Di kediaman Zainal. Saat ini mereka sedang bersantai bersama di ruang keluarga. "Mas, tadi di warung tidak sengaja aku bertemu dengan anaknya Mas Guntur." Zainal yang baru saja menyesap kopinya dari cangkir yang di berikan oleh Fitri. Dia meletakkan kembali cangkir yang berada di tangannya ke atas meja yang berada di depannya. Dan kemudian ia menoleh ke arah istrinya."Maksud kamu anaknya si Guntur dengan istri yang baru saja di nikahinya." Fitri mengangguk mengiyakan ucapan suaminya."Benar, Mas. Benar-benar pertemuan yang tidak terduga. Aku kira pelangan biasa. Karena sudah gak kebagian tempat makanya aku persilahkan untuk masuk ke dalam. Setelah mereka menghabiskan makanannya sepertinya tidak langsung segera beranjak ke tempat kasir. Sepertinya mereka sekalian beristirahat. Terus aku tanya, apakah mereka dari perjalanan jauh. Mereka menjawab kalau sebenarnya mereka dari kota dan datang ke sini untuk mencari kampung tempat di mana salah seorang dari keluarga mereka. Gak taunya kam
"Ada laporan penting apa untuk bulan ini?" tanya Nyonya Rahayu pada sekretaris pribadinya."Maaf, Bu. Ini ada laporan keuangan dari cabang pusat minimarket. Ada kejanggalan yang terjadi dari hasil audit yang sengaja kita lakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ada laporan yang timpang dari beberapa cabang minimarket kita. Dan dari hasil membandingkan dengan kurva beberapa bulan yang lalu hasilnya sangat signifikan. Lebih tepatnya menurun drastis. Ini berarti bisa ibu cek hasil laporan yang di kirimkan oleh tim audit." Shanti yang merupakan sekretaris pribadi Nyonya Rahayu menyerahkan beberapa berkas yang merupakan hasil yang di peroleh oleh tim auditor."Kenapa bisa sampai terjadi seperti ini." ujar Nyonya Rahayu sambil meneliti tiap tulisan yang tertera di lembaran kertas yang ada di hadapannya."Saya juga kurang paham, Bu."'Kenapa yang mengalami penurunan hanya cabang-cabang yang aku percayakan pada Mas Guntur saja. Sedangkan yang lainnya masih wajar bahkan hampir terjadi peningkat
"Benarkah, apa yang telah Mama lihat ini?"Nyonya Rahayu memindai netranya dan mengarahkannya pada dua sosok yang berada di depannya."Benar, itu Ma. Marta dan Mbak Imah sendiri yang mengambil video itu sewaktu Mama baru saja pergi setelah kepulangan Mama pada waktu kita mengadakan acara makan malam bersama beberapa waktu yang lalu." ucap Marta menyakinkan."Iya, Ma. Dan ini menjadi alasan kenapa Martin pulang kembali ke rumah ini. Dan Mama pasti tidak akan percaya dengan apa yang telah di saksikan sendiri oleh Kak Marvel sewaktu kepulangannya yang kemaren dan di ceritakannya kepada kita berdua." Martin menatap pada Marta untuk mendapatkan dukungan untuk menguatkan cerita yang mereka dapat."Ini, Marta masih memiliki rekaman suara dari percakapan nenek Surti dengan tante Mila yang berhasil di ambil oleh Mbak Imah beberapa hari yang lalu." Marta kembali menyerahkan gawainya pada sang Mama dan tekah di putarnya sebuah percakapan yang dia simpan di aplikasi perekam suara.Kembali Nyonya
Di dalam kamarnya, Nyonya Rahayu merebahkan dirinya di atas ranjang berukuran king size untuk menumpahkan rasa penat yang menggelayuti badan dan pikirannya. Beliau menerawang ke atas langit-langit dari kamarnya, mencoba merenungi dan mengingat apa saja yang telah terjadi pada dirinya. Hingga begitu larut dalam angannya, membuatnya sampai tertidur tanpa menunggu sang suami untuk bersama-sama berasa dalam satu paraduan.Setelah beberapa Nyonya Rahayu mengistirahatkan diri di dengan mengambil cuti kerjanya. Kini Nyonya Rahayu sudah ingin memulai aktivitasnya seperti sediakala. Dengan kondisi yang semakin berangsur membaik. Begitulah dengan yang terjadi dalam dirinya Bu sendiri. Rasa yang besar yang sebelumnya ada untuk Guntur, suaminya berangsur menguap dan bahkan hampir hilang dari hatinya kalau saja tidak mengingat bahwa orang tersey masih sah berstatuskan sebagai suaminya. Benar saja, setelah mendatangi dan berobat pada Ustadz Fikri kondisi dari Nyonya Rahayu kembali seperti sediakala
Di tempat di mana saat ini Nyonya Rahayu sedang berada, datang dua orang yang merupakan seorang laki-laki dan perempuan. Perempuan tersebut adalah Shanti, asisten sekaligus sekretaris pribadi dari Nyonya Rahayu. Sedangkan laki-laki yang datang bersama dengan Shanti adalah seseorang yang ia kenalkan kepada Nyonya Rahayu untuk membantunya mencari tahu mengenai suami dan juga kegiatannya setiap hari, dia adalah Anton yang merupakan sepupu dari Shanti.Tok... Tok... Tok!Pintu dari ruangan Nyonya Rahayu diketuk oleh Shanti."Masuk!" seru Nyoya Rahayu mempersilahkan masuk tamunya. Sebem datang menemui Nyonya Rahayu, Shanti terlebih dahulu telah mengabarinya."Terimakasih." ucap Shanti dan Anton bersamaan."Bu, ini saya membawa orang yang akan memberikan informasi lebih kepada anda. Shanti memperkenalkan Anton pada Nyonya Rahayu."Perkenalkan, nama saya Anton, Nyonya." Anton mengulurkan tangannya di depan Nyonya Rahayu untuk memperkenalkan dirinya."Silahkan duduk." Nyonya Rahayu mempersila
"Oh jadi ini alasan kalian memanfaatkan dan membodohi aku selama ini." gumam Nyonya Rahayu dalam kesendiriannya sambil meneliti kembali beberapa foto yang ia dapatkan dari Anton. "Kau menikah denganku, hanya untuk menjadikanku mesin ATM untuk dirimu juga keluargamu. Okey, permainan baru akan dimulai. Jangan pernah salahkan aku, karena kau yang dulu memulainya. Jangan pernah sesali apa yang akan kalian rasakan setelah ini. Bersenang-senang 'lah dulu sebelum kalian lupa bagaimana rasanya senang itu seperti apa." Masih memandangi foto yang ada di tangannya. Setelah selesai meluapkan kekesalannya atas sakit hati yang telah di torehkan oleh keluarga suaminya. Akhirnya Nyonya Rahayu mengambil bulpoin yang ada di atas meja kerjanya kemudian ia mencoret-coretkannya di foto yang tepat mengenai wajah Guntur.*"Baron, aku ada tugas untuk kalian?" Nyonya Rahayu menghubungi seseorang di sebrang sana."Siap laksanakan Nyonya besar." jawaban dari orang di sebrang."Nanti akan aku kirimkan foto seka
"Bagaimana mungkin bisa," cicit Bu Surti namun masih bisa terdengar jelas oleh orang-orang yang berada di ruangan tersebut."Ibu heran? Bagaimana aku bisa menghilangkan pengaruh guna-guna ini lebih cepat? Humm!" Nyonya Rahayu berujar sambil menajamkan tatapannya pada tiga orang yang berada di hadapannya saat ini." Banyak orang-orang yang benar-benar tulus menyayangi dan perhatian kepadaku. Karena ketulusan dan perhatian mereka aku bisa sembuh seperti sediakala.""Ka--kamu masih tetap cinta kan sama Guntur?" tanya Mila ragu-ragu pada perempuan yang masih menjadi adik iparnya itu."Apa? Cinta? Omong kosong. Dari awal pasti kalian semua sudah merencanakannya. Aku tidak pernah cinta. Cinta yang kalian maksud adalah tipu daya yang sengaja kalian ciptakan untuk menjebak serta memanfaatkan aku saja. Bukan cinta, melainkan penipuan atas nama cinta. Kalian memaksakan anak laki-laki dari keluarga kalian hanya untuk menumpang hidup tanpa harus bersusah-susah untuk bekerja. Aku tahu aku bukanlah
"Kenapa rumah sepi seperti ini?" tanya Guntur pada istrinya yang berjalan mendahuluinya."Lihat saja sekarang itu sudah jam berapa!" jawab Nyonya Rahayu dengan nada ketus.Benar saja Guntur sampai di rumah istrinya itu ketika jam yang berada di dinding ruang keluarga rumah mereka menunjukkan angka 10 malam."Apa yang akan kamu tunjukkan padaku?" Karena masih penasaran Guntur bertanya lagi pada sang istri yang tidak seperti biasanya. Jika biasanya istrinya itu lebih banyak berbicara sebelum dirinya yang mengajukan pertanyaan. Kini justru kebalikannya. Sang istri akan bersuara jika dirinya yang mengajukan pertanyaan terlebih dahulu.Tidak ada niatan dari Nyonya Rahayu untuk menanggapi ocehan dari suami penipunya tersebut. Dengan terus melangkah menuju ke kamar utama dari rumah besar yang mereka huni itu."Masuklah, dan lihat sendiri di dalam!" titah Nyonya Rahayu kepada suaminya.Tanpa menunggu lama. Segera Guntur memasuki ruangan yang mana ibu dan kedua saudaranya sedang berada."Ibu,