"Fandy! Jangan terlalu senang dulu. Apakah kamu benar-benar mengira aku mengandalkan wakil CEO Grup Bintang? Haha, benar-benar konyol. Kuakui kamu bisa mendekati Catherine si manajer ini, tapi terus kenapa? Kamu nggak tahu siapa pamanku!"Fandy bertanya dengan penasaran."Benarkah? Kalau begitu katakan padaku, siapa pamanmu itu?""Pernah dengar Balai Tim Drag?"Mendengar ketiga kata tersebut, Fandy merasa seolah telah menghubungkan semuanya. Pantas saja Tuan Rijunta meminta bantuan Rendra. Ternyata pamannya juga berasal dari Balai Tim Drag, jadi tidak heran kali ini Tuan Rijunta melakukan kesalahan."Belum pernah."Jawaban seperti itu membuat Rendra terengah. Dia pun berbalik dan berkata dengan sinis."Benar juga, bagaimana aku bisa mendiskusikan Balai Tim Drag dengan pecundang sepertimu!? Ini adalah keberadaan menakutkan yang nggak bisa kamu sentuh dalam hidupmu dan pamanku adalah anggota Balai Tim Drag. Jangankan kamu, nanti Catherine si wanita jalang itu saja harus datang minta maaf
Apa!? Ronan menatap Tuan Rijunta dengan tidak percaya sebelum menatap Fandy. Orang di depannya ini adalah Tuan Drag paling misterius di Balai Tim Drag?Tuan Rijunta sangat marah sehingga setelah menerima panggilan dari Fandy, dia langsung pergi ke pesta perjamuan tanpa menunda waktu. Dia tidak berani terus membicarakan hal ini di telepon dan langsung memohon maaf kepada Fandy.Setelah mengatakan ini, Tuan Rijunta langsung berlutut di hadapan Fandy."Tuan Drag! Tolong hukum aku karena kinerjaku yang buruk!"Tiba-tiba, suara tawa terbahak-bahak terdengar."Haha! Tuan Rijunta, kemampuan aktingmu sangat mengesankan."Ronan terkejut mengapa saat ini keponakannya bertindak bodoh."Paman, kamu benar-benar percaya? Aku sudah memeriksanya dan menemukan Fandy adalah kerabat Tuan Rijunta. Dalam hal senioritas, seharusnya dia dipanggil dengan sebutan kakak. Sekarang setelah kamu muncul, Tuan Rijunta benar-benar melakukan sesuatu seperti ini demi menyelamatkan Fandy. Kurasa aktingnya juga sangat ba
"Masalah ini sampai di sini saja."Fandy pergi setelah mengatakan ini. Saat itulah Ronan menarik napas dalam-dalam dan duduk di lantai.Alasan mengapa dia tidak ragu membunuh Rendra hanyalah trik untuk mempertahankan diri. Kalau tidak, kemungkinan besar dia akan mati saat menghadapi Tuan Drag. Bagaimanapun, pada akhirnya itu bukanlah putranya."Rijunta, kali ini aku nyaris terbunuh karenamu."Melihat Tuan Rijunta dengan agak marah, bohong kalau Ronan bilang dia tidak marah.Akan tetapi, Tuan Rijunta menjawab dengan senyuman getir."Kak, apa yang bisa kulakukan? Aku mana berani mengungkapkan identitasnya tanpa izin Tuan Drag? Intinya adalah kamu terlalu memanjakan Rendra dan bahkan nggak menganggap serius diriku sebagai wakil Ketua Aula Urusan Eksternal! Tuan Drag benar-benar murah hati. Meskipun dia bertunangan dengan Fitri, dia bilang Rendra bisa mengejarnya saat aku memberitahunya masalah Rendra.""Tapi nggak seharusnya Rendra mengacau dengan masalah Perusahaan Warlock."Ronan terdia
"Apa!?"Sharon terkejut dan Fitri juga menoleh, tetapi sekarang dia tidak lagi mempedulikan hal itu."Kamu yakin?""Yakin! Rendra digendong di bahu seorang pria paruh baya dan pergi melalui pintu belakang. Aku bisa memastikan dia tidak bernapas. Dilihat dari kepalanya yang terkulai, seharusnya lehernya patah."Tidak ada kekurangan master di Tentara Markotop. Orang dari yang diutus Sharon ini juga seorang seniman bela diri yang tidak ada masalah dalam merasakan pernapasan orang biasa, jadi mustahil dia membuat kesalahan."Waktu itu siapa yang ada di dalam ruangan?""Fandy, Rendra, pria paruh baya dan Rijunta adalah orang terakhir yang masuk."Setelah mengambil napas dalam-dalam, Sharon mengakhiri panggilan dan segera melaporkan semuanya kepada Fitri."Nyonya, aku curiga pria paruh baya itu adalah paman Rendra, tapi bagaimana Rendra bisa mati?"Fitri juga mengerutkan kening."Mungkinkah Tuan Rijunta membunuhnya? Tapi itu terlalu mencolok dan nggak seperti gaya Tuan Rijunta."Sharon sanga
Chaesa yang berada di sebelah juga buru-buru menyetujuinya."Benar, ayah ini terlalu baik hati."Fandy si idiot ini benar-benar membantu keluarga kami, lalu masih diburu oleh Jessy.' Chaesa merasa sangat bahagia hanya dengan memikirkannya.Meskipun tidak mengatakan apa-apa lagi, Wildan punya rencananya sendiri dan tidak bisa menerimanya begitu saja.Hari baru tiba dan Tuan Rijunta muncul di rumah Fandy pada siang hari."Kak Fandy, ada kabar tentang jenggot musa."Oh? Fandy tersenyum karena jenggot musa adalah salah satu bahan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Tuan Besar Rick."Sudah didapatkan atau ...."Begitu Tuan Rijunta bangun, kabar yang disampaikan oleh bawahannya membuatnya sangat bersemangat. Akhirnya dia bisa menebus kesalahannya."Nggak, itu ada di sebuah desa di pinggiran Kota Valencia. Tapi orang tua itu sangat keras kepala dan nggak mau menjual pusaka keluarganya dengan harga berapa pun. Anak buahku sampai membawa uang tunai 20 miliar untuk membelinya, tapi oran
Ternyata orang yang diundang oleh ayah dan anak Keluarga Mahesa adalah Catherine. Ini adalah sesuatu yang tidak diduga oleh Fandy, tetapi saat ini itu tidak lagi penting.Melihat kemunculan Fandy, raut wajah Adriano berubah menjadi sangat jelek. Kerja sama dengan Grup Bintang adalah peristiwa besar. Meskipun ada hubungan terjalin dan tidak akan ada masalah, pasti akan gawat kalau sampai membuat manajer marah. Ditambah lagi dia sudah berencana mengejar Catherine, Fandy yang datang ini hanya menampar wajahnya."Fandy! Jangan mengacau, keluarlah bersamaku."Adriano buru-buru berjalan mendekat, sementara Arjuna tersenyum menyesal."Bu Catherine, jangan pedulikan ini. Ini masalah sepele di antara anak muda."Catherine mengangguk sekaligus penasaran pada saat yang sama. Mengapa Fandy memprovokasi semua tokoh besar ini? Apakah dia memang mampu melakukannya? Tidak perlu membahas Rendra lagi karena dia telah turun tangan untuk mengatasinya, tetapi bagaimana dengan Keluarga Mahesa dan putranya?
"Cepat! Melaju lebih cepat lagi!"Arjuna juga dilindungi oleh para seniman bela diri, tapi mana mungkin bisa dibandingkan dengan Fitri, jadi pergi ke sana jelas merupakan tempat yang paling aman.Saat tiba di markas Tentara Markotop, Fitri yang sudah mendapat kabar sedang menunggu di luar."Fitri."Adriano yang baru turun dari mobil, tidak terlihat panik dan menyapa Fitri sambil tersenyum."Kak, aku."Setelah itu, Adriano memuntahkan seteguk besar, lalu langsung jatuh ke bawah."Anakku!"Arjuna yang punya kecepatan mata dan tangan langsung membantu putranya. Fitri juga langsung berada di sisinya."Adriano. Mati."Apa! Arjuna tidak bisa bernapas dan hampir pingsan. Dirinya sudah bergegas secepat mungkin, tapi keadaan tragis itu terjadi begitu saja.Sharon juga tercengang. Apa Adriano meninggal karena sakit mendadak atau karena alasan lain? Ya Tuhan! Sepupu Dewi Perang meninggal, bukankah sama saja akan ada kiamat?Arjuna yang sudah mendapatkan kembali kekuatannya, memandang ke arah lang
Fandy sedang duduk di halaman Vila Dansel seolah sedang menunggu seseorang.Telepon berdering, ternyata telepon dari Tuan Rijunta."Kak Fandy, Ronan baru saja menelepon bahwa Fitri pergi menemuinya dan bertanya tentang situasi di ruang pesta tadi malam. Ronan bilang Rendra mengalami serangan jantung, tapi masih nggak mengungkapkan identitasmu."Tentu saja Fandy tahu ada seseorang yang berjaga di luar, sepertinya memang Sharon yang mengirimnya.Pada saat yang sama, berita kematian Rendra tidak dapat ditahan, pada akhirnya akan sampai ke Fitri. Ini juga alasan kenapa tidak membiarkan Ronan segera meninggalkan Kota Valencia.Tidak ada gunanya jika orang lain yang mengatakan ini, tapi siapakah Ronan? Sebagai penguasa Aula Hukum Pidana Tim Drag, statusnya benar-benar tinggi. Sharon hanya bisa menanyakan beberapa pertanyaan, tapi mana mungkin berani memastikannya sendiri? Jadi masalah Rendra benar-benar sudah berakhir."Suruh Ronan untuk menelepon Sharon saja.""Aku tahu Kak Fandy."Fandy bu
Kebetulan Nonanya telepon."Nona.""Dalam foto yang kamu kirimkan padaku kemarin, nama wanita itu Lusiana dan dia adalah cucu Burhan."Apa!? Burhan? Catherine terkejut. Dia sudah begitu lama ikut dengan Nona, mana mungkin Nona tidak tahu beberapa orang terkenal?"Astaga! Nona, kok wanita berstatus Lusiana bisa bertemu dengan Fandy?"Anehnya, Nona malah tertawa."Burhan telah menetap di Kota Valencia, tepat di sebelah vila Fandy. Selain itu, Burhan adalah orang yang rendah hati. Sebagai tetangga, sudah nggak heran keduanya saling berhubungan. Nggak layak disebutkan, paling-paling cuma hubungan tatap muka saja dan nggak ada yang bermanfaat.""Mengenai alasan Lusiana membantu Fandy, mungkin Pak Burhan nggak tahan melihat Tentara Markotop berurusan orang biasa sedemikian rupa, jadi dia menyuruh cucunya untuk pergi mengurusnya. Nggak perlu terlalu diperhatikan. Dengan kata lain, kalau Fandy memang bisa mendapatkan bantuan Burhan, dia cukup layak untuk mendapatkan status tinggi."Setelah men
Fandy berdiri. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar gurunya begitu marah. Pasti ada masalah besar yang terjadi."Guru, katakan. Aku mendengarkan."Sampai Burhan juga menatapnya dengan penasaran. Fandy masih sangat muda dan keterampilan medisnya telah mencapai puncaknya. Mana mungkin guru yang melatihnya adalah orang biasa?"Negara Gestin ini keterlaluan! Beraninya mereka meremehkan pengobatan tradisional yang diwarisi negara kita selama bertahun-tahun!? Nggak lama lagi akan ada persaingan medis. Itu adalah Negara Gestin."Setelah mendengarkan, Fandy tidak menyangka ternyata alasan mengapa gurunya begitu marah saat menelepon sama dengan yang Burhan katakan."Guru, seorang pahlawan tua telah menugaskanku untuk ikut dalam kompetisi. Tenang saja, aku akan pasti membuat para bajingan dari Negara Gestin itu masuk dengan bangga dan pergi sambil menangis."Dokter tersenyum."Benarkah? Kalau begitu, aku nggak perlu membicarakan yang lainnya! Dengarkan baik-baik, kalau kamu nggak menghajar m
Itu hanya lelucon, Pak Burhan melanjutkan."Berjanjilah padaku. Kalau kamu memang nggak punya perasaan terhadap cucuku setelah mencoba beberapa saat, bicaralah dengan lebih kasar. Takutnya nanti dia akan terbuai terlalu dalam dan akan semakin menderita."Fandy tersenyum getir."Apa kamu merasa aku terlalu menawan?"Tidak disangka Pak Burhan mengangguk dengan serius."Benar, ada beberapa orang yang memang terlahir luar biasa. Bagi orang seperti ini, yang paling mereka miliki adalah wanita. Cucu bukanlah peri yang nggak terpikat oleh dunia fana. Wajar saja kalau dia jatuh cinta padamu."Penilaian yang begitu tinggi membuat Fandy merasa agak malu."Kalau begitu, aku akan melakukannya."Seolah ini hanya pernyataan pembuka, Burhan tiba-tiba meletakkan pancing sambil memandang Fandy dan berkata dengan serius."Aku punya permintaan."Fandy panik."Kamu terlalu menganggapku tinggi."Setelah melambaikan tangan, Pak Burhan masih sangat serius."Nggak! Aku nggak akan pernah bicara omong kosong ka
Fitri telah mengetahui Heijo berada di tingkat Raja Seni Bela Diri dan bisa mengaktifkan energi pelindung tubuh untuk membunuh orang tanpa terlihat. Selain itu, kamera di sini juga telah dihancurkan. Meski terlihat, tetap saja tidak akan ada bukti.Biasanya seniman bela diri tingkat ini akan ditangani oleh markas besar. Meskipun Fitri adalah Dewi Perang, dia tidak layak dan tidak memiliki kemampuan itu.Dalam keputusasaan, Fitri buru-buru berkata."Kalau kamu membunuhnya, kita nggak akan pernah bersama!"Heijo menurunkan tangan kanannya sambil mengernyitkan dahi."Oke. Karena kamu adalah Dewi Perang dan punya kewajiban yang harus kamu penuhi, aku akan melepaskannya dengan enggan. Tapi kamu harus menjelaskan pada gurumu. Kalau nggak, perintah militerku akan menjadi lelucon."Fitri menghela napas lega."Akan kujelaskan."Keduanya pergi. Fandy yang baru mengantar Lusiana di halaman hanya meliriknya tanpa menganggapnya serius.Kalau Fitri tidak ada di sini, Fandy pasti akan pergi dan menan
Saat ini di luar, Heijo datang perlahan dengan senyuman di wajahnya."Bahkan nggak bisa merasakan aura pembunuh yang sengaja kuaktifkan. Orang bernama Fandy ini biasa saja."Heijo ingin mengujinya. Kalau tidak, mustahil bagi siapa pun bisa tahu kedatangan dan kepergiannya dengan yang dia miliki."Kamu Heijo?"Tiba-tiba, seorang wanita muncul di depan dan menghalangi jalan Heijo.Dia menyipitkan mata untuk mengamatinya dan tersenyum."Haha, ini Fitri. Nggak kusangka pertemuan pertama kita di tempat dan waktu seperti ini."Heijo telah melihat foto Fitri berkali-kali. Meskipun setelah ramalan guru dan Fitri sangat jelek, dia akan menikahi serta memperlakukannya dengan baik. Akan tetapi, mana mungkin pria tidak mendambakan wanita cantik?Setelah melihat foto itu, Heijo sangat kagum dan tentu saja sangat bahagia. Jadi pada dasarnya, dia telah memutuskan Fitri adalah kekasihnya."Kamu memang sangat kuat. Aku bisa tahu cuma dari aura pembunuhmu."Saat ini Fitri merasa rumit. Dia tidak pernah
Sesampainya di Komunitas Ruby, Fandy memarkir mobil di tempat parkir depan pintu masuk sebelum memberikan kunci kepada satpam dan memberi tahu Jessy untuk mengutus seseorang mengambilnya.Saat berjalan masuk dan melewati vila Catherine, Fandy melihat Catherine sedang duduk di halaman pada malam seperti ini."Mau masuk dan duduk-duduk?"Setelah keduanya saling memandang, Catherine mengajaknya."Nggak, aku agak capek."Rasa penasaran melintas di mata Catherine. Fandy kembali dari Tentara Markotop dengan selamat? Mustahil untuk mengatakan penangkapan Tentara Markotop adalah kesalahpahaman.Bukankah konyol sekali kalau Tentara Markotop datang menangkap orang tanpa bukti?"Fandy, rahasia apa lagi yang kamu punya?"Setelah bergumam, Catherine mengambil keputusan. Bukankah itu tujuan Nona mengutusnya ke sini? Akan tetapi, sebuah suara bergema di dalam hatinya dan menyuruhnya untuk jangan mencari sisi lain Fandy. Kalau tidak, mungkin akan ada kemungkinan kecil untuk bersama Nona.Begitu memasu
"Fandy, namaku Ronald, aku adalah kapten Tentara Markotop. Kakekku dan Pak Burhan pernah menjadi rekan seperjuangan."Dengan adanya hubungan ini, sikap Fandy tentu saja berbeda. Pak Burhan adalah pahlawan perang, mana mungkin kakek Ronald bisa lebih buruk dari itu?"Haha, ada apa Kak Ronald mencariku?""Begini, Mark adalah keponakanku. Dari apa yang kuketahui tentang apa yang terjadi, masalah di antara kalian berdua nggak terlalu besar. Coba lihat bisa nggak kamu memberiku muka dan membiarkannya meminta maaf kepadamu? Sejujurnya, aku baru mengetahui masalah ini."Fandy menepikan mobilnya dan tertawa."Boleh. Karena Kak Ronald sudah angkat bicara, aku pasti akan memberimu muka."Lagi pula, masalah mereka berdua belum terlalu dalam. Kalau tidak, siapa pun yang mencarinya tidak akan ada gunanya."Kalau begitu, terima kasih banyak. Aku akan menyuruh adikku untuk mendisiplinkan Mark dengan baik."Karena sudah seperti ini, Fandy tentu saja pulang ke rumah.Jessy yang juga duduk di dalam mobi
Reaksi Ronald membuat Mark tertegun sejenak, lalu dia tertawa."Fandy, temanku ...."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Ronald tiba-tiba menatap Mark dan suaranya agak meninggi."Katakan sejujurnya, yang mau mencari tahu tentang Fandy itu kamu atau temanmu?"Mana mungkin dia tidak mengenal keponakan ini si tuan dari Keluarga Westly yang paling pintar membuat onar? Sebagai kapten Tentara Markotop, orang berbahaya dan licik seperti apa yang belum pernah dia tangani? Mana mungkin dia tidak bisa melihat apakah ucapan yang seseorang lontarkan itu kebohongan atau bukan?Saat ini semua orang juga melihat ke arah mereka, terutama Harjono yang berdiri dan berkata dengan tegas."Katakan yang sebenarnya pada pamanmu!"Mana mungkin seseorang yang berpengalaman tidak bisa melihat keseriusan Ronald?Meskipun Mark ragu, dia masih buru-buru berkata."Paman, benar, akulah yang ingin mencari tahu. Aku dan Fandy ini punya masalah, tapi itu nggak penting lagi. Aku melihatnya dibawa pergi oleh anggota Tentar
Akhirnya, Jessy memikirkannya."Sudahlah! Aku belum pernah bertaruh sekali pun seumur hidupku, jadi kali ini aku akan menemanimu untuk menggila bersama!"Tepat setelah dia mengatakan ini, tiga mobil tiba-tiba muncul di depan yang berhenti secara menyamping dari depan dan belakang sampai membuat Jessy terpaksa menginjak rem."Mau memberontak? Beraninya menghentikan mobilku?"Akan tetapi saat berikutnya, dia melihat plat nomornya dengan jelas dan langsung membeku."Gawat, ini mobil ayahku."Benar saja, pintu Rolls-Royce yang berhenti di depan terbuka dan seorang pria paruh baya muncul. Adik Jessy yang bernama Hilman juga berada di sampingnya."Hilman sialan, pasti dia yang mengadu."Setelah menoleh, Jessy terlihat menyedihkan."Kak Fandy, bisakah kamu turun denganku? Kalau nggak, kali ini ayahku pasti akan membunuhku. Tolong bantu aku."Fandy merasa tidak berdaya, tetapi bagaimanapun juga, Jessy juga telah membantunya dalam mendapatkan Bunga Alea. Jadi bantuan kecil ini bukanlah masalah.