Share

Bab 233. Masih seperti bermimpi

Dua insan itu terus saling memeluk erat, isak tangis mereka beradu. Sementara itu, dua insan lainnya tak beranjak dari tempat mereka, menyaksikan adegan haru tersebut. Fic tak henti-hentinya menciumi kepala Ellena yang tertunduk, sementara Ellena semakin mengeratkan pelukannya pada Fic.

Ranti menyenggol pelan pinggang Ilham, "Ayo, ajak mereka masuk dulu, Mas. Udah gelap nih."

Ilham mengangguk, lalu berjalan mendekati Fic sambil berkata, "Bro, jangan lepaskan pelukanmu! Tapi inget, peluk Nona Ellena sampai tulangmu ngilu di dalam rumah aja, ya. Hehe!" seru Ilham sambil tertawa kecil. Fic menoleh dan tersenyum miring, lantas dengan lembut menarik wajah Ellena untuk beranjak masuk.

Fic mengusap wajah Ellena berulang kali sambil menahan isak tangis. "Kita masuk, ya?" Fic menggandeng pundak Ellena yang mengangguk pelan, lalu berjalan mengikuti Ilham dan Ranti yang sudah mendahului mereka.

"Bawa Nona ke kamar saja, Mas Fic. Biarkan dia beristirahat dulu. Perjalanan kemari cukup jauh, pasti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status