Share

Reno Hilang

Author: ArgaNov
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kehebohan itu sudah dimulai dari kemarin, tetapi Sena baru tahu hari ini. Awalnya ia memang merasa sangat aneh dengan menghilangnya Mama dan Rayna diwaktu yang bersamaan. Akan tetapi, ia mengangap hal itu wajah karena mungkin saja mereka menghindari bertemu Adit.

“Apa yang terjadi?” tanya Sena.

Suaranya tengelam dalam tangisan Rayna. Ia mendekat untuk mendengar dengan lebih jelas apa yang terjadi. Saat ini ia merasa berada dalam masalah yang sama sekali tidak di sangka-sangka.

“Aku pikir ia hanya mengurung diri seperti sebelumnya.” Kalimat Rayna terdengar, tetapi sama sekali tidak dimengerti Sena.

“Tenanglah.” Dari tempat Sena berdiri ia melihat Mama mengurut punggung Rayna. “Tidak akan terjadi apa-apa.” Kata wanita yang sudah melahirkan Sena itu.

“Aku mengetuk pintunya dan mengatakan akan pergi ke restoran. Aku juga meletakan makanan di depan kamarnya. Kupikir ia frustrasi karena sangat menyuka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Klue

    Pikiran tentang Reno yang tidak ditemukan di rumahnya menyita waktu Sena. Ia berhasil terlihat biasa-biasa saja di depan kamera, tetapi tidak saat sendirian. Ia ingin tahu dan membantu. Apalagi kejadian menghilangnya Reno mengingatkannya pada Endah.“Jika kamu melamun seperti ini artinya masalahnya berat, kan?”Sena tersentak dan memaksakan diri tersenyum. Produsernya yang bernama Tora sudah duduk di sampingnya dan tersenyum hangat.“Mau minum, Om?” tanya Sena basa-basi. Ia bersiap memanggil Rayna yang berdiri di tepi lokasi dengan pengamatan yang tidak turun.“Tidak usah.” Tora menunjukkan botol air mineral yang masih tersisa tiga per empat bagian. “Sore kamu dijemput lagi, ya? Bisa kamu Om saja yang antar?”Tora terkenal sebagai orang yang ramah, tetapi ia tak pernah mencoba akrab dengan para pemain serialnya selain di lokasi dan di acara tertentu. Maka tak heran Sena memandang heran sekarang. Ia mu

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Apa yang Kamu Sembunyikan Dariku

    Adit tidak suka dengan kedatangan Sena yang tiba-tiba. Ia baru saja kesal dengan kata-kata Reno di belakang sana dan sekarang keberadaan Sena menganggunya.“Apa makannya enak?” tanyanya basa basi mengingat Sena tadi meninggalkan Adit dan lebih memilih pulang dengan Tora.Sena mengerjap dan mengangguk. Kesudahannya gadis cantik itu memperhatikan ruangan dengan hati-hati.Alarm dalam otak Adit berdering keras tiba-tiba. Ada sesuatu yang sedang dicari tahu Sena dan itu pasti cukup berbahaya untuk Adit. “Mau minum apa?” tanyanya lagi. Jika bisa, ia ingin menyeret Sena keluar dari rumah segera.“Air putih saja.” Sena tersenyum manis.Alarm yang tadi berdering semakin keras. Tidak! Adit menepis kecurigaan yang mulai merayap bagai laba-laba besar di suatu tempat dalam hati. Sampai saat ini Sena tidak tahu apa-apa dan akan terus seperti itu.Adit meninggalkan Sena dan berjalan ke dapurnya sendirian. Sebel

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Lelucon

    Itu memang Reno! Itu Reno! Sena berlari seperti orang yang dikejar kembali ke kamarnya. Napasnya memburu dan pikiran buruk terus-menerus mengejarnya.“Dari mana, Sena!”Sena membeku di tempat seketika. Ia tidak menyangka akan berpapasan dengan Adit di atas tangga. Apa yang harus dilakukannya kini. Kakinya serasa terpaku ke lantai.“Sena!” Adit menyentuh bahu Sena.Kali ini Sena yakin kakinya melayang beberapa senti dari lantai. Pelan ia berbalik dan memaksakan diri tersenyum. “Mmm … aku dari dapur,” alasannya.Padahal sejak tadi ia tak tahu ruangan saja yang dimasuki. Ia hanya berpikiran untuk menemukan Reno di manapun di dalam rumah Adit.Adit memandangnya lama dan Sena sama sekali tidak mengerti dengan arti tatapan itu. Tubuhnya mendadak seperti dibenamkan ke dalam air es dan menyisakan kepalanya saja.“Kenapa kamu tidak membangunkan aku?” tanya Adit. Ia meremas pelan b

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Kamu Tidak Bisa Lari Dariku

    “Kamu sepertinya terlihat gembira?” tanya Monik.Pagi ini ia mendapatkan pesan dari Adit dan bertemu di kafe depan kampus. Mereka seperti biasa duduk di lantai dua dan memperhatikan kegiatan orang-orang di bawah ruangan.“Coba tebak?” Walaupun terkesan bercanda, wajah Adit malah terkesan datar.Monik memutar bola matanya dan tersenyum. “Kamu sudah berhasil menyingkirkan Reno,” katanya asal tebak.Adit tertawa terbahak-bahak mendengar itu. Beberapa orang yang merasa terganggu dengan tawa Adit mempelototi pemuda di depan Monik.“Mana mungkin, aku harus lebih berhati-hatikan?” kata Adit di akhir tawa.Monik hanya mencebik dan menyesap minumannya pelan. “Papaku kemarin berbicara penting pada Sena, aku kesal untuk itu,” ungkap Monik. Ia tidak suka satu-satunya keluarga yang tersisa terlalu akrab dengan musuhnya.“Aku tebak jika kamu tahu apa yang mereka bicarakan?”

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Kecurigaan Ratih

    Tepat kemarin sore Ratih akhirnya melaporkan menghilangnya Sena ke kantor polisi. Berita mengegerkan itu menyebar bagai wabah dan berdengung di setiap rumah. Selanjutnya banyak telepon dari media yang menanyakan kebenaran laporan itu. Mana mungkin Ratih menerima semua hal tersebut, ia menolak memberi keterangan pada siapapun dan media manapun. Yang diinginkan seorang ibu sepertinya kini hanya sang anak yang pulang dengan selamat.“Bu, makan dulu ya?” Asisten rumah tangganya yang berbeda usia beberapa tahun kembali membujuk Ratih.Walau duduk di meja makan, tak sejumput makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulutnya.Apa Sena sudah makan? Ratih bertanya-tanya dalam hati.Ia membesarkan Sena seorang diri, putrinya itu memiliki alergi makanan dan sulit sekali untuk mencari apa yang disukai Sena selama ini.Ratih memejamkan mata, rasanya sedikit perih. Ia yakin saat ia matanya menonjol seperti ikan koi.Rayna yang tela me

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Reno Kabur

    Itu teriakan!Reno yang tengah merebahkan diri di atas ranjang kaget dan langsung duduk. Ia memang tidak punya pekerjaan, makannya baru saja datang tadi dan susah habis. Hanya air mineral yang disisakan setengah botol. Ia tak mau kehausan seperti kemarin, apalagi Adit mengaku lupa padanya. Ia bertekad harus bertahan dengan segala cara.Sekali lagi Reno mendengar teriakan, kali ini lebih jelas dari sebelumnya. Reno berlari menuju pintu dan menemplekan telinganya ke sana.Siapa yang berteriak?Jantungnya memompa darah lebih cepat dari sebelumnya, membuat matanya lebih tajam dan seluruh tubuhnya bisa menghasilkan dua kali tenaga lebih besar. Entah karena teriakan itu yang memotivasi Reno, ia seperti memiliki rencana untuk kabur. Ia menunduk, memperhatikan engsel pintu yang karatan. Tempat engsel itu dipasang adalah dinding batu, jika Reno ingin keluar ia bisa menangalkan engsel dari tempatnya dengan bayaran tenaga.Walaupun tak yakin

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Dikejar Polisi

    Sena tidak bisa menegakkan kepalanya dengan benar. Seluruh persendiannya serasa lepas dan perutnya bergolak. Ia muntah sekali di kaki Adit dan mendapatkan pukulan di pipinya. Ia yang awalnya duduk di kursi depan, dipindahkan ke belakang.Adit menelepon beberapa orang di ponselnya. Sena tahu dari spion tengah. Hasil telepon itu sama sekali tidak baik karena wajah Adit tak sedap dipandang. Pelan-pelan, Sena berusaha membuka pintu samping. Kesibukan Adit pasti sudah menyamarkan kewaspadaan. Pintu samping bisa dibuka dan secepat yang ia bisa Sena lari.Namun, ia jatuh dua langkah setelah keluar dan ambruk di aspal. “To-long!” Teriakan Sena bagai bisikan. Bagaimanapun ia mencoba sekuat tenaga, teriakan yang biasa tidak bisa terdengar.Bagaimana ini? Aku tidak lari. Tuhan …. Sena mencoba mengangkat tubuhnya lagi, tetapi tak berhasil.Adit yang sudah menyadari Sena menghilang langsung keluar dari mobil.“Gadis sial!&rdquo

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Hanya Melihatku Saja

    “Aku tidak pernah berencana membunuh siapapun. Kamu yang melakukannya.”Walaupun ia mengakui perkataan Monik, tapi Adit sama sekali tidak senang. Ia sudah melakukan semua yang disarankan Monik. Hanya saja ada beberapa yang melenceng dari rencana memang. Namun, tetap saja Moniklah pangkal permasalahan itu.“Gadis sial!” makinya sekali lagi.Mobilnya melaju dengan kencang di jalan tol. Ia sempat berhenti dan mengecek keadaan Sena di dalam bagasi. Mata Sena terpejam, tetapi ia masih bernapas dan itu sangat bagus. Ia tidak ingin Sena merusak apapun rencananya lagi. Ia sudah mengisi bensin mobil penuh dan di tempat yang dituju, ia juga sudah mempersiapkan beberapa diregen bensin untuk jaga-jaga. Sebenarnya itu bukan miliknya, tetapi milik Papa.Adit berbelok di jalanan kecil sekali lagi setelah keluar dari tol setengah jam lalu. Tempat yang dituju adalah vila yang sudah lama tak dikunjungi. Terakhir ia kemari bersama Pa

Latest chapter

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Apa Ini Akhir Bahagia?

    “Pokoknya kalian harus pulang pada jam yang sudah dijanjikan, Oke?” Rayna sekali lagi memberi peringatan dengan wajah cemas.Pertunangan Sena dan Reno diumumkan tadi siang. Reno sudah mendapat peringatan untuk tidak membawa Sena tanpa pemberitahuan dan izin dari Ratih. Namun, mereka berdua berhasil membujuk Rayna untuk bisa memberi waktu kabur. Rayna jelas menolaknya, sebab kemarahan Ratih cukup mengerikan.“Kalian bisa membuatku terbunuh kalau tidak menurut,” renggek Rayna kembali. Ia belum melepaskan tangannya dari ujung baju Sena.“Iya, Kak, kami akan kembali jam 10 malam nanti. Ini cuma nonton bioskop kok. Janji.” Setelah pertunangan, Rayna meminta Sena memanggilnya Kakak. Begitu panggilan tersebut meluncur dari mulut Sena, Rayna meloncat seperti anak kecil. Ia begitu bahagia karena bisa mendapatkan adik perempuan.“Adik laki-laki itu memang bagus, tapi aku tidak mungkin menanyakan padanya pakaian manis. Tidak

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pada Suatu Hari

    “Apapun yang terjadi jangan merasa kasihan padanya!”Ratih mengatakan itu dengan sangat meyakinkan ketika akan berangkat. Namun, saat sudah sampai di rumah sakit dan memastikan jika mayat yang ditemukan memang Monik, tak urung dirinya menangis juga.Sena dilarang masuk ke dalam. Yang masuk untuk memeriksa hanya Reno, Ratih, dan Monik. Mereka sebelum masuk diberi peringatan oleh polisi. Sebab yang mereka saksikan cukup mengerikan.“Mama baik-baik saja?” Sena bertanya dengan cemas.Ratih mengeleng. “Tidak bisa dibilang baik-baik saja jika harus menyaksikan pemandangan seperti itu. Menyebalkan mengakuinya, tapi itu mengerikan.”Di sampingnya Rayna mengangguk membenarkan. “Pilihan tepat untuk meninggalkanmu di luar. Aku pikir akan kesulitan menelan makanan untuk beberapa lama setelah ini.”Sena tahu hal itu benar. Wajah tiga orang di depannya ini terlihat pucat. Sena jadi bertanya-tanya apa yang su

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Dua Sisi Kehidupan

    Apa sudah berhenti? Seluruh tubuhnya benar-benar remuk rasanya. Bukan hanya itu seluruh kekuatannya seolah tersedot keluar. Monik berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Ia berlari di gang dan kebingungan sendiri. Gang yang dimasuki ternyata rumit seperti labirin.Ketika ia merasa sudah berada di luar gang, ia tergangga dan menyadari jika bukannya menemukan jalan, tempat itu hanya bangunan-bangunan kotor. Beberapa orang preman duduk di depan bangunan dan terlihat tertarik melihat kedatangan Monik.“Tersasar, Dek?” tanya salah satu preman dengan tato yang tak jelas di bahunya.Monik mengabaikan pertanyaan itu. Ia menutup hidungnya karena bau air selokan semakin kuat karena hembusan angin. Ia memaki dalam hati karena asal lari dan tidak melihat ke mana arah tujuan jalan tersebut. Mungkin ia bisa kembali dan berbelok di arah lain pada belokan sebelumnya.“Sombong.”Karena terlalu berkonsentrasi berpikir, Monik tidak

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Intro

    Tidak ada yang berhasil! Tidak ada! Monik melarikan kendaraannya dengan kencang. Syukurlah ia berhasil kabur dari kejaran dan tak berpapasan dengan salah satu petugas keamanan di rumah sakit. Saat penguman pencarian seorang gadis dengan cadar warna hitam disampaikan melalui pengeras suara, Monik telah melewati satpam gerbang dan masuk ke dalam mobil. Ia melihat satpam yang menyadari keberadaannya mendekat dan melajukan mobil dengan cepat.Ada sesuatu yang meloncat ke atas mobil Monik. Ia kaget dan memanting stir tiba-tiba ke kiri. Mobilnya menghantam pembatas jalan dan kepalanya dengan keras terbentur setir. Semuanya tiba-tiba menjadi gelap selama sesaat. Akan tetapi, Monik cepat menguasai diri. Ia harus segera keluar dari mobil jika tidak ingin tertangkap. Polisi pasti sedang mengejarnya saat ini. Untunglah suasana jalanan sedang sepi.Seluruh persendian Monik terasa sakit. Namun, ia memaksakan diri untuk berjalan terus. Ia singah di toilet taman untuk member

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Penyerangan yang Gagal

    Ratih memeluk putri tunggalnya erat-erat. Sesuai instruksi polisi ia bergerak ke rumah sakit pada malam hari. Seharian ini ia selalu mengontak Rayna menanyakan apa yang sedang dilakukan Sena. Sampai sore, ia tidak mendapat kabar kalau ada orang yang tidak dikenal mendekati putrinya. Namun, Rayna melaporkan Sena sukses membuat Reno bertekuk lutut.Saat itu Ratih hanya bisa membatin, Seperti itulah kekuatan seorang wanita yang sedang jatuh cinta.“Apa semuanya baik-baik saja, Sayang?”Ratih tahu tidak seharusnya menanyakan hal ini pada Sena. Ia sudah bertekad untuk membuat putrinya merasa aman. Ia juga sudah mengatakan pada Rayna kalau tidak perlu membuat Sena merasa cemas tentang kedatangan Monik ke rumah. Saat ini ia ke rumah sakit untuk membujuk Sena tinggal di sini semalam, kalau perlu sampai Monik tertangkap.Rasanya tempat Reno di rawat adalah daerah paling aman karena ada seorang polisi dan juga banyak orang yang be

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Keributan

    “SENA!”Sena kaget karena Reno berteriak dan mengapai. Ia langsung menangkap tangan pemuda yang matanya masih terpejam tersebut. Dalam hati ia bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.“Reno?” Ragu-ragu Sena menguncang bahu pemuda itu. Ia berharap yang dilakukan bisa membuat Reno tersadar. Akan tetapi, kemungkinan juga tidak. Reno masih dalam pengaruh obat bius.Reno mengenggam jemari Sena erat-erat. Seolah-olah Sena akan menghilang ketika tangannya dilepaskan. Sena tersenyum senang. Ia senang karena dirinya memiliki posisi sepenting itu di dalam hati Reno. Ia harap dirinya tidak hanya berkhayal saja.Rayna mengetuk pintu dari luar, lalu menjulurkan kepalanya. Ia tersenyum-senyum mendekati Sena. Ia tak menyangka adiknya yang bodoh sampai mengenggam tangan Sena tanpa sadar.“Heemmm!” Rayna terbatuk sedikit mengoda.Sena terkejut dan berusaha melepaskan genggaman tangan Reno. Tentu saja hal tersebut tidak berh

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Kenangan Lama

    Tidak ada yang bisa membujuk Sena jika sudah bertekad. Sama seperti saat ia memutuskan tidan mengatakan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan SMA-nya. Seperti saat ia diam saja diperlakukan tidak mengenakan oleh Adit. Atau saat Monik mengancamnya dahulu saat Reno berada di penjara. Begitu juga dengan sekarang. Tidak ada yang bisa mengubah keputusannya untuk datang ke rumah sakit dan tampak mengerikan di kamera. Ia sama sekali tidak peduli.Akan tetapi, lobi rumah sakit sepi. Sepertinya kabar ini belum sampai ke telinga para pencari berita. Mereka pasti masih terlalu fokus pada kematian Tora.“Reno ada di kamar VVIP. Aku sudah menduga kamu akan langsung kemari.”Sena memeluk Rayna segera. Kakak perempuan Reno tersebut selalu berhasil membaca situasi dengan baik saat Sena tidak bisa. Ia melepaskan pelukannya segera dan masuk ke ruangan rawat Reno.Kemeja yang digunakan Reno tidak dikancingkan. Perban melilit bagian perut dan sedikit dadanya. M

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pengorbanan dan Kebebasan

    Walau berada pada bagian belakang kantor polisi, Sena bisa tahu kalau semua petugas sedang sibuk sekarang. Ia tidak mendengar kabar kalau ada orang penting akan datang ke daerah ini. Namun, kalau bukan alasan tersebut, lalu kenapa kantor yang telah ditinggali beberapa hari ini kalang kabut begini. Setelah hanya bisa mengamati dari sudut yang tidak nyaman dan mendengar kebisingkan yang ditimbulkan oleh orang-orang di depan, seorang petugas muncul dari ujung lorong menuju tempat Sena. Ia membuka kunci terali dan meminta Sena untuk mengikuti dirinya keluar. Sena tidak membantah. Sejak ia berada di dalam penjara, ia tak punya keinginan untuk membantah perintah orang. Sebenaranya sejak lama ia selalu ketakutan untuk melawan, walau akhirnya bisa melakukan hal tersebut. “Apa saya akan diinterogasi lagi?” tanya Sena. Polisi tersebut hanya mendorong pintu hingga terbuka. “Silakan masuk Nona, Anda akan tahu lebih jelasnya di dalam.” Sena tidak bisa berh

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Di Ujung Tanduk

    Rayna mengangkat ponselnya dengan kesal. Ia belum berhasil membujuk Ratih untuk makan. Ia sedang meminta bantuan Reno yang masih ada di kantor polisi meminta izin untuk membiarkan Sena bicara sebentar di telepon. Namun, sepertinya izin tersebut belum bisa di dapatkan setelah satu jam berlalu.“Ya, halo?” sapanya tanpa mengurangi sedikit pun aura kekesalannya.“Kamu baik-baik saja?” tanya seorang lelaki di telepon. Rayna menjauhan ponsel sedikit untuk melihat siapa pemanggil yang pura-pura akrab dengannya ini. Setelah tahu jika yang menghubunginya Fariq, ia menghirup napas dalam dulu sebelum kemudian mulai bicara kembali. “Maaf … hariku benar-benar sama sekali tidak terkendali. Ada apa?” tanya Rayna cepat.“Kamu sudah menghidupkan televisi?”Rayna tidak banyak bertanya. Ia segera berlari menuju ruang tengah dan menyambar remote TV. Dalam sekali tekan ia segera melihat berita berduka cita. Mata Rayna la

DMCA.com Protection Status