Share

Wanita Dalam Mimpi Hendra

last update Last Updated: 2022-10-13 10:34:58

"Arlin."

Samar telinga Vira mendengar suara orang mengucapkan satu nama.

"Arlin."

Antara sadar dan tidak, Vira terbangun dari tidurnya. Dia mengucek mata, kemudian menggeliat sambil menyibakkan selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Wanita itu kemudian duduk diantara keremangan kamar.

"Arlin. Maaf." Kali ini suara itu diiringi dengan isakan kecil.

Vira bergerak pelan mengambil air minum dalam gelas yang terletak di atas nakas samping tempat tidurnya. Dia meneguk air dengan nikmat, sejuk terasa membasahi tenggorokannya yang kering karena pendingin ruangan menyala maksimal.

"Ini bukan inginku." Suara yang terdengar semakin tersedu-sedu.

Wanita berwajah manis itu menarik napas panjang. Ini bukan pertama kalinya dia terbangun di tengah malam karena igauan Hendra, suaminya.

Selama tiga tahun pernikahan mereka, hampir setiap malam Vira terjaga karena mendengar suara Hendra yang sesenggukan menahan tangis.

Arlin.

Satu nama yang selalu Hendra sebut dalam setiap mimpinya yang diiringi isakan ta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Masa Lalu yang Menyakitkan

    Vira mencium tangan Rahma dan berjabat tangan dengan Silmi.Itu hari pertama Vira bertemu dengan ibu dan saudara tirinya. Beberapa bulan setelah itu, Ayah Aksa dan Rahma resmi menjadi suami istri. Rumah yang tadinya sepi karena hanya ditinggali oleh dua orang, kini ramai karena ada penghuni baru.Rumah itu selalu ramai dan dipenuhi canda tawa. Sayangnya, Vira hanya bisa menjadi penonton dalam setiap adegan bahagia yang terpampang di depan mata."Vir. Cobalah hormati Mama Rahma, seperti Silmi menerima kehadiran Ayah.""Wajar saja Silmi menerima ayah. Karena ayah memperlakukan dia dengan baik!""Maksudmu, Mama Rahma memperlakukanmu tidak baik?!""Tanya saja dengan istri tersayang ayah!""Sopanlah sedikit, Vir!""Pa, cukup!" Rahma menahan Ayah Aksa yang terlihat sedikit emosi karena sikap Vira."Tidak ada uang jajan sampai kau bisa menghormati Mama Rahma dan menerima kehadiran adikmu, Silmi!"Vira terdiam. Ini pertama kali dalam seumur hidupnya, Ayah Aksa berbicara kasar padanya.Sakit.

    Last Updated : 2022-10-13
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Kedipan Dipagi Hari

    "Sudah berapa kali kukatakan, Vir? Kau tidak usah menyiapkan keperluanku! Aku bisa melakukannya sendiri." Hendra berdiri sambil berkacak pinggang di samping tempat tidur.Setelan jas biru navy senada dengan warna dasi, baju singlet, kemeja lengan panjang berwarna biru langit, lengkap dengan kaos kaki dan sepatu terletak rapi di atas tempat tidur.Setiap pagi Vira menyiapkan semua keperluan suaminya saat lelaki itu sedang mandi. Mulai dari pakaian sampai tas kerja yang isinya telah dia rapikan. Sehingga Hendra terima beres. Tinggal memakai baju dan langsung menenteng tas.Cus, sarapan.Kemudian tinggal berangkat ke kantor dengan tenang."Kita cukup melakukan sandiwara seperti suami istri kalau sedang di depan Mama." "Dan … di depan keluargaku." Vira tersenyum manis sambil mengedipkan sebelah mata.Hendra berdecak sebal melihat Vira sibuk menata isi tasnya. Memasukkan laptop, buku catatan, pulpen, dan banyak printilan lainnya. "Aku bingung, deh, sama kamu, Mas." Vira berjalan mendekat

    Last Updated : 2022-10-14
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Berbuatlah Sesukamu!

    "Pagi, Ma." Vira menyapa mertuanya yang sudah lebih dulu sarapan."Pagi, Sayang." Mama Lily tersenyum lebar menyambut Vira. Kemudian wajahnya berubah masam saat melihat Hendra mengekor di belakang menantunya.Hendra mengernyitkan kening. Apa salahnya sepagi ini sehingga ibunya bermuka masam saat menatapnya? Sebenarnya anak Mama Lily dia atau Vira, sih?Ck! Hendra berdecak sebal. Memilih makan dalam diam. Dari pada nanti salah bicara lagi."Mas, nanti aku izin keluar ya?" Izin Vira saat mengantar Hendra ke mobilnya. Hendra yang sedang menggandeng bahu Vira berbisik pelan. Mereka memang terlihat romantis ketika di depan keluarga."Berapa kali harus kukatakan?! Berbuatlah sesukamu. Aku tidak peduli."Bisikan Hendra terdengar jelas di telinga Vira. Wanita itu hanya mengangguk sambil tersenyum tipis."Aku suka lelaki yang sedikit kasar sepertimu. Terlihat sangat jantan." Vira balas berbisik dengan suara yang dibuat sangat menggoda.Hendra menggertakkan gigi melihat tangapan Vira. Wanita y

    Last Updated : 2022-10-14
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Diakah Orangnya?

    "Jadi, bagaimana?" Vira bertanya setelah semua kembali ke meja masing-masing."Kemarin ada yang menawarkan kerjasama, Bubs."Bubs. Panggilan karyawannya pada Vira, singkatan dari Bu Bos. Biar lebih keren, jadi disingkat saja. Sebenarnya wanita itu lebih senang dipanggil nama, namun mereka tetap merasa harus ada sekat antara bawahan dan atasan saat bekerja. Walaupun di luar mereka berteman baik."Kerjasama apa?""Itulah, dia baru mau menjelaskan langsung pada pemilik usaha katanya." Vano menjawab sambil tangannya tetap sibuk memencet-mencet mouse.Vira memang hanya sesekali datang mengontrol. Jika semua bisa dia selesaikan dari rumah, Vira tidak akan ke kantor. Kecuali seperti saat ini, ada hal yang tidak bisa digantikan oleh yang lain. Dalam seminggu, paling sehari wanita itu datang berkunjung. Tidak heran, sampai detik ini suami dan mertuanya tidak tahu dia punya usaha yang cukup maju."Jam berapa dia datang?" Vira mengangguk mendengar penjelasan Vano."Sebentar lagi, barusan orangny

    Last Updated : 2022-10-14
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Arlin

    Inikah Arlin yang selalu Hendra sebut setiap malam? Wanita yang suaminya tangisi dalam setiap mimpinya?Benarkah ini orangnya? Atau hanya kebetulan saja, nama dan ceritanya sama?"Baik. Coba nanti saya bicarakan dulu dengan tim saya ya, Mbak. Apakah mereka bisa sekalian mengurus akun YouTube Mba Arlin atau tidak. Karena, ya maklum. Walau usaha masih kecil, sudah lumayan orderan yang masuk setiap harinya." Vira tersenyum menampakkan kedua lesung pipinya. "Ah! Mbak Vira terlalu merendah." Untuk pertama kalinya Arlin bersuara. Persis seperti suara artis peran tanah air, Asmirandah. Suara yang terdengar manja."Saya baru pulang dari menyelesaikan pendidikan di Jepang. Seperti yang Tika katakan tadi, saya diminta meneruskan usaha keluarga. Hal itu membuat saya tidak mempunyai waktu untuk mengurus akun YouTube saya." Arlin tersenyum menyadari Vira yang menatapnya begitu intens. Apa ada yang salah dengan wajahnya?"Melalui informasi dari beberapa teman, akhirnya saya mendapat nama yang dire

    Last Updated : 2022-10-14
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Mari Bercerai

    Vira akhirnya memutuskan melanjutkan kuliah setelah dirasa usahanya sudah cukup kuat untuk menggaji karyawan, menabung, memberikan bulanan pada ayahnya dan membiayai kuliah.Walau uang bulanan dari Hendra cukup besar, Vira jarang menggunakannya. Dia lebih memilih menabung uang itu, siapa tahu suatu saat dia dan Hendra benar-benar berpisah. Setidaknya dia punya tabungan yang cukup untuk melanjutkan hidup dan mengembangkan usahanya."Arlin." Vira membisikkan nama itu entah untuk yang ke berapa kali. Ini lampu merah ke dua yang dia lewati. Telunjuk kanan Vira mengetuk-ngetuk kemudi.Lima.Hitung mundur pergantian lampu jalan, dari merah ke hijau mulai mendekati waktunya.Empat. Ketukan telunjuk kanan Vira terus berirama.Tiga.Vira tersenyum saat matanya menangkap anak-anak penjual asongan dan penjaja koran berlarian berusaha mengejar rezeki sebelum lampu hijau menyala kembali.Dua.Semua mata memandang pada lampu. Takut sekali walau telat sedetik saja.Satu.Klap.Lampu merah berganti

    Last Updated : 2022-10-14
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Seutuhnya

    Hendra terpana. Mulutnya bahkan sedikit terbuka. Tidak menyangka sama sekali kata itu akan keluar dari mulut Vira. Bukankah selama ini istrinya itu gigih berjuang untuk mendapatkan perhatiannya? Sudah menyerahkah?"Ayo kita bercerai." Sekali lagi Vira bersuara saat dilihatnya Hendra masih terdiam."Jangan bercanda, Vir. Aku tidak suka kau berbicara yang aneh-aneh!" Hendra menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa."Aku serius. Biar aku yang berbicara pada Mama."Hendra menoleh pada Vira. Sedikitpun tidak terlihat raut bercanda dari wajah datar itu. "Vir.""Untuk apa mempertahankan pernikahan ini, Mas?""Jangan sekarang! Beri aku waktu.""Waktu untuk apa? Kalau kau khawatir dengan mama, biar aku yang membereskannya." Vira beranjak berdiri."KUBILANG BERI AKU WAKTU!" Hendra berdiri dan langsung menghalangi langkah Vira yang menuju pintu kamar. "Waktu untuk apa? Kita hanya membuang waktu sia-sia! Minggir! Biar kita selesaikan hari ini." Vira berusaha menerobos Hendra."VIRA!""Kau pikir a

    Last Updated : 2022-10-14
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   HoneyBee

    Matahari pagi terasa hangat menyentuh kulit. Wanita berpakaian semi formal itu terlihat menutupi cahaya matahari dengan tangan agar tidak membuat pandangannya menjadi silau.Lantai empat puluh enam. Tempat wanita itu berdiri, menatap kesibukan jalanan di bawah sana dari balik kaca ruangan yang tembus pandang. Jalanan ibu kota padat merayap. Seperti biasa, jam-jam sibuk berangkat kantor. Mobil dan motor terlihat kecil seperti miniatur dari lantai setinggi ini, tersusun panjang mengular. Membentuk tiga barisan. Sementara di sela-sela barisan mobil, beberapa motor nyelip, seenaknya nyempil mentang-mentang kecil.Wanita itu mengalihkan pandangan ke meja kerjanya. Bola mata yang dilapisi lensa kontak berwarna biru itu menatap foto di atas meja.Matanya mendadak basah. Kejadian tiga tahun lalu tiba-tiba datang menyapa. Hadir begitu saja memenuhi ingatan."Ney"Arlin yang sedang duduk di kursi salah satu cafe mengangkat kepala. Terseny

    Last Updated : 2022-10-16

Latest chapter

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   ENDING

    Vira mengangguk. Kedua lesung pipinya tercetak jelas.Manis. Hendra membatin."Boleh aku tahu kenapa kau bisa bertahan setelah sekian lama? Bahkan kau masih tetap menerimaku kembali, setelah semua kesalahan yang kulakukan secara sengaja dan sadar." Hendra membelai rambut Vira yang tergerai. Wangi. Aroma mint yang sangat dia sukai."Karena aku juga belum bisa menjadi istri yang baik bagimu, Mas. Aku menyadari, dulu niatku salah. Aku terlalu berambisi membuatmu menerima kehadiranku agar bisa membungkam Silmi dan mamanya.” vira tertawa kecil mengingat masa itu. Masa-masa perjuangan saat dia hampir setiap minggu menemui wanita Hendra yang selalu berbeda.“Seiring berjalannya waktu, aku mulai mengerti tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan keinginanku. Satu yang kusadari, harusnya aku tidak memaksakan diri agar kau menerimaku.” Vira memiringkan tubuhnya menghadap Hendra. Tangannya menyentuh pipi Hendra pelan.Sungguh, hatinya terasa hangat. Ini pertama kalinya mereka bicara seintim i

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Menuju Ending 2

    Kabar terakhir yang dia dengar, ada upaya dari beberapa pihak yang berusaha memberikan jaminan bebas untuk Arlin. Setidaknya, dia bisa bebas walau berstatus sebagai tahanan kota. Namun, Vira tidak ambil pusing. Wanita itu sudah cukup puas bisa membuat wanita itu merasakan sempitnya ruang penjara walau hanya beberapa hari.Dari awal dia sudah tahu, Arlin tidak akan mungkin mendekam dalam penjara selama itu. Tujuannya hanya satu, membersihkan namanya dan membuat mata Hendra terbuka bahwa wanita itu tidak selemah pikirannya selama ini. Dia berharap, dengan semua yang dilakukan Arlin selama ini, suaminya bisa melupakan rasa bersalahnya pada wanita itu.“Kenapa Vira minta maaf? Bahkan detik ini, Bunda sudah tidak punya muka untuk bertemu denganmu, Nak.”Sasa yang membawa gelas minuman dan Sesa yang membawa piring berisi makanan ringan terhenti langkahnya saat akan memasuki kamar. Mereka urung masuk saat mendengar suara tangisan ibunya.Mata mereka ikut basah. Ini pertama kalinya ibu mere

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Menuju Ending 1

    “Kak Vira?” Gadis berusia sembilan belas tahun itu sedikit terkejut saat melihat siapa yang tadi mengetuk pintu rumah mereka.“Siapa, Sa?” Seorang gadis yang berusia sama muncul dari balik hordeng pembatas ruangan. Wajah mereka tampak sama. Serupa pinang dibelah dua.“Halo, Sasa, Sesa?” Vira tersenyum lebar melihat dua saudara kembar itu. Mata mereka membulat karena terkejut.“Bunda ada?” Vira kembali bertanya karena Sasa dan Sesa hanya diam dan mematung memperhatikannya.“Ada, masuklah.” Sasa akhirnya menyingkir dari pintu, memberi jalan pada Vira dan Hendra.Hendra memperhatikan rumah itu. Ruangannya terlihat bersih dan rapi walau ukurannya tidak terlalu besar. Sofa sederhana dengan bentuk leter L dan meja kaca memenuhi ruangan itu. Televisi berukuran tiga puluh dua inch terletak tepat di depan sofa.Di dinding terpasang beberapa bingkai foto. Salah satu foto menarik perhatian Hendra. Terlihat enam orang sedang berpose, tiga wanita dan tiga pria dengan latar belakang bangunan yang m

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Tabir yang Terkuak

    “Vira mengatakan hubunganmu dan Mama Lily sedikit renggang karena kehadiran Om Winar?”Hendra mendengus. Dia memang mengabaikan Mama Lily belakangan ini. Menganggapnya tidak ada, agar wanita itu bisa merasakan bagaimana perasaan Papa Heru yang disebutnya sudah meninggal sekian lama.“Semua memang salah Papa, Hen. Papa juga sangat paham bagaimana kecewanya mamamu pada papa. Suami yang dia dampingi dari posisi nol, setelah berjaya justru menyeleweng. Itulah sebabnya kenapa papa menjauh, karena menghargai mamamu.” Papa Heru menarik napas panjang, menyesali kebodohannya selama ini.“Sejujurnya, waktu itu papa gelap mata. Namun, karena mengerti hancurnya perasaan mamamu dan menyadari kesalahan, papa langsung menerima keputusan pisah tanpa membawa sepeser pun harta yang kami kumpulkan bersama.” Angin sepoi-sepoi kembali berhembus, menggoyangkan rambut Hendra yang sudah agak panjang.“Bukan salah mamamu dia mengatakan papa sudah tiada, andai papa mau bisa saja papa datang menemuimu ke sana.

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Pertemuan

    “Pa.” Vira melambaikan tangan pada lelaki yang sedang berdiri di samping saung. Sepertinya lelaki itu sedang menatap kedatangan mereka.Hendra mengerutkan kening mendengar Vira menyapa dengan “Pa”. Dia tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. Tingkat percaya diri dan sok kenal istrinya memang patut diacungi jempol.“Vira.”Suara berat itu membuat Hendra mengangkat kepala. Vira? Mereka saling mengenal?Sekitar sepuluh meter dari saung, Hendra mematung. Walau lelaki itu menggunakan pakaian yang lusuh khas baju petani ke kebun, namun tidak menutupi wibawa seseorang yang baru saja menyapa istrinya itu.Seketika hati Hendra basah. Dia sangat mengenali sosok yang sedang menunggu kedatangan mereka itu. Walau rambutnya sudah beruban, lelaki itu masih terlihat tampan. Tubuhnya pun masih sangat gagah di usianya yang sudah tidak lagi muda.“Papa,” desis Hendra.Dia berusaha menegarkan langkah kakinya yang terasa bergetar. Jantungnya berdegup kencang sampai-sampai dia seperti bisa mendengar de

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Mimpi

    Lelaki berbaju abu-abu dengan warna yang sudah pudar itu menoleh saat mendengar beberapa suara. Dia menghentikan sejenak aktivitas mencuci tangan dan kaki di pancuran bambu yang airnya mengalir jernih. Baru saja kemarin dia memasang pancuran bambu itu. Selama ini dia langsung menciduk airnya menggunakan gayung dari batok kelapa.Melihat rimbun rumpun bambu di ujung desa saat dia akan lewat menuju sawah, melintas pikirannya untuk membuat pancuran. Benar saja, ternyata pancuran ini lebih memudahkan aktivitasnya untuk mencuci tangan dan peralatan bekas makan.Lelaki itu baru saja menyelesaikan makan siangnya. Ikan nila bakar dan tumis kangkung menemani makan siangnya hari itu. Setelah dari pagi tenaganya terkuras karena membersihkan hama di antara padi dan membenarkan pematang, menu makanannya terasa sangat sedap menyapa lidah. Ditambah dengan angin sepoi-sepoi dan lengking burung elang yang terbang rendah mencari mangsa, menambah kenikmatannya makan di atas saung kecil di tengah sawah.

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra (3)

    “Aamiin.” awak media serentak mengaminkan, membuat Vira tertawa renyah.“Silang pendapat antara saya dan suami hari ini bukan masalah besar. Akhir-akhir ini kami memang kurang intens berkomunikasi karena saya sibuk mengurus acara empat bulanan dan Mas Hendra sibuk dengan pekerjaannya. Sudah ya.” Vira melambaikan tangan sambil tersenyum dan melenggang masuk ke gedung.Hendra mencegat Vira begitu istrinya itu lewat di depannya. Dia menarik tangan Vira pelan dan mengajaknya masuk ke dalam salah satu ruangan kosong.“Apa yang kau lakukan di sini, Vir?” Hendra menatap Vira tajam.“Maksud, Mas?” Vira mundur selangkah, membuat jarak diantara mereka tidak terlalu dekat.“Sudah kukatakan jangan ikut campur masalah keluargaku!” Hendra mengepalkan tangan.“Fokus saja pada kehamilanmu dan kesehatan Ayah Aksa. Ini bukan ranahmu. Biar kuselesaikan dengan caraku. Mengerti?!”“Ikut campur bagaimana?” Vira menatap Hendra tenang. Sementara Hendra menatapnya dengan garang.“Kenapa kau membuat pernyataa

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra (2)

    “Ibu Savira, kenapa anda datang terpisah dengan Pak Hendra? Kenapa kalian datang padahal sebelumnya tidak? Apakah ada hal penting terkait agenda sidang hari ini.”Vira hanya tersenyum mendengar rentetan pertanyaan dari wartawan. Dia terus berjalan lurus tanpa merasa perlu menjawab pertanyaan mereka.“Tadi Pak Hendra mengatakan kalian akan menempuh jalur kekeluargaan karena mempertimbangkan posisi Arlin sebagai pimpinan perusahaan sehingga menyangkut hajat hidup orang banyak. Bagaimana tanggapan anda?” Vira menghentikan langkah dan menoleh pada salah satu wartawan yang tadi bertanya. Dia mengerutkan kening mendengar pernyataan itu.“Bagaimana?” Vira balik bertanya.“Apakah anda akhirnya memutuskan hadir karena tidak mau suami anda kembali intens berhubungan dengan Bu Arlin yang dulu merupakan pacarnya?”Vira tersenyum mendengar pertanyaan kedua ini. Dia mengaitkan kacamata hitam di kerah baju bagian dadanya sebelum menjawab.“Jalur kekeluargaan? Jujur, kalau saya pribadi belum ada renc

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra

    "Bagaimana agenda sidang hari ini, Pak Hendra? Apakah ada hal yang mendesak sehingga anda hadir? Beberapa sidang sebelumnya hanya kuasa hukum yang mewakili." Awak media langsung mengerumuni Hendra begitu lelaki itu keluar dari mobil.Hendra mengulas senyum pada wartawan yang mengikuti langkahnya. Kasus ini memang menarik perhatian publik karena dari awal Arlin sudah melempar bola kepada media. Seiring berjalannya persidangan, banyak fakta-fakta tersembunyi yang ikut mencuat, termasuk hubungan Arlin dan Hendra di masa lalu.Hal itu menarik perhatian masyarakat, karena terkuak hubungan Arlin dan Hendra bukan hanya sekedar rekan bisnis. Namun, lebih dari itu, mereka sempat berpacaran lama bahkan hampir bertunangan. Cinta mereka harus kandas karena Hendra dijodohkan dengan Vira.Romansa cinta mereka bertiga bahkan mengalahkan fokus pada kasus yang sedang berjalan. Animo masyarakat lebih tertarik untuk mengulik kisah asmara ketiganya.“Anda datang sendiri tanpa didampingi Ibu Savira? Apak

DMCA.com Protection Status