Home / Romansa / Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira / 1. Aku tahu dia berkhianat

Share

Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira
Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira
Author: Ria Abdullah

1. Aku tahu dia berkhianat

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2023-10-19 06:09:02

Aku tahu suamiku tak seperti suami yang lain, pergi bekerja lalu kembali dan menghabiskan waktu bersama anak dan istrinya. Setiap bulan menerima gaji dan memberikannya pada kami, tidak, suamiku melampaui semua itu. Sebagai pria dan panutan keluarga dia sangat keren dan mapan, aku tak bisa mengeluhkan apapun tentangnya.

Namun, ada hal yang telah lama kutahan dan pendam, kusembunyikan dengan baik agar rumah tangga kami terlihat bahagia dan baik baik saja. Ya, wajah asli Mas Revan.

Dia tidaklah sebaik yang terlihat, dibalik ketampanan, pakaian yang selalu necis dan rambut yang tak pernah tak klimis, aku yang selalu ada untuk melayani setiap perintah dan keinginannya. Tapi balasannya tidak sepadan, dia bukanlah pria pengertian seperti apa yang diharapkan wanita dalam pernikahannya.

Dari 8 tahun kami menikah, aku telah melahirkan dua anak, Rian dan Risa, aku melayani keluarga ini sepenuh hati dan cinta, tapi lama-lama aku kusadari bahwa diri ini hanya disetting seperti robot yang selalu melakukan aktivitas dan kegiatan yang sama.

Lama-lama rasa kesepian itu timbul, rasa ingin diperlakukan seperti istri selayaknya juga tiba-tiba hadir seperti rasa haus yang tidak tertahankan. Tidak ada lagi sentuhan dan belaian mesra selain ketika hasratnya datang maka dia melampiskannya, menyelesaikan keperluannya dan pergi begitu saja meninggalkanku di atas peraduan dalam perasaan merana. Tidak ada lagi pelukan mesra, kecupan atau ungkapan cinta yang ia bisikan di telingaku. Lama-lama aku merasa tersiksa dan kewarasanku mulai tergerus seperti ombak yang mengikis tebing pantai.

Pada akhirnya aku tahu bahwa dia memiliki orang lain dalam hidupnya, dia menjalin hubungan diam diam itu bahkan jauh lebih lama setelah dia mengenal dan menikahiku. Artinya, suamiku hidup dalam bayangan Cinta pertamanya. Wanita cantik bertubuh semampai yang mungkin tidak pernah disukai dan direstui orang tuanya.

Mungkin, demi formalitas dan tuntutan dan keluarga, dia melamar dan menikahiku tapi hal yang ingin aku tegaskan di sini bahwa aku juga punya martabat dan harga diri, aku bukan istri sewaannya.

Akhirnya aku tahu, sejak kubuka ponselnya, pertama kali dalam hidupku menyentuh gawai milik Mas Revan. Kudapati pemandangan paling mengejutkan yang tak pernah kuduga, jika dalam ponsel seorang pria beristri yang banyak adalah foto keluarga dan anaknya, maka suamiku hanya memiliki foto seorang wanita dalam berbagai pose. Ada yang mesra dan ada juga yang diambil dari angle wanita itu duduk sendirian.

Sebenarnya, aku sangat sedih, aku ingin menangis marah, dan protes, kalau bisa kuturuti kehendak untuk mencakar cakar wajah suamiku yang pengkhianat itu. Perasaan di dadaku sangat bergejolak, sesak. Bahkan ketika memandangi layar ponselnya tanganku bergetar seakan benda pipih itu akan terlepas dari tanganku, tapi, aku tak punya cara untuk menunjukkan rasa marah, jika aku protes padanya maka akan jadi pertanyaan aku tahu dari mana. Lalu, Jika aku ketahuan memeriksa barangnya maka Mas Revan akan murka.

Tolong jangan sarankan perceraian, kalimat itu mudah diucapkan tapi sulit dipraktikkan, aku takut dan ragu dengan berbagai kemungkinan dan resiko membayang paling buruk sehingga aku tak berani membayangkannya. Bagaimana pula nasib anak anakku nantinya.

"Ma, aku akan menginap di luar kota," ucap Mas Revan.

Tak payah kutanyakan dia pasti akan pergi dengan kekasihnya Ailen. Tak perlu lagi kupercayai bahwa dia punya kegiatan kantor dan perjalanan bisnis, karena apapun momennya wanita itu akan selalu menyertai, terbukti, foto foto perjalanan mereka bertebaran di ponsel ayahnya anak anakku.

"Apa kau perlu baju ganti ekstra?"

"Tidak usah, ma, kalau kurang aku akan beli saja."

Semudah itu memang, dia punya uang dan bisa lakukan apa saja. Tapi sayang, mengapa dari dulu aku belum mengamankan aset atas namaku. Bukannya aku tak mau, tapi dalam sistem keluarga patriarki, suami adalah raja dan dewa yang tak boleh, dituntut, suruh, diatur atau dibantah. Apapun yang dia katakan adalah perintah yang harus terjadi dan tak bisa berubah. Jadi, memintanya mengubah hal kepemilikan harta adalah hal mustahil.

Maaf, aku tak akan lemah lagi, aku tak akan bodoh lagi, aku tak akan hanya mau diperintah dan dipelintir lagi. Aku bukan babu atau istri bayaran yang disewa. Aku akan tunjukkan padanya bagaimana rumitnya resiko berselingkuh dan hinanya perbuatan itu.

Dengan kecanggihan teknologi dan tanpa sepengetahuan aku sudah memasang aplikasi kloning ponsel yang mudah mudahan tak akan pernah dia sadari. Aku bisa melacak keberadaan dia dengan akurat.

Seperti biasanya, dia di hotel, bukan hotel sembarang hotel, tapi hotel mewah bintang lima dengan fasilitas lengkap dan view samudra Hindia, harganya? Dua puluh juta semalam. Fantastis bukan? Ya. Dan yang paling miris adalah bahkan keluarganya sendiri tidak pernah dia ajak ke sana.

Bukankah sangat hebat pengaruh cinta pertama?

Aku menyusul ke sana, mengendarai mobilku sendiri. Setelah bertanya pada resepsionis yang kesannya tak ingin membocorkan informasi tamu tanpa desakan dan sedikit sogokan, akhirnya aku tahu di mana suamiku berada.

Pukul dua malam, kudorong pintu cottage pribadi yang mewah itu, seperti kuduga tidak terkunci. Kudapati pemandangan di ranjang yang begitu memilukan hati, Kedua manusia menjijikkan itu tertidur pulas dengan kaki saling tumpang tindih dan pakaian berserakan di lantai.

Ada sensasi panas di wajahku, mendapati adegan menyakitkan ini secara live. Entah kecemburuan atau kegeraman, tapi yang pasti panas itu membuncah dan menyesakkan dada.

Dengan perlahan aku berjalan, duduk di sebuah sofa, terduduk dengan air mata menggenang, jariku mencengkeram erat, ingin murka tapi kutahan. Aku duduk sambil menarik napas dalam, menyaksikan betapa bahagianya suamiku berpelukan dengan wanita lain sementara aku dan anak anak yang telah ditipunya menderita.

Pukul enam pagi, suamiku menggeliat, tanpa disadari aku sudah duduk meronda mereka selama empat jam. Dia bangun dan mengecup kening Ailen dengan senyum mengembang yang tak menunjukkan sedikitpun takut atau gundah akan perasaanku sebagai istri.

"Wah, wah, sudah pulas tidurnya, Sayangku, pasti nikmat sekali sensasi bertukar lendir dengan wanita lain?" tanyaku sambil menepuk tangan. Mas Revan terlonjak dan langsung gelagapan menutupi tubuhnya dengan wajah pucat

Wanita yang tertidur disampingnya juga ikut terjaga dan panik.

Jangan khawatir, aku memang belum pernah menghajar orang, tapi sekarang aku akan mencobanya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
di fidio di gerebek sama polisi baru kapok
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    2. dengan tenangnya

    "Apa yang kau lakukan di sini Amaira?""Melihatmu tidur, apa lagi?" jawabku santai."Lalu apa lagi?" "Merekam sedikit video untuk dokumentasi dan senjata," jawabku."Apa rencanamu, pria yang masih terduduk di balik selimut bersama kekasihnya itu nampak saling memandang dalam kebingungan an kalut."Jangan panik, tenang aja, Aku tidak akan menghajarnya, kau hanya perlu memberiku sebuah kesepakatan maka semuanya akan baik-baik saja!" ucapku sambil melipat tangan di dada."Apa yang kau inginkan?""Tanda tangani ini, surat pernyataan bahwa kau menyetujui kepemilikan rumah dan dua unit mobil?""Hanya itu?""Tidak, tidak semudah itu. Aku juga harus mendapatkan jatah dua puluh persen dari keuntungan perusahan.""Bukannya kau sudah dapatkan nafkah lebih dari cukup?" tanyanya terbelalak. "Tidak akan mudah memberimu bagian sebanyak itu kecuali kau punya saham!""Atau ... Akan kusebarkan video asyik kalian, tidur tanpa sehelai benang dengan wanita yang tidak halal untukmu, bagaimana? perusahaan

    Last Updated : 2023-10-19
  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    3. vas bunga yang pecah

    Sekarang, aku terduduk sendiri di dalam rumah, merenung dan berpikir akan apa langkah yang harus kuambil berikutnya. Mas Revan tak bisa dibiarkan terus, sementara aku juga tak mau rumah tanggaku berakhir dengan kehancuran. Aku ingin sekali membuat satu kisah seorang wanita yang menang mempertahankan suaminya dari godaan pelakor.Tapi, bayang semalam kemesraan mereka kembali teringat di pelupuk mataku. Bagaimana mereka tertidur pulas dalam keadaan saling memeluk, kaki mereka saling tumpang tindih menunjukkan betapa tak terpisahkannya hubungan mereka dan kedua manusia itu layaknya padangan romantis yang sedang dimabuk cinta. Tanpa bisa dicegah hati ini seolah disulut api, terbakar panas oleh cemburu dan sakit hati. Semakin kutelisik semakin tak habis pikir bagaimana bisa Mas Revan tidak menimbang perasaan dan pengorbananku selama ini. Bagaimana pun, aku sudah mewakafkan hidupku untuk memberikan pengabdian padanya, teganya dia menukar cinta dengan pengkhianatan dan kenikmatan sesaat,

    Last Updated : 2023-10-19
  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    4. kalau tahu begini

    Meski hati ini terasa luka, tapi aku tetap bangkit dan menelpon asisten rumah tangga, memintanya segera datang untuk membereskan rumah. Lantas, kusiapkan sarapan untuk lelaki pengkhianat yang sudah merusak hidup dan perasaanku.Meski aku sangat kecewa dan cinta yang kupupuk berganti jadi kebencian aku tetap menunaikan tanggung jawab sebagai istri yang baik, aku tetap menyiapkan untuknya sarapan dan secangkir kopi."Sarapanlah dulu sebelum kau pergi," ucapku tanpa menatapnya. Kulanjutkan kegiatan di dapur tanpa menoleh sedikit pun.Sakit rasanya perasaanku tapi kewajiban menahan diri ini untuk bersikap lebih jauh."Apa memberimu uang kompensasi dan harta akan membuatmu tak dendam padaku?"To the point sekali dia, tapi sayang dia meremehkanku, dia merasa bahwa dengan uang segala sesuatu bisa dibeli, dia bisa memerintahku, mengatur hidupku termasuk membeli kepala dan harga diriku tanpa memikirkan perasaan ini. Merasa hebat sekali dia!"Apa menurutmu uangmu bisa membeli harga diriku?""Se

    Last Updated : 2023-10-22
  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    5. kuberitahu dirinya

    Meski hati ini terasa luka, tapi aku tetap bangkit dan menelpon asisten rumah tangga, memintanya segera datang untuk membereskan rumah. Lantas, kusiapkan sarapan untuk lelaki pengkhianat yang sudah merusak hidup dan perasaanku.Meski aku sangat kecewa dan cinta yang kupupuk berganti jadi kebencian aku tetap menunaikan tanggung jawab sebagai istri yang baik, aku tetap menyiapkan untuknya sarapan dan secangkir kopi."Sarapanlah dulu sebelum kau pergi," ucapku tanpa menatapnya. Kulanjutkan kegiatan di dapur tanpa menoleh sedikit pun.Sakit rasanya perasaanku tapi kewajiban menahan diri ini untuk bersikap lebih jauh."Apa memberimu uang kompensasi dan harta akan membuatmu tak dendam padaku?"To the point sekali dia, tapi sayang dia meremehkanku, dia merasa bahwa dengan uang segala sesuatu bisa dibeli, dia bisa memerintahku, mengatur hidupku termasuk membeli kepala dan harga diriku tanpa memikirkan perasaan ini. Merasa hebat sekali dia!"Apa menurutmu uangmu bisa membeli harga diriku?""Se

    Last Updated : 2023-10-22
  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    6.tak perlu rendah hati

    Harusnya, aku tak perlu merasa rendah diri di hadapan wanita di hati Mas Revan. Dia hanya simpanan, wanita yang diam diam berselingkuh, menggunakan cara kotor untuk menggoda suami orang, tidak punya kehormatan dan tidak tahu diri. Mengapa aku harus merasa sedih dan kecil hati. Mengapa juga aku harus merasa dikalahkan oleh manusia hina sepertinya.Dia memang cantik, sukses secara karir dan mandiri. Tapi untuk merebut Mas Revan dari tanganku, akankah dia akan gunakan segala cara dan aku akan bertahan dengan hantaman gangguannya? Allahu Akbar. Kuatkan aku Tuhan.*Siang, sekitar pukul dua, kujemput anakku di sekolah. Biasanya, mereka akan pulang dan sudah menunggu di depan gerbang."Permisi Pak,"sapaku pada satpam penjaga, dia sudah mengenalku sebagai Mami Rian dan Rissa."Oh Nyonya, tadi anak anak sudah dijemput."Deg. Perasaanku mulai tak nyaman."Sama siapa?""Seorang wanita cantik dengan mobil putih, Nyonya.""Dia tak sebutkan namanya?""Dia cantik, tinggi semampai dan rambutnya se

    Last Updated : 2023-10-22
  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    7. pukul delapan malam

    Pukul delapan malam, Mas Revan kembali ke rumah. Tampilan suamiku yang pagi tadi sangat rapi dengan dasi yang terpasang sempurna kini terlihat lusuj dengan kemeja yang sudah berantakan dan tidak berada di balik lipatan ikat pinggangnya.Diletakkannya sepatu di dekat bufet dan kunci mobil di atas lemari kecil depan ruang tamu kami. Melihatku yang duduk di sofa ruang tivi Mas Revan hanya tersenyum. Langkahnya sedikit oleng dan wajahnya memerah.Sepertinya dia sedang mabuk."Apa kau minum, Mas?""Ya, sedikit, ada party kecil dengan kawan bisnis, aku tak bisa menolak tawaran minum dari mereka." Pria itu menjawab sambil berjalan sempoyongan ke kamar."Pesta di mana?" cecarku mengikutinya, aku tak percaya dia pesta di hari kerja, bukannya di akhir pekan."Di hotel bintang lima," jawabnya asal.Baiklah, aku tak perlu bertanya lebih lanjut, aku sudah mengambil kesimpulan bahwa dia baru saja bersama Ailen kekasihnya. Di hotel bintang lima? Oh, sudahlah jangan ditanya apa kegiatan mereka.

    Last Updated : 2023-10-22
  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    8 malam panjang

    Malam yang biasanya kulalui dengan panjang kini terasa begitu singkat, begitu Mas Revan merangkul dan membenamkan wajahnya di belakang tengkukku. Entah kenapa aku sangat bahagia, terharu dan berharap pada Tuhan agar ini selalu terjadi, agar Allah memperbaiki semuanya dan membukakan pintu hati suamiku untuk sadar dan menyayangi kami.*Kicau burung dari pohon di samping rumah menyambut pagi, sinar mentari menembus gorden dan menerangi ranjang kami. Kubuka mata, sementara suamiku masih erat memeluk diri ini."Mas, aku mau bangun," ucapku pelan."Ah, i-iya, bangunlah."Perlahan dia mengerjap dan membuka mata menyadari bahwa semalam kami sudah begitu mesra, dalam satu selimut tanpa berjarak sehelai benang pun, dia menjadi kaget sendiri dan gugup. Suatu pemandangan yang cukup membuatku tersinggung dan tak nyaman. Di mana-mana, tidak ada suami yang kaget sudah meniduri istrinya. Sikapnya seakan kami baru sekali memadu asmara."Mandilah Mas, kamu harus ke kantor.""Jam berapa sekarang?""Ja

    Last Updated : 2023-11-09
  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    9 muak sudah

    Rupanya, dia di sini di sela kesibukan kantornya, di sela pekerjaan yang menumpuk dan hectik, bisa bisanya dia menemui kekasihnya, makan siang bersama di dalam restoran mewah sambil bercanda dan saling menatap mata.Kini, melihatku berdiri dari jarak yang hanya beberapa meter pria itu terbelalak dan gugup. Dia terlihat minta izin dan segera ke luar menyusulku."Amaira? Kau di sini?""Iya, di sini, kebetulan belanja dan menemukanmu," jawabku dengan senyum tipis. Aku ingin sedih dan marah tapi aku tak tahu harus melepaskan emosi yang mana lebih dahulu.Kalau menuruti nafsu saja, sebenarnya tadi aku ingin masuk dan menyiram wajah Ailen dengan kopi panas, tapi jika kulakukan hal itu maka sama saja dengan mempermalukan diri sendiri. Suamiku akan semakin malu pada pengunjung yang ada, lalu pelakor itu aka pura pura lemah, menangis sehingga Mas Revan akan membelanya, aku akan semakin tersisihkan di Mata Mas Revan."Ayo pulang, aku akan mengantarmu," ucapnya sambil menarik bagian siku leng

    Last Updated : 2023-11-11

Latest chapter

  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    pelajaran sesungguhnya

    "Kau bertemu temanmu yang bernama Rudi itu?""iya," jawabku."kupikir kau akan bertemu dengan orang penting tapi ternyata kau hanya bertemu dengannya..." Mas Revan bersungut dengan cemberut sambil mendesahkan nafas dan menyandarkan punggungnya di kursi."Aku sedang membicarakan masalah bisnis dan restoran yang cukup strategis di dekat lokasi villa yang ada di daerah Timur kota ini. progress untuk bisnisnya cukup bagus hanya butuh sedikit investasi dan modal.""Aku suka kamu berbisnis tapi aku tidak sreg kau berbisnis dengannya.""kenapa?""ga suka aja.""ada alasan untuk segala sesuatu.""aku hanya tak nyaman.""Kau tak nyaman karena kau cemburu ataukah ada ketakutan lain, jika kau merasa bahwa lelaki itu akan menipuku itu tidak akan terjadi karena dia adalah sahabatku sejak lama, dia tidak akan lari kemana-mana karena jika dia melakukan kecurangan, aku pasti akan menghukumnya.""lelaki itu cukup tampan dan aku tidak mau terjadi fitnah dalam keluargaku.""bicara tentang ketampanan da

  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    72.

    **di kantor, di jam istirahat."aku izin untuk keluar 1 jam makan siang dengan temanku.""siapa?""temanku., Kami ingin membicarakan bisnis. Apa kau membutuhkan detail setiap orang yang aku temui atau haruskah kau mengirimkan satu asisten bersamaku agar bisa melaporkan segalanya padamu?""kenapa perkataanmu terdengar sentimental?" suamiku mulai memasang wajah gusar dan kesal. "aku hanya khawatir bahwa kau mencurigai beberapa temanku padahal orang-orang yang aku temui adalah orang-orang yang tempo hari selalu bersamaku. mereka adalah teman-teman biasa teman arisan, sosialita dan beberapa teman bisnis.""tidak, jangan khawatir, pergilah.""terima kasih." aku melenggang keluar dari kantornya dengan santainya. Aku sengaja tidak memberitahu bahwa aku akan makan siang dengan sahabatku Rudi, mungkin sikapku terlampau egois ataukah aku memang sengaja untuk menguji sejauh apa dia mencintaiku dan cemburu dengan itu. aku tahu bahwa aku cemburuannya akan menciptakan prahara, tapi selagi aku t

  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    71.

    "Eh, suamimu cemburuan juga ya...."sahabatku Rudi yang sudah kuambil kontaknya tiba tiba mengechat dan bicara begitu."hahaha, abaikan saja.'"Naluri laki-laki memang merasa tertantang saat melihat orang lain menunjukkan ketertarikan dan kekagumannya secara langsung pada istri mereka. tapi aku tak menyangka kalau suamimu menunjukkannya dengan gamblang.""sudahlah, kau pun jangan merasa ditantang dengan sikapnya.""Buat apa... kalau aku ingin merebut orang maka aku akan melakukannya dengan cepat. Kau juga salah tahu ga sih.""salahku apa?""kau terlalu cantik di usiamu itu, malah kalau jalan dengan anakmu kau pasti dikira kakaknya.""Hei, aku baru empat puluhan.""Tapi kau berjuang sejak menikah dengan Revan, siapa yang tak tahu reputasi pria itu. kami para sahabatmu merasa geram dengan perlakuan dan perselingkuhan yang berlangsung selama belasan tahun itu. Heran ya, kenapa kamu bisa tahan.""demi keluarga.""demi keluarga apa demi uang?""dua duanya." aku meletakkan emot senyum di be

  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    70. Rudi Siswanto

    sekarang kami duduk di sebuah kedai minuman di pinggir pantai sambil tertawa dan bercengkrama bercerita tentang masa lalu di tahun 90-an, aku dan sahabatku itu banyak mengenal masa-masa konyol di saat kami masih SMA dulu. "Aku pernah dengar kalau istriku dan para sahabat-sahabatnya membicarakan tentang pria bernama Rudi. Tak kusangka Kalau hari ini aku bertemu denganmu secara langsung." Mas Revan mengaduk minumannya lalu meresapnya."oh ya? benarkah, kau sering membicarakanku dengan sahabat-sahabat kita?"aku melirik suamiku dan segera menggeleng cepat dan itu membuat mereka berdua, kedua lelaki itu tertawa padaku."kau tampan juga ya Rudi, ngomong-ngomong Apa usaha yang kau jalani...""aku menjalankan bisnis batubara milik keluarga di Kalimantan. by the way, kau juga tampan dan punya Aura seorang pemimpin yang hebat."suamiku hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya lalu berkedip kepada diri ini dan menunjukkan betapa hebatnya dia dapat pujian dari orang-orang di sekitarku.sok

  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    69. dua tahun berikutnya

    Dua tahun berikutnya saat anak-anak sudah mulai lulus SMA dan Risa duduk di bangku kelas dua. aku dan suamiku menjalani kehidupan yang bahagia tanpa gangguan dari siapapun tidak pernah mendengar lagi kabar tentang Ailin atau perintilan tentang hidupnya.Aku merasakan ketentraman dan kedamaian menikmati peranku sebagai ibu rumah tangga sekaligus orang yang berwenang dalam perusahaan ayah mertua. ayam mertua yang saat ini sudah sepuh mulai sakit-sakitan sehingga aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak di rumahnya, suami lebih aktif dengan kegiatan bisnisnya Karena sekarang tumpuan harapan dan satu-satunya penggerak roda perusahaan hanya dia, hanya dia yang diambil keputusannya dan menjadi acuan banyak orang untuk bertindak.ayah mertua sudah menyerahkan segalanya kepada kami dan tidak lagi ambil bagian dalam keputusan perusahaan. "mau kuliah di mana setelah lulus?" tanya kakeknya pada Rian anak sulung kami."ingin kuliah bisnis manajemen di Australia kek atau bila memungkin

  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    68

    Mungkin ini bab terakhir saat aku ingin menceritakan hidupku yang penuh kebahagiaan tanpa kehadiran orang ketiga dalam Rumah tanggaku.Setelah beberapa tahun berlalu kami menjalani dengan penuh kebahagiaan dan keharmonisan itu mengalami perubahan drastis dalam kehidupan dan karirnya.Tanpa sengaja aku mendapati kabar itu ketika aku arisan besar-besaran para sosialita di kota ini. Aku tergabung di sana karena mendapatkan undangan dari istri seorang direktur perusahaan minyak, sekaligus kebetulan mengenal istri gubernur. Mereka mereka mengundangku dan menjadikan aku sebagai anggota organisasi mereka di mana aku mengikuti banyak kegiatan dan arisan. "Kau kenal wanita bernama Airin yang dulu bekerja di perusahaan mertuamu?" Tanya Mbak Fika seorang pebisnis batubara."Namanya cukup familiar," jawabku mencoba untuk bersikap normal dan mengabaikan fakta bahwa orang yang sedang ditanyakan adalah mantan kekasih suamiku.""Aku mengagumi bagaimana kau menyikapi wanita itu saat dia masih bersam

  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    67

    Apa semuanya sudah selesai dengan kepergian wanita itu? Aku rasa iya, meski ada masalah lain yang akan kuhadapi tapi tidak akan seberat aku menghadapi orang ketiga dalam rumah tangga. Kuncinya hanya satu jika ingin jadi pemenang pada suami yang suka berselingkuh, lebih banyak bersabar, lebih banyak mengendalikan emosi, tenang dan pertahankan apa yang kita miliki. Niscaya suatu hari suami akan kembali ke rumahnya dan pulang ke pelukan istri dan anak-anaknya.Aku percaya Tuhan sudah berada di pihakku dengan cara membiarkan wanita itu menyerah, lalu pergi dengan membawa amarah dan kekecewaannya.Aku yakin, episode panjang perselingkuhan selama 12 tahun sudah selesai. Ya, berakhir sampai di sini.Kurebahkan tubuhku di tempat tidur lalu kuselimuti diriku sendiri dan suami. Awak dingin dari penyejuk ruangan membuatku harus dekat-dekat dengannya dan dia pun mengembalikan badan untuk memberi tanggapan pada pelukanku."Apa semua konflik ini sudah selesai sekarang?""Aku rasa iya.""Syukurla

  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    66

    Keesokan hari.Setelah jam istirahat kantor aku dan Mas Revan menyebabkan waktu untuk pergi ke kantor di mana Ailin bekerja sebagai manajer utama. Sebenarnya perusahaan itu berbasis di Singapura, tapi karena mereka punya kantor cabang di Indonesia, maka wanita itu ditugaskan juga untuk mencari relasi bisnis dan proyek terbaru. "Kau yakin kita akan bertemu dengannya.""Untuk terakhir kalinya."Aku dan suamiku memasuki lobby utama kemudian pergi ke meja resepsionis dan bertanya di manakah ruangan Manager utama."Apa ibu Ailin ada di sini.""Maaf Bu, Ibu manajer kami tidak ada hari ini. Apa beliau tidak memberitahu Anda sebelum Anda membuat jadwal temu dengannya.""Kami datang tanpa ada jadwal temu.""Beliau ada penerbangan 1 jam lagi ke Singapura jadi mungkin anda tidak bisa bertemu dengannya hari ini.""Apa dia memutuskan kembali ke Singapura?""Ya, tugasnya sudah digantikan oleh manajer baru jadi beliau akan kembali ke kantor pusat.""Oh, baiklah."Kupandangi suamiku yang terlihat m

  • Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira    65

    Menjelang pukul 03.00 sore putuskan untuk langsung saja pulang ke rumah, kukendarai mobilku lalu 10 menit kemudian aku tiba di rumah.Ku masukkan mobil ke garasi kemudian mematikan mesin lalu keluar dari sana dan pergi ke pintu utama. Di ruang keluargaku dapati Suamiku sedang berbaring dan dia masih mengenakan baju setelan jasnya."Apa kau baru tiba?""Dari tadi.""Kenapa tidak ganti baju?""Aku masih lelah... Pusing.""Oh, apa kau sudah makan?""Belum.""Tunggulah sebentar aku akan siapkan makanan."Aku bergegas pergi ke kamar utama untuk ganti baju kemudian cuci tangan dan mukaku lalu turun ke dapur untuk menyiapkan makanan.Saat aku kembali ke dapur lelaki itu bangkit dari posisi berbaring dan menetap diriku dengan tatapan lekat dari kursi tempat duduknya."Ada apa?""Tidak ada sayang, aku hanya ....""Ada apa?""Aku hanya merasa bersalah Dan teringat kembali atas peristiwa yang bertahun-tahun pernah kulakukan pada dirimu.""Sudahlah, jangan buka-buka lama yang akan membuat kita me

DMCA.com Protection Status