Saat Fandy keluar lagi, keenam seniornya sudah pergi. Mungkin setelah Fandy pergi dari sini, mereka tidak akan tinggal di Desa Persik lagi.Kepikiran akan hal ini, Fandy pun marah. Tiga tahun lalu, guru membawanya kemari, lalu gurunya menghilang begitu saja, bisa dibilang sangat tidak bertanggung jawab.Tok, tok, tok!Terdengar suara pintu, Fandy pun menengadahkan kepalanya, lalu dia melihat ada beberapa orang asing berdiri di depan pintu. Meski pintu terbuka, mereka tidak masuk, bisa dibilang mereka sangat sopan santun.Setelah berjalan ke sana, dia melihat ada beberapa Mercedes Benz G yang diparkir di luar Helty, bisa dipastikan mereka adalah orang kaya."Maaf, apa Master Medis tinggal di sini?"Orang yang memimpin adalah seorang pria paruh baya berkacamata emas, dia terlihat sangat berpendidikan."Master Medis meninggalkan tempat ini sudah tiga tahun."Setelah mendapat jawaban ini, pria paruh baya itu terlihat kecewa. Master Medis adalah legenda di Negara Limas, tapi satu-satunya ha
Meskipun Fitri sangat mencintai kakeknya, bahkan rela menggunakan semua kemampuannya untuk menyembuhkan penyakit kakeknya, sekarang dia malah ingin kakeknya jangan bangun di saat ini, walau ini hal tak berbakti.Ini semua karena Fandy terlalu menyebalkan. Tidak hanya tidak bisa apa-apa, bahkan berani bersikap sombong di depannya, memang tidak berkaca siapa dirinya.Fandy tidak menjawab permintaan yang seperti sedekah itu, melainkan memeriksa denyut nadi kakeknya dan ekspresinya menjadi serius."Ternyata Racun Pir, tak heran bisa begini."Racun Pir? Fitri mengerutkan keningnya."Maksudmu kakekku terkena racun?""Benar! Saat ini, Racun Pir adalah racun terhebat di dunia ini, kalau baru saja kena, aku masih bisa menyembuhkannya. Tapi sudah berlalu setahun, bakal sulit untuk disembuhkan, ditambah aku butuh beberapa obat langka dalam waktu pengobatan! Untungnya keterampilan dokter yang sebelumnya kamu cari cukup baik. Meski nggak bisa menghilangkan racun itu, bisa membuat kakekmu bertahan l
"Tolong Dokter Felix menolong ayahku, aku rela mengorbankan semuanya!"Hugo menjadi cemas. Ayahnya sehat atau tidak, bagi keluarga ini adalah dua situasi yang berbeda. Apalagi sebagai putranya, wajib melakukan apa pun deminya."Ya sudahlah. Awalnya ayahmu nggak bisa bertahan sampai besok pagi. Karena aku sudah datang, kalian masih ada satu pilihan. Aku bisa memperpanjang waktunya sebulan, setuju atau nggak, kalian bahas dulu."Sebelum Hugo berbicara, pria tua yang di tempat tidur tiba-tiba berkata, tapi karena sesak, jadi perkataannya tidak terdengar jelas."Aku ... aku mau."Melihat situasi ini, Hugo tentu saja setuju karena hidup nyaman selama sebulan lebih baik daripada meninggal.Tak ada yang memperhatikan kalau Claire sudah keluar dari kamar, bahkan menunjukkan ekspresi ragu sambil memegang ponsel. Sebenarnya dia juga ingat dengan nomor yang dikatakan Fandy tadi siang. Bukan dia sengaja ingatin, melainkan dia memiliki ingatan yang baik."Kakek, aku rela melakukan apa pun demimu."
Keluarga yang terdiri dari tiga orang menatap Fandy. Wildan sangat bersemangat, tetapi istri dan putrinya memasang wajah meremehkan."Fandy, kamu sudah berkembang setelah pergi selama tiga tahun."Meskipun ucapan Wanda adalah pujian, bahkan orang bodoh pun bisa mendengar penghinaan dalam nada bicaranya."Rolls-Royce? Kak Fandy, kamu luar biasa. Lain kali pasti akan ada helikopter yang menjemputmu."Chaesa bahkan lebih keterlaluan, sama sekali tidak menyembunyikan penghinaan di wajahnya."Paman Wildan, lain kali aku akan datang menemuimu."Menyelamatkan orang itu penting, tetapi Fandy tidak terlalu peduli tentang itu. Bagaimanapun, orang lain memiliki Kartu Kehidupan dan perintah guru sulit untuk didapatkan.Wildan memimpin untuk mengantarnya pergi, jadi Wanda dan Chaesa harus mengikuti. Meskipun ekspresi mereka berubah setelah melihat Rolls-Royce Phantom di pintu masuk halaman, sebenarnya memang seperti itu."Maaf, kamu Tuan Fandy?"Di samping mobil ada seorang pria berjas dan sepatu k
Meskipun Claire dan Hugo tidak mengerti, saat ini Felix sangat ketakutan hingga duduk di atas lantai. Semua kesombongannya tadi telah hilang, jadi dia tentu saja mengerti kalau Fandy memiliki bakat yang nyata."Cabut tiga jarum dalam satu jam dan besok kakekmu akan pulih setelah bangun."Setelah mengatakan ini, Fandy berbalik dan pergi. Dia datang kemari hanya untuk memenuhi Kartu Kehidupan yang ditinggalkan oleh gurunya, tidak ada yang lain."Tiga Jarum Mistis. Ya ampun, aku benar-benar menyaksikan Tiga Jarum Mistis dengan mata kepala sendiri."Hugo yang telah sadar buru-buru mendorong putrinya."Cepat kejar!"Kemudian, dia sendiri membantu Felix berdiri."Apa itu Tiga Jarum Mistis?"Felix tanpa sadar bertanya."Tiga Jarum Mistis adalah salah satu teknik akupunktur ajaib dalam pengobatan tradisional. Kebanyakan penyakit bisa disembuhkan dengan teknik ini. Meski sudah tersebar hingga saat ini, cuma segelintir orang yang benar-benar bisa menggunakannya. Aku telah mempraktikkannya selama
Fandy berbalik dan melihat itu memang Chaesa, benar-benar sial.Awalnya dia tidak ingin memedulikannya. Akan tetapi setelah teringat sesuatu, dia pun akhirnya berkata."Chaesa, tolong jangan khawatirkan tentang apa yang ayahmu katakan. Nggak mungkin kita bisa bersama. Aku akan mencari kesempatan untuk memberi tahu ayahmu paling lama dalam sebulan."Chaesa tersenyum."Haha, kamu agak sadar diri, itu juga menyelamatkanku dari masalah. Sebaiknya kamu menepati janjimu atau kamu akan menyesal kalau benar-benar membiarkanku menggunakan caraku."Lucy yang ada di sebelahnya juga ikut menimpali."Kamu baru saja kembali, jadi mungkin nggak tahu betapa terkenalnya Chaesa-ku. Ada terlalu banyak orang yang mengejarnya. Kalau memilih satu secara acak, kamu nggak akan bisa menandinginya. Belum lagi ada banyak anak muda tuan dari keluarga kaya."Segera, dia melirik ke arah Rolls-Royce Phantom yang lampu belakangnya hampir menghilang."Orang menyewa mobil cuma untuk pamer, sifatnya nggak mungkin beruba
"Haist, ini salahku. Alasan utamanya adalah pria itu masih terlalu muda, jadi sebelum merawat tuan besar dari Keluarga Kintana, aku punya konflik dengannya, jadi aku nggak punya informasi apa pun."Fitri mengerti, ini juga bukan salah Felix. Kalau itu orang lain, siapa yang akan percaya kalau seorang pemuda berani mengatakan keterampilan medisnya lebih baik daripada Felix yang berada di peringkat sepuluh besar di negara ini?"Terima kasih, Dokter Felix. Aku akan meminta bantuan Keluarga Kintana."Tidak peduli bagaimanapun juga, lebih baik memiliki harapan daripada tidak sama sekali. Dibandingkan dengan Master Medis, pemuda ini pastilah orang yang ingin dia perjuangkan.Fandy merasa sangat kenyang ketika keluar dari Gedung Nasar. Harus dikatakan kalau makanan di sini memang enak dan sepadan dengan harganya.Saat ini Wildan menelepon dan sebelum pergi, dia terpaksa meninggalkan informasi kontak baru."Paman Wildan, ada masalah apa?""Dasar bocah nakal, malam ini datang tinggallah di ruma
Tidak hanya asisten lobi yang tertegun saat itu juga, tetapi semua orang di lobi juga tercengang setelah mendengar kata "kartu platinum".Pada saat yang sama, Chaesa melongo dan menatap Fandy dengan tidak percaya.Apa konsep kartu platinum? Dengar-dengar saat ini hanya ada sekitar 30 orang kaya di dunia yang berhak menerima kartu platinum. Kekayaan orang-orang itu benar-benar cukup kaya untuk menyaingi negara. Saat ini ternyata Fandy adalah pelanggan kartu platinum? Apakah ada yang lebih keterlaluan dari ini?Setelah menelan ludah, asisten lobi tergagap karena belum lagi level kartu platinum, nasabah kartu berlian yang lebih rendah pun biasanya disambut oleh manajer bank di depan pintu lebih awal staf yang menanganinya, jadi mereka benar-benar tidak punya pengalaman."Si ... silakan verifikasi identitasmu."Prosedur wajarnya adalah mengundang nasabah kartu platinum ke ruang VIP, kemudian memberi tahu ketua dan pimpinan lainnya. Sayangnya, ini pertama kalinya asisten lobi mengalami hal
"Ini adalah Kartu Kehidupan, silakan lihat."Sebagai pemimpin Delapan Keluarga Bela Diri Kuno, sudah sepantasnya Keluarga Madius mempunyai Kartu Kehidupan.Setelah memeriksa, memang benar, jadi Fandy langsung menyimpannya."Bawa aku menemui pasiennya."Kalau ada orang yang berani menunjukkan sikap seperti ini setelah tiba di Keluarga Madius, pasti sudah dipukuli sampai mati. Namun, Fandy kemungkinan besar adalah murid misterius dari Master Medis, jadi mereka pikir akan agak aneh jika tidak menunjukkan sikap ini."Kakek, siapakah orang itu? Semua leluhur terlihat hebat sekali."Ketika melewati rumah Keluarga Madius di sepanjang jalan, beberapa anak muda tentu saja sangat tidak senang."Diam, bocah tengil! Orang itu kemungkinan besar adalah murid misterius dari Master Medis. Kalau ada yang dengar, bukankah Keluarga Madius kita akan mendapat masalah?"Pemuda itu tidak peduli."Huh! Kalau bukan karena Kak Zofar tiba-tiba mendapat masalah, Keluarga Madius nggak akan takut pada siapa pun pal
"Keluarga Madius atau Keluarga Laksmana? Kamu, orang kaya di Kota Yujino, benar-benar hebat. Kamu bisa tahu tempat tinggal siapa pun."Tiba-tiba, Fandy tertegun."Tunggu, Keluarga Madius yang mana yang sedang kamu bicarakan?"Irvan tersenyum pahit."Keluarga Madius adalah pemimpin dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Selain itu, apa lagi dalam Keluarga Madius yang layak diingat?"Ini ... Fandy tercengang. Garis Merah di tubuhku masih ada. Apa bedanya dengan masuk ke dalam perangkap?"Tapi bukankah Keluarga Griz adalah salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno di Kota Yujino? Dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno, hanya ada satu di setiap kota. Bagaimana mungkin Keluarga Madius dan Keluarga Griz ada di Kota Yujino?"Irvan memberikan penjelasan."Kak Fandy benar. Keluarga Madius di Kota Yujino bukanlah markas besar, hanya tempat tinggal beberapa leluhur serta anggota Keluarga Madius yang lebih tua. Seharusnya memang nggak begini, tapi Keluarga Madius sangat kuat sehingga Keluarga G
Setelah menutup telepon, Lucky yang ada di sebelahnya merasa ketakutan."Kak Jason, apa yang aku katakan memang benar. Edrick punya teman kenal Bos Bani."Dia sudah mengatakan semua yang diinstruksikan Fandy, tapi Jason tidak mempercayainya sama sekali.Plak!Tak disangka kali ini malah lebih keras lagi, langsung menampar wajahnya."Omong kosong! kalau Edrick mengenal teman seperti itu, apa dia akan pergi ke bank untuk meminta bantuan?"Siapa Bos Bani? Kota Hira pasti akan sangat menghormati Bos Bani. Bagi bank, meminjamkan uang adalah perkara sepele."Aku tahu kamu kenal Edrick. Kalau kamu berani mengeluh lagi, aku akan bersikap kasar!"Pada saat ini, Fandy masuk."Lucky menasihatimu agar jangan gegabah, tapi kamu sama sekali nggak mau dengar."Eh? Jason meliriknya."Siapa kamu?""Aku adalah teman Edrick yang disebutkan Lucky."Jason tersenyum."Haha, aku ingat sekarang. Kamu sepertinya berada di ruangan pribadi tadi. Beraninya kamu bilang kenal Bos Bani? Apa kamu nggak takut tersamba
Helen dan Erin berteriak ketakutan. Edrick bergegas mendekat dan hendak mengayunkan pukulannya tapi tiba-tiba sebuah belati ditekan ke lehernya."Mau jadi pahlawan? Apa kamu nggak lihat aku punya berapa orang?"Pada saat yang sama, Fandy sudah keluar dari kamar mandi, tidak seorang pun memperhatikannya sama sekali.Jika maju di saat kritis ini, Fandy bisa menyelesaikan masalah itu dalam waktu singkat, tapi tidak bisa, karena Edrick adalah seorang pria, jadi perlu mendapatkan kembali harga dirinya.Lagi pula, Fandy yang benar-benar membutuhkan pertolongan, jadi harus lebih banyak berpikir sebelum berbuat sesuatu.Awalnya berencana untuk membantu secara diam-diam, tapi ada seorang pria kecil berdiri di samping pintu ruang pribadi."Lucky."Lucky yang tengah menyaksikan kejadian itu tersenyum lalu tanpa sadar menoleh. Ketika mengetahui bahwa itu adalah Fandy, kakinya hampir lemas dan langsung terjatuh."Kak Fandy?"Biasanya, dalam situasi semacam itu, dialah yang akan maju ke depan untuk
Bisa dilihat kalau Erin disambut dengan baik. Rasanya dia dan Helen adalah teman yang sudah lama tidak bertemu tanpa ada rasa asing."Benarkah? Akulah yang lupa. Semuanya, silakan duduk."Edrick berinisiatif membawakan minuman."Sebelumnya semua tetanggaku adalah pria dan wanita tua, kami berdua juga suka bergaul. Sekarang akhirnya kita bisa duduk bersama, jadi aku akan minum dulu sebagai tanda hormat!"Yang lain juga mengangkat gelas dan Fandy tersenyum."Kelak jangan panggil aku Dokter Fandy lagi, rasanya aneh. Kita semua tetangga, jadi panggil saja aku dengan nama saja."Setelah minum tiga gelas, Helen buru-buru mencegah Edrick saat dia akan mengangkat botol bir lagi."Suamiku, jangan minum terlalu banyak. Besok kita harus pergi ke Kota Yujino untuk perjalanan bisnis.""Tenang saja, apa kamu nggak tahu berapa banyak yang bisa kuminum? Jangan merusak suasana!"Tanpa berkata apa-apa lagi, Helen keluar untuk membayar tagihan dulu. Dilihat dari situasi ini, nanti suaminya pasti akan min
Tanpa petunjuk apa pun, pria paruh baya itu meluncurkan pukulan ke arah Fandy di udara.Fandy hanya sempat mengangkat tangan untuk menangkisnya, menyebabkan dia dan kursi tersandung ke belakang beberapa meter.Pfft!Seteguk darah memercik dan ekspresi Fandy menjadi sangat muram."Kak Fandy!"Imelda bergegas mendekat dengan ketakutan, tetapi pria paruh baya itu malah mengernyitkan dahi dan tidak terus menyerang. Sebaliknya, dia berbalik dan pergi."Aku baik-baik saja, seharusnya dia nggak ingin membunuhku."Saat berbicara, Fandy terus menatap Imelda.Menyuruhku untuk jangan banyak bicara?Imelda agak bingung dengan hal ini. Sudah seperti ini dan aku tidak boleh mengoceh?"Cuma begitu saja? Panggil polisi!"Imelda sangat memahami apa itu kecerdasan dan bahkan bekerja sama untuk sementara waktu."Nggak perlu, bantu aku duduk."Di dalam mobil tidak jauh dari sana, Ardi dan kakak tertua sedang duduk di kursi belakang. Pria paruh baya tadi berdiri di samping mobil."Tuan Muda, aku sudah mema
Semalam dia sangat bersemangat tadi malam sampai lupa mengirim pesan WhatsApp ke Imelda untuk memberitahunya. Pemurnian tidak bisa dihentikan begitu dimulai dan tidak ada cara untuk mengulang kembali.Awalnya mengira ini akan memakan waktu sehari semalam, tetapi ternyata lebih cepat dari yang diharapkan."Heh! Sepertinya kamu benar-benar berniat memperburuk keadaan."Saat ini lima orang menyerbu masuk, semuanya terlihat mengancam."Siapa dokternya?"Fandy menoleh."Aku, kalian mau berobat?"Seorang pemuda yang dipimpinnya datang dan meraih kerah Fandy."Bocah sialan! Beraninya kamu mengobati orang di usia yang begitu muda? Hari ini aku akan menghancurkan klinik kumuhmu!"Fandy cukup tenang dan Imelda tidak bisa tenang lagi."Hei! Tolong bicara dengan jelas."Sambil mendengus, pria paruh baya yang kemarin datang berobat karena diare dibantu masuk."Kemarin ayahku datang untuk berobat. Hari ini dia menderita diare sampai nggak bisa bangun dari kasur. Katakan, pribadi atau umum?"Imelda t
Fandy!Mendengar nama ini, wajah Ardi penuh dengan kebencian."Fandy? Haha, hebat juga kamu. Itu adalah dua master Alam Penyempurnaan. Kalau ingin mencuri sesuatu dari mereka, setidaknya dia harus mencapai Alam Pusaran Samudra dan dalam situasi seperti itu, mustahil untuk dilakukan kalau belum mencapai Alam Pusaran Samudra. Jadi, kamu ingin bilang Fandy sudah mencapai alam itu?"Senyuman pria tua itu tidak berubah dan tatapannya tertuju pada kakak tertua. Dia menganggap Ardi seolah tidak ada di sana."Karena kamu bisa mengamati seluruh proses, kenapa nggak merebutnya atau membunuh Fandy? Jangan bilang kamu adalah teman Fandy."Di sisi lain, kakak itu bertanya dengan mantap.Plok, plok!Setelah bertepuk tangan dua kali, pria tua itu memuji."Si genius jahat dari Keluarga Ilyas memang hebat, masih bisa tetap tenang meski langit akan runtuh. aku mengagumimu! Aku nggak bisa menyerang Fandy karena beberapa alasan. Itu sebabnya aku cuma mengawasi pemuda itu, nggak lebih.""Mengenai kotak itu
Setelah hening beberapa saat, pria paruh baya yang berbicara dulu menatap kotak tersebut dan mengusap dagunya."Dari apa yang kamu katakan, kurasa itu mungkin saja. Menurut catatan nenek moyang kita, begitu kotak dibuka, barang di dalam otomatis terbang. Bisa jadi mereka menginginkan barang ajaib seperti itu.""Omong kosong! Kalau nggak, kenapa kita menginginkan potret peninggalan nenek moyang kita saat itu, bukannya membuka kotak dan mengambil gambar yang sudah jadi? Takutnya isi catatan itu menjadi kenyataan dan kalau terbang, itu namanya rugi besar."Setelah berbicara, pria berbaju hitam itu menjilat bibirnya."Kalau benar-benar berhasil, nggak sia-sia bagi kita bersaudara untuk membunuh enam orang idiot dalam keluarga. Ini juga butuh banyak usaha."Brak!Pintu tiba-tiba terbuka dan embusan angin kencang menerpa mereka. Kedua pria berbaju hitam itu pingsan sebelum sempat bereaksi. Setelah dilihat lagi, hanya kotak di atas meja yang hilang dan yang lainnya masih sama.Tentu saja Fand