Greta memaparkan secara singkat rencananya pada Niels dan Nyberg. Setelah sebelumnya berkenalan dengan elf perempuan berperangai judes bernama Nyberg, Greta tidak akan terlalu memedulikan segala ucapan sinis yang dilontarkan gadis elf itu.
Mereka sepakat menunjuk Ragne untuk bertugas menjaga jalur pelarian. Sementara Greta dan Niels akan masuk menyisiri lorong-lorong penjara untuk membebaskan para tahanan.Greta tidak tahu kemampuan apa yang dimiliki Nyberg, terlebih lagi gadis elf itu tidak terang-terangan menyebutkan kekuatan yang dia punya. Sehingga Greta memutuskan untuk menempatkan Nyberg bersama Ragne."Gadis kecil sepertimu tidak usah mengatur-atur. Aku hanya akan bertindak atas kehendakku sendiri. Kalau tugasku berjaga di luar, itu memang karena aku yang menginginkannya. Camkan itu baik-baik!"Greta hanya mengangguk, dia sudah pusing memikirkan rencana pembebasan rekan-rekannya. Maka gadis itu tidak ingin lebih dipusingkan dengan kelakuan elf berdarah bangsa"Benar yang kau lihat malam tadi adalah Niels yang itu?"Jenderal Kogen mengangguk yakin. Matanya tidak mungkin salah saat melihat wujud penyusup di Penjara Besi Pegunungan Morkne. Selain itu, rencananya untuk memancing Greta datang ke penjara pun berhasil dilakukan. Bahkan, sang Jenderal menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa gadis itu telah berkembang dan mengasah kekuatannya seperti yang mereka duga. Lord Ophelix yang telah mendengar laporan sang Jenderal seketika tersenyum senang. Tinggal selangkah lagi impiannya akan tercapai. Purnama akan datang tak lama lagi, dan ketika saat itu tiba dia harus sudah bisa membesakan sang Fenrir dan menguasai kekuatan monster itu."Yang Mulia, kusarankan Anda segera memanggil Kesatria Vilhem. Bukankah Niels akan patuh pada orang tuanya dan datang ke sini? Kalaupun anak pengkhianat itu tidak segera menyerahkan diri, kita masih punya kunci lain untuk menghancurkan hidupnya," saran penasihat berjubah putih yang berdiri di sam
Untuk kali ini, pertemuan Niels dengan ayahnya tidak dilakukan di Benteng, tempat biasa ayahnya bertugas. Mereka sengaja memilih bertemu di tempat yang lebih privasi, sangat sepi tetapi sangat Niels senangi, yaitu hutan Wilayah Selatan tempat biasanya dia dan Syver menghabiskan waktu untuk berburu."Ada apa ayah memanggilku ke sini?" Niels turun dari kudanya saat melihat sang ayah sedang duduk di atas batu besar. Terletak di samping sungai yang mengalir deras.Wajah laki-laki itu tampak lelah. Ada sorot ketakutan dan kekhawatiran yang bisa ditangkap oleh Niels, sehingga dia menjadi waswas."Apa terjadi sesuatu?" tanya Niels. Dia tidak bisa merasa tenang saat ayahnya menatap seperti itu. Dan, tidak lama lagi dia pun tahu apa penyebabnya."Sekarang aku tahu apa yang sedang dia direncanakan. Dengarkan Ayah," titah pria elf itu. "Pergilah sejauh mungkin dan jangan tunjukkan keberadaanmu untuk sementara waktu, Niels.""Siapa yang Ayah maksud dengan dia? Dan mengapa aku harus bersembunyi?"
Skirnir adalah pelayan pribadi Dewa Freyr. Dia merupakan elf murni yang dengan patuh menerima titah sang dewa apa pun situasinya. Semenjak Dewa Freyr yang entah dari kapan sering bepergian dari Alfheim, Skirnir juga jadi sulit ditemukan. Dia tinggal berpindah-pindah, tetapi banyak yang mengatakan bahwa Skirnir senang sekali tinggal di pegunungan.Greta, Syver, dan Thora berangkat ke salah satu gunung yang lokasinya jauh ke Wilayah Barat, bahkan hampir memasuki Wilayah Utara. Mereka melakukan perjalanan dengan menunggangi naga-naga jinak yang sudah dilatih para half elf penunggang naga.Syver sangat lihai mengendalikan segala jenis hewan termasuk naga, sehingga pria elf itu cepat akrab dengan tunggangan barunya."Memang agak berbeda dari kuda, tapi coba kalian tatap matanya dan beri kepercayaan bahwa kehadiran kalian tidaklah mengancam," saran Syver pada Greta dan Thora yang terlihat ragu untuk menaiki naga masing-masing."Apa tandanya jika dia menolak untuk kutunggangi?" tanya Thora m
Apakah menurutmu kematian adalah hal yang menakutkan? Bagiku tidak, sebab tidak ada penyesalan yang kuperbuat meski sebagian orang bilang bahwa aku bersalah dan pantas mati untuk menebus dosa.***Gemerincing rantai yang berayun memilukan tidak membuat gentar seorang tahanan pria ras campuran. Dia diseret dengan paksa menuju sebuah tanah lapang seperti alun-alun untuk menemui ajal yang sudah menunggu di ujung tanduk.Kondisi pria itu sungguh mengerikan. Bukan hanya lebam di sekujur tubuh, melainkan luka basah mengaga dengan darah yang tidak pernah dibiarkan mengering pun tampak membuat ngilu dan perih. Selain itu, kedua matanya membengkak dengan warna ungu menghitam hingga membuat pandangannya mengabur.Meski hari ini adalah akhir perjalanan hidupnya di dunia, sang penguasa tidak sert
Suhu panas dari tungku yang menyala membuat peluh bercucuran dan merembes pada setiap lapisan pakaian. Denting martil yang beradu dengan logam terdengar bising hingga mampu meredam suara dari luar. Meski begitu, suasana di bengkel kerja tersebut membuat Greta merasa nyaman dan riang gembira. “Sebaiknya kamu istirahat saja, biar ayah yang lanjutkan.” Gadis berambut pirang pendek sebahu itu terus menempa, tidak memedulikan ucapan khawatir ayahnya. Sebagai seorang perempuan, dia tidak peduli kalau harus mengerjakan pekerjaan kaum laki-laki. Toh dia sudah besar, usianya sudah enam belas tahun dan malah dalam hati kecilnya ada keinginan untuk ikut melaut bersama kawan laki-lakinya. “Hentikan. Ayah yakin ibu lebih membutuhkanmu di dapur.” Einar seketika menahan ayunan tangan Greta agar berhenti menempa logam panas dengan martilnya. “Sudah cukup untuk hari ini. Pulanglah.” Greta mengembuskan napas kecewa, padahal sedikit lagi dia akan menyel
Sumber ledakan berasal dari kediaman Tuan Bjorn. Kondisi Desa Stralen semakin tampak mengerikan di malam itu. Kobaran api terlihat di mana-mana, bangunan porak-poranda, dan beberapa mayat baru tampak tergeletak di tanah. Sungguh kacau.Ragne cepat-cepat berlari untuk menyelamatkan orang-orang yang masih berada di luar pengungsian. Dia dan beberapa prajurti lainnya berusaha menarik orang-orang yang masih hidup dan membawa mereka ke tempat aman. Sementara itu, Einar melindungi area pengungsian walaupun tubuhnya penuh luka yang berdarah-darah.Selma terududuk sambil memangku Gunther. Air matanya tak henti mengalir ketika menerima fakta bahwa anak laki-lakinya kini tidak bernyawa. Di sisi lain, dia merenungi tindakan mendadaknya saat mendorong Greta jatuh ke sumur, akankah tindakannya itu benar? Dia berdoa dengan tulus agar anak gadis itu masih selamat.Kekacauan perlahan mereda, makhluk-makluk elf yang menghancurkan desa sepertinya kabur k
Alfheim adalah dunia para light elf. Terbagi menjadi lima wilayah yang memiliki ciri khas masing-masing dan dipimpin oleh penguasa berbeda di setiap wilayah. Penghuni Alfheim didominasi oleh kaum light elf, yang wajahnya sangat rupawan hingga mampu menyihir siapa pun untuk selalu mengagumi kecantikan fisik mereka. Meski begitu, jenis peri lain juga terdapat di Alfheim, walau populasinya tidak terlalu banyak dan tidak mendominasi, terutama dari segi kekuasaan.Niels memacu kudanya menuju perbatasan wilayah selatan dan timur Alfheim. Iklim di wilayah selatan terasa cukup hangat dan cocok untuk melakukan kegiatan pertanian. Tak ayal daerah itu menjadi penghasil sumber makanan bagi wilayah-wilayah lain. Semakin menuju ke timur, suhu menjadi lebih panas. Niels dan rombongannya sampai harus beristirahat dan meneguk sesekali perbekalan air mereka agar tidak kehausan.“Serius? Kita bahkan dikerahkan ke wilayah yang bukan penjagaan kita.
Penyerangan dari para makhluk bercahaya yang semula dikhawatirkan Thora dan Ragne ternyata tidak kunjung terjadi. Sampai pagi, mereka beristirahat dengan tenang di depan api unggun yang menyala hangat.Ketika matahari meninggi, mereka mulai bergerak untuk mencari jalan keluar. Hutan lebat yang mereka tempati kini terlihat dengan jelas rupanya. Pohon-pohon menjulang tinggi dengan daun rimbun. Rupanya tidak seperti di dunia manusia, meski memiliki beberapa kesamaan seperti dahan yang berwarna cokelat atau daun yang berwarna hijau."Apa mungkin di Valhalla nanti kita bisa melihat hal seperti ini?" gumam Ragne."Mana mungkin orang sepertimu akan masuk Valhalla. Hanya mereka yang mati dengan gagah berani di pertarungan yang bisa ke sana. Dewa Odin pasti akan berpikir ulang untuk menjadikanmu prajuritnya."Valhalla adalah sebuah tempat setelah kematian yang menanti para prajurit tangguh untuk dipersiapkan menjadi prajurit Dewa Odin ketika Ragna