Saat malam tiba, ruang perjamuan di lantai tiga sebuah hotel bintang lima di Kota Valencia adalah tempat diadakannya perjamuan kerja sama Grup Bintang.Secara logika tempat diadakannya perjamuan untuk perusahaan setingkat ini pasti sangat mewah dan setidaknya setingkat villa, tetapi tidak akan ada yang berpikir demikian karena menjadi unggul adalah kemewahan yang sesungguhnya.Dalam hal ini, berapa banyak orang yang ingin berpartisipasi? Sayang sekali mereka tidak layak untuk mendapatkan undangan."Ayah! A ... apa menurutmu kita benar-benar bisa menjadi bagian dari kerja sama?"Saat ketiga anggota Keluarga Septian tiba, Chaesa adalah yang paling gugup. Bagaimanapun, kelak perusahaan apa pun itu pasti akan diwariskan kepadanya. Tentu saja semakin besar perusahaan itu akan semakin baik."Nggak tahu."Wanda yang ada di sebelahnya malah tersenyum."Haha, pasti nggak akan ada masalah. Kalau Fandy bisa menyuruh Tuan Rijunta untuk memberi kita undangan, semuanya sudah bisa dipastikan. Kalau n
Saat Sharon pergi, Fandy mengerutkan kening dan merasakan ada yang tidak beres, tetapi dia tidak tahu apa itu.Kalau Fitri ikut campur, sesuatu pasti akan terjadi. Akan tetapi dari pemahamannya, Fitri tidak begitu bosan sampai sejauh itu. Wanita itu terlalu sombong dan mendominasi, bukan seseorang yang melakukan trik kotor.Di dalam ruangan tertentu di aula perjamuan, Sharon masuk dan Rendra sudah duduk di dalam."Sudah bertemu dengan Nyonya?"Kekesalan berkilat di mata Rendra."Sudah, tapi dia mengabaikanku. Sepertinya dia marah karena apa yang terjadi pada makan malam terakhir."Sharon mengangguk dan tersenyum."Jangan dimasukkan ke dalam hati. Sudah kubilang ada banyak orang yang mengejar Nyonya, jadi kamu harus bersabar! Oh iya, pamanmu sudah datang?""Sudah, seharusnya dia akan segera turun dari pesawat dan langsung datang ke sini. Jangan lupa untuk membantuku menyampaikannya, berhasil atau nggaknya tergantung pada ini."Lebih dari itu, yang ingin dilihat Sharon adalah raut wajah
Fandy memasang wajah datar. Sejujurnya, itu memang membuatnya lengah.Karena inilah yang dia perintahkan kepada Tuan Rijunta. Tuan Rijunta benar-benar yakin bisa menangani semuanya tanpa membiarkan Ketua Aula Urusan Eksternal muncul, tetapi sekarang ada yang tidak beres.Ditambah dengan ucapan Sharon pada saat itu, sepertinya seseorang sedang mencari masalah dan meskipun dia tahu Tuan Rijunta terlibat, dia juga sama sekali tidak menganggapnya serius.Setelah mengeluarkan ponselnya, Fandy menghubungi nomor Tuan Rijunta."Kak Fandy.""Perusahaan Warlock nggak dipilih oleh Grup Bintang."Apa!? Tuan Rijunta yang ada di seberang merasa seolah terkena bom dan langsung bercucuran keringat karena akibat dari kejadian ini sangat serius. Kalau Fandy mengira dia sedang bercanda, nyawanya pasti tidak akan selamat."Kak Fandy, a ... aku benar-benar nggak tahu. Aku ....""Siapa yang kamu cari?"Fandy adalah orang yang berakal sehat. Selama ini, dia telah berhubungan dengan Tuan Rijunta. Orang ini se
Fandy benar-benar merasa bersalah. Dia jelas ingin menebus kesalahan sebelumnya. Akan tetapi tidak disangka semakin dia berusaha menebusnya, semuanya menjadi semakin buruk."Paman, aku ....""Diam, aku nggak akan pernah mau mendengar suaramu lagi, mengerti!?"Keluarga Septian pergi begitu saja. Fandy benar-benar marah dan berjalan arah Rendra tanpa memedulikan tatapan orang lain."Fandy, luar biasa sekali! Kalau Pak Rendra nggak begitu murah hati, kamu pasti sudah lama diusir oleh satpam. Benar-benar memalukan!"Plak!Tiba-tiba saja Fandy menampar wajah Sharon, lalu berkata kepada Rendra."Ikut aku."Satu-satunya suara yang terdengar di antara penonton adalah langkah kaki Fandy karena semua orang tercengang di tempat.Bagaimanapun, Sharon adalah asisten Dewi Perang Fitri. Dia baru saja ditampar wajahnya di bawah tatapan semua orang."Fandy!"Setelah sadar, Sharon berteriak yang membuat semua orang takut, tetapi dihentikan oleh Rendra."Jangan marah. Lihatlah tatapan Fitri. Ada yang ngg
Fandy cukup terkejut dengan orang yang masuk.Rendra juga memalingkan wajahnya dengan raut wajah jelek. Saat hendak memarahinya, dia tertegun sejenak sebelum buru-buru mengubah ucapannya."Bu ... Bu Catherine? Kok kamu bisa ada di sini?"Benar sekali, orang yang datang adalah Catherine. Fandy juga bisa menebaknya melalui panggilan yang Rendra sebut. Tidak disangka ternyata Catherine adalah manajer Grup Bintang."Apa aku sebagai manajer nggak bisa datang ke jamuan makan malam kerjasama dalam kota Grup Bintang?"Catherine masuk dengan wajah muram, diikuti oleh dua orang yang sepertinya adalah eksekutif Grup Bintang."Tentu saja, a ... aku cuma nggak menyangka. Tolong maafkan aku, Bu Catherine."Setelah duduk, Catherine baru berkata."Beri tahu Wildan dari Perusahaan Warlock kalau proyek dalam kota Grup Bintang telah menambah jumlah rekan kerja sama, yaitu Perusahaan Warlocknya.""Baik!"Setelah salah satu dari mereka pergi, Rendra memiliki firasat buruk."Bu Catherine, kalau begini lima
"Fandy! Jangan terlalu senang dulu. Apakah kamu benar-benar mengira aku mengandalkan wakil CEO Grup Bintang? Haha, benar-benar konyol. Kuakui kamu bisa mendekati Catherine si manajer ini, tapi terus kenapa? Kamu nggak tahu siapa pamanku!"Fandy bertanya dengan penasaran."Benarkah? Kalau begitu katakan padaku, siapa pamanmu itu?""Pernah dengar Balai Tim Drag?"Mendengar ketiga kata tersebut, Fandy merasa seolah telah menghubungkan semuanya. Pantas saja Tuan Rijunta meminta bantuan Rendra. Ternyata pamannya juga berasal dari Balai Tim Drag, jadi tidak heran kali ini Tuan Rijunta melakukan kesalahan."Belum pernah."Jawaban seperti itu membuat Rendra terengah. Dia pun berbalik dan berkata dengan sinis."Benar juga, bagaimana aku bisa mendiskusikan Balai Tim Drag dengan pecundang sepertimu!? Ini adalah keberadaan menakutkan yang nggak bisa kamu sentuh dalam hidupmu dan pamanku adalah anggota Balai Tim Drag. Jangankan kamu, nanti Catherine si wanita jalang itu saja harus datang minta maaf
Apa!? Ronan menatap Tuan Rijunta dengan tidak percaya sebelum menatap Fandy. Orang di depannya ini adalah Tuan Drag paling misterius di Balai Tim Drag?Tuan Rijunta sangat marah sehingga setelah menerima panggilan dari Fandy, dia langsung pergi ke pesta perjamuan tanpa menunda waktu. Dia tidak berani terus membicarakan hal ini di telepon dan langsung memohon maaf kepada Fandy.Setelah mengatakan ini, Tuan Rijunta langsung berlutut di hadapan Fandy."Tuan Drag! Tolong hukum aku karena kinerjaku yang buruk!"Tiba-tiba, suara tawa terbahak-bahak terdengar."Haha! Tuan Rijunta, kemampuan aktingmu sangat mengesankan."Ronan terkejut mengapa saat ini keponakannya bertindak bodoh."Paman, kamu benar-benar percaya? Aku sudah memeriksanya dan menemukan Fandy adalah kerabat Tuan Rijunta. Dalam hal senioritas, seharusnya dia dipanggil dengan sebutan kakak. Sekarang setelah kamu muncul, Tuan Rijunta benar-benar melakukan sesuatu seperti ini demi menyelamatkan Fandy. Kurasa aktingnya juga sangat ba
"Masalah ini sampai di sini saja."Fandy pergi setelah mengatakan ini. Saat itulah Ronan menarik napas dalam-dalam dan duduk di lantai.Alasan mengapa dia tidak ragu membunuh Rendra hanyalah trik untuk mempertahankan diri. Kalau tidak, kemungkinan besar dia akan mati saat menghadapi Tuan Drag. Bagaimanapun, pada akhirnya itu bukanlah putranya."Rijunta, kali ini aku nyaris terbunuh karenamu."Melihat Tuan Rijunta dengan agak marah, bohong kalau Ronan bilang dia tidak marah.Akan tetapi, Tuan Rijunta menjawab dengan senyuman getir."Kak, apa yang bisa kulakukan? Aku mana berani mengungkapkan identitasnya tanpa izin Tuan Drag? Intinya adalah kamu terlalu memanjakan Rendra dan bahkan nggak menganggap serius diriku sebagai wakil Ketua Aula Urusan Eksternal! Tuan Drag benar-benar murah hati. Meskipun dia bertunangan dengan Fitri, dia bilang Rendra bisa mengejarnya saat aku memberitahunya masalah Rendra.""Tapi nggak seharusnya Rendra mengacau dengan masalah Perusahaan Warlock."Ronan terdia
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it