Share

50. Fitnah

Author: Shinta wira
last update Last Updated: 2022-12-22 14:03:01

"Aku sedih banget, kangen cucu tapi dilarang-larang bertemu!"

Halah .., drama. Padahal sama sekali ia tak pernah menanyakan kabar Arsy sama sekali. Jika kangen tinggal hubungi. Padahal ia masih menyimpan nomor teleponku. Buktinya ia bisa menghubungi untuk meminjam uang, untuk pernikahan anaknya Tapi tidak tidak pernah sekalipun menanyakan kabar cucunya.

"Sekarang kan sudah dekat Bu, nanti biar kuantar Arsy ke rumah kalau Ibu memang kangen." Jawabku sebisa mungkin menjaga agar tetap lembut.

"Alah ..., dari dulu kemana saja, sama sekali tak pernah datang. Sampai-sampai Arjuna harus membeli rumah di dekat sini demi bisa bertemu dengan anaknya sendiri!"

Hah, membeli rumah disini agar dekat dengan Arsy, pasti itu hanya alasan yang dibuat-buat saka.

Tak kuhiraukan ucapannya sama sekali.

Ibu-ibu yang lain nampak berbisik menanggapi omongan Ibu.

"Sudah nih ambil anakmu, aku sudah tak kuat lama-lama menggendongnya!" Seketika ibu pun menyerahkan kembali Arsy padaku begitu saja.

Aku pun seketika
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   51. Jadi Artis

    Dio membawaku segera menjauh dari orang-orang tersebut. Menenangkanku lalu mengalihkan fokus dengan membicarakan hal lain yang lebih menyenangkan.Sepanjang perjalanan kami bernyanyi bergembira bersama Arsy.Namun aku tak bisa mengabaikan rasa kesalku.Kesal. Amat kesal. Rasanya ingin mencak-mencak dan menanyakan pada Ibunya Mas Juna mengapa menyebarkan isu yang tak benar atas diriku, kepada seluruh penghuni komplek. Apa itu tujuan mereka pindah ke dekat rumahku?Tiba-tiba sebuah pertanyaan besar terbersit dan mengganggu pikiran. Bagaiamana bisa Mas Juna pindah rumah ke sini, dalam waktu yang sangat singkat. 4 bulan saja semenjak pernikahannya yang bahkan ibunya masih meminjam uang padaku untuk menutupi kekurangan biayanya waktu itu.Padahal rumah disini cukup mahal, dan memang diperuntukan untuk kalangan menengah atas.Bukan maksudku merendahkan Mas Juna dan keluarganya. Tapi 2 tahun menjadi anggota keluarga membuatku sedikitnya tahu kondisi mereka. Belum lagi terakhir Mas Juna bil

    Last Updated : 2022-12-22
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   52. Penyebar Fitnah

    Sudah kulupakan masalah tentang keluarga Mas Juna apapun itu. Aku hanya akan menganggap mereka tak ada sama sekali.Soal Arsy yang selalu mereka jadikan alasan, akan kuabaikan saja. Toh mereka juga sama sekali tak menghubungiku untuk meminta Arsy seperti yang mereka gembar-gemborkan sebelumnya. Sabtu pagi ini aku hanya ingin berdiam diri di rumah, tak mau jika sampai harus bertemu dengan orang-orang yang menyebalkan.Bapak mengajak Arsy bermain bola di halaman. Arsy begitu bersemangat sekali.Ketika kulihat ada tukang sayur yang melintas, aku segera memberhentikannya. Ingin berbelanja sekali-sekali. Kebetulan Mba Nina juga sedang mencuci di dalam. Bi Susi mengikutiku berbelanja. Kami memilih-milih sayuran yang akan kami olah sayur asem. Itulah yang akan kumasak siang ini.Saat sedang asyik memilih, datang beberapa ibu-ibu yang juga hendak berbelanja. Aku menyapa mereka sambil melempar senyum hangat.Tapi, entah kenapa mereka memasang wajah sinis terhadapku.Seolah aku memiliki salah

    Last Updated : 2022-12-22
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   53. Will You?

    Saat akan berjalan pulang ke rumah, seseorang yang tengah menaiki motor menghentikanku. Dio."Aruni, dari mana kau?" Tanyanya sambil memperhatikanku. Entah seperti apa penampilanku kini. Berjalan kaki sendirian, dengan nafas ngos-ngosan, mungkin rambutku juga acak-acakan, tanpa make up sedikit pun karena niat awalku hanya ingin membeli sayur."Ikut yuk! Kita berkeliling sebentar saja!" Ajaknya tanpa menunggu jawabanku."Tapi aku, belum siap-siap!" Seruku, benar-benar tak percaya diri akan penampilanku kali ini dihadapan Dio."Memangnya kita mau kemana harus pakai siap-siap segala? Keliling komplek doang kok. Yuk!" Ajak Dio lagi sembari menepuk-nepuk kursi penumpangnya.Tak bisa mengelak lagi, akhirnya aku pun mengikuti perintahnya dan menaiki motor, Dio pun langsung melajukan motornya.Dio membawa ku ke danau di sekitar perumahan. Karena masih cukup pagi, suasana danau masih ramai dengan orang-orang yang berjalan-jalan, menikmati udara dan hangatnya mentari pagi.Sungguh aku benar-ben

    Last Updated : 2022-12-22
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   54. Dio & Ismi

    "Sedang apa di sini Dio?" Tanya Ismi, menatap Dio dengan tatapan takjub."Aku sedang berbelanja, kau sendiri?" Dio menjawabnya dengan gugup. Sambil mengangkat Arsy di pangkuannya.Aku mengurungkan niatku untuk mendekat pada Dio, mengambil sisi lain agar tak menganggu mereka."Yaa ..., aku juga berbelanja, ehh ... kau tinggal di sini kah Dio?""Ya, aku tinggal di sini, kau juga?" Tanya Dio nampak terkejut"Ya baru beberapa hari saja. Waw gak nyangka ya ternyata sekarang kita dekat!""Ya ..., bagaimana keadaanmu?""Seperti yang kau lihat.""Syukurlah.""Dia ..., anakmu?" Tanya Ismi ragu-ragu. Sambil menunjuk Arsy."Oh, dia anak seorang teman dekat. Oh ya ..., aku sedang terburu-buru, mungkin lain kali kita bsia bertemu lagi." Dio menyudahi perbincangannya dengan Ismi.Mereka pun akhirnya berpisah. Aku masih berdiri mematung di tempatku. Tak menyangka bahwa Dio mengenal Ismi. Hingga tiba-tiba, "Mamaaaaa ...!" Arsy memanggilku kencang. Suaranya memenuhi seluruh ruangan swalayan yang tak

    Last Updated : 2022-12-22
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   55. Arsy

    Mas Juna berkata ingin bertemu dengan Arsy, dan memintaku untuk mengantarkannya ke rumahnya.Awalnya aku ragu, haruskah kubawa dia bertemu Ayahnya? Kenapa tidak dia saja yang datang kerumahku jika memang ingin bertemu?Tapi setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya aku memutuskan untuk menyetujui membawa Arsy ke rumah Ayahnya.Aku ingin Arsy nantinya akrab dengan rumah itu. Juga aku berharap Arsy akan kenal dengan seluruh kakak sambungnya.Neneknya nampak biasa saja menyambut kedatangan Arsy, tidak seantusias saat itu ketika acara arisan berlangsung. Memang benar ia hanya sedang cari muka saja kemarin.Ayahnya pun nampak biasa saja menyambut Arsy. Walau mereka tetap bermain bersama. Ya ..., setidaknya Mas Juna tetap berusaha. Anak-anak Ismi, Gani, Geo dan Gia juga ikut serta bermain bersama Arsy. Mereka tertawa bersama. Arsy memang gampang dekat dengan yang lain, asalkan dia tidak merasa terancam. Hanya butuh waktu agar bisa lebih dekat dengannya.Aku sambil menjaga Arsy, juga me

    Last Updated : 2022-12-22
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   56. Pengorbanan Dio

    Arsy kini dipindahkan ke ruang rawat. Ia terlihat sangat lemah. Siapa yang menyangka Arsy akan sakit seperti ini, padahal beberapa jam yang lalu ia masih bermain di rumah Ayahnya.Tak henti-henti kupanjatkan doa untuk kesembuhan Arsy.Aku meminta Bapak dan Bi Susi untuk pulang ke rumah. Biar saja aku yang menjaga Arsy di rumah sakit. Juga agar Bi Susi bisa membawakan perlengkapan aku dan Arsy selama menginap di rumah sakit.Menjelang malam Bi Susi datang lagi. Namun ia tak sendiri, melainkan bersama Dio.Nampak Dio sangat khawatir akan kondisi Arsy."Kenapa tak kau kabari aku?" Tanyanya seketika.Bagaimana bisa aku menghubunginya, bahkan aku tak ingat dimana menyimpan gawaiku. Dio dan Bi Susi berkeras ingin ikut tidur di rumah sakit menjaga Arsy dan menemaniku. Padahal sudah kutolak dan kuminta agar mereka pulang saja.Saat malam, Arsy seperti menggigil kedinginan. Segera kupanggil dokter dan perawat. Khawatir Arsy akan kejang lagi. Namun syukurnya tidak. Tapi hasil lab ternyata tida

    Last Updated : 2022-12-22
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   57. Paket Menyebalkan

    Semua sudah berjalan normal kembali kini. Rutinitas harianku pun sudah padat kembali. Arsy lebih ceria dan lebih kreatif lagi.Aku pun dapat kembali fokus mengurusi Juara Food Company, setalah hampir 2 minggu meninggalkannya demi menjaga Arsy.Bersyukur sistem sudah berjalan cukup baik, sehingga walau tak datang ke kantor, aku masih bisa memantau semuanya dari rumah.Dio hari ini tak bisa mengantarku. Ia sedang berada di Singapura untuk beberapa hari kedepan. Menjenguk kedua orang tuanya di sana.Rasanya ada yang hilang saat tak kudapati sosoknya sehari saja. Karena kini hampir setiap hari kami bertemu biasanya.****Seharian ini aku hanya berada di kantor mengurusi semuanya yang tak bisa ku handle dari rumah sebelumnya.Saat sedang asyik dengan berkas-berkas, seseorang mengetuk pintu ruanganku. Ternyata Feni, salah satu admin ku datang.Ia datang dengan membawa sebuah buket bunga yang cukup besar."Bu Aruni ..., ada sebuah paket untukmu ...!" terang Feni sambil tersenyum-senyum.Kem

    Last Updated : 2022-12-22
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   58. Kelakuan Si Mantan Suami

    Selepas makan siang, Feni menghubungiku. Katanya ada seseorang menungguku di Lobby. Tapi Feni tak menyebutkan siapa yang datang.Feelingku mengatakan akan ada hal buruk yang menungguku di bawah sana.Aku pun bergegas turun untuk menemui tamu tersebut.Seperti dugaanku. Lelaki tak tahu malu itu ada disini lagi."Hai Aruni!" Sapanya ramah."Mau apa lagi kau kesini? Aku sudah memintamu tak mengganguku lagi! Cepat pergi atau kupanggilkan security sekarang juga!" Kataku keras. Sampai-sampai semua karyawan teralihkan perhatiannya padaku.Aku sudah tak peduli lagi. Terlalu muak akan sikap bebal dan tak tahu dirinya lelaki ini."Aku mau bicara baik-baik denganmu Aruni! Beginikah caramu menghadapi mantan suamimu?" Tanyanya sambil menekankan kata mantan suami. Seakan sengaja agar semua orang tahu."Juna, sudah pergilah kau, jangan buat keributan disini. Aruni tak mau menemuimu lagi!" Aku tak tahu kapan Andin turun dan ada di sini. Tapi aku bersyukur dia mau membantuku mengusir Mas Juna dari sin

    Last Updated : 2022-12-22

Latest chapter

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   97. Epilog 2

    Setelah 10 hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Dio diperbolehkan pulang. Tapi dengan catatan ia masih harus beristirahat dan tidak boleh banyak beraktivitas.Ayah dan Ibunya Dio telah menunggu kepulangan kami di rumah. Mereka sengaja menunggu Dio benar-benar pulih dulu baru datang ke Indonesia untuk menjenguk anaknya yang pernah hampir kehilangan nyawa itu.Saat pertama bertemu, Ayah dan Ibu seketika menghambur memeluk Dio juga aku diiringi dengan tangisan. Mereka begitu bersyukur karena kami masih diberi keselamatan dan umur yang panjang."Erlang itu memang keterlaluan! Sudah kubilang berkali-kali, membalas dendam hanya akan membuat kehancuran saja. Dan sekarang dia menanggung semuanya, kan?" ujar Ibunya Dio yang juga dengan penuh penyesalan. Ibunya Dio adalah adik dari Om Erlang yang juga merupakan kakak langsung dari Tante Astri. Menurut Ibu, ia juga begitu terluka akan kepergian adiknya. Bahkan Ibu sampai harus mengkonsumsi obat penenang selama satu tahun karena belum bisa mene

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   96. Epilog 1

    "Bagaimana kabar Dio?" tanyaku entah untuk yang ke berapa kalinya pada Fania sepupu Dio yang sedang menemaniku di rumah sakit.Sudah dua hari ini aku dan Dio mendapatkan perawatan setelah kejadian penyanderaan malam itu. Beruntung aku hanya kelelahan dan dehidrasi saja. Juga mendapatkan perawatan atas luka bakar yang diberikan Om Erlang di pahaku. Sedangkan Dio pagi tadi harus menjalani opersi besar karena livernya terluka akibat serangan yang ia terima saat menolongku."Dio masih belum sadar, tapi kata dokter kondisinya sudah stabil sekarang." Kabar dari Fania cukup membuat aku lega, sungguh yang aku takutkan saat ini adalah kehilangan Dio setelah semua yang terjadi pada kami."Tenang, Dio pasti akan baik-baik saja. Operasinya sudah berhasil. Dan Dio pasti akan pulih dengan cepat, Aruni." Sepertinya Fania melihat kegelisahanku. Sambil menggenggam tanganku, wanita yang memang selalu ceria di setiap suasana itu berusaha menenangkanku."Terima kasih, Fania. Terima kasih atas semua dukun

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   95. Mata dibayar Mata

    "Kamu tahu Aruni, sekian tahun aku memikirkan bagaimana cara terbaik untuk membalaskan dendamku ini. Sekian lama aku mencari siapa orang yang disayangi oleh Satyo, hingga akhirnya aku tahu tentangmu. Keponakan Satyo yang baru saja berkembang. Yang dijaga dan selalu diawasi Satyo. Aku mencari tahu tentangmu. Mencari cara bagaimana bisa mendekatimu. Sampai aku harus mendatangi mantan suamimu. Tapi semuanya nihil tidak berhasil!" lanjut Om Erlang lagi dengan menggebu-gebu. "Tapi ternyata takdir baik berpihak padaku. Tiba-tiba saja kudengar kamu menikah dengan Dio, keponakanku sendiri. Kamu seolah datang dan menyerahkan dirimu sendiri ke tanganku Aruni," Om Erlang kini membelai rambutku dengan lembut. Tapi seketika menimbulkan perasaan takut yang amat sangat pada diriku."Terima kasih Aruni! Terima kasih karena kau telah datang sendiri padaku!" ucap Om Erlang lagi dengan amat puas.Saat ini aku hanya bisa menangis. Puluhan rasa menjadi satu. Takut, bingung, sedih, marah kecewa semuanya k

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   94. Rencana Rahasia

    Entah sudah berapa jam aku menunggu di dalam ruangan gelap dan pengap ini. Galang meninggalkanku begitu saja setelah ia mendapat telepon yang entah dari siapa tadi saat matahari masih cukup terang hingga kini sudah gelap gulita.Badanku kini terasa makin lemah aku teringat sejak pagi tadi belum mengkonsumsi apa pun karena memang tak nafsu. Belum lagi aku juga terus berusaha untuk melepaskan ikatan di badanku meski sama sekali tak ada perubahan apa pun.Sungguh rasanya aku hampir putus asa, sepertinya sebentar lagi aku akan menghadapi ajal dengan cara yang mengenaskan begini.Saat sedang meratapi nasib, tiba-tiba terdengar sebuah mobil mendekat. Aku terus berusaha untuk tetap waspada. Entah kali ini apa yang akan terjadi padaku.Tak lama pintu pun terbuka, kulihat Om Erlang yang kupastikan otak dari semua ini datang menghampiri.Dengan begitu tenang, seolah tak terjadi apa pun, lelaki itu tersenyum manis padaku. "Aruni ... bagaimana rasanya berada di sini dengan keadaan terikat begini

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   93. Menyendiri

    Sepulang dari pemakaman aku meminta waktu untuk beristirahat tanpa ingin diganggu siapa pun. Aku bahkan sudah meminta cuti untuk dua hari ke depan dari kantor karena rasanya saat ini aku tak bisa berpikir dengan baik.Dio menatapku penuh khawatir karena aku begitu murung dan lesu."Apa kamu sakit, Aruni? Kamu begitu lesu sejak kita pulang dari pemakaman tadi." Lelaki itu memegang keningku. Membandingkan suhu tubuhku dengannya. "Kamu gak demam, sepertinya kamu hanya kelelahan, Sayang! Kalau begitu istirahat, ya! Jangan terlalu banyak pikiran!" Dio mengusap kepalaku dan mengecupnya lembut. Lalu dengan penuh hati-hati lelaki yang belum setengah tahun menjadi suamiku itu menutupi tubuhku dengan selimut. Memastikan aku beristirahat dengan nyaman di kasur. Tak lama ia pun pamit pergi untuk kembali bekerja dan membiarkanku sendirian seperti yang aku minta sebelumnya.Dio memang baik, tapi bagiku saat ini kebaikannya hanya topeng untuk menutupi sesuatu yang besar yang sudah ia rencanakan yan

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   92. Merasa Bersalah

    "Aruni ..." Suara Galang yang menyebut namaku menggoyahkan pertahananku. Entah mengapa dia bisa terlihat begitu mengintimidasi. Padahal aku tidak mengenalnya sama sekali. Jantungku makin berdebar kencang. Bahkan kurasa kakiku pun melemah saking ketakutannya. Sebisa mungkin aku menguatkan diri untuk menghadapi Galang, anak dari Om Erlang itu. Meski takut, aku ingin tahu apa yang akan dia lakukan kepadaku.Namun, tiba-tiba saja sebuah tangan memegang pundak belakangku, membuatku refleks melihat siapa itu. Ternyata Dio kini sudah ada tepat disampingku. Sebuah rasa lega seketika memenuhi jantungku. Aku sangat bersyukur Dio datang di saat yang tepat."Ayo, kita pulang. Aku sudah pamit pada Om Erlang dan lainnya tadi!" ucap Dio dengan amat tegas sambil menatap tajam Galang yang kini berdiri angkuh di hadapan kami dengan senyuman yang sekan merendahkan.Tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari Galang, Dio menarik lenganku dan dengan cepat membawaku pergi meninggalkan lelaki demgan t

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   91. Keluarga Airlangga

    "Halo Aruni, perkenalkan saya Erlangga Putra Airlangga!" Suara bariton Om Erlang cukup membuatku terkesima saat pertama mendengarnya. Postur tubuhnya yang besar dan kekar sangat menampakkan sifat dominannya. Sekali lihat siapapun akan tahu bahwa dia adalah orang yang penuh kuasa.Om Erlang secara khusus menyambut kedatanganku dengan Dio. Ia menyunggingkan senyum yang tampak ramah saat menatapku. Meski jujur saja, senyumnya itu terlihat aneh terlukis di wajah sangarnya."Halo, Om... perkenalkan saya Aruni!" ucapku perlahan setelah Dio memberi isyarat agar aku membalas jabatan tangan dari Om Erlang."Kamu cantik sekali, Aruni!" puji Om Erlang yang masih tampak tersenyum menatapku."Terima kasih, Om!" Aku membalasnya dengan sebuah senyuman. Tapi entah mengapa aku merasa bahwa ucapannya bukanlah sebuah pujian."Maaf, ya, karena kami baru bisa menyambutmu menjadi keluarga sekarang, Aruni! Lagi pula Dio juga nih, menikah tanpa memberitahukan keluarga besar. Padahal kan seharusnya kamu mengu

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   90. Ingkar Janji

    "Sebenarnya acara apa itu, Dio?" tanyaku pada lelaki yang baru saja sampai dari tempat kerjanya saat ia juga ternyata menyampaikan undangan yang sama dari Om Erlang pada kami berdua.Aku benar-benar merasa curiga dengan undangan ini. Bukankah kemarin mereka masih mengibarkan bendera perang padaku, menuntut agar aku untuk meminta maaf atas kesalahan anaknya itu."Undangan biasa, kok, Sayang! Keluargaku kan memang suka mengadakan acara seperti ini. Sekalian katanya mereka ingin kenal denganmu!" terang Dio."Kamu yakin, Dio? Bukannya mereka kemarin masih menyindir-nyindir aku untuk meminta maaf pada Galuh, sekarang malah Galuh sendiri yang datang menemuiku untuk datang ke rumahnya. Seakan tak ada yang terjadi antara aku dan dia.""Mmmh... ya... pada dasarnya memang ini acara yang sering keluargaku adakan. Tapi.. acara besok memang sangat dadakan sekali. Bahkan semuanya baru dikabarkan sore tadi." Kini raut wajah Dio berubah serius. Ia pun mengernyitkan keningnya seakan berpikir keras."S

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   89. Undangan Makan Malam

    "Bagaimana kondisi Arjuna? Apa saja yang kamu bicarakan dengannya tadi, Sayang?" tanya Dio yang kini sedang fokus dibelakang kemudinya. Setelah mendengar apa yang dibicarakan Mas Juna tadi, aku tak banyak bicara. Kepalaku sakit bukan main. Rasanya terlalu banyak yang harus aku pikirkan. Rahasia Dio dan sepupunya Galuh, masalah dengan keluarga Galuh, tekanan dari Ibunya Mas Juna yang masih menyalahkanku atas kondisi anaknya saat ini, lalu kini ditambah lagi tentang apa yang dikatakan Mas Juna tentang Om Satyo dan lelaki bernama Hendro itu. Arghh.. semuanya benar-benar memusingkan.Aku tak segera menjawab pertanyaan Dio, rasanya malas untuk membuka mulut ini dan mengatakan sesuatu. Tiba-tiba saja pikiranku tersentak saat Dio menggenggam tanganku dengan sebelah tangannya, sementara sebelahnya lagi menggenggam setir. "Are you okay, Honey? Dari tadi kamu ngelamun. Mikirin apa, sih?" tanya Dio sambil sesekali menatapku penuh khawatir."I'm okey, Dio! Sorry, aku lagi ga enak badan kayakn

DMCA.com Protection Status