Home / Romansa / Allium Sativum / » Gosip dan Miska «

Share

» Gosip dan Miska «

Author: Fini Cute
last update Last Updated: 2021-09-02 15:39:41

—[Allium Sativum POV]—

"Cie ... Calon Pengantin, kusut amat tuh wajah kayak taplak meja belum disetrika."

Gue langsung melotot mendengar ucapan Leo. Baru sampai ke kantin udah kena ejekan aja gue.

"Tega lu, Sob. Nggak kasih tau kita kalau pacaran sama pemain sinetron Janji Hati, gue suka banget itu sinetron padahal." Kini Abiyan yang memberi komentar.

Gue menghembuskan napas. Berita tentang pernikahan gue sudah beredar ke mana-mana, padahal gue aja nggak kenal sama sosok manusia yang ngaku-ngaku jadi calon istri gue itu.

"Bagaimana perasaan Anda setelah berita ini viral?" tanya Abiyan sambil menodongkan botol minuman ke arah mulut gueseolah dia adalah wartawan.

"Sudah berapa lama Anda melakukan backstreet?" Leo melakukan hal yang sama seperti Abiyan.

Lalu mereka tertawa seolah kehidupan gue lucu. Memang laknat sekali teman-teman gue ini.

"Bacot, ya, kalian!" sambar gue.

Abiyan dan Leo malah semakin tertawa keras. Padahal gue yakin kalau gue nggak lagi ngelawak.

"Mas Alli galak, Dede Abiyan jadi takut." Abiyan meledek.

"Calon pengantin nggak boleh marah-marah. Pamali. Nanti istrinya diambil Abiyan." Leo menyenggol lengan Abiyan.

"Nah bener, lagian gue joms kok. Dengan senang hati mau menerima Mbak Miska," kata Abiyan.

Gue nggak peduli dengan ocehan Abiyan dan Leo, gue berusaha tetep menikmati makanan yang ada di depan gue. 

"Eh ... lalu gimana sama Nadia? Bukannya lo cinta semati-matinya sama sahabat lo itu?" tanya Abiyan.

Seketika gue menghentikan kunyahan makanan yang ada di mulut. Lagi-lagi gue mengingat Nadia.

"Wah, ini rumit. Cinta segitiga ternyata," ucap Leo.

"Salah. Bukan segitiga, tapi kotak. Karena si Miska ini suka sama gue, tapi gue suka sama Nadia, dan si Nadia malah jadian sama Haikal." Gue meminum teh manis yang ada di sebelah gue.

"Di mana kotaknya? Itu sih belum kotak, kecuali kalau si Haikal sukanya sama Miska. Baru deh itu kotak, iya 'kan, Le?" Abiyan menyenggol lengan Leo.

"Eh? Apa?" tanya Leo tidak fokus.

"Lo ngapain siang-siang gini nglamun, Yo?" Gue sengaja mengubah topik biar mereka berhenti membahas gue. "Masalah Rena lagi?"

Leo mengangguk.

"Rena minta gue cari selir yang bisa ngasih keturuanan, menurut kalian gue harus gimana?"

"Rena ngomong gitu mungkin karena dia masih shock aja pasca kehilangan bayinya. Gue yakin, setelah emosi dia bisa terkontrol lagi, dia bakal lupain masalah ini." Abiyan menepuk-nepuk bahu Leo, tumben otak Abiyan dipakai kali ini. Biasanya Abiyan kalau ngomong bikin orang ingin mengumpat.

"Gue cinta banget sama Rena, gue nggak butuh apa-apa lagi. Gue cuma butuh Rena ada di samping gue."

"Kita tau, Yo." Gue menyerahkan sebotol air untuk Leo.

Kisah hidup gue nggak serumit Leo. Tapi memang benar, Tuhan sudah merencanakan garis takdir manusia masing-masing. Semua punya porsi dan masalah kehidupannya pun berbeda-beda.

"Kalau gue yang ada di posisi lo, Yo. Gue sih bakal bersyukur Alhamdulillah kalau perlu gue sekalian sujud deh punya dua istri. Senangnya dalam hati kalau beristri dua seperti dunia gue yang punya." Gue menginjak kaki Abiyan keras. Dia selalu bercanda di saat yang tidak tepat.

Gue mengambil ponsel lalu mencari nomor Miska. Ya, dengan sangat terpaksa gue menyimpan nomor wanita yang sudah membuat dunia gue berantakan dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam. Gue harus bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat.

Allium : Bisa kita bertemu.

Allium : Ini aku Alli

"Dokter! Ada pasien yang akan melahirkan mengalami pendarahan hebat, kami sudah tidak sanggup menangani lagi." Abiyan dengan tergesa-gesa langsung bangkit dari tempat duduk dan berlari diikuti oleh suster yang tadi memanggilnya.

Abiyan memang memiliki selera humor tapi dia selalu serius ketika menangani pasien. Gue dan Leo masih menikmati makanan.

"Lo serius bakal nikah sama Miska?" tanya Leo.

Gue hanya mengendikkan bahu. Sama sekali belum tau kenapa wanita itu memilih gue jadi calon suami. Ya, kalau gue kenal sama wanita ini, tidak masalah.

Tapi gue sama sekali tidak kenal manusia ini dari makluk yang berada di belahan bumi mana, atau jangan-jangan dia berasal dari planet lain mengaku sebagai manusia padahal dia adalah alien.

Otak gue sudah tidak waras.

Gue mengambil ponsel ketika ada empat getaran.

Miska : Oke

Miska : Hari ini

Miska : Jam 3 sore

Miska : Di lokasi shooting, aku akan sharelock

"Siapa? Calon Istri?" Gue tidak tau apa Leo sedang bertanya atau meledek karena dia tertawa keras sekali.

"Ya, Calon Istri gue." Setelah gue mengatakan itu, Leo semakin terbahak-bahak.

Durhaka sekali.

***

Gue sudah menghabiskan sebotol air mineral dingin tapi cewek yang sedang gue tunggu belum selesai melakukan adegan shootingnya. Entah berapa kali gue mengembuskan napas lelah. Kalau tau gini, gue lebih milih nungguin dia di kafe daripada di lokasi shooting begini.

"Cut!"

Akhirnya setelah nunggu hampir tiga jam, cewek dengan pakaian casual berwarna coklat muda itu berjalan pelan menuju ke tempat duduk di depan gue. 

"Hai Om Alli, kangen ya sama aku." Ucapan pertama yang terucap dari mulut Miska bikin gue cengo. Bukannya minta maaf karena bikin gue nunggu berjam-jam, malah ngira gue kangen. Edan.

"Siapa juga yang kangen. Nggak usah kepedean kamu. Aku ke sini mau ngomongin hal serius sama kamu."

"Hal serius? Oh ... Om mau nglamar aku?"

Gue kali ini bener-bener mengetok kepalanya pakai botol air mineral kosong yang sejak tadi gue pegang. Sumpah, gue udah nggak bisa sabar ngadepin dia.

"Ih sakit, Om. Belum nikah udah KDRT aja." Miska mengusap-usap kepalanya dengan tangan. "Jadi, Om mau ngomong apa?"

"Dari sekian banyak orang yang kamu kenal, kenapa kamu lebih milih mau nikah sama aku yang sama sekali nggak kamu kenal? Apa karena kamu nggak laku?" pertanyaan gue terlontar begitu aja.

"Enak aja nggak laku!" protesnya. "Jadi gini, Om Alli. Sebenernya banyak aktor-aktor tampan yang ngejar-ngejar aku. Secara, Om tau sendiri kalau aku itu masih muda, karirnya lagi bagus, cantik, seksi, imut, lucu, dan menggemaskan. Tapi mereka bukan tipe aku."

"Jadi aku ini tipe kamu?"

Dia tampak berpikir sejenak.

"30% Om itu tipe aku," jawabnya kurang ajar.

Masa penampilan gue yang udah sempurna gini cuma 30% dari tipe dia. Emang bener-bener ngajak ribut ini cewek, jadi pengin bedah otaknya.

"Lagian aku milih Om itu secara acak. Sebenernya, aku emang pengin punya suami dokter makanya aku bilang ke media kalau calon suami aku itu kerja di rumah sakit Pelita Jingga Medika. Pas aku lagi wawancara, aku berdoa dalam hati, 'Siapapun dokter tampan yang keluar dari pintu, berarti jodoh aku' Kebetulan yang keluar itu Om, berarti Om jodoh aku."

Gila. Random sekali. Nggak masuk di otak gue, sumpah. Ini cewek harus ke psikiater kayaknya. Tapi secara nggak langsung berarti dia mengakui kalau gue ganteng dong.

"Berarti gue dokter tampan?"

"Nggak juga sih, wajah Om standard. Ya ... Seenggaknya nggak malu-maluin kalau diajak ke kawinan mantan."

Makin kurang ajar nih bocah.

"Minggu depan mantan aku nikah. Nanti aku ke sana bareng Om Alli. Mau, ya?"

"Oh ... aku paham. Kamu sebenernya pengin cepet-cepet nikah karena nggak mau kalah dari mantan kamu, 'kan? Kamu mau nunjukin kalau kamu udah move-on dari dia. Iya, 'kan? Udah ketebak."

"Om tau aja. Aku jadi malu." Miska mulai senyum-senyum menjijikan.

Sebenarnya kalau gue nantinya nikah sama anak ini, mungkin gue juga nggak terlalu dirugikan. Malah kita berdua saling diuntungkan. Yang pertama gue bisa mulai menghindari Nadia karena dia sudah punya pacar, kedua gue punya istri seperti yang diinginkan orang tua gue, dan ketiga Ucup dan Nia bisa nikah setelah itu.

"Oke, aku mau nikah sama kamu."

"Eh ... beneran, Om? Oke aku bakal jadi ibu yang baik buat anak Om nanti. Tenang aja, Om, aku ini penyayang anak kecil, kok."

Gue yakin kalau cewek ini masih beranggapan kalau gue emang punya anak. Ya sudahlah, lagipula cepat atau lambat dia juga bakal sadar kalau gue ini masih ting-ting.

"Om, besok ajak aku kenalan sama orangtua Om, dong. Biar deket." Miska mengedip-ngedipkan matanya bikin gue pengin nyentil bola matanya.

Makin ngelunjak nih anak lama-lama.

"Boleh ya, Om?"

Mau nggak mau gue akhirnya ngangguk juga. Nggak tau kenapa gue lemah banget sama cewek.

Gue menatap jam pada pergelangan tangan kiri gue, jam pemberian Nadia tahun lalu. Nggak-nggak-nggak gue harus lupain Nadia. Harus.

Tanpa basa-basi gue pamit ke Miska untuk kembali ke rumah sakit. Sebenernya gue tidak ada jadwal operasi malam ini tapi gue harus jaga malam, siapa tau ada kecelakaan mendadak yang membutuhkan dokter bedah untuk mengatasinya.

"Om Alli. Makasih, ya."

Gue cuma mengangguk lalu masuk ke dalam mobil. Sepertinya gue harus mulai terbiasa dengan berbagai macam kamera di depan gue. Karena punya calon istri seorang aktris ternama itu melelahkan.

Calon istri?

Tapi sebenernya yang gue pengin itu Nadia.

Ya ... sudahlah.

Kalau jodoh pasti dipertemukan

Kalau bukan jodoh bakal Tuhan gantikan.

—Bersambung—

Related chapters

  • Allium Sativum   » Getaran dan Rasa «

    —[Allium Sativum POV]— Hari ini gue shift malam, jadi gue bisa nyantai dulu di rumah sambil nonton tv. Gue melirik ke arah Nia dan Ucup yang sedang bermain dengan Shila—keponakan Ucup. Gue mematikan tv karena acara gosip yang dibahas masih tentang gue dan cewek gila bernama Miska, bisa-bisanya berita itu bisa trending di mana-mana. "Minum dulu, Bang." Bunda memberikan segelas es jeruk buat gue. Bunda gue memang yang terbaik, padahal gue udah gede tapi selalu memperlakukan gue seperti anak masih kecil. "Makasih, Bund." Bunda lalu duduk di samping gue sembari memijit-mijit bahu gue dengan pelan."Gimana kerjaan Abang?" "Besok ada jadwal operasi, Bund. Do'ain aja semoga lancar." Bunda mengamiinkan sambil menganggukkan kepala, masih memijit bahu gue dengan telaten. "Bang Alli! Bang Alli!" Ucup teriak kencang sampai membuat indera pendengaran gue bisa pecah. "Dicariin sama kakak ipar," kata Ucup set

    Last Updated : 2021-09-21
  • Allium Sativum   » Demi Kebaikan «

    —[Allium Sativum POV]—Pukul tiga sore gue masih berada di balkon sambil menatap beberapa pepohonan yang menjulang tinggi. Entah kenapa gue suka sekali melihat pohon atau rerumputan berwarna hijau sejak dulu. Mungkin karena sudah kebiasaan atau memang ada faktor lain. Gue sendiri tidak tau.Dua jam lagi gue harus kembali ke rumah sakit, ada jadwal operasi nanti malam dan gue harus benar-benar fokus.Menjadi dokter spesialis adalah suatu cita-cita gue dari sekolah dulu selain pekerjaan yang mulia, seorang dokter spesialis juga bisa dibilang mempunyai pendapatan yang lumayan tinggi antara dua puluh juta sampai empat puluh lima juta meskipun sebenarnya banyak resiko yang harus ditangani.Jika ingin menjadi dokter, pendidikan yang harus dijalani pun sangat lama, bisa dari empat sampai enam tahun. Itu pun harus siap menjadi dokter umun terlebih dahulu sebelum menjadi dokter spesialis.Namun sayangnya, menjadi dokter spesialis bukan hal

    Last Updated : 2021-09-22
  • Allium Sativum   » Dosakah Aku? «

    —[Allium Sativum POV]—Sekarang gue sudah berada di rumah sakit bersama beberapa tim medis untuk melakukan operasi toraks. Seperti yang kita tau jika operasi toraks akan membutuhkan keahlian dari banyak dokter bedah, termasuk dokter bedah kardiotoraks, dokter spesialis penyakit jantung bawaan, dokter toraks umum, dan dokter bedah kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) seperti gue.Operasi toraks dapat menangani berbagai penyakit, seperti kanker paru-paru, tumor dan pertumbuhan jaringan lunak di paru-paru, kanker kerongkongan, akalasia, kesulitan menelan dan sebagainya, penyempitan dan tumor pada kerongkongan, refluks gastroesfagus, mesotelioma, infeksi dan keluarnya cairan dari paru-paru, tumor di dinding dada, hiperhidrosis, dan lain-lain. Dokter bedah toraks juga dapat melakukan transplantasi paru-paru (terutama bagi pasien yang menderita penyakit paru-paru stadium akhir), reseksi trakea, dan menghilangkan penyumbatan di jantung dan pem

    Last Updated : 2021-09-24
  • Allium Sativum   » Miska Wanita Merepotkan «

    —[Allium Sativum POV]—"Om, kalau kita nikah apa Om mau cepet-cepet punya anak?"Pertanyaan dari Miska benar-benar langsung membuat gue menyemburkan kopi yang tadi ada di mulut. Lantai mobil Miska pun basah, gue nggak peduli kalau nanti ada semut yang datang."Pelan-pelan, Om." Miska mengusap bibir gue dengan telapak tangannya bukan dengan tisu, apa dia nggak jijik."Basah." Tunjuk gue ke lantai mobil."Tidak apa-apa, besok aku beli lagi," jawab Miska."Karpetnya mau beli lagi?" tanya gue.Miska menggelengkan kepalanya."Bukan karpetnya yang beli lagi, tapi mobilnya." Miska meringis, memarken giginya.Jujur, gue baru nemu wanita sombong seperti Miska. Ya, walaupun sebenarnya Miska ini anak yang baik. Tapi, tetap saja gue belum bisa jatuh cinta pada wanita ini."Jadi, Om pengin langsung pengin punya anak dari aku?"Sumpah, gue kira Miska bakalan lupa sama pertanyaan ini. Gue bahkan belum tau mau ja

    Last Updated : 2021-09-25
  • Allium Sativum   » Uang Seratus Juta «

    —[Allium Sativum POV]—Cafetaria Thomix salah satu tempat favorit gue dan Nadia untuk sekedar ngobrol atau makan siang bersama. Untuk menu makanannya memang selera gue dan Nadia. Dan gue nggak tau kenapa tiba-tiba Nadia ingin bertemu di cafe. Mungkinkah Nadia mau bilang kalau dia mencintai gue? Tentu saja itu hanya ekspektasi gue yang terlalu tinggi karena realitanya nggak mungkin Nadia mau ngomong itu.Sekitar lima belas menit gue nunggu Nadia, akhirnya wanita yang udah lama nggak gue temui itu datang sambil membawa tas berwarna biru muda, itu adalah tas yang gue belikan dua tahun lalu dan Nadia masih mau memakainya. Kepercayaan diri gue meningkat.Begitu melihat gue, Nadia langsung tersenyum manis ke arah gue. Sumpah, gue kangen banget sama wanita ini. Nggak ngerti lagi deh kalau Nadia nikah sama laki-laki lain, hati gue masih nggak ikhlas rasanya."Lama, ya? Selama enam tahun aku kenal sama kamu, selama enam tahun juga aku yang selalu telat

    Last Updated : 2021-09-27
  • Allium Sativum   » Kalah Berdebat «

    —[Allium Sativum POV]—"Tidak bisa, Dokter Alli." Untuk kesekian kalinya Dokter Tasya menggelengkan kepalanya tegas. "Meskipun Dokter Alli adalah dokter kepala tim, tapi untuk jadwal operasi memang tidak bisa kami ajukan atau mundurkan lagi.""Tolonglah, Dok. Tanggal empat saya ada keperluan." Gue masih memohon penuh harap kepada Dokter Tasya.Lagi-lagi Dokter Tasya menggelengkan kepala."Begini, Dok. Di tanggal dua kita juga ada jadwal operasi dan membutuhkan waktu sekitar sepuluh jam. Kita tidak mungkin melakukan dua operasi pada saat itu. Lalu kalau kita undur ke tanggal enam, apa kata keluarga pasien yang sudah menunggu jadwal operasi. Kita bisa dianggap tidak profesional." Dokter Tasya menunjuk tanggal pada kalender.Gue baru sadar jika dua minggu ini sangat banyak jadwal operasi, kenapa gue malah mengiyakan ajakan Miska kemarin. Tau begini, gue bakal menolak mentah-mentah. Ya, lihat sendiri, sekarang gue merasa pusing dengan jadwal

    Last Updated : 2021-09-28
  • Allium Sativum   » Prolog «

    *Happy Reading*Aku kira kamu adalah tempatku pulang yang kusebut rumah, berupa ruang dan wujud nyata seseorang.Aku kira kamu akan menjadikanku satu-satunya ratu di hatimu dan memberikanku kenyaman yang selalu kau jaga.Aku kira kamu akan menyadarkanku dari gelisahnya segala keraguan di dalam hati, jiwa dan raga.Aku kira kamu menjadi tempatku berlindung dari riuhnya dunia dan menjadikanku percaya bahwa denganmu hidupku akan baik-baik saja.Ternyata ....Ketika aku memberimu bahagia, namun kau memberiku luka.Ketika aku memberimu cinta, namun kau memberiku duka.Aku mencoba baik-baik saja dengan kepalsuan yang terucap kata dan membiarkan pilu hadir dalam jiwa.Mengabaikan resah bersama gelisah lalu mengubur luka di dalam duka.- Miska Amarilis -***

    Last Updated : 2021-09-02
  • Allium Sativum   » Nadia Oleyasta «

    ● Happy Reading ●—[Allium Sativum POV]—"Selamat sore Calon Kakak Ipar yang gantengnya di bawah gue."Gue menoleh sekilas ke arah manusia yang baru aja panggil gue dengan sebutan Calon Kakak Ipar. Yap, that right. Cowok yang sangat menggilai ikan lele itu namanya Ucup–bukan nama sebenarnya, tapi panggil aja Ucup biar nggak ribet–pacar adik gue."Bang, lo kapan nikah sih? Gue juga pengin buru-buru nikah sama Nia," ujarnya tanpa berhenti nyemilin keripik kentang yang ada di toples.Gue tendang kakinya yang dengan enaknya selonjoran di meja, nggak sopan banget ini jadi Calon Adik Ipar. Kalau bukan karena sayang Nia, gue ogah punya adik ipar macam si Ucup."Ngebet banget lo pengin nikah sama adik gue?" tanya gue sembari melipat tangan di depan dada."Yoi dong, Ucup 'kan sayang Nia banyak-banyak dan nggak pakai boong." Ucup mencoba meyakinkan gue.Nia emang belum mau nikah, katanya nggak pengin l

    Last Updated : 2021-09-02

Latest chapter

  • Allium Sativum   » Kalah Berdebat «

    —[Allium Sativum POV]—"Tidak bisa, Dokter Alli." Untuk kesekian kalinya Dokter Tasya menggelengkan kepalanya tegas. "Meskipun Dokter Alli adalah dokter kepala tim, tapi untuk jadwal operasi memang tidak bisa kami ajukan atau mundurkan lagi.""Tolonglah, Dok. Tanggal empat saya ada keperluan." Gue masih memohon penuh harap kepada Dokter Tasya.Lagi-lagi Dokter Tasya menggelengkan kepala."Begini, Dok. Di tanggal dua kita juga ada jadwal operasi dan membutuhkan waktu sekitar sepuluh jam. Kita tidak mungkin melakukan dua operasi pada saat itu. Lalu kalau kita undur ke tanggal enam, apa kata keluarga pasien yang sudah menunggu jadwal operasi. Kita bisa dianggap tidak profesional." Dokter Tasya menunjuk tanggal pada kalender.Gue baru sadar jika dua minggu ini sangat banyak jadwal operasi, kenapa gue malah mengiyakan ajakan Miska kemarin. Tau begini, gue bakal menolak mentah-mentah. Ya, lihat sendiri, sekarang gue merasa pusing dengan jadwal

  • Allium Sativum   » Uang Seratus Juta «

    —[Allium Sativum POV]—Cafetaria Thomix salah satu tempat favorit gue dan Nadia untuk sekedar ngobrol atau makan siang bersama. Untuk menu makanannya memang selera gue dan Nadia. Dan gue nggak tau kenapa tiba-tiba Nadia ingin bertemu di cafe. Mungkinkah Nadia mau bilang kalau dia mencintai gue? Tentu saja itu hanya ekspektasi gue yang terlalu tinggi karena realitanya nggak mungkin Nadia mau ngomong itu.Sekitar lima belas menit gue nunggu Nadia, akhirnya wanita yang udah lama nggak gue temui itu datang sambil membawa tas berwarna biru muda, itu adalah tas yang gue belikan dua tahun lalu dan Nadia masih mau memakainya. Kepercayaan diri gue meningkat.Begitu melihat gue, Nadia langsung tersenyum manis ke arah gue. Sumpah, gue kangen banget sama wanita ini. Nggak ngerti lagi deh kalau Nadia nikah sama laki-laki lain, hati gue masih nggak ikhlas rasanya."Lama, ya? Selama enam tahun aku kenal sama kamu, selama enam tahun juga aku yang selalu telat

  • Allium Sativum   » Miska Wanita Merepotkan «

    —[Allium Sativum POV]—"Om, kalau kita nikah apa Om mau cepet-cepet punya anak?"Pertanyaan dari Miska benar-benar langsung membuat gue menyemburkan kopi yang tadi ada di mulut. Lantai mobil Miska pun basah, gue nggak peduli kalau nanti ada semut yang datang."Pelan-pelan, Om." Miska mengusap bibir gue dengan telapak tangannya bukan dengan tisu, apa dia nggak jijik."Basah." Tunjuk gue ke lantai mobil."Tidak apa-apa, besok aku beli lagi," jawab Miska."Karpetnya mau beli lagi?" tanya gue.Miska menggelengkan kepalanya."Bukan karpetnya yang beli lagi, tapi mobilnya." Miska meringis, memarken giginya.Jujur, gue baru nemu wanita sombong seperti Miska. Ya, walaupun sebenarnya Miska ini anak yang baik. Tapi, tetap saja gue belum bisa jatuh cinta pada wanita ini."Jadi, Om pengin langsung pengin punya anak dari aku?"Sumpah, gue kira Miska bakalan lupa sama pertanyaan ini. Gue bahkan belum tau mau ja

  • Allium Sativum   » Dosakah Aku? «

    —[Allium Sativum POV]—Sekarang gue sudah berada di rumah sakit bersama beberapa tim medis untuk melakukan operasi toraks. Seperti yang kita tau jika operasi toraks akan membutuhkan keahlian dari banyak dokter bedah, termasuk dokter bedah kardiotoraks, dokter spesialis penyakit jantung bawaan, dokter toraks umum, dan dokter bedah kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) seperti gue.Operasi toraks dapat menangani berbagai penyakit, seperti kanker paru-paru, tumor dan pertumbuhan jaringan lunak di paru-paru, kanker kerongkongan, akalasia, kesulitan menelan dan sebagainya, penyempitan dan tumor pada kerongkongan, refluks gastroesfagus, mesotelioma, infeksi dan keluarnya cairan dari paru-paru, tumor di dinding dada, hiperhidrosis, dan lain-lain. Dokter bedah toraks juga dapat melakukan transplantasi paru-paru (terutama bagi pasien yang menderita penyakit paru-paru stadium akhir), reseksi trakea, dan menghilangkan penyumbatan di jantung dan pem

  • Allium Sativum   » Demi Kebaikan «

    —[Allium Sativum POV]—Pukul tiga sore gue masih berada di balkon sambil menatap beberapa pepohonan yang menjulang tinggi. Entah kenapa gue suka sekali melihat pohon atau rerumputan berwarna hijau sejak dulu. Mungkin karena sudah kebiasaan atau memang ada faktor lain. Gue sendiri tidak tau.Dua jam lagi gue harus kembali ke rumah sakit, ada jadwal operasi nanti malam dan gue harus benar-benar fokus.Menjadi dokter spesialis adalah suatu cita-cita gue dari sekolah dulu selain pekerjaan yang mulia, seorang dokter spesialis juga bisa dibilang mempunyai pendapatan yang lumayan tinggi antara dua puluh juta sampai empat puluh lima juta meskipun sebenarnya banyak resiko yang harus ditangani.Jika ingin menjadi dokter, pendidikan yang harus dijalani pun sangat lama, bisa dari empat sampai enam tahun. Itu pun harus siap menjadi dokter umun terlebih dahulu sebelum menjadi dokter spesialis.Namun sayangnya, menjadi dokter spesialis bukan hal

  • Allium Sativum   » Getaran dan Rasa «

    —[Allium Sativum POV]— Hari ini gue shift malam, jadi gue bisa nyantai dulu di rumah sambil nonton tv. Gue melirik ke arah Nia dan Ucup yang sedang bermain dengan Shila—keponakan Ucup. Gue mematikan tv karena acara gosip yang dibahas masih tentang gue dan cewek gila bernama Miska, bisa-bisanya berita itu bisa trending di mana-mana. "Minum dulu, Bang." Bunda memberikan segelas es jeruk buat gue. Bunda gue memang yang terbaik, padahal gue udah gede tapi selalu memperlakukan gue seperti anak masih kecil. "Makasih, Bund." Bunda lalu duduk di samping gue sembari memijit-mijit bahu gue dengan pelan."Gimana kerjaan Abang?" "Besok ada jadwal operasi, Bund. Do'ain aja semoga lancar." Bunda mengamiinkan sambil menganggukkan kepala, masih memijit bahu gue dengan telaten. "Bang Alli! Bang Alli!" Ucup teriak kencang sampai membuat indera pendengaran gue bisa pecah. "Dicariin sama kakak ipar," kata Ucup set

  • Allium Sativum   » Gosip dan Miska «

    —[Allium Sativum POV]—"Cie ... Calon Pengantin, kusut amat tuh wajah kayak taplak meja belum disetrika."Gue langsung melotot mendengar ucapan Leo. Baru sampai ke kantin udah kena ejekan aja gue."Tega lu, Sob. Nggak kasih tau kita kalau pacaran sama pemain sinetron Janji Hati, gue suka banget itu sinetron padahal." Kini Abiyan yang memberi komentar.Gue menghembuskan napas. Berita tentang pernikahan gue sudah beredar ke mana-mana, padahal gue aja nggak kenal sama sosok manusia yang ngaku-ngaku jadi calon istri gue itu."Bagaimana perasaan Anda setelah berita ini viral?" tanya Abiyan sambil menodongkan botol minuman ke arah mulut gueseolah dia adalah wartawan."Sudah berapa lama Anda melakukan backstreet?" Leo melakukan hal yang sama seperti Abiyan.Lalu mereka tertawa seolah kehidupan gue lucu. Memang laknat sekali teman-teman gue ini."Bacot, ya, kalian!" sambar gue.Abiyan dan Leo mala

  • Allium Sativum   » Nadia Tidak Cinta «

    —[Allium Sativum POV]—Gue pulang ke rumah tepat sebelum makan malam, jadi gue masih bisa mandi setidaknya untuk meregangkan otot yang lelah karena seharian berada di rumah sakit.Sesibuk-sibuknya gue, kalau memang nggak ada operasi malam, gue bakal selalu meluangkan waktu gue untuk makan malam bareng keluarga, begitu juga Ayah. Beda cerita dengan Nia dan Bunda yang memang selalu di rumah."Ucup tumben hari ini nggak ke sini. Lagi marahan?" tanya Bunda sambil melirik Nia yang sedang menyuapkan nasi ke dalam mulut.Gue juga secara refleks ikut menoleh ke Nia, biasanya Si Pecinta Lele itu emang ada di tengah acara makan malam keluarga gue. Walaupun tuh anak belum sepenuhnya jadi adik ipar gue, tapi dia udah jadi bagian keluarga. So, kalau dia nggak ada serasa ada yang kurang."Eh ... nggak marahan kok, Bun. Ucup lagi ke acara nikahan," ucap Nia."Oh, teman Ucup ada yang nikah?"Nia menggelengkan kepalanya."Enggak, Bun.

  • Allium Sativum   » Wanita Gila «

    —[Allium Sativum POV]—"Hari ini pasien nomer 231 dijadwalkan melakukan treadmill. Apa sudah siap?" tanya gue ke Suster Kila, seorang perawat yang selalu menemani gue ke mana-mana.Pemeriksaan treadmill atau yang juga dikenal dengan sebutan stress test, merupakan pemeriksaan yang dilakukan guna melihat kinerja jantung selama seseorang melakukan aktivitas fisik. Karena aktivitas fisik dapat membuat jantung memompa lebih keras dan cepat. Pemeriksaan treadmill dapat membantu mengungkapkan adanya masalah aliran darah dalam jantung.Pemeriksaan ini disebut sebagai pemeriksaan treadmill karena menggunakan alat treadmill dalam praktiknya. Dalam pemeriksaan ini, irama jantung, tekanan darah, dan pernapasan akan dipantau."Pasien sudah siap, Dok. Bahkan beliau sudah berada di tempat," ujar Suster Kila membuat gue cuma menganggukkan kepala.Gue semakin mempercepat langkah kaki diikuti Suster Kila. Pekerjaan sebagai dokter bedah memb

DMCA.com Protection Status