Share

83. Tulus

"Bagaimana harimu hari ini, Aruni?" tanya Dio sambil memeluk pinggangku saat aku sedang asyik menyiapkan makan malam di dapur.

"Dio... malu! Bagaimana kalau ada yang lihat?" Aku berusaha melepas pelukan lelaki yang baru saja pulang kerja itu. Bahkan tasnya saja masih ia jinjing. Aku tidak mengetahui kedatangannya yang lebih cepat dari jam yang ia beritahukan sebelumnya melalui pesan. Maka aku memilih untuk bersiap saja di dapur.

Sekuat tenaga aku berusaha melepas pelukan Dio. Sungguh rasanya benar-benar malu, takut kalau sampai ada yang melihat apa yang dilakukan suamiku itu. Apalagi jika itu adalah Arsy atau Bapak. Meski yang kami lakukan sudah halal, tapi tetap saja rasanya risi jika sampai terlihat orang.

Dio tampak cemberut saat aku berhasil lepas sempurna dari pelukannya. Ia memasang wajah kecewa.

"Aku kan kangen sama kamu, Aruni! Masa peluk sedikit saja tidak boleh?!" Dio merajuk seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu tapi dilarang oleh orang tuanya.

"Bukannya tidak boleh,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status