"Iya, lakukan terus pengintaian kalian!" seruku pada seseorang orang yang berada yang ku percaya untuk mengawasi gerak-gerik dari Guntur suami Mama beserta dengan gundiknya.Aku sama sekali tidak menyangka bahwa dengan mudahnya Mamaku terperdaya dengan orang macam dia. Dan juga Keluarganya yang menggunakan kesempatan ini untuk menumpang hidup serta mengambil keuntungan dari kebaikan yang Mamaku berikan kepada mereka.Awalnya aku memilih untuk keluar dari rumah karena aku merasa kenyamanan di rumahku sendiri telah hilang. Namun dari fakta yang di dapati oleh Kakak sulungku dan juga adikku sendiri. Aku memutuskan untuk kembali pulang ke rumah orangtuaku sendiri dan bertekat untuk membukakan mata Mama agar bisa melihat siapa yang sebenarnya sudah beliau pelihara.Satu persatu fakta mulai kami dapati. Aku dan juga orang-orang yang mendukung keutuhan Keluargaku akan berusaha untuk meyakinkan Mama dengan menunjukkan bukti yang sudah ada di tangan kami. Tinggal menunggu saat yang tepat semu
"Iya, sampaikan bukti yang sudah dapatkan!" Aku menjawab telepon dari orang kepercayaanku. Aku menyuruh orang kepercayaan untuk mengumpulkan bukti atas kecurangan yang di perbuat oleh suami baru Mamaku.Sedari awal aku sudah menyadari gelagat mencurigakan dari suami dan keluarga baru yang di bawa pulang Mama-ku. Sebenarnya kami bertiga tidak menyetujui atas pernikahan Mama ini. Pasalnya baru saja mereka saling mengenal, itu dari yang pernah Mama ceritakan ada anak-anaknya. Entah bagaimana laki-laki itu berhasil meluluhkan hati Mamaku. Karena selama ini banyak yang berusaha untuk mendapatkan hati Mama, namun nyatanya tidak ditanggapi oleh Mama. Baik itu dari teman sesama pebisnis maupun teman semasa pendidikan dulu. Tidak untuk kali ini. Dengan mudahnya Mama mau menerima lamaran dari orang yang baru beberapa hari beliau kenal. Tidak hanya status usianya yang jauh di bawah Mamaku, juga dia yang ternyata seorang pengangguran.Aku sebagai seorang laki-laki merasa malu. Malu karena cibiran
Aku memang sengaja berniatan untuk kembali ke kampung. Bukan untuk menyambangi rumah kami di sana. Melainkan sekedar ingin menunjukkan pada mereka, terutama pada perempuan yang telah membuangku begitu saja. Aku bisa membuktikan bahwa setelah lepas darinya hidupku juga keluargaku jauh lebih baik. Sengaja aku datang ke sana bersama dengan Dian, kekasih baruku. Biar saja, orang-orang pun tidak ada yang tahu jika aku telah beristrikan seorang janda kaya yang usiahnya jauh di atasku. Hanya sekedar status bagiku. Jika tidak karena keadaan yang memaksa dan juga karena harta yang di milikinya tidak mungkin aku akan sampai nekat melakukan hal yang membawa resiko. Karena tidak mungkin muda bagiku untuk bisa mendapatkannya, kecuali dengan cara yang licik tentunya. Iya itu hanya aku dan keluargaku yang tahu. Bagaimana bisa aku sampai terpikirkan hal tersebut. Tentunya aku dapatkan informasi tersebut dari salah satu teman ibuku yang menyarankanku untuk mencoba hal tersebut. Iya dengan mengunakan
Di suatu pagi. Imah yang pada saat itu hendak pergi berbelanja, di urungkannya langkah kakinya tersebut yang telah berada di luar rumah, karena ada sesuatu yang ia lupakan. Iya, daftar catatan belanja yang sudah ia catat sebelumnya terlupa di meja dapur. Saat ia kembali lagi ke dalam rumah bermaksud untuk mengambil kertas catatan yang sempat ia lupakan. Imah mendengar percakapan antara antara dua orang yang tidak asing di telingnya yaitu percakapan antara ibu dan anak yang tidak lain adalah Bu Surti dan juga Mila putrinya. "Mil, bagaimana kamu sudah ada target apa belum?" tanya Bu Surti yang pada saat itu mereka berada di ruang keluarga di depan layar televisi sambil menonty acara favorit mereka. Mereka tidak menyadari bahwa ada sepasang telinga yang sedang mendengarkan perbincangan mereka berdua. Imah memang kembali dan masuk melalui pintu belakang karena di rasa lebih cepat. Sedangkan Mbok Onah pada waktu tersebut sedang di sibukkan dengan sampah yang berada di halaman belakang.Ima
Di kediaman Zainal. Saat ini mereka sedang bersantai bersama di ruang keluarga. "Mas, tadi di warung tidak sengaja aku bertemu dengan anaknya Mas Guntur." Zainal yang baru saja menyesap kopinya dari cangkir yang di berikan oleh Fitri. Dia meletakkan kembali cangkir yang berada di tangannya ke atas meja yang berada di depannya. Dan kemudian ia menoleh ke arah istrinya."Maksud kamu anaknya si Guntur dengan istri yang baru saja di nikahinya." Fitri mengangguk mengiyakan ucapan suaminya."Benar, Mas. Benar-benar pertemuan yang tidak terduga. Aku kira pelangan biasa. Karena sudah gak kebagian tempat makanya aku persilahkan untuk masuk ke dalam. Setelah mereka menghabiskan makanannya sepertinya tidak langsung segera beranjak ke tempat kasir. Sepertinya mereka sekalian beristirahat. Terus aku tanya, apakah mereka dari perjalanan jauh. Mereka menjawab kalau sebenarnya mereka dari kota dan datang ke sini untuk mencari kampung tempat di mana salah seorang dari keluarga mereka. Gak taunya kam
"Ada laporan penting apa untuk bulan ini?" tanya Nyonya Rahayu pada sekretaris pribadinya."Maaf, Bu. Ini ada laporan keuangan dari cabang pusat minimarket. Ada kejanggalan yang terjadi dari hasil audit yang sengaja kita lakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ada laporan yang timpang dari beberapa cabang minimarket kita. Dan dari hasil membandingkan dengan kurva beberapa bulan yang lalu hasilnya sangat signifikan. Lebih tepatnya menurun drastis. Ini berarti bisa ibu cek hasil laporan yang di kirimkan oleh tim audit." Shanti yang merupakan sekretaris pribadi Nyonya Rahayu menyerahkan beberapa berkas yang merupakan hasil yang di peroleh oleh tim auditor."Kenapa bisa sampai terjadi seperti ini." ujar Nyonya Rahayu sambil meneliti tiap tulisan yang tertera di lembaran kertas yang ada di hadapannya."Saya juga kurang paham, Bu."'Kenapa yang mengalami penurunan hanya cabang-cabang yang aku percayakan pada Mas Guntur saja. Sedangkan yang lainnya masih wajar bahkan hampir terjadi peningkat
"Benarkah, apa yang telah Mama lihat ini?"Nyonya Rahayu memindai netranya dan mengarahkannya pada dua sosok yang berada di depannya."Benar, itu Ma. Marta dan Mbak Imah sendiri yang mengambil video itu sewaktu Mama baru saja pergi setelah kepulangan Mama pada waktu kita mengadakan acara makan malam bersama beberapa waktu yang lalu." ucap Marta menyakinkan."Iya, Ma. Dan ini menjadi alasan kenapa Martin pulang kembali ke rumah ini. Dan Mama pasti tidak akan percaya dengan apa yang telah di saksikan sendiri oleh Kak Marvel sewaktu kepulangannya yang kemaren dan di ceritakannya kepada kita berdua." Martin menatap pada Marta untuk mendapatkan dukungan untuk menguatkan cerita yang mereka dapat."Ini, Marta masih memiliki rekaman suara dari percakapan nenek Surti dengan tante Mila yang berhasil di ambil oleh Mbak Imah beberapa hari yang lalu." Marta kembali menyerahkan gawainya pada sang Mama dan tekah di putarnya sebuah percakapan yang dia simpan di aplikasi perekam suara.Kembali Nyonya
Di dalam kamarnya, Nyonya Rahayu merebahkan dirinya di atas ranjang berukuran king size untuk menumpahkan rasa penat yang menggelayuti badan dan pikirannya. Beliau menerawang ke atas langit-langit dari kamarnya, mencoba merenungi dan mengingat apa saja yang telah terjadi pada dirinya. Hingga begitu larut dalam angannya, membuatnya sampai tertidur tanpa menunggu sang suami untuk bersama-sama berasa dalam satu paraduan.Setelah beberapa Nyonya Rahayu mengistirahatkan diri di dengan mengambil cuti kerjanya. Kini Nyonya Rahayu sudah ingin memulai aktivitasnya seperti sediakala. Dengan kondisi yang semakin berangsur membaik. Begitulah dengan yang terjadi dalam dirinya Bu sendiri. Rasa yang besar yang sebelumnya ada untuk Guntur, suaminya berangsur menguap dan bahkan hampir hilang dari hatinya kalau saja tidak mengingat bahwa orang tersey masih sah berstatuskan sebagai suaminya. Benar saja, setelah mendatangi dan berobat pada Ustadz Fikri kondisi dari Nyonya Rahayu kembali seperti sediakala