Kelap-kelipnya lampu dan suara musik yang membuat telinga berdengung menjadi latar belakang tempat yang dikunjungi anggota Fantasy Club kali ini. Di tengah-tengah itu juga, ada banyak orang yang memenuhi hampir seluruh tempat dan seolah-olah saling membaur satu sama lain. Mereka menari dengan diiringi seorang DJ di depan panggung dan seorang wanita yang mengenakan pakaian super ketat.
Sementara itu, anggota Fantasy Club yang kedatangannya kali ini di klub malam untuk menyamar sudah bersedia di tempat masing-masing. Ada Jeslyn dan Mentari yang datang sebagai pengunjung, mereka mengitari meja bundar dan saling berhadapan dengan dua gelas bir. Rama, Devin dan Alden bertugas sebagai pelayan. Mereka ditugaskan untuk mengamati lingkungan sekitar.
Saat mereka tenggelam dalam kegiatan penyamaran, Irene dan Jingga tidak kelihatan batang hidungnya malam ini. Mereka berada di suatu tempat yang akan muncul pada saat tertentu.
Tidak lama kemudian, pintu masuk dibuka. Ada beb
Rombongan Ness Corp yang diketuai oleh Fransisco kini berada di sebuah ruangan tertutup yang terpisah dari ruang utama untuk khalayak ramai. Ruangan ini ada di lorong yang membagi beberapa ruang lain yang lebih sempit. Dari ruang utama, tempat itu ada di belakang bar yang sering dikunjungi untuk minum.Terpisah dari ruang utama, ruangan ini khusus untuk pelanggan Premium yang menawarkan beberapa PSK sebagai salah satu sarana. Sarana lain yang diberikan adalah tersedia ruang tidur yang bisa disewa satu malam bersama satu PSK. Di sini, karyawan yang bekerja telah diseleksi sendiri oleh Ronald yang cukup memenuhi kualitas agar bisa menarik pelanggan.Tidak lama kemudian, beberapa wanita muncul dari balik pintu dan berbaris di sebuah panggung di depan. Ada pertunjukan pula yang akan dilakukan oleh wanita PSK, termasuk Jingga yang mengenakan dress ketat warna hitam sampai ke paha dan menunjukkan belahan dada. Panggung yang ada di depan tamu dilengkapi dengan tiang
Dari balik pintu, Jingga keluar dari ruang Premium milik klub malam tempat dia menyamar menjadi wanita PSK. Sebelum bisa melangkah dengan bebas di lorong yang membagi beberapa ruang Premium lain, dia mengintip dari balik tembok untuk mengamati situasi. Dia harus memastikan agar tempat ini aman dan tidak ada yang mencurigai tingkahnya.Dia menemukan masalah. Ada salah satu rombongan Ness Corp yang juga merupakan bawahan Fransisco sedang berjaga di ujung lorong. Dia berdiri tegak seperti bodyguard. Dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi, namun hal ini membuat Jingga tidak bisa keluar dengan aman. Pria itu harus dialihkan atensi lebih dahulu agar dia bisa kabur.Maka dari itu, satu-satunya cara yang bisa dia lakukan adalah mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana. Dia menggeser layar untuk mencari satu nama yang dia pikirkan sekarang. Nama itu mengarah pada Irene. Dia tahu apa yang harus puan itu lakukan agar bisa membantunya.Beberapa saat kemudian, pu
Irene baru keluar dari toilet wanita yang saat itu tidak ada orang di dalam. Di belakangnya, ada pria jas hitam yang tadi dia goda. Mereka berpisah setelah Irene berhasil memancing pria itu agar pergi dari lorong ruang Premium. Pria itu kembali lagi ke lorong, sedangkan Irene pergi ke arah lain.Sebelum berpisah juga, dia berbalik ke belakang. Niatnya ingin mengucapkan selamat tinggal kepada pria itu. Dia melambaikan tangan, “Goodbye, Baby. Kita bisa ngelanjutin yang kayak tadi lagi kalau kamu sering datang ke sini.”“Goodbye juga, Baby. Maybe I can’t sleep tonight thinking about you,” balas pria itu yang juga melambaikan tangan. Khusus malam ini, wajahnya tampak cerah. Tidak seperti tadi yang hampir lemas karena kelelahan bekerja.Irene makin menjauh setelah mereka berpisah di jalan masing-masing. Dia harus ke suatu tempat. Niatnya untuk memastikan apakah Jingga berhasil kabur dari tempat ini ata
Jingga yang masih tersesat di tempat yang tidak diketahui menyusuri sebuah jalan yang membagi beberapa rumah. Suasananya mirip seperti pasar karena ada barang-barang yang dijual dan para pedagang yang berseru berulang kali agar ada yang membeli barang dagangan mereka. Banyak warga yang lalu-lalang di tempat ini, istilahnya seperti ada di pusat kota.Walau ada di tengah keramaian, lantas Jingga tidak menjadi pusat perhatian. Pakaian yang mereka kenakan dan Jingga kenakan sangat jauh berbeda. Perbedaannya seperti di antara langit dan bumi. Mereka serba tertutup, sedangkan Jingga terbuka dari area bahu dan dari area paha.Jingga yang masih asing dengan keberadaannya di sini mengedarkan pandangan ke segala arah. Dia mencoba mengenali tempat seperti apa ini, mungkin dia bisa kenal karena tempat ini lebih bisa disebut sebagai kampung. Para warga yang meramaikan pusat kota sibuk dengan kegiatan masing-masing, meninggalkan dia yang seperti tidak dianggap ada.Di sela-se
Dalam keadaan tempat yang kacau karena satu insan, Devin kini lebih leluasa masuk ke daerah privat klub malam tempat dia menyamar. Sebelum itu terjadi, tidak ada orang yang bisa masuk kecuali atas izin Ronald sebagai pemilik bangunan. Selain itu, orang yang bisa masuk ke sini juga adalah para PSK yang sudah diseleksi langsung oleh pria itu.Tujuannya ke sini adalah mencari satu insan yang ditemukan saat keadaan huru-hara. Irene yang tidak diketahui keberadaannya sekarang menyendiri di toilet, berdasarkan apa yang dikatakan duplikatnya. Pada saat seperti ini, mereka sangat membantu apalagi waktu yang mereka butuhkan tidak banyak.Di lain sisi, Mentari menjaga Sandara untuk memastikan dia tidak melepaskan diri lagi. Dia tidak ingin terjadi seperti kejadian yang terakhir kali. Dia akan menunggu sampai anggota kepolisian masa depan tiba. Lalu, Alden bertugas menyusul Jeslyn yang mendadak menghilang setelah mengamuk tanpa alasan.Devin yang sudah masuk ke toilet memb
Alden sekarang berada di belakang bukit untuk menghentikan Jeslyn yang telah hilang kendali. Tidak ada yang tahu penyebab dia mendadak berang dan berakhir melampiaskan amarah. Tetapi menurut Mentari, mungkin Sandara telah memanipulasi pikirannya jadi dia meminta salah satu anggota dari Alden atau Rama menyusul Jeslyn yang hilang entah ke mana. Alden sendiri yang menawarkan diri.Jeslyn telah menggunakan kemampuan terbang dan pergi ke tempat yang tidak diketahui. Alden yang menyusul di belakang juga menggunakan elemen angin agar bisa terbang. Dengan kemampuan itu, dia bisa mengejar Jeslyn meski ketinggalan jauh. Kemampuan sang puan bisa terbang dengan kecepatan tinggi. Andai saja dia memiliki elemen halilintar.Jeslyn yang tidak tahu arah telah terbang sejauh mungkin. Dia juga tidak tahu di mana dia berada sekarang. Akan tetapi, hal yang paling penting adalah dia bisa melarikan diri. Seluruh pengunjung yang datang ke klub malam itu sudah mengetahui kemampuannya dan dia
Duduk di pemberhentian terdekat dari Perumahan Nusantara, Jingga tampak menyendiri dari para pengunjung yang sebentar lagi akan naik ke dalam bus. Tampaknya, dia akan pergi ke suatu tempat padahal sebenarnya tidak ada latihan pada hari ini. Sudah biasa pula bagi anggota Fantasy Club kalau mereka libur setidaknya sekali dalam seminggu. Keberadaannya di sini adalah untuk menunggu seseorang datang dan duduk di sebelahnya.Sudah beberapa kali pula bus berhenti dan membawa penumpang dari daerah lain. Sudah banyak pula penumpang yang turun, maupun penumpang yang naik. Tetapi dia tidak melakukan salah satunya. Dia hanya memperhatikan mereka yang naik dan juga memperhatikan mereka yang turun. Tidak ada keinginan di dalam benak hati sang puan. Hal itu karena dia juga tidak punya pilihan selain menghabiskan waktu di dalam rumah.Beberapa hari setelah kabar Sandara berhasil ditangkap dan dipenjara, pikirannya masih terganggu. Semua terjadi karena bayangan yang dia lihat tempo har
Irene baru saja melangkahkan kaki dan masuk ke sebuah warung makan yang menjadi tujuan pada siang ini. Dia langsung bergerak menuju arah sebuah meja di mana terlihat punggung milik seorang insan, tampaknya sedang menunggu kedatangan seseorang. Pemilik punggung itu sedang fokus ke layar ponsel, sehingga dia tidak tahu ada yang akan mendatanginya.Tanpa basa-basi, Irene duduk di depan pemilik punggung tadi yang menoleh. Dia adalah Leo yang dijanjikan bertemu dengan sang puan untuk makan siang. Dia juga sudah datang lebih awal karena lokasinya dekat dengan SMA Bina Bangsa. Makanya dia sibuk dengan layar ponsel sembari menunggu Irene datang, namun dia malah tenggelam dalam dunia tersebut sampai tidak sadar.“Lo gak ada kelas lagi emang setelah ini?” tanya Irene memulai pembicaraan tanpa menanyakan kabar terlebih dahulu. Mereka sudah terlalu lama bersama, maka hal seperti itu mungkin tidak perlu dilakukan.“Gue gak pernah ada kelas sore sih, jadi gu