurung dia, bukannya kamu lagi merusak hubungan dengannya? Kalau sampai dia marah, apa kamu tenang menyerahkan Rayden kepadanya?”Sebelum Caden mengetahui masalah itu, dia pasti tidak bersedia untuk menyerahkan Rayden kepadanya. Namun sekarang, Caden sendiri juga tidak yakin apakah Naomi adalah ibu kandungnya Rayden atau bukan. Dia juga tidak berani memastikan apakah Naomi bisa membantu Rayden untuk menghilangkan trauma di hatinya at
Rumah ini masih sama seperti sebelum Naomi pergi. Tidak ada perubahan sama sekali. Hanya saja, isi orang di dalam rumah sudah berubah.Sebelumnya Naomi pernah tinggal 3 tahun di sini. Boleh dikatakan bahwa dia adalah nyonya rumah ini. Namun sekarang, dia bukanlah siapa-siapa lagi di rumah ini.Dulu, Naomi mengira dirinya akan tinggal selamanya di rumah ini. Dia bahkan sempat membayangkan setelah tua nanti, dia dan Caden akan hidup bahagia bersama anak mereka …. Alhasil … haih, hidup memang tidak bisa ditebak.Hati Naomi terasa sangat penat. Dia mengalihkan pandangannya, lalu menyesap tehnya. Dia sedang menunggu kepulangan Caden untuk menandatangani surat perceraian mereka.Setengah jam kemudian, akhirnya Caden tiba di Vila Uwana. Caden baru pernah mengunjungi rumah ini sekali, pada saat dia mencari istrinya untuk membahas soal perceraian. Setelah itu, Caden tidak pernah datang lagi.Mobil berhenti dengan perlahan. Baru saja Caden menuruni mobil, ponselnya pun berdering. Dia menerima pa
Pembantu berjalan kembali ke rumah.“Nona, Tuan suruh aku sampaikan kepadamu, tiba-tiba dia ada urusan penting. Masalah perceraian kalian terpaksa diundur. Dia juga bilang dia bakal menghubungimu besok.”Kening Naomi seketika berkerut. “Tadi yang datang itu Caden?”“Emm, benar.”Naomi segera berlari ke luar rumah. Dia masih bisa melihat mobil Caden. Dia mengejar sembari menjerit, “Hei! Berhenti! Caden, berhenti ….”Namun, mobil hitam itu sudah melaju kencang. Saat Naomi berlari ke depan pagar, dia pun sudah tidak bisa melihat mobil itu lagi.Naomi sungguh emosi. Apa-apaan ini? Bukannya hanya tanda tangan saja? Padahal Naomi juga tidak menginginkan pembagian harta, kenapa susah sekali?Memangnya Caden ada urusan penting apa? Kenapa dia tidak bisa tanda tangan sejenak sebelum pergi?Kali ini, Naomi benar-benar gusar. Dia hampir saja berhasil untuk mengurus perceraiannya! Namun, sekarang dia malah gagal lagi!Sebenarnya siapa yang sedang menindasnya? Kenapa proses perceraian ini bagai hen
“Berhubung Mama nggak menceritakan masalah ini, berarti Mama nggak ingin kita tahu masalah ini. Jadi, kita tenangkan diri kita dulu. Masih banyak kesempatan untuk balas dendam.”Tangan kecil Hayden dikepal erat.“Aku nggak bisa bersabar! Mama itu orang yang sangat baik. Dia malah ditindas mereka! Dulu Mama nggak punya sandaran. Jadi, dia hanya bisa menerima nasibnya. Sekarang, Mama sudah memiliki kita bertiga. Kita nggak boleh biarin Mama ditindas begitu saja!”“Meski kamu nggak bisa bersabar, kamu juga mesti bersabar! Meski kita meninggalkan Kota Jawhar, kita tetap akan balas dendam Mama. Tapi yang paling penting sekarang adalah si Caden! Tujuan utama Mama kembali ke Kota Jawhar adalah demi bercerai dengan Caden. KIta mesti bantuin Mama agar bisa bercerai!”Jayden merasa ucapan Braden cukup masuk akal. Dia menyeka air matanya, lalu bertanya dengan suara imutnya, “Kenapa dia nggak bersedia untuk bercerai? Apa karena dia suka sama Mama?”“Sudah pasti bukan! Kalau dia suka sama Mama, man
Saat hampir tiba di dermaga, Braden berpikir sejenak, lalu bertanya, “Ayah, setelah kita bertemu Nenek, apa kita akan langsung mengakuinya?”Caden tahu apa yang sedang dipikirkan Braden. Mereka perlu menyelidiki latar belakang Keluarga Howie lagi. Akan lebih bagus jika mereka tidak berterus terang terlebih dahulu. Dengan tidak terbongkarnya identitas mereka, mereka pun akan lebih gampang dalam beraksi.Hanya saja, Caden tidak langsung mengungkapkan pendapatnya, melainkan menoleh untuk melihat Naomi, membiarkan dia membuat keputusan sendiri.Naomi berkata dengan mengerutkan keningnya, “Aku lihat kondisinya dulu.”Satu-satunya hal yang menjadi pertimbangan Naomi adalah masalah kesehatan Maria. Ibunya sudah mencarinya selama bertahun-tahun. Ketika melihatnya, dia pasti akan sangat emosional.Bagi pasien yang memiliki penyakit mental, tidaklah bagus untuk terlalu emosional. Nantinya kondisi mereka malah akan semakin buruk lagi.Caden mengangguk. “Kita lihat sikon saja.”Tidak masalah juga
Amarah Joseph meledak. “Apa kamu lupa semua ajaran Papa dan Mama? Dasar berengsek!”Raut wajah Joshua berubah muram. Dia kelihatan sangat marah.“Kamu memang nggak tahu diri. Intinya, sekarang aku sudah membujukmu, ke depannya kamu jangan menangis untuk minta bantuanku lagi! Aku pasti nggak akan membantumu!” Usai berbicara, Joshua mendengus dingin, lalu berjalan pergi.Anggota Keluarga Howie lainnya juga meninggalkan tempat.“Kalau kamu nggak bisa diajak kompromi, sampai ketemu di rapat umum pemegang saham 3 hari kemudian!”Mereka semua meninggalkan tempat dengan rasa benci dan arogan. Sepertinya mereka semua lupa, siapa yang sudah membesarkan mereka selama beberapa tahun ini? Mereka juga lupa siapa yang merintis Perusahaan Pelayaran Howie. Padahal mereka sudah menikmati hasilnya, sekarang mereka masih merasa tidak puas, ingin meminta lebih banyak keuntungan lagi! Dasar serakah dan berhati dingin! Mereka memang sekelompok orang yang tidak punya hati!Joseph duduk di tempat dengan mengg
“Kalian ini namanya sedang mempertaruhkan masa depan Keluarga Howie dan juga rasa percaya negara! Kalau kalian bertransaksi dengan iblis, kalian pun akan berada di bawah kendali mereka. Kemudian, Perusahaan Pelayaran Howie bukan lagi milik Keluarga Howie! Kalian pasti mengerti, tapi kalian masih saja bersikeras ingin melakukannya!”“Demi keuntungan sendiri, kalian bahkan nggak memedulikan keturunan kalian lagi. Kalian sungguh memalukan!”Senior dan anggota Keluarga Howie lainnya merasa malu ketika mendengar ucapan Joseph. Salah satu dari mereka berkata dengan gusar, “Kamu nggak usah omong kosong sama kami. Hari ini kami mencarimu karena ingin memberimu kesempatan, bukan datang untuk memelasmu! Kalau kamu mendengar apa kata kami, hubungan kita juga nggak akan menjadi tegang. Kamu masih bisa melindungi harga dirimu!”“Kalau kamu masih bersikeras, kamu bukan hanya nggak bisa mempertahankan Perusahaan Pelayaran Howie saja, kamu juga nggak bisa menjaga reputasimu lagi! Bisa jadi kamu juga a
Tatapan Joseph berubah dingin. “Kalian pergi sana.”Joseph tidak mengatakan sepatah kata perhatian terhadap Lisa. Dia bahkan langsung mengusir mereka. Hati Lisa yang mendengar ucapan itu pun terasa lara! Apalagi ketika melihat Joseph melindungi Maria dengan penuh perhatian, dia semakin cemburu lagi!Lisa sungguh merasa kesal. Hanya saja, dia tidak berani melampiaskan amarahnya di hadapan Joseph. Jadi, dia hanya bisa memelototi Maria saja! Setelah meninggalkan gedung utama, Lisa berkata, “Aku nggak ingin melihatnya lagi. Apa kalian masih belum kepikiran cara untuk menghabisinya?”Dokter yang sudah berumur mengerutkan keningnya. “Kami masih bisa menyembunyikan masalah kamu menganiayanya. Kalau dia benar-benar mati, Joseph dan Keluarga Cempaka pasti akan menyelidiki masalah ini. Dia sudah bertahun-tahun dianiaya. Ada banyak luka ditubuhnya. Kalau masalah ini sampai ketahuan, kita semua bakal mati!”Lisa menggertakkan giginya. “Kalau begitu, coba kamu pikirkan sebuah cara yang sempurna! U
Maria berbaring lemah di atas ranjang. Dia memalingkan kepalanya untuk menatap Joseph, kemudian dia langsung merasa emosional. Dia bagai anak kecil yang menatap orang tuanya saja!Hanya saja, Maria bukan mengadu, melainkan menjerit nama putrinya, “Celine, Celine ….”Maria benar-benar sudah kehilangan kewarasannya. Hanya ada putrinya di dalam benaknya. Padahal dia telah ditindas, dia juga tidak mengadu sama sekali! Maria bagai anak kecil saja, gampang percaya dengan omongan orang lain. Dia hanya akan marah ketika ada yang mengatakan ucapan buruk tentang putrinya dan Joseph.Maria menggunakan tangannya yang dibaluti perban menggoyang tangan Joseph dengan perlahan. “Joseph, cari Celine, pergi cari Celine ….”Hati Joseph sungguh terasa sakit! Sebelumnya Joseph memiliki keluarga yang harmonis, istri yang berbudi luhur, dan putri yang imut. Namun, sejak kehilangan putrinya, keluarganya sudah retak.Keberadaan putrinya tidak diketahui. Istrinya menggila hanya bersedia untuk tinggal di Kota H
Kening Caden berkerut. Hatinya terasa sangat sakit. Dia tidak peduli di mana dirinya dan tidak peduli sedang berada di daerah kekuasaan siapa, pokoknya tidak ada yang diperbolehkan untuk membuat Naomi bersedih!Caden tidak memiliki hubungan apa pun dengan Keluarga Howie. Hanya saja, Naomi adalah putri dari Joseph. Itu berarti Caden adalah menantu dari Keluarga Howie!Menantu tergolong setengah anak. Jadi, Caden mesti ikut campur dalam masalah Keluarga Howie! Caden juga tidak peduli dengan apa pun lagi. Prinsip Caden adalah membahagiakan istrinya. Siapa pun yang membuat istrinya senang, itu berarti orang itu berpihak pada dirinya. Sebaliknya, siapa pun yang membuat istrinya sedih adalah musuhnya!…Di Kota Haidi, tiba-tiba Lisa menerima kabar bahwa Joseph sudah pulang dan akan segera tiba di rumah. Dia segera menghentikan aksinya, lalu menatap Maria yang hampir kehilangan kesadarannya karena kesakitan itu. Kemudian, Lisa berkata pada pelayan, “Bawa dia ke kamar! Kalian nggak usah beresk
“Sakit! Huhuhu .... Sakit ....” Maria ingin menarik tangannya, tetapi tidak bisa. Makin dia ingin menarik tangannya, Lisa akan menginjak tangannya dengan makin kuat.“Siapa suruh kamu menggigitku! Tunggu saja! Masih ada yang lebih sakit lagi!”Kemudian, Lisa mengeluarkan jarum yang panjang dan mulai menusuk Maria. Dia menusuk bagian tubuh Maria yang tidak terlihat orang luar. Dia menusuk tangan Maria, lututnya yang berdarah, kesepuluh jarinya, dan celah kuku-kukunya ....Maria merasa sangat kesakitan dan tidak berhenti berteriak. Namun, Lisa menyuruh pembantu untuk menahan lengan Maria supaya dia tidak bisa bergerak. Dia juga menyuruh pembantu untuk menyumpal mulut Maria supaya dia tidak bisa berteriak.Lisa tidak berhenti menusuk tubuh Maria untuk melampiaskan amarahnya. Saat Maria pingsan karena kesakitan, dia membuatnya sadar lagi dan lanjut menyiksanya.Keributan ini tentu saja menarik perhatian anggota Keluarga Howie yang lain. Namun, wanita lainnya sudah terbiasa dengan situasi s
Setelah Maria menjadi gila, Lisa yang mengambil alih posisinya. Jadi, semua pembantu tentu saja mematuhi perintah Lisa. Kedua pembantu ini memang dipekerjakan oleh Joseph, tetapi mereka sudah disuap oleh Lisa. Semua orang yang setia pada Maria sebelumnya sudah mati, cacat, atau diusir Lisa dari rumah ini.Lisa duduk di kursi Maria dengan tampang suram. Dia tidak memedulikan kedua pembantu itu dan hanya melirik ke lantai atas dengan tatapan mematikan. Setelah sesaat, Maria baru berlari turun dan bertanya dengan panik, “Di mana Celine? Apa kalian melihatnya? Ke mana Celine-ku? Kenapa dia nggak ada di rumah?”Para pembantu yang berlutut di lantai tidak menjawab. Sementara itu, Lisa melirik serpihan porselen dari cangkir yang dipecahkannya tadi, lalu mengalihkan pandangannya yang dingin pada Maria.“Aku tahu di mana putrimu. Kemarilah, aku akan kasih tahu kamu.”Mata Maria langsung berbinar. Dia buru-buru berlari ke sisi Lisa dan bertanya, “Kamu tahu? Di mana Celine-ku?”Baru saja Maria
Di kediaman Keluarga Howie.Seorang wanita yang berdandan cantik berjalan ke ruang tamu utama dengan marah. Semua pembantu yang berada di rumah pun merasa ketakutan. Wanita itu teringat sesuatu, lalu mengambil cangkir teh yang ada di sampingnya dan membantingnya ke lantai.“Dasar wanita jalang! Wanita jalang!”Semua pembantu di rumah langsung berlutut dengan ketakutan. Sekujur tubuh mereka juga gemetar hebat. Wanita ini bernama Lisa, juga merupakan istri adik kedua Joseph. Tahun ini, dia sudah berusia 50 tahun. Namun, dia merawat diri dengan baik dan hanya terlihat seperti wanita berusia awal 40 tahun. Lisa pada dasarnya memang mudah cemburu. Namun, Maria Cempaka, ibu kandung Naomi itu malah lebih cantik darinya. Selain itu, Joseph yang sudah diam-diam disukainya selama bertahun-tahun juga menikahi Maria. Hal yang membuat Lisa paling marah adalah, dia dan Maria menjadi menantu Keluarga Howie di waktu yang sama. Namun, di hari pernikahan mereka, ibunya Joseph malah mengumumkan diriny