Share

Arlin

last update Last Updated: 2022-10-14 12:01:43

Inikah Arlin yang selalu Hendra sebut setiap malam? Wanita yang suaminya tangisi dalam setiap mimpinya?

Benarkah ini orangnya? Atau hanya kebetulan saja, nama dan ceritanya sama?

"Baik. Coba nanti saya bicarakan dulu dengan tim saya ya, Mbak. Apakah mereka bisa sekalian mengurus akun YouTube Mba Arlin atau tidak. Karena, ya maklum. Walau usaha masih kecil, sudah lumayan orderan yang masuk setiap harinya." Vira tersenyum menampakkan kedua lesung pipinya.

"Ah! Mbak Vira terlalu merendah." Untuk pertama kalinya Arlin bersuara. Persis seperti suara artis peran tanah air, Asmirandah. Suara yang terdengar manja.

"Saya baru pulang dari menyelesaikan pendidikan di Jepang. Seperti yang Tika katakan tadi, saya diminta meneruskan usaha keluarga. Hal itu membuat saya tidak mempunyai waktu untuk mengurus akun YouTube saya." Arlin tersenyum menyadari Vira yang menatapnya begitu intens. Apa ada yang salah dengan wajahnya?

"Melalui informasi dari beberapa teman, akhirnya saya mendapat nama yang dire
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Mari Bercerai

    Vira akhirnya memutuskan melanjutkan kuliah setelah dirasa usahanya sudah cukup kuat untuk menggaji karyawan, menabung, memberikan bulanan pada ayahnya dan membiayai kuliah.Walau uang bulanan dari Hendra cukup besar, Vira jarang menggunakannya. Dia lebih memilih menabung uang itu, siapa tahu suatu saat dia dan Hendra benar-benar berpisah. Setidaknya dia punya tabungan yang cukup untuk melanjutkan hidup dan mengembangkan usahanya."Arlin." Vira membisikkan nama itu entah untuk yang ke berapa kali. Ini lampu merah ke dua yang dia lewati. Telunjuk kanan Vira mengetuk-ngetuk kemudi.Lima.Hitung mundur pergantian lampu jalan, dari merah ke hijau mulai mendekati waktunya.Empat. Ketukan telunjuk kanan Vira terus berirama.Tiga.Vira tersenyum saat matanya menangkap anak-anak penjual asongan dan penjaja koran berlarian berusaha mengejar rezeki sebelum lampu hijau menyala kembali.Dua.Semua mata memandang pada lampu. Takut sekali walau telat sedetik saja.Satu.Klap.Lampu merah berganti

    Last Updated : 2022-10-14
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Seutuhnya

    Hendra terpana. Mulutnya bahkan sedikit terbuka. Tidak menyangka sama sekali kata itu akan keluar dari mulut Vira. Bukankah selama ini istrinya itu gigih berjuang untuk mendapatkan perhatiannya? Sudah menyerahkah?"Ayo kita bercerai." Sekali lagi Vira bersuara saat dilihatnya Hendra masih terdiam."Jangan bercanda, Vir. Aku tidak suka kau berbicara yang aneh-aneh!" Hendra menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa."Aku serius. Biar aku yang berbicara pada Mama."Hendra menoleh pada Vira. Sedikitpun tidak terlihat raut bercanda dari wajah datar itu. "Vir.""Untuk apa mempertahankan pernikahan ini, Mas?""Jangan sekarang! Beri aku waktu.""Waktu untuk apa? Kalau kau khawatir dengan mama, biar aku yang membereskannya." Vira beranjak berdiri."KUBILANG BERI AKU WAKTU!" Hendra berdiri dan langsung menghalangi langkah Vira yang menuju pintu kamar. "Waktu untuk apa? Kita hanya membuang waktu sia-sia! Minggir! Biar kita selesaikan hari ini." Vira berusaha menerobos Hendra."VIRA!""Kau pikir a

    Last Updated : 2022-10-14
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   HoneyBee

    Matahari pagi terasa hangat menyentuh kulit. Wanita berpakaian semi formal itu terlihat menutupi cahaya matahari dengan tangan agar tidak membuat pandangannya menjadi silau.Lantai empat puluh enam. Tempat wanita itu berdiri, menatap kesibukan jalanan di bawah sana dari balik kaca ruangan yang tembus pandang. Jalanan ibu kota padat merayap. Seperti biasa, jam-jam sibuk berangkat kantor. Mobil dan motor terlihat kecil seperti miniatur dari lantai setinggi ini, tersusun panjang mengular. Membentuk tiga barisan. Sementara di sela-sela barisan mobil, beberapa motor nyelip, seenaknya nyempil mentang-mentang kecil.Wanita itu mengalihkan pandangan ke meja kerjanya. Bola mata yang dilapisi lensa kontak berwarna biru itu menatap foto di atas meja.Matanya mendadak basah. Kejadian tiga tahun lalu tiba-tiba datang menyapa. Hadir begitu saja memenuhi ingatan."Ney"Arlin yang sedang duduk di kursi salah satu cafe mengangkat kepala. Terseny

    Last Updated : 2022-10-16
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Bukan Sekedar Hanya

    "Apa maksudmu, Bee? Aku bahkan sudah mengatakan pada mama dan papa dalam waktu dekat ini keluargamu akan datang meresmikan lamaran." Arlin menatap kekasihnya dengan perasaan campur aduk. Sedikit bingung, sedikit heran, lebih banyak sedih dan sakit. Semua rasa bercampur menjadi satu. Membuat hati semakin sesak, hingga akhirnya air mata keluar tidak terbendung.Hendra menggigit bibir. Aduh! Urusan ini sungguh rumit sekali."Aku sudah menikah, Ney." Hendra memejamkan mata."Hah?!" Arlin menarik tangannya dari genggaman Hendra dengan kasar."Menikah bagaimana maksudmu?!" Arlin mengguncang bahu Hendra.Wanita berkulit putih itu menggeleng kencang. Tidak mungkin! Hendra pasti berbohong. Menikah maksudnya? Bukankah selama empat tahun ini hubungan mereka baik-baik saja? Bahkan Arlin pun cukup dekat dengan Mama Lily. "Aku dijodohkan, Ney." Hendra akhirnya terisak. Sungguh. Dia sangat mencintai Arlin.Arlin terdiam. Dijodohkan? B

    Last Updated : 2022-10-16
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Mengambil Kembali

    "Suatu saat kau akan tahu, Tik. Yang kulakukan ini bukan sekedar "hanya". Aku akan menghancurkan wanita itu dan merebut kembali lelakiku." Bayangan wajah antusias Arlin saat membahas Hendra terpantul jelas pada meja kaca di hadapannya. Wanita itu memang memilih bahan kaca untuk meja kerjanya. Dia selalu menyukai kaca-kaca tembus pandang dan bisa sedikit memantulkan bayangan."Lin. Tidak bisakah kau melupakan Hendra? Di luar sana, banyak yang mengantri untuk mendapatkan perhatianmu."Arlin mengangguk-angguk kecil mendengar perkataan Tika. Wanita itu bergerak bebas berayun ke kiri dan ke kanan dengan kursi kerjanya yang bisa berputar tiga ratus enam puluh derajat."Tetapi, aku maunya Hendra. Gimana dong?" Arlin menyipitkan mata dan menggoyangkan bahu sedikit. Suaranya yang manja terdengar menggemaskan. Tika tertawa melihat tingkah sahabatnya itu. Ujung matanya menangkap hordeng berwarna silver di belakang Arlin sedikit bergoyang. Hembusan pendingin

    Last Updated : 2022-10-16
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Sadap Ponsel

    "Tring!"Nada pesan di ponsel Vira berbunyi. Wanita yang sedang memasak nasi goreng itu mengerutkan kening. Ujung matanya melirik ponsel warna biru tua yang terletak di atas meja makan."Kok setiap ponselku berbunyi, ponselmu juga berbunyi, Vir?"Vira terlonjak kaget mendengar suara Hendra yang tiba-tiba sudah duduk di meja makan. Bukannya tadi lelaki itu masih mandi saat dia keluar kamar untuk memasak? Kini, saat masakannya baru setengah jadi, bisa-bisanya Hendra sudah berpakaian rapi. Vira menggelengkan kepala heran."Aku ada janji temu rekanan bisnis jam setengah delapan ini, tidak usah heran kenapa aku sudah rapi begini." Hendra seperti bisa membaca keheranan istrinya.Vira mengangguk-angguk menanggapi ucapan Hendra. Dia sibuk memindahkan nasi goreng dari wajan ke dalam wadah. Asap mengepul dari nasi goreng buatan Vira, menguarkan aroma yang sangat menggoda.Setelah itu, Vira menggoreng telur dadar yang sudah diraciknya. Empat buah telur dadar dengan banyak bawang bombay dan tomat

    Last Updated : 2022-10-18
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Pesan Dari Ayah

    "Vir."Hendra menghentikan makannya yang hampir selesai saat melihat wajah Vira mendadak muram saat membaca pesan di ponselnya. "Ada masalah?"Vira menggeleng pelan. Wanita itu terlihat memaksakan senyum."Sudah sarapannya, Mas? Berangkatlah, nanti terlambat."Hendra mengerutkan kening melihat raut wajah Vira berbeda dari biasanya."Sedikit lagi." Hendra menyendokkan nasi goreng terakhir di piringnya."Oh, iya, Vir. Mama kapan pulang katanya?" "Tiga hari lagi, Mas." Vira menjawab singkat. "Ck!" Hendra berdecak sebal. Mama Lily terlalu gaul menurut Hendra. Ini juga mamanya itu pergi ke luar kota dengan teman-temannya. Menikmati masa tua katanya, saat Hendra protes karena pergi terlalu lama.Hendra melambaikan tangan saat mobilnya keluar dari halaman. Matanya melirik bayangan Vira dari kaca spion. Dia merasa agak janggal dengan sikap Vira. Tidak biasanya wanita yang selalu ceria itu terlihat murung. Sementara bergegas masuk ke kamar saat mobil Hendra menghilang dari pandangan. Wani

    Last Updated : 2022-10-18
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Hendra dan Arlin

    Vira tidak patah semangat. Tujuannya hanya satu. Membuat Rahma dan Silmi membayar semua rasa sakitnya. Biarlah mereka tersiksa karena mengira dia hidup dalam kebahagiaan, sehingga enggan untuk pulang.Penguatnya hanya satu. Semua karena Mama Lily. Vira bersyukur karena mertuanya itu sangat baik padanya."Tring!"Bunyi ponsel Vira kembali terdengar. Wanita itu menghapus air mata di pipinya. "Sakit Ayah kambuh lagi."Vira terkesiap. Ini masalah serius. Sebenci apapun dia dengan ayahnya, lelaki itu satu-satunya orang tua yang dia punya. Bagaimanapun, dulu dia pernah merasakan kehangatan kasih sayang seorang Ayah.Mungkin tiba saatnya dia harus kembali. Pulang sejenak ke rumah yang dulu sempat tidak ingin dia datangi lagi. Terlebih, pesan yang dikirim Ayah Aksa sepertinya serius. Dada Vira mendadak berdebar. Tiga tahun tidak pernah berjumpa, sudah seperti apa rupa ayahnya? Akankah masih sama dengan hari terakhir mereka saling bertatap mata?Gemetar tangan Vira menekan nomor telepon Hendr

    Last Updated : 2022-10-18

Latest chapter

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   ENDING

    Vira mengangguk. Kedua lesung pipinya tercetak jelas.Manis. Hendra membatin."Boleh aku tahu kenapa kau bisa bertahan setelah sekian lama? Bahkan kau masih tetap menerimaku kembali, setelah semua kesalahan yang kulakukan secara sengaja dan sadar." Hendra membelai rambut Vira yang tergerai. Wangi. Aroma mint yang sangat dia sukai."Karena aku juga belum bisa menjadi istri yang baik bagimu, Mas. Aku menyadari, dulu niatku salah. Aku terlalu berambisi membuatmu menerima kehadiranku agar bisa membungkam Silmi dan mamanya.” vira tertawa kecil mengingat masa itu. Masa-masa perjuangan saat dia hampir setiap minggu menemui wanita Hendra yang selalu berbeda.“Seiring berjalannya waktu, aku mulai mengerti tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan keinginanku. Satu yang kusadari, harusnya aku tidak memaksakan diri agar kau menerimaku.” Vira memiringkan tubuhnya menghadap Hendra. Tangannya menyentuh pipi Hendra pelan.Sungguh, hatinya terasa hangat. Ini pertama kalinya mereka bicara seintim i

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Menuju Ending 2

    Kabar terakhir yang dia dengar, ada upaya dari beberapa pihak yang berusaha memberikan jaminan bebas untuk Arlin. Setidaknya, dia bisa bebas walau berstatus sebagai tahanan kota. Namun, Vira tidak ambil pusing. Wanita itu sudah cukup puas bisa membuat wanita itu merasakan sempitnya ruang penjara walau hanya beberapa hari.Dari awal dia sudah tahu, Arlin tidak akan mungkin mendekam dalam penjara selama itu. Tujuannya hanya satu, membersihkan namanya dan membuat mata Hendra terbuka bahwa wanita itu tidak selemah pikirannya selama ini. Dia berharap, dengan semua yang dilakukan Arlin selama ini, suaminya bisa melupakan rasa bersalahnya pada wanita itu.“Kenapa Vira minta maaf? Bahkan detik ini, Bunda sudah tidak punya muka untuk bertemu denganmu, Nak.”Sasa yang membawa gelas minuman dan Sesa yang membawa piring berisi makanan ringan terhenti langkahnya saat akan memasuki kamar. Mereka urung masuk saat mendengar suara tangisan ibunya.Mata mereka ikut basah. Ini pertama kalinya ibu mere

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Menuju Ending 1

    “Kak Vira?” Gadis berusia sembilan belas tahun itu sedikit terkejut saat melihat siapa yang tadi mengetuk pintu rumah mereka.“Siapa, Sa?” Seorang gadis yang berusia sama muncul dari balik hordeng pembatas ruangan. Wajah mereka tampak sama. Serupa pinang dibelah dua.“Halo, Sasa, Sesa?” Vira tersenyum lebar melihat dua saudara kembar itu. Mata mereka membulat karena terkejut.“Bunda ada?” Vira kembali bertanya karena Sasa dan Sesa hanya diam dan mematung memperhatikannya.“Ada, masuklah.” Sasa akhirnya menyingkir dari pintu, memberi jalan pada Vira dan Hendra.Hendra memperhatikan rumah itu. Ruangannya terlihat bersih dan rapi walau ukurannya tidak terlalu besar. Sofa sederhana dengan bentuk leter L dan meja kaca memenuhi ruangan itu. Televisi berukuran tiga puluh dua inch terletak tepat di depan sofa.Di dinding terpasang beberapa bingkai foto. Salah satu foto menarik perhatian Hendra. Terlihat enam orang sedang berpose, tiga wanita dan tiga pria dengan latar belakang bangunan yang m

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Tabir yang Terkuak

    “Vira mengatakan hubunganmu dan Mama Lily sedikit renggang karena kehadiran Om Winar?”Hendra mendengus. Dia memang mengabaikan Mama Lily belakangan ini. Menganggapnya tidak ada, agar wanita itu bisa merasakan bagaimana perasaan Papa Heru yang disebutnya sudah meninggal sekian lama.“Semua memang salah Papa, Hen. Papa juga sangat paham bagaimana kecewanya mamamu pada papa. Suami yang dia dampingi dari posisi nol, setelah berjaya justru menyeleweng. Itulah sebabnya kenapa papa menjauh, karena menghargai mamamu.” Papa Heru menarik napas panjang, menyesali kebodohannya selama ini.“Sejujurnya, waktu itu papa gelap mata. Namun, karena mengerti hancurnya perasaan mamamu dan menyadari kesalahan, papa langsung menerima keputusan pisah tanpa membawa sepeser pun harta yang kami kumpulkan bersama.” Angin sepoi-sepoi kembali berhembus, menggoyangkan rambut Hendra yang sudah agak panjang.“Bukan salah mamamu dia mengatakan papa sudah tiada, andai papa mau bisa saja papa datang menemuimu ke sana.

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Pertemuan

    “Pa.” Vira melambaikan tangan pada lelaki yang sedang berdiri di samping saung. Sepertinya lelaki itu sedang menatap kedatangan mereka.Hendra mengerutkan kening mendengar Vira menyapa dengan “Pa”. Dia tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. Tingkat percaya diri dan sok kenal istrinya memang patut diacungi jempol.“Vira.”Suara berat itu membuat Hendra mengangkat kepala. Vira? Mereka saling mengenal?Sekitar sepuluh meter dari saung, Hendra mematung. Walau lelaki itu menggunakan pakaian yang lusuh khas baju petani ke kebun, namun tidak menutupi wibawa seseorang yang baru saja menyapa istrinya itu.Seketika hati Hendra basah. Dia sangat mengenali sosok yang sedang menunggu kedatangan mereka itu. Walau rambutnya sudah beruban, lelaki itu masih terlihat tampan. Tubuhnya pun masih sangat gagah di usianya yang sudah tidak lagi muda.“Papa,” desis Hendra.Dia berusaha menegarkan langkah kakinya yang terasa bergetar. Jantungnya berdegup kencang sampai-sampai dia seperti bisa mendengar de

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Mimpi

    Lelaki berbaju abu-abu dengan warna yang sudah pudar itu menoleh saat mendengar beberapa suara. Dia menghentikan sejenak aktivitas mencuci tangan dan kaki di pancuran bambu yang airnya mengalir jernih. Baru saja kemarin dia memasang pancuran bambu itu. Selama ini dia langsung menciduk airnya menggunakan gayung dari batok kelapa.Melihat rimbun rumpun bambu di ujung desa saat dia akan lewat menuju sawah, melintas pikirannya untuk membuat pancuran. Benar saja, ternyata pancuran ini lebih memudahkan aktivitasnya untuk mencuci tangan dan peralatan bekas makan.Lelaki itu baru saja menyelesaikan makan siangnya. Ikan nila bakar dan tumis kangkung menemani makan siangnya hari itu. Setelah dari pagi tenaganya terkuras karena membersihkan hama di antara padi dan membenarkan pematang, menu makanannya terasa sangat sedap menyapa lidah. Ditambah dengan angin sepoi-sepoi dan lengking burung elang yang terbang rendah mencari mangsa, menambah kenikmatannya makan di atas saung kecil di tengah sawah.

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra (3)

    “Aamiin.” awak media serentak mengaminkan, membuat Vira tertawa renyah.“Silang pendapat antara saya dan suami hari ini bukan masalah besar. Akhir-akhir ini kami memang kurang intens berkomunikasi karena saya sibuk mengurus acara empat bulanan dan Mas Hendra sibuk dengan pekerjaannya. Sudah ya.” Vira melambaikan tangan sambil tersenyum dan melenggang masuk ke gedung.Hendra mencegat Vira begitu istrinya itu lewat di depannya. Dia menarik tangan Vira pelan dan mengajaknya masuk ke dalam salah satu ruangan kosong.“Apa yang kau lakukan di sini, Vir?” Hendra menatap Vira tajam.“Maksud, Mas?” Vira mundur selangkah, membuat jarak diantara mereka tidak terlalu dekat.“Sudah kukatakan jangan ikut campur masalah keluargaku!” Hendra mengepalkan tangan.“Fokus saja pada kehamilanmu dan kesehatan Ayah Aksa. Ini bukan ranahmu. Biar kuselesaikan dengan caraku. Mengerti?!”“Ikut campur bagaimana?” Vira menatap Hendra tenang. Sementara Hendra menatapnya dengan garang.“Kenapa kau membuat pernyataa

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra (2)

    “Ibu Savira, kenapa anda datang terpisah dengan Pak Hendra? Kenapa kalian datang padahal sebelumnya tidak? Apakah ada hal penting terkait agenda sidang hari ini.”Vira hanya tersenyum mendengar rentetan pertanyaan dari wartawan. Dia terus berjalan lurus tanpa merasa perlu menjawab pertanyaan mereka.“Tadi Pak Hendra mengatakan kalian akan menempuh jalur kekeluargaan karena mempertimbangkan posisi Arlin sebagai pimpinan perusahaan sehingga menyangkut hajat hidup orang banyak. Bagaimana tanggapan anda?” Vira menghentikan langkah dan menoleh pada salah satu wartawan yang tadi bertanya. Dia mengerutkan kening mendengar pernyataan itu.“Bagaimana?” Vira balik bertanya.“Apakah anda akhirnya memutuskan hadir karena tidak mau suami anda kembali intens berhubungan dengan Bu Arlin yang dulu merupakan pacarnya?”Vira tersenyum mendengar pertanyaan kedua ini. Dia mengaitkan kacamata hitam di kerah baju bagian dadanya sebelum menjawab.“Jalur kekeluargaan? Jujur, kalau saya pribadi belum ada renc

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra

    "Bagaimana agenda sidang hari ini, Pak Hendra? Apakah ada hal yang mendesak sehingga anda hadir? Beberapa sidang sebelumnya hanya kuasa hukum yang mewakili." Awak media langsung mengerumuni Hendra begitu lelaki itu keluar dari mobil.Hendra mengulas senyum pada wartawan yang mengikuti langkahnya. Kasus ini memang menarik perhatian publik karena dari awal Arlin sudah melempar bola kepada media. Seiring berjalannya persidangan, banyak fakta-fakta tersembunyi yang ikut mencuat, termasuk hubungan Arlin dan Hendra di masa lalu.Hal itu menarik perhatian masyarakat, karena terkuak hubungan Arlin dan Hendra bukan hanya sekedar rekan bisnis. Namun, lebih dari itu, mereka sempat berpacaran lama bahkan hampir bertunangan. Cinta mereka harus kandas karena Hendra dijodohkan dengan Vira.Romansa cinta mereka bertiga bahkan mengalahkan fokus pada kasus yang sedang berjalan. Animo masyarakat lebih tertarik untuk mengulik kisah asmara ketiganya.“Anda datang sendiri tanpa didampingi Ibu Savira? Apak

DMCA.com Protection Status