Keesokan harinya.Pada pukul 5 dini hari, ponsel Caden tiba-tiba berdering dan membangunkannya. Dia mengambil ponsel dari meja samping tempat tidur dengan kening berkerut. Awalnya, dia mengira ada masalah pekerjaan yang mendesak. Setelah melirik layar ponsel, dia baru tahu bahwa yang menelepon ternyata adalah Naomi. Seluruh rasa kantuknya pun seketika sirna.Caden duduk bersandar di kepala tempat tidur, lalu menatap layar ponselnya dengan bingung untuk sesaat. Apa Naomi salah menelepon?Saat Caden merasa bingung, ponselnya pun berhenti berdering, tetapi segera berdering lagi pada detik berikutnya ....Berhubung Naomi menelepon lagi, itu berarti Naomi bukan salah menelepon. Caden pun mengerutkan keningnya dan menjawab telepon. Sebelum dia sempat berbicara, Naomi sudah terlebih dahulu berkata, “Turun dulu.”“Hmm?”“Aku suruh kamu turun dulu. Aku ada di bawah rumahmu.”“Buat apa kamu datang ke rumahku?”“Turun dulu. Jangan sampai ketahuan Rayden.”Caden pun terdiam, lalu turun dari tempat
Apa maksud dari menunjukkan niat baik? Apa bedanya itu dengan merayunya? Apa yang ingin dilakukan wanita itu?Caden yang benaknya dipenuhi berbagai macam pertanyaan kembali ke rumah dan membuka kotak makan itu. Aroma yang lezat langsung menyerbak keluar. Ada 2 macam masakan, telur dadar, 6 buah pangsit, dan seporsi bubur biji-bijian dalam kotak makan itu. Sarapan ini terlihat sangat menyelerakan.Setelah ragu sejenak, Caden pun mencicipinya karena ingin mengetahui apakah makanannya beracun. Setelah yakin makanannya tidak beracun, nafsu makannya malah bertambah. Tanpa terasa, dia pun menghabiskan setengah bagian sarapan itu. Jika tidak berhenti makan tepat waktu, dia mungkin juga akan menghabiskan bagian Rayden.Berhubung waktunya masih belum menunjukkan pukul 6, Caden pun duduk menengadah dan menatap ke langit-langit. Seluruh benaknya dipenuhi oleh Naomi dan apa yang diinginkannya.Tepat pada pukul 6 pagi, Rayden bangun dan keluar dari kamar untuk menggosok gigi. Caden sudah menyiapkan
Perasaan Caden sangat campur aduk. Dia merasa gembira, tetapi juga menyesal. Dia gembira karena Rayden akhirnya tertarik pada hal lain selain ibunya. Berhubung Rayden meminta tambahan makan, itu berarti dia menyukai makanan itu. Sayangnya, Caden tidak dapat memuaskan Rayden.Namun, secara keseluruhan, Rayden yang menyukai masakan Naomi adalah hal bagus. Caden pun buru-buru menyuruh Yahya untuk datang menjaga Rayden dan segera keluar....Di sisi lain, Naomi baru mengantarkan kepergian ketiga putranya. Mereka akan sarapan di TK sehingga sudah mengikuti Tiara keluar dari pagi.Selama membersihkan rumah, Naomi tidak berhenti melirik ponselnya. Dia sangat ingin menelepon Caden dan bertanya apakah Rayden menyukai masakannya. Namun, dia juga khawatir Caden sedang bersama Rayden dan rahasia mereka akan terbongkar jika dia menelepon Caden. Jadi, dia hanya bisa menunggu dengan cemas.“Kring!” Ponsel Naomi tiba-tiba berdering.Begitu memikirkan bahwa itu mungkin adalah telepon dari Caden, Naomi
Naomi diseret kedua pria itu ke dalam bangunan setengah jadi itu. Di dalam, ada beberapa pria lain yang sedang menunggu mereka. Begitu melihat Naomi, para pria itu langsung tersenyum licik dan berkata, “Hehe. Untung kita terima tugas ini! Wanita ini benar-benar cantik! Aku bahkan bersedia membayar untuk menidurinya.”“Dada dan bokongnya penuh banget! Sial! Dia benar-benar sempurna!”“Malik, buka ikatannya. Nggak seru kalau dia nggak bisa gerak. Kalau dia bisa meronta dan berteriak, aku akan lebih bernafsu.”Naomi langsung ketakutan. Dia tidak mengenal orang-orang ini, tetapi mereka jelas berniat jahat. Begitu dibebaskan, dia langsung menendang preman bernama Malik itu dan berlari keluar. Namun, sebelum berlari jauh, ada orang yang sudah menjambak rambutnya. Dia diseret ke sisi tangki air dan dilempar masuk ke tangki air itu.“Sialan! Beraninya kamu memukulku. Kamu mungkin nggak akan takut kalau nggak dikasih pelajaran dulu!”“Umph! Umph!”Air dalam tangki sangat dingin. Naomi merasa s
Melihat ekspresi terkejut Naomi, Susan mengira Naomi takut. Dia pun mengulangi ucapannya dengan angkuh, “Caden Pangestu!”Naomi menatap Susan dengan terkejut untuk sesaat, lalu bertanya, “Apa hubunganmu dengan Caden?”“Apa hubungannya itu denganmu? Intinya, hubungan kami lebih dekat daripada hubunganmu dengannya.”Naomi tidak membantah kata-kata itu. Dia bertanya, “Caden yang menyuruhmu mencelakaiku?”Susan mengerutkan keningnya, tetapi tidak berani langsung mengakuinya. Sebab, orang yang mencarinya bukanlah Caden ....“Kamu nggak usah tahu begitu banyak. Intinya, nggak akan ada yang bisa menyelamatkanmu hari ini! Ini adalah akibat dari menyinggungku!” Seusai berbicara, Susan menatap sekelompok preman itu dan berkata, “Kalian sudah boleh mulai. Selama nggak timbulkan korban jiwa, aku bisa menjamin keselamatan kalian. Oh iya, jangan lupa rekam tampangnya dengan jelas. Kalau suatu hari video itu perlu dirilis, orang-orang juga bisa ikut menikmatinya.”Para preman itu tertawa dan menjawa
Naomi yang seluruh tubuhnya gemetar hebat berseru, “Kamu akan dapat balasan! Cepat atau lambat, kamu akan dapat balasan!”Caden memelototi Naomi dengan ekspresi yang sangat suram. Dia jelas-jelas sudah menyelamatkan Naomi, tetapi Naomi malah menampar, memaki, dan mengutuknya. Selain itu, ini sudah yang kedua kalinya Naomi menamparnya.Memangnya Naomi berhak menamparnya dengan sesuka hatinya? Dari mana datangnya nyali Naomi?Caden mengira Naomi masih berada dalam keadan syok. Dia pun menahan amarahnya dan berkata, “Jangan nggak tahu diuntung! Aku datang untuk menyelamatkanmu!”“Menyelamatkanku? Cih! Kamu menyelamatkanku?” Naomi menangis sambil tertawa dan terlihat bagaikan orang tidak waras. Dia berseru, “Siapa yang memintamu untuk menyelamatkanku? Aku nggak butuh bantuanmu! Gara-gara kamu, kehidupanku baru menjadi begitu kacau. Kamu mau menyelamatkanku? Apa kamu kira aku akan berterima kasih padamu karena kamu menyelamatkanku?”“Kamu ....”“Kamu nggak akan bisa bayar utangmu padaku me
Robbin dan Steven merasa sangat bingung karena reaksi Naomi sudah terlalu aneh. Setelah seorang pria menyelamatkan wanita, biasanya wanita itu pasti akan merasa sangat berterima kasih pada sang pria. Namun, Caden yang telah menyelamatkan Naomi malah dimaki oleh Naomi.Robbin pun bertanya, “Caden, apa sebenarnya yang sudah kamu lakukan terhadap Bu Naomi? Kenapa dia langsung begitu marah begitu melihatmu?”Caden sangat kesal, tetapi juga tidak berdaya. Dia merasa Naomi seharusnya sedang melampiaskan seluruh amarahnya terhadap para pria yang hendak melecehkannya itu pada dirinya.“Aku nggak melakukan apa-apa! Bukan, aku memang salah karena sudah ikut campur dalam hal ini dan menyelamatkannya! Benar! Sialan! Aku benar-benar bodoh!”(Cepat sebarkan! Pak Presdir kita sudah marah hingga mengumpat!)Robbin bertanya dengan bingung, “Kalau kamu yang menyelamatkannya, kenapa dia punya rasa permusuhan yang begitu besar terhadapmu?”“Mana kutahu?” seru Caden.Robbin terdiam sejenak, lalu berkata,
Saat Naomi masih merencanakan perceraiannya, Caden telah tiba di kediaman Keluarga Senjaya. Dia sudah mengetahui bahwa Jessica yang sengaja menghasut Susan untuk mencelakai Naomi. Ternyata, saat terjadi sesuatu pada Brian, ada orang yang mengancam Brian untuk menjauhi Naomi. Orang itu juga mengatakan jika Brian masih berani mengganggu Naomi, dia akan langsung membunuh Brian. Setelah mengetahui hal ini, Jessica sangat marah. Ditambah dengan curiga bahwa Naomi merayu Caden, dia pun hendak memberi pelajaran pada Naomi melalui Susan.Susan mencelakai Naomi karena Dylan, sedangkan Jessica mencelakai Naomi karena Caden. Berhubung Jessica itu dalang di balik insiden kali ini, Caden juga punya andil. Jadi, dia memang pantas ditampar dan dimaki oleh Naomi.Selain itu, Caden juga marah karena Jessica masih belum jera. Dia pernah memberi tahu Jessica untuk tidak mengganggu Naomi, tetapi dia malah menganggap peringatannya seperti angin lalu.Di kediaman Keluarga Senjaya.Jazli Senjaya, ayahnya J
Leon melangkah maju dengan garang. Alhasil ....Sebelum Leon sempat mendekati Caden, Caden sudah menendangnya hingga dia terpental sangat jauh. Setelah berkelahi secara langsung, Leon baru menyadari seberapa besar perbedaannya dengan Caden.Gerakan Caden sangat lincah, juga bertenaga dan tepat sasaran. Jangankan memukul Caden, Leon bahkan tidak sempat menghindari serangan Caden. Setelah meninju wajah Leon beberapa kali, Caden menendang lututnya sehingga Leon langsung jatuh berlutut di lantai. Kemudian, Caden yang berekspresi dingin berdiri di belakang Leon dan membidik tepat pergelangan kakinya sebelum menginjaknya dengan kuat.Seiring dengan suara tulang patah yang nyaring, Leon pun berteriak kesakitan, “Ah!”Namun, Caden masih belum mengampuni Leon. Dia menendang tulang rusuk Leon sehingga Leon terpental sangat jauh. Tulang rusuk Leon pun patah akibat tendangan itu.Caden berjalan mendekati Leon dengan ekspresi suram. Kali ini, tidak ada lagi kearoganan dan ejekan dalam mata Leon sa
Leon berseru dengan marah, “Aku orang picik, sedangkan dia pria sejati? Kalau dia itu pria sejati, dia nggak akan bilang mencintaimu, tapi malah bawa kamu datang untuk meneliti virus baru dan obat penawarnya!”“Kamu tahu seberapa berbahaya virus ini? Begitu nggak hati-hati, kamu akan langsung terinfeksi! Setelah terinfeksi, kamu akan sangat menderita! Ini nggak ada bedanya dengan mau celakai kamu, juga nggak peduli sama hidup dan matimu!”Begitu mendengar ucapan Leon, Naomi makin murka dan menyahut sambil menggertakkan gigi, “Caden nggak membujukku untuk meneliti virus ini! Aku sendiri yang mau melakukannya! Dia setuju aku datang kemari bukan karena nggak peduli sama hidup dan matiku, tapi karena tahu dia nggak akan bisa menghentikanku!”“Sebaliknya kamu. Kamu juga tahu seberapa berbahaya virus ini? Kamu tahu betapa menderitanya orang yang terinfeksi virus ini? Tapi, kamu malah mau gunakan virus ini untuk celakai orang? Kenapa kamu bisa sekejam itu!”Leon berseru, “Ini semua demi kamu!
Leon awalnya mengira Naomi tidak akan peduli padanya dalam waktu dekat. Jadi, saat melihat Naomi berjalan mendekatinya, dia merasa sangat gembira. Setelah berjarak dekat dengan Naomi, dia menyapa, “Naomi.”“Plak!” Begitu mendengar sahutan Leon, Naomi langsung menamparnya. Kepala Leon terkulai ke samping akibat tamparan itu. Di pipinya, terlihat bekas telapak tangan yang sangat jelas.Leon menoleh ke arah Naomi dan menatapnya dengan perasaan campur aduk. “Naomi ....”Naomi menggertakkan gigi dan berseru dengan tubuh gemetar, “Aku bukan cuma salah menilaimu, juga terlalu meremehkanmu. Leon, kamu benar-benar hebat! Kamu sudah sepenuhnya mengubah pengertianku terhadap sampah masyarakat!”“Aku pernah ketemu banyak sampah masyarakat, tapi nggak pernah ketemu sama yang separah kamu! Selain mau celakai Camila, Paman Herbert, dan Keluarga Nandara, kamu juga berniat untuk celakai rakyat jelata? Leon, kamu benar-benar nggak layak jadi manusia!”Leon yang ditampar tidak sedih, malah berkata dengan
Setelah menerima data-data yang bersangkutan dengan virus itu, Naomi pun memusatkan semua perhatiannya pada hal ini hingga lupa makan dan tidur. Meskipun sudah membaca sampai jam 3 dini hari, dia masih menolak untuk tidur. Jika bukan karena dipaksa Caden, dia mungkin akan bergadang.Setelah tidur tidak sampai 4 jam, Naomi bangun pagi-pagi keesokan harinya dan lanjut meneliti hal ini seharian. Saat menjelang malam, dia tiba-tiba berkata, “Aku mau pergi ke rumah sakit.”Melihat ekspresi Naomi yang serius, Caden bertanya, “Nggak bisa ditunda?”“Nggak bisa! Aku harus pergi sekarang!”Caden tahu tidak ada gunanya dia menghentikan Naomi. Jadi, dia pun menemani Naomi. Joseph dan anak-anak tahu Naomi sedang menyibukkan hal serius. Mereka menyuruhnya untuk bekerja dengan tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan urusan rumah.Selama perjalanan, Naomi tidak berhenti mengerutkan keningnya. Caden menggenggam tangannya dan berkata, “Yang penting kamu sudah berusaha yang terbaik. Untuk sisanya, kita se
Caden pulang di malam hari. Begitu dia mendekati Naomi, Naomi langsung berkata, “Kamu sudah merokok, juga pergi ke rumah sakit. Ada apa? Apa ada masalah?”Indera penciuman Naomi sangat sensitif, terutama dalam mencium bau obat dan rokok. Caden pun tertegun setelah mendengar ucapan Naomi.Naomi lanjut berkata, “Jujurlah padaku. Kalau kamu menutupinya dariku, aku akan makin khawatir.”Caden akhirnya menjawab jujur, “Aku pergi ke rumah sakit untuk ketemu Robbin.”“Karena masalah obat penawar?”“Emm.”“Ada apa dengan obat penawarnya? Hari ini, Camila juga meneleponku untuk tanya masalah obat penawar dan virus itu. Leon sudah menghubunginya.”Caden bertanya dengan kening berkerut, “Apa yang dikatakan Leon?”“Dia masih mau pakai Paman Herbert buat ancam Camila supaya bisa rebut harta Keluarga Nandara. Dia bilang cuma dia yang bisa tolong Paman Herbert.”“Suruh Camila abaikan dia.”“Emm. Apa yang kamu dan Robbin gusarkan? Bukannya Paman Herbert nggak terinfeksi virus?”Naomi tidak mengetahui
Seusai sarapan, Caden tiba-tiba menerima telepon dari Robbin. Keadaan putra haram Zaskia sudah bertambah parah dan nyawanya juga terancam. Ini adalah kabar buruk. Jika virus ini bukan hanya membuat orang sakit, tetapi juga bisa merenggut nyawa, itu berarti masalahnya jauh lebih serius dari yang diperkirakan mereka.Caden mengernyit dan menyimpan kembali ponselnya. Kemudian, dia berpesan pada Naomi, “Kamu istirahat saja yang baik di rumah. Kalau ada apa-apa, telepon aku. Aku mau keluar dulu.”Naomi yang menyadari keanehan caden bertanya, “Ada masalah apa?”“Masalah kerja. Kamu nggak usah khawatir soal aku maupun Ayah. Aku akan tangani semuanya. Kamu cuma perlu istirahat yang tenang.”Seusai berbicara, Caden mengecup dahi Naomi dan menyelimutinya sebelum berjalan keluar. Setelah turun ke lantai bawah, dia menanyakan rencana Joseph untuk hari ini. Joseph khawatir mereka akan mengganggu istirahat Naomi. Jadi, dia ingin membawa Maria dan anak-anak jalan-jalan. Caden langsung mengaturkan or
“Dia mau buka studio yang khusus menangani anak-anak dengan gangguan psikologis,” jawab Caden.Joseph bertanya dengan heran, “Dia kan bukan belajar psikologi waktu kuliah. Kenapa dia bisa berpikir untuk kerja di bidang itu?”“Dia pernah hidup di daerah pegunungan selama beberapa tahun dan belajar ilmu medis waktu senggang. Sekarang, dia sangat tertarik dalam bidang ini.”Begitu mengungkit tentang kehidupan Naomi di gunung, Joseph menyahut dengan bersemangat, “Aku baru mau tanya sama kamu. Waktu Celine kena masalah sebelumnya, dengar-dengar ada yang menolongnya, lalu bawa dia dan anak-anak hidup di gunung selama 5 tahun. Kamu tahu siapa yang menolongnya?”“Nggak tahu.”Joseph bertanya dengan terkejut, “Bahkan kamu juga nggak tahu?”“Emm. Naomi bilang, sebelum turun gunung, dia sudah pernah janji pada penyelamatnya untuk nggak cerita soal kehidupan mereka selama di gunung atau ungkapkan informasi tentang penyelamatnya.”Joseph merasa makin terkejut. “Hal ini perlu dirahasiakan sampai seg
Sebelum masuk ke kamar mandi, Naomi berusaha untuk mencari kembali sedikit akal sehatnya. Dia memperingati Caden, “Cu ... cuma boleh sekali, ya!”Caden menarik napas berat dan buru-buru menyetujuinya. “Oke!”Malam ini, Naomi dan Caden melewati malam penuh gairah. Sesuai dugaan, Caden sudah berjanji hanya akan melakukannya sekali, tetapi akhirnya malah melakukannya berulang kali.Keesokan harinya, Naomi pun merasa sangat lemas. Dia berusaha untuk turun dari tempat tidur beberapa kali, tetapi malah gagal. Kedua kakinya sangat lemas hingga tidak sanggup menahan berat tubuhnya, sedangkan tubuhnya juga terasa sangat berat seperti ditimpa oleh batu yang besar.Naomi sama sekali tidak bisa turun dari tempat tidur. Begitu berdiri, kakinya langsung gemetar. Dia pun memelototi pria yang tidur di sampingnya dan mengumpat, “Caden! Dasar bajingan!”Caden tahu dirinya yang tidak dapat mengendalikan diri dan sudah menyiksa Naomi semalaman. Dia pun tidak berani melawan karena khawatir istrinya marah d
Naomi langsung merinding, lalu hendak mendorong Caden. “Siapa yang mau mandi bareng kamu!”“Aku sudah mabuk, nggak bisa mandi sendiri, cuma bisa mandi bareng kamu.”Naomi tahu apa yang ingin dilakukan Caden. Dia pun membalas dengan malu, “Kalau nggak bisa mandi, kamu nggak usah mandi malam ini!”“Nggak bisa, kotor!”“Aku nggak merasa kamu kotor. Cepat pergi tidur sana!”Naomi hendak mendorong Caden, tetapi Caden malah berjalan mendekat dan menekan tubuh Naomi ke arah pintu. Tubuh mereka menempel dengan erat tanpa ada sedikit celah pun.Meskipun terhalang pakaian, Naomi bisa merasakan detak jantung Caden yang kuat dan seluruh tubuhnya yang panas. Jantung Naomi pun secara refleks berdetak makin kencang dan napasnya mulai memburu. Suasana di dalam kamar langsung berubah dan terasa sangat intim. Naomi diam-diam menelan ludah, lalu mengancam dengan suara rendah, “Caden! Cepat minggir! Kalau nggak, aku akan mulai maki orang, lho!”Naomi menolak permintaan Caden karena memiliki alasan kuat.