Share

59. AMM! 59

Author: Muninggar88
last update Last Updated: 2023-05-11 19:27:09

"Bagaimana mungkin bisa," cicit Bu Surti namun masih bisa terdengar jelas oleh orang-orang yang berada di ruangan tersebut.

"Ibu heran? Bagaimana aku bisa menghilangkan pengaruh guna-guna ini lebih cepat? Humm!" Nyonya Rahayu berujar sambil menajamkan tatapannya pada tiga orang yang berada di hadapannya saat ini." Banyak orang-orang yang benar-benar tulus menyayangi dan perhatian kepadaku. Karena ketulusan dan perhatian mereka aku bisa sembuh seperti sediakala."

"Ka--kamu masih tetap cinta kan sama Guntur?" tanya Mila ragu-ragu pada perempuan yang masih menjadi adik iparnya itu.

"Apa? Cinta? Omong kosong. Dari awal pasti kalian semua sudah merencanakannya. Aku tidak pernah cinta. Cinta yang kalian maksud adalah tipu daya yang sengaja kalian ciptakan untuk menjebak serta memanfaatkan aku saja. Bukan cinta, melainkan penipuan atas nama cinta. Kalian memaksakan anak laki-laki dari keluarga kalian hanya untuk menumpang hidup tanpa harus bersusah-susah untuk bekerja. Aku tahu aku bukanlah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Mundur, Mas!   60. AMM! 60

    "Kenapa rumah sepi seperti ini?" tanya Guntur pada istrinya yang berjalan mendahuluinya."Lihat saja sekarang itu sudah jam berapa!" jawab Nyonya Rahayu dengan nada ketus.Benar saja Guntur sampai di rumah istrinya itu ketika jam yang berada di dinding ruang keluarga rumah mereka menunjukkan angka 10 malam."Apa yang akan kamu tunjukkan padaku?" Karena masih penasaran Guntur bertanya lagi pada sang istri yang tidak seperti biasanya. Jika biasanya istrinya itu lebih banyak berbicara sebelum dirinya yang mengajukan pertanyaan. Kini justru kebalikannya. Sang istri akan bersuara jika dirinya yang mengajukan pertanyaan terlebih dahulu.Tidak ada niatan dari Nyonya Rahayu untuk menanggapi ocehan dari suami penipunya tersebut. Dengan terus melangkah menuju ke kamar utama dari rumah besar yang mereka huni itu."Masuklah, dan lihat sendiri di dalam!" titah Nyonya Rahayu kepada suaminya.Tanpa menunggu lama. Segera Guntur memasuki ruangan yang mana ibu dan kedua saudaranya sedang berada."Ibu,

    Last Updated : 2023-05-11
  • Aku Mundur, Mas!   61. AMM! 61

    "Kenapa jadi sepert ini lagi, si Gun?" Bu Surti meratapi nasib mereka. Saat ini mereka masih beristirahat di sebuah mushalla."Guntur juga gak tahu, Bu." balas Guntur dengan suara parau."Nek, kita mau balik ke rumah besar itu lagi." tanya Desi anak sulung Mila."Iya, Ma. Kenapa kita harus pergi dari sana. kita kan sudah seneng banget tinggal di sana, Ma." rengek Deska putra bungsu dari Mila.Sementara Mila hanya menatap dengan tatapan kosong pada kedua buah hatinya. Hatinya menjadi gunda setelah di tinggal sang suami tanpa kabar juga status mereka yang masih menggantung. Sementara rencana ia yang ingin mengikuti jejak dari adiknya dalam mencari jodoh pun kandas di tengah jalan, pasalnya sudah tidak ada lagi modal uang yang bisa mereka andalkan seperti sebelum-sebelumnya. Mereka menyesal kenapa uang yang pernah mereka dapatkan itu tidak sedikitpun ingin mereka sisihkan untuk keperluan yang mendesak seperti saat ini."Yoga juga terlalu nyaman tinggal di rumah mewah itu. Rasanya seperti

    Last Updated : 2023-05-12
  • Aku Mundur, Mas!   62. AMM! 62

    Berbekal tiga lembar pecahan uang berwarna merah pemberian dari pengurus Mushalla keluarga tersebut kembali melanjutkan perjalanan mereka. Tidak lain tujuan mereka adalah kembali ke kampung halaman mereka semula sudah tidak ada pilihan lain karenanya. Saat berada di ujung jalan mereka bertemu dengan angkutan umum dan mutuskan menaiki kendaraan tersebut untuk menuju ke terminal. Setelah lima belas menit perjalanan akhirnya angkutan yang meraka tumpsngi itu sampai di terminal kota. Sebelum kembali melanjutkan perjalanan Guntur beserta keluarga memutuskan untuk beristirahat sejenak melepas penat dan juga waktunya untuk mengisi perut yang sedari semalam belum sempat untuk mereka mengisinya."Ma, lapar." rengek Deska pada Mila."Gun, kita cari sarapan dulu ya. Kasihan anak-anak sudah lapar." Mila meminta untuk singgah di sebuah warung makan yang masih berada di dalam kawasan terminal."Iya, Gun kita cari makan dulu. Kasihan keponakanmu." Bu Surti berucap sambil menunjuk ke sebuah warung m

    Last Updated : 2023-05-14
  • Aku Mundur, Mas!   63. AMM! 63

    Raga ini seperti tak bertulang. Aku merasa sangat lemas semua badan ini karena mendengar penuturan dari dua orang tadi. Bagaimana mungkin dia yang terang-terangan aku hina dan aku rendahkan,ahkan diri ini sempat berujar jika hidupnya sangat menyedihkan setelah berpisah denganku. Justru kini akunlah yang begitu nampak sangat menyedihkan, bukan dia. Sungguh setelah terlepas dari ku hidupnya bagai terbsng tinggi jauh ke angkasa. Hidupnya kini jauh terangkat. Dan aku yang justru semakin terpuruk seolah kesialan yang menjadi sahabatku saat ini."Gun, kenapa kamu melamun." teguran dari Mbak Mila menyadarkanku dari lamunan yang lebih tepatnya adalah sebuah penyesalan. "Jangan bilang kamu menyesal setelah mendengar penuturan mereka berdua." ucapnya seolah mencoba untuk membuatku bangkit dari rasa penyesalan yang tiba-tiba menyeruak di dalam sini."Iya, benar ucapan kakakmu itu. Lebih baik sekarang kita pikirkan cara untuk memperjuangkan hakmu yang di kuasai oleh si Fitri itu." ucap ibu yang s

    Last Updated : 2023-05-15
  • Aku Mundur, Mas!   64. AMM! 64

    Lagi dan lagi ketidak beruntungan membersamai keberadaan Guntur dan keluarganya. Kedatangan serta kepulangan mereka di kampung halamannya tidak seperti yang mereka harapkan. Ternyata tanpa sepengetahuan dari Mila. Yadi telah menjual rumah milik mereka. Yang sebelum pergi meninggalkan rumah, dia terlebih dahulu telah mengambil surat-surat berharga yang disimpan oleh istrinya.Hancur sudah harapan keluarga itu. Tak ada lagi tempat untuk mereka berteduh. Tidak hanya itu berkali-kali Bu Surti dan juga Mila tidak sadarkan diri karena shock atas apa yang tengah menimpah nasib mereka. Oleh karena itu para tetangga yang menyaksikan kondisi mereka saat ini, berinisiatif untuk membawa mereka ke poskamling yang tidak jauh dari bekas rumah Mila. Akhirnya setelah beberapa waktu warga berhasit menyadarkan Bu Surti dan juga Mila. Sedangkan kedua anak Mila masih belum mengerti sepenuhnya akan kondisi dari mereka saat ini. "Mungkin ini balasan dari apa yang pernah mereka buat," cicit dari salah satu

    Last Updated : 2023-05-15
  • Aku Mundur, Mas!   56. AMM! 65

    "Apa yang sedang kamu lakukan?" tiba-tiba saja ada seruan dari arah belakang Guntur. Iya Bulek Sri memang mengetahui keberadaan Guntur uang sepertinya sedang mengintai rumah milik keponakannya tersebut. "Eh-- Bulek," sapa Guntur dengan gugup."Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" ucap Bulek Sri mengulangi pertanyaannya."Gak apa-apa, Lek. Guntur cuma nyariin Fitri. Guntur sengaja nyariin Fitri buat bisa ketemu dengan Zaskia." Bulek Sri menautkan alisnya. Tentu saja pernyataannya tersebut membuat orang yang berada di depannya tidak dapat mempercayainya."Memang sejak kapan kamu perhatian sama putri kamu itu." tanya Bulek Sri dengan nada mengintimidasi."Guntur baru sadar kalau selama ini Guntur sudah menyia-nyiakan keluarga, Guntur.""Baru sadar dan menyesal setelah tahu mantan istrimu itu sukses." cibir Bulek Sri. "Bukan begitu, Lek. Terus kenapa Bulek ada di rumah Fitri ini?" tanya Guntur penasaran. "Terus bukanya tadi itu teman dari kakaknya Fitri. Apa yang sedang dia lakukan di

    Last Updated : 2023-05-16
  • Aku Mundur, Mas!   66. AMM! 66

    Acara sudah selesai namun Bu Surti belum juga sadar dari pingsannya. Iya, Bu Surti sangat terkejut, bahkan shock mendapati kenyataan bahwa harapan satu-satunya untuk mereka bisa kembali seperti dahulu, pupus sudah. Kecewa yang di rasakan oleh Guntur dan juga keluarganya.Atas kenaikan dari Fitri dan suaminya. Mereka berdua berinisiatif untuk membawa Bu Surti ke klinik terdekat. Mereka semua kini telah berada di klinik dokter umum yang tidak jauh dari kompleks perumahan rumah Zainal. Setelah dokter dan juga perawat yang berjaga di klinik tersebut memeriksa kondisi dari Bu Surti. Bu Surti pun di nyatakan mengalami setrok ringan karena tekanan darahnya yang mendadak meningkat juga karena kolesterol yang tidak pernah di rasa selama ini.Dokter menyarankan untuk malam itu Bu Surti di rawat inap sampai kondisinya sadar. Sementara itu di luar ruangan tempat Bu Surti di periksa Fitri dan juga suaminya masih berada di sana. Tidak hanya mereka berdua melainkan juga ada Bulek Sri juga yang menem

    Last Updated : 2023-05-16
  • Aku Mundur, Mas!   67. AMM!67

    "Gun, Mbak mau minta uang lima ratus ribu." Mila meminta sejumlah uang pada adik sulungnya. Namun tanpa ia sadari ada sepasang telinga yang tanpa senga mendengar perbincangannya dengan Guntur, sang adik."Maaf, Mbak, aku belum pegang uang. Kan hari gajian Guntur masih beberapa hari lagi. Ini juga kan masih hari Selasa," jawab Guntur sembari melanjutkan mengunyah makanan yang masih ada di mulutnya."Sstttt! Jangan keras-keras nanti istrimu denger!" Guntur mengerutkan keningnya."Kenapa kalau Ana denger, Mbak?" Setelah perpisahannya dengan istri ketiganya, Nonya Rahayu. Guntur telah kembali membangun biduk rumah tangga dengan seorang gadis yang bernama Mariana."Gak enak aku sama dia. Kalau kamu gak ada kan ada istri kamu. Ana kan ada jualan pasti dia punya lah uang tabungan. Kamu minta sama istrimu ya, Gun." Mila masih mencoba mendesak adiknya tersebut untuk bisa memenuhi permintaannya itu.Mendengar suaminya yang terus saja didesak oleh kakak iparnya, tentu saja membuat diri Ana sem

    Last Updated : 2023-05-17

Latest chapter

  • Aku Mundur, Mas!   88. AMM! 88

    Dua bulan sudah Bu Marni beserta kedua cucunya tinggal bersama di kediaman milik Ana. Mereka juga telah mengembalikan lagi rumah yang beberapa tahun pernah mereka singgahi pada pemilik aslinya, Bulek Sri yang tidak lain adalah adik ipar Bu Marni.Ana berhasil mengubah kebiasaan buruk dan malas dari kedua anak kakak iparnya itu. Desi dan Deska sekarang enjadi anak yang mulai bertanggung jawab atas tugasnya. Ana juga kembali menyekolahkan kedua keponakannya itu di sekolah yang lebih dekat dari rumahnya. Kedua anak itu harus belajar ekstra dan lebih giat untuk mengejar ketertinggalan mereka. Jika sebelumnya mereka bersekolah di sekolah negeri. Untuk saat ini mereka harus menerima untuk sekolah di sekolah milik swasta di karenakan banyak ketertinggalan dari tempat yang sebelumnya.Seperti pagi ini. Desi mulai terbiasa bangun di pagi hari begitu juga dengan Bu Marni dan juga Deska, adiknya. Ana mengajarkan kedua anak tersebut tentang agama yang selama ini kurang mereka perhatikan. Desi da

  • Aku Mundur, Mas!   87. AMM! 87

    Aku kira ini cuma mimpi di siang bolong. Gara-gara ketiduran setelah memberi ASI pada jagoan kecilku yang aku beri nama Alfathrizki.Iya, aku sudah melahirkan. Tepat satu hari setelah kedatangan mas Guntur. Lebih cepat satu Minggu dari HPL prediksi ibu bidan tempat biasa aku priksa.Siang ini matahari sangat terik. Aku yang berinisiatif untuk membuka pintu agar angin dari luar bisa masuk ke dalam rumah, tanpa sengaja di kejutkan oleh kedatangan tiga orang yang sangat familiar dengan ku. Ternyata di depan pagar rumahku nampak seseorang paruh baya yang tengah terduduk di atas tanah yang di temani oleh dia orang bocah yang tidak lain adalah Desi dan Deska. Nampak mereka sedang berunding. Entah apa yang sedang dirundingkan oleh mereka aku pun tidak tahu karena tidak bisa mendengarnya langsung.Ada apa dengan mereka? Apa hal yang membuat mereka hingga sampai di rumahku? Mungkin mereka tidak akan menduga jika rumah reyot yang sering mereka singgung sudah berubah menjadi istana kecil ini.

  • Aku Mundur, Mas!   86. AMM! 86

    Pada akhirnya bu Marni tersadar. Hanya kecewa yang ia peroleh dari putri kesayangannya.Justru dalam kondisi sudah tidak muda lagi dan tenaga yang terbatas. Semua anak-anaknya pergi meninggalkan dia. Yang membuat dada semakin sakit adalah karena merasa salah satu dasi meret yang pergi itu adat karena kecewa oleh dirinya."Nek bagaimana dengan nasib kita," tangis pilu cucu sulungnya.Bukannya menjawab justru Bu Marni ikut pula menangis seperti kedua cucunya.Meski pergi meninggalkan rumah, kini hanyalah tersisa Guntur yang masih dekat dengannya. Bukannya tak tahu alamat akan anak dan menantunya untuk ia meminta perlindungan. Namun sudah terlanjur malu atas perbuatannya itu sendiri. Apa mungkin bu Marni akan menjilat kembali ludahnya, setelah dengan pongahnya ia dengan mulutnya sendiri yang menghebdat menantunya tersebut untuk pergi."Nek, kita cari om Guntur, ya?" celetuk Desi seolah memberikan jalan keluar bagi mereka."Iya, nek kita cari om Guntur atau kita pergi saja ke rumah tante

  • Aku Mundur, Mas!   85. AMM! 85

    Satu Minggu kemudian.Di tempat lain. Di kediaman yang di tempati oleh Bu Marni--- Ibu dari Guntur dan juga Mila---kakak Guntur."Nek, Deska lapar ni, Nek!" rengek Deska pada wanita paruh baya tersebut.Bu Marni sendiri sudah sangat gelabakan. Bagaimana tidak. Semenjak Guntur meninggalkan rumah mereka. Anak perempuan yang selalu didukungnya itu seolah lepas tangan. Satu Minggu semenjak kejadian tersebut, bahkan Mila sendiri sudah jarang terlihat di rumah. Bukan itu saja. Mengeluarkan uang sekedar untuk makan Ibu dan anaknya saja dia sangat sayang dan bisa di bilang pelit."Sabar, ya. Nunggu mama kalian pulang dulu," ucap perempuan yang rambutnya sudah hampir berubah menjadi putih tersebut."Mama itu pergi kemana sih, Nek? Kok gak pulang-pulang?" tanya si sulung, Desi yang juga merasa sudah sangat lemas."Sabar ya ... Mama kalian itu kan pergi kerja, cari uang buat kita." Nenek dari dia orang cucu itu mencoba menghibur cucu-cucunya."Kerja tapi kenapa pas kita mintai uang, mama selalu

  • Aku Mundur, Mas!   84. AMM! 84

    Aku sangat emosi hari ini setelah mendengar dan mengetahui apa yang sudah di rencanakan oleh Ibu dan juga kakakku.Entah apa yang ada di otak mereka. Mereka pikir aku ini apa? Aku sudah seperti barang saja yang bagi mereka dengan gampangnya bisa ditukar dengan uang dan kehidupan yang mapan. Aku sudah salah bersikap. Harusnya aku mendengar ucapan Ana. Harus bisa tegas pada Ibu juga mbak Mila."Arrggggh ...!" teriak ku marah karena kecewa.Apa aku ikut bersama Ana saja. Iya ... setidaknya itu lebih baik. Dari pada nasibku kedepannya akan ditukar oleh mereka dengan uang dan gelimang harta. Belum tentu juga aku akan bahagia. Bisa-bisa hidup tertekan tanpa warna.Lebih baik aku susul saja istriku di rumahnya. Bodoh amat dengan apa yang akan aku hadapi nanti.Gegas masuk kedalam kamar. Aku ambil beberapa potong baju. Tidak mungkin aku harus wira-wiri.Setelah selesai mengemas pakaian. Aku segera keluar kamar. Tanpa ingin pamit tak ku hiraukan dua wanita yang selalu ku taruh rasa hormat itu

  • Aku Mundur, Mas!   83. AMM! 83

    Seharian mengurusi rumah. Mulai dari berbelanja perlengkapan rumah, kebutuhan dapur dan lainnya. Tubuh ini Setelah terasa sangat letih. Mungkin pengaruh dari kondisi kehamilan ini. Untung saja sore tadi aku sempatkan untuk memesan makanan cepat saji secara online jadi tidak perlu ribet harus bejibaku dengan kerepotan di dapur, karena kondisi dapur juga belum bisa digunakan untuk beraktifitas. Aku merasa sangat puas. Meski tidak sesempurna namun puas dengan hasilnya. Rumah sudah terisi berbagaiperlengkapannya. Tinggal menata bagian dapur. Mungkin aku harus istirahat dulu sebelum mengerjakannya. Ingin meminta bantuan tetangga rasanya juga malu. Bukan apa. Hanya saja aku tidak mau dan tidak suka jika nantinya muncul pertanyaan dari mereka di mana suamiku? Kenapa dikerjakan sendiri? Dan lain sebagainya. Malas saja menanggapi ocehan orang yang sebenarnya tidak tahu kejadian nyatanya.Pagi menjelang badan sudah kembali bugar. Setelah menyelesaikan ibadah wajib, aku langsung turun ke dapur

  • Aku Mundur, Mas!   82. AMM! 82

    Akhirnya aku bisa keluar dari rumah yang berasa neraka itu. Aku bisa bernapas lega. Hidup tanpa ada gangguan dari siapapun dan tidak dalam ungkit-ungkitan seperti saat berada di rumah mertua.Inilah rumah peninggalan kedut orang tuaku yang berhasil aku bangun dan tombak sedemikian hingga seperti saat ini. bukan dalam waktu yang singkat menang. Aku harus bekerja keras demi mewujudkan impian ini. Menahan diri untuk tidak lapar dan gelap mata. Jika semua orang punya keinginan. Aku pun sama. Hanya saja berusaha untuk tidak menurutinya setiap keinginan itu datang. Aku bisa beristirahat dengan nyenyak. Tapi apa pikiran ku akan tenang. Ternyata tidak. Hati dan pikiran masih terbesit akan kehadiran dari suamiku.Aku kecewa. Bagaimana tidak. Ternyata suamiku masih tetap pada pendiriannya. Lebih berat pada keluarganya. Keluarga yang aku yakin hanya menjadi racun yang terus akan meracuni otak dan hati suamiku yang sedikit telah dibersihkan-nya dari keburukan masa lalunya.Ah ... biarlah waktu

  • Aku Mundur, Mas!   81. AMM! 81

    POV GunturAku merasa frustasi bagaimana tidak, istriku yang tiba-tiba saja memutuskan untuk keluar dari rumah ini. Sementara aku yang ingin sekali mencegah dan mengejarnya, di sisi lain ada Ibu dan juga saudariku yang harus aku pertimbangkan juga perasaan mereka. Niatku untuk berubah memanglah benar. Tapi jangan pula aku di hadapkan pada pilihan yang membuat ku begitu sulit untuk memilihnya. Ketika langkah ini aku ingin bergegas untuk menyusul wanita ku yang merajuk serta membawa pergi buah cinta kami berdua. Ibuku dengan nekat datang dan mengancam akan mengakhiri hidupnya sendiri. Oh Tuhan beri hamba petunjukmu. Aku tidak bisa membiarkan surgaku mengakhiri hidupnya hanya demi egoku. Aku juga tidak bisa membiarkan masa depan rumah tanggaku harus kembali hancur dan berserakan. Sungguh aku hanya ingin memiliki keluarga yang utuh.Aku bingung. Otak ini seakan macet total memikirkan bagaimana cara untuk menyatukan antara istri denga keluargaku.Aku tak ingin dicap sebagai suami yang teg

  • Aku Mundur, Mas!   80. AMM! 80

    Jika berandai-andai. Aku ingin hidupku ini normal seperti dahulu. Bisa berkumpul dengan keluarga juga segala kebutuhan ku tetap tercukupi.Bagai jatuh tertimpa tangga pula. Sakit yang sepertinya tidak berujung yang saat iki aku rasakan. Terkadang terbesit apakah ini balasan atau buah yang harus aku tuai? Aku yang dulu bisa merasakan kenikmatan di atas derita orang---Fitri---mantan adik iparku. Keadaan berbanding terbalik, bahkan seolah takdir sedang mencemooh diri ini. Aku bagai jatuh dari langit dan landing terbang bebas ke jurang, sedangkan mantan iparku justru sekarang dia berada di atas awan dengan semua yang menjadi angan dan mimpiku.Aku yang berharap bisa bersandar pada saudaraku, justru kecewa yang aku dapat. Dia tidak bisa menuruti apa yang menjadi keinginan dari saudari satu-satunya ini.Perempuan yang sudah kami pilihkan ditolaknya begitu saja. Ughhh! Ingin ku umpat dan aku maki itu adik kandung ku. Di sudah membuang tambang emas. Aku tahu memang perempuan yang aku dan Ibuk

DMCA.com Protection Status