Malam telah menjelang. Saat langit di luar sana telah gelap gulita, perasaan ini juga dirasakan oleh mereka yang masih belum terbiasa dengan keberadaan rumah di tengah hutan. Selain sepi dari keramaian, rasanya juga sungguh mencekam. Tidak ada yang tahu apakah perasaan ini akan sama dengan malam besok atau tidak merasakan sama sekali. Hal yang pasti adalah mungkin ada yang tidak bisa tidur.
Oleh karena itu, seluruh anggota Fantasy Club kompak berkumpul di ruang utama. Kali ini bersama Leo juga yang ikut bergabung karena tidak tahu juga apa yang akan dia lakukan setelah makan malam. Mereka mengisi waktu dengan bermain board game. Sebenarnya hanya empat orang saja karena sisanya hanya memperhatikan dari belakang.
"Makin malam, di sini tuh makin seram tau. Kalian ngerasa gak sih?" ujar Jeslyn yang mendadak mengalihkan pembicaraan selagi memperhatikan Leo, Rama, Alden dan Irene bermain UNO. Benda itu dibawa sendiri oleh Rama sebagai pengisi waktu kosong yang palin
Beberapa hari setelah pulang dari Garut, anggota Fantasy Club kembali berkumpul di rumah Sagara. Kali ini bukan untuk pertemuan biasa, tetapi untuk pertemuan penting. Dua pria itu yang meminta mereka ke rumah dalam rangka membahas tentang kabar terbaru Sandara. Sudah lama tidak mendengar nama sang insan, kini nama itu rasanya tidak asing lagi.Sagara baru muncul dari balik dinding. Dia baru saja menyerahkan sebuah berkas data pribadi milik seseorang di atas meja. Mereka yang berkumpul mengitari meja segera mendekat, kecuali Caraka yang mungkin sudah tahu apa yang akan pria itu bahas. Dia juga sudah tahu alasan mereka dipanggil ke sini.Sagara duduk di single sofa yang kini menjadi tempat kekuasaan. Dia berkata sambil menunjuk ke foto berkas yang didaftarkan dan semuanya milik negara, "Ada kabar terbaru dari Sandara. Terakhir info yang dilaporkan, she was having a sex with this guy di hotel bintang lima. Kita harus mencari orang itu.""Jadi apa
Sore ini, Sagara kembali meminta anggota Fantasy Club berkumpul di rumah. Bukan di ruang utama di tempat mewahnya, namun mereka diminta berkumpul di halaman belakang. Sudah lama tidak mengunjungi tempat ini, ada sedikit perubahan yang bisa dilihat dengan mata kepala sendiri. Perubahan itu tidak terlalu membawa pengaruh bagi mereka.Semua anggota sudah hadir di sini. Mereka sedang memperhatikan Devin yang melatih kemampuan duplikasi untuk memastikan agar tidak ada masalah yang terjadi. Latihan ini dilatih oleh Caraka yang juga mengawasi dari jauh, namun tidak di posisi mereka yang melakukan pengamatan.Termasuk juga pasangan yang baru saja menjalin hubungan, Jingga dan Alden. Mereka juga hadir dan melakukan hal yang sama. Akan tetapi, posisi mereka saling berjauhan. Bukan tanpa alasan, hal itu mereka lakukan dengan sengaja. Tujuannya agar mereka bisa menyembunyikan hubungan tersebut.Sebelum tiba, mereka sudah berencana agar bertemu di halte terdekat dari Per
Kelap-kelipnya lampu dan suara musik yang membuat telinga berdengung menjadi latar belakang tempat yang dikunjungi anggota Fantasy Club kali ini. Di tengah-tengah itu juga, ada banyak orang yang memenuhi hampir seluruh tempat dan seolah-olah saling membaur satu sama lain. Mereka menari dengan diiringi seorang DJ di depan panggung dan seorang wanita yang mengenakan pakaian super ketat.Sementara itu, anggota Fantasy Club yang kedatangannya kali ini di klub malam untuk menyamar sudah bersedia di tempat masing-masing. Ada Jeslyn dan Mentari yang datang sebagai pengunjung, mereka mengitari meja bundar dan saling berhadapan dengan dua gelas bir. Rama, Devin dan Alden bertugas sebagai pelayan. Mereka ditugaskan untuk mengamati lingkungan sekitar.Saat mereka tenggelam dalam kegiatan penyamaran, Irene dan Jingga tidak kelihatan batang hidungnya malam ini. Mereka berada di suatu tempat yang akan muncul pada saat tertentu.Tidak lama kemudian, pintu masuk dibuka. Ada beb
Rombongan Ness Corp yang diketuai oleh Fransisco kini berada di sebuah ruangan tertutup yang terpisah dari ruang utama untuk khalayak ramai. Ruangan ini ada di lorong yang membagi beberapa ruang lain yang lebih sempit. Dari ruang utama, tempat itu ada di belakang bar yang sering dikunjungi untuk minum.Terpisah dari ruang utama, ruangan ini khusus untuk pelanggan Premium yang menawarkan beberapa PSK sebagai salah satu sarana. Sarana lain yang diberikan adalah tersedia ruang tidur yang bisa disewa satu malam bersama satu PSK. Di sini, karyawan yang bekerja telah diseleksi sendiri oleh Ronald yang cukup memenuhi kualitas agar bisa menarik pelanggan.Tidak lama kemudian, beberapa wanita muncul dari balik pintu dan berbaris di sebuah panggung di depan. Ada pertunjukan pula yang akan dilakukan oleh wanita PSK, termasuk Jingga yang mengenakan dress ketat warna hitam sampai ke paha dan menunjukkan belahan dada. Panggung yang ada di depan tamu dilengkapi dengan tiang
Dari balik pintu, Jingga keluar dari ruang Premium milik klub malam tempat dia menyamar menjadi wanita PSK. Sebelum bisa melangkah dengan bebas di lorong yang membagi beberapa ruang Premium lain, dia mengintip dari balik tembok untuk mengamati situasi. Dia harus memastikan agar tempat ini aman dan tidak ada yang mencurigai tingkahnya.Dia menemukan masalah. Ada salah satu rombongan Ness Corp yang juga merupakan bawahan Fransisco sedang berjaga di ujung lorong. Dia berdiri tegak seperti bodyguard. Dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi, namun hal ini membuat Jingga tidak bisa keluar dengan aman. Pria itu harus dialihkan atensi lebih dahulu agar dia bisa kabur.Maka dari itu, satu-satunya cara yang bisa dia lakukan adalah mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana. Dia menggeser layar untuk mencari satu nama yang dia pikirkan sekarang. Nama itu mengarah pada Irene. Dia tahu apa yang harus puan itu lakukan agar bisa membantunya.Beberapa saat kemudian, pu
Irene baru keluar dari toilet wanita yang saat itu tidak ada orang di dalam. Di belakangnya, ada pria jas hitam yang tadi dia goda. Mereka berpisah setelah Irene berhasil memancing pria itu agar pergi dari lorong ruang Premium. Pria itu kembali lagi ke lorong, sedangkan Irene pergi ke arah lain.Sebelum berpisah juga, dia berbalik ke belakang. Niatnya ingin mengucapkan selamat tinggal kepada pria itu. Dia melambaikan tangan, “Goodbye, Baby. Kita bisa ngelanjutin yang kayak tadi lagi kalau kamu sering datang ke sini.”“Goodbye juga, Baby. Maybe I can’t sleep tonight thinking about you,” balas pria itu yang juga melambaikan tangan. Khusus malam ini, wajahnya tampak cerah. Tidak seperti tadi yang hampir lemas karena kelelahan bekerja.Irene makin menjauh setelah mereka berpisah di jalan masing-masing. Dia harus ke suatu tempat. Niatnya untuk memastikan apakah Jingga berhasil kabur dari tempat ini ata
Jingga yang masih tersesat di tempat yang tidak diketahui menyusuri sebuah jalan yang membagi beberapa rumah. Suasananya mirip seperti pasar karena ada barang-barang yang dijual dan para pedagang yang berseru berulang kali agar ada yang membeli barang dagangan mereka. Banyak warga yang lalu-lalang di tempat ini, istilahnya seperti ada di pusat kota.Walau ada di tengah keramaian, lantas Jingga tidak menjadi pusat perhatian. Pakaian yang mereka kenakan dan Jingga kenakan sangat jauh berbeda. Perbedaannya seperti di antara langit dan bumi. Mereka serba tertutup, sedangkan Jingga terbuka dari area bahu dan dari area paha.Jingga yang masih asing dengan keberadaannya di sini mengedarkan pandangan ke segala arah. Dia mencoba mengenali tempat seperti apa ini, mungkin dia bisa kenal karena tempat ini lebih bisa disebut sebagai kampung. Para warga yang meramaikan pusat kota sibuk dengan kegiatan masing-masing, meninggalkan dia yang seperti tidak dianggap ada.Di sela-se
Dalam keadaan tempat yang kacau karena satu insan, Devin kini lebih leluasa masuk ke daerah privat klub malam tempat dia menyamar. Sebelum itu terjadi, tidak ada orang yang bisa masuk kecuali atas izin Ronald sebagai pemilik bangunan. Selain itu, orang yang bisa masuk ke sini juga adalah para PSK yang sudah diseleksi langsung oleh pria itu.Tujuannya ke sini adalah mencari satu insan yang ditemukan saat keadaan huru-hara. Irene yang tidak diketahui keberadaannya sekarang menyendiri di toilet, berdasarkan apa yang dikatakan duplikatnya. Pada saat seperti ini, mereka sangat membantu apalagi waktu yang mereka butuhkan tidak banyak.Di lain sisi, Mentari menjaga Sandara untuk memastikan dia tidak melepaskan diri lagi. Dia tidak ingin terjadi seperti kejadian yang terakhir kali. Dia akan menunggu sampai anggota kepolisian masa depan tiba. Lalu, Alden bertugas menyusul Jeslyn yang mendadak menghilang setelah mengamuk tanpa alasan.Devin yang sudah masuk ke toilet memb
Dalam rangka merayakan berbagai hal yang telah terjadi satu minggu belakangan ini, anggota Fantasy Club mengundang Sagara dan Caraka untuk hadir pada acara makan malam di sebuah restoran bintang lima. Tempat ini diundang khusus oleh Rama yang ingin menghabiskan waktu dengan kemewahan, serta dia juga kenal pemiliknya. Papanya berteman baik dengan pemilik restoran. Oleh karena itu, dia bisa datang kapan saja yang dia inginkan.Di tengah-tengah mereka, ada juga Leo yang duduk di sebelah Irene dan sedang mengobrol bersama Irene. Kini, sang puan sudah resmi menjadi kekasihnya dan hal itu tidak perlu ditutupi lagi. Mereka juga sebentar lagi akan melangsungkan resepsi pernikahan yang diadakan di Hotel Sanjaya, hotel bintang lima yang sering menjadi tempat pesta pernikahan. Mereka juga diundang agar datang. Makanya mereka berkumpul salah satunya merayakan kabar tersebut.Di antara anggota Fantasy Club, Irene menjadi orang pertama yang akan memiliki pasangan sehidup semati. Tid
Jingga yang mengikuti jejak berdasarkan penglihatan masa lalu kini berakhir di halaman belakang SMA Bina Bangsa. Dia mendadak berhenti di sana karena tidak melihat apa pun lagi yang bisa dijadikan petunjuk untuk menemukan Leo. Di situasi seperti ini, dia harus memutar otak untuk menemukan berbagai macam cara yang digunakan Willy, orang yang memiliki kemampuan bayangan.Untuk kali ini, dia menemukan titik buntu. Menyentuh apa pun tidak membantu. Dia sudah mencobanya sendiri dengan menyentuh seluruh permukaan yang menjadi saksi bisu. Di sini, hampir tidak ada benda mati kecuali tumbuhan dan hewan kecil.“Gue pasti kelewatan sesuatu,” tuturnya berbicara sendiri. Dia yakin pasti ada yang dia lewatkan, hanya saja dia tidak sadar. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mencari kembali.Di tengah pencarian, dia mendengar suara hewan mengaum yang memiliki suara menggelegar datang dari arah seberang. Dia menoleh sebentar dan berhenti melakukan pencarian untuk
Aroma embun pagi yang masih menguar kala mentari masih seperempat di ufuk timur akan terasa lengkap jika bersama satu cangkir kopi. Oleh karena itu, Leo yang baru hadir di kantor guru ingin menemani hari bersama kopi. Selain menjadi pasangan yang cocok untuk menghabiskan waktu, kopi juga bisa menambah energi walau tidak banyak seperti satu cangkir minuman gandum.Setelah menyapa beberapa guru yang berada di meja untuk guru piket, dia melangkahkan kaki menuju dapur kecil yang letaknya ada di sebelah ruang staf TU. Ruang itu diapit juga oleh tangga yang membawa murid SMA Bina Bangsa ke lantai dua di mana ada ruang kelas. Selain guru, dia juga membalas sapaan para murid yang kebetulan lewat di sana.Mengulurkan tangan ke gagang pintu, dia mendorong pintu ke depan lalu masuk tanpa pikir dua kali. Punggungnya menghilang dari balik pintu ketika pintu ditutup. Di saat itu, dia mendadak berhenti di tempat. Matanya membulat dan membeku. Dia tampak tidak bisa berkata-kata ketika
Gara-gara Devin yang mendadak tumbang seperti pohon, latihan pada sore ini berakhir dengan cepat. Dia dibawa ke dalam rumah Sagara, tepatnya di sebuah ruangan gelap yang hampir tidak memiliki celah udara. Dia kembali ke tempat ini lagi setelah berkunjung beberapa bulan sebelumnya dengan masalah yang hampir sama.Dia yang harus ditangani sudah duduk dengan meluruskan kaki di kursi relaksasi yang telah disediakan. Caraka yang bertugas menanganinya duduk di kursi kecil yang terletak di samping kursi relaksasi. Lelaki itu sedang dilakukan pemijatan agar dia mengantuk dan dibawa ke dunia alam bawah sadar. Mereka akan berhasil terhubung jika Devin sudah memejamkan mata dan tidur.Sementara itu, anggota Fantasy Club beserta Leo memperhatikan proses tersebut dari luar. Mereka bisa melihat dengan jelas melalui kaca tembus pandang. Sagara juga ada di luar sekaligus untuk mengawasi mereka. Walau latihan telah berakhir, tetapi mereka belum pulang ke rumah masing-masing. Mereka mal
Satu hari setelah memulai hubungan, Rama dan Jeslyn tidak ragu menunjukkan bagaimana perasaan mereka di depan orang lain. Bahkan mereka secara terang-terangan saling menggenggam tangan saat baru muncul di halaman belakang rumah Sagara untuk latihan. Aksi itu tentu saja mengundang atensi anggota lain yang melihat langsung dengan mata sendiri.Di detik itu juga, mereka berseru dengan berbagai macam reaksi. Ada yang senang, namun ada juga yang mengejek. Gara-gara itu, Sagara dan Caraka juga ikut memperhatikan hal macam apa yang terjadi. Leo juga mengalihkan pandangan ke arah yang sama.“Dih! Dalam rangka apa nih pegang-pegangan tangan?” seru Jingga yang tidak pernah mengenal kata kalem, apalagi ketika melihat sesuatu yang menarik di depan mata. Dia sebagai orang pertama yang melihat kejadian langka selama bertemu adalah orang pertama yang juga memberi celetukan.“Jangan bilang dalam rangka 17-an,” celetuk Alden yang menyambut dengan baik pen
Berkat bertemu Purnama yang mengenalkan diri sebagai senior Fantasy Club, Devin kini dibawa ke ruko milik pria itu. Dia juga diminta untuk berbaring di kasur yang telah disediakan pemilik rumah supaya bisa memulihkan diri. Untung saja, kejadian di pasar malam tadi tidak menimbulkan kehebohan bagi warga sekitar. Semuanya seolah-olah sudah lupa dalam waktu singkat. Seolah-olah juga tadi tidak ada kejadian aneh.Sepanjang jalan, Purnama memperkenalkan diri dan memberi tahu semua identitas pribadi yang tidak diketahui orang lain. Sebagai anggota Fantasy Club, dia juga memberi tahu kekuatannya. Dia bisa memindahkan orang ke dimensi lain dengan keadaan yang sama. Sagara juga pernah meminta bantuannya saat mengumpulkan mereka setahun yang lalu. Makanya mereka bisa bertemu.Sementara Mentari yang ada di samping Devin tidak berniat meninggalkannya. Dia menggenggam tangan lelaki itu dengan erat, walau Devin tadi sudah meminta agar tidak khawatir. Akan tetapi, tetap saja sang pua
Berdasarkan rencana yang telah disusun beberapa menit sebelum acara, Devin dan Mentari sudah berada di dalam mobil yang dikendarai sendiri oleh Devin dari rumah. Dia sudah mengantongi izin dari papanya dan sudah memberi alasan jelas pula. Makanya dia tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi dan sampai minta izin kepada sopir pribadi papanya. Dia bisa membawa mobil itu dengan bebas, asalkan sudah ada tujuan dari awal.Berada di perjalanan, mereka rencananya ingin menghabiskan waktu di pasar malam. Kebetulan di akhir pekan ini tidak ada pertemuan lagi dengan anggota Fantasy Club. Juga mereka punya banyak waktu kosong. Oleh karena itu, mereka memutuskan berkencan di sana sampai menjelang tengah malam.Mengisi keheningan, Devin yang menyetir sedang menggumamkan lagu yang diputar melalui pemutar musik bawaan dari mobil. Dia tampaknya hafal keseluruhan nada dari lagu tersebut, walau ada yang sumbang. Tetapi hal itu tidak menjadi masalah. Sorot matanya juga pada sore ini tampak cer
Selama lebih kurang 2 jam latihan untuk meningkatkan kemampuan, latihan itu sebentar lagi akan berakhir. Oleh karena itu, Sagara meminta mereka semua berkumpul di satu tempat untuk menyampaikan beberapa patah kata sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing. Mereka yang juga tidak memiliki hal lain lagi ikut berbaris.“Sejauh yang kuamati, latihan kalian tadi sudah bagus. Hanya saja kalian perlu mengasah kemampuan itu lagi. Tadi aja masih ada yang kurang sampai aku harus turun tangan,” ujar Sagara menerangkan kesimpulan latihan pada sore ini. Mereka yang mendengar hal itu hanya diam dan ikut menyimak. “Sebelum itu, aku minta kalian jangan pulang dulu. Ada yang ingin kusampaikan,” tambahnya. Secara tidak langsung juga, dia meminta mereka duduk dan berkumpul di satu tempat.Tanpa pikir panjang, anggota Fantasy Club duduk kembali untuk mendengar apa yang ingin disampaikan Sagara. Di belakangnya, ada Leo yang ikut menyimak pembicaraan mereka walau
Sekolah baru saja berakhir saat matahari berada di sudut 30 derajat dari ufuk barat. Terlihat para murid SMA Bina Bangsa baru saja keluar dari gedung dan melangkahkan kaki ke pintu gerbang. Mereka akan pulang ke rumah masing-masing setelah seharian berada di sana dan mengikuti mata pelajaran dari awal. Ada yang menggunakan sepeda motor, namun ada juga yang jalan kaki karena jarak rumah yang tidak terlalu jauh.Termasuk juga para guru yang keluar paling belakangan. Mereka menunggu sampai sekolah sepi, baru mereka bisa keluar. Sudah ada satpam juga yang mengatur keramaian dan mengawasi agar tidak terjadi kemacetan. Biasanya di saat seperti ini, jalan akan macet karena ramai.Mengikuti barisan para guru, ada Leo juga yang baru bisa keluar setelah sekolah hampir sepi. Dia pulang dengan bus, makanya dia harus jalan kaki ke halte. Menempuh perjalanan itu tidak membutuhkan waktu lama. Kira-kira butuh waktu selama 5 menit dimulai keluar dari gerbang.Berjalan kaki sambi