Share

19. AMM! 19

Penulis: Muninggar88
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-14 15:11:12

Terdengar suara orang gaduh yang terdengar tidak jauh dari rumah ini.

Dan benar saja, dua orang yang kukira sudah pergi jauh dari tempat ini, namun ternyata mereka masih ada di halaman depan, tidak hanya itu saja, sepertinya mereka juga yang sengaja memancing keributan di sana, heran sekali rasanya, bukannya cepat pulang, malah cari-cari masalah saja di tempat orang.

Mendengar suara gaduh dari luar, aku dan Mbak Sari pun mendekati mereka buang ada di luar rumah.

"Fit, siapa laki-laki ini, kenapa dari tadi dia terus bersama dengan Bang Ilham, apa dia sengaja mau deketin kamu?" tuduhan mas Guntur langsung di arahkan kepadaku.

"Apa bener, yang di katakan oleh suamimu itu, Fit?" ibu mertua ikut bertanya mungkin merasa penasaran, dengan apa yang di ucapkan oleh putranya.

"Kamu itu aneh, kok mas. Apa yang mendasari tuduhanmu itu,hah?" ucapku emosi.

"Sebelum kami datang dia sudah di rumah ini, terus tadi tiba-tiba saja dia pergi, terus kenapa setelah melihat aku dan ibuku keluar dari rumah i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Mundur, Mas!   20. AMM! 20

    POV Mila"Gun, ini sudah satu minggu lebih, dari hari kamu terima gaji, mana uang bulanan jatah, Mbak, yang seperti biasanya!" Aku sengaja mendatangi rumah ibu untuk mencari keberadaan, Guntur adikku. Karena aku tahu, sudah beberapa hari ini, dia tinggal kembali bersama dengan ibu, aku juga tidak ingin tahu ada apa dengan dia dan juga istrinya, karena itu memang bukan urusanku."Iya, Mbak, tapi semua gaji Guntur sudah dipegang sama Fitri, ini cuma disisain buat pegangan sampai bulan depan sama jatah buat ibu saja." "Hah, kamu gak lagi bercanda kan, Gun? Masa, iya, dia sengaja gak ngasih uang balas budinya, kurang aj*r sekali, Fitri, sekarang. Kamu juga, mau-maunya aja kamu dikuasai sama istrimu itu." sungutku.Bahaya, kalau sampai seterusnya aku gak di kasih jatah sama si Guntur. Uang itu kan biasanya aku pakai untuk keperluan membeli skincare sama bayar arisan juga, mana mau suamiku itu memberikan jatah lebih buat istrinya perawatan, palingan juga sayang buat beli rokoknya sendiri.

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Aku Mundur, Mas!   21. AMM! 21

    "Mbak Fitri, tadi ada orang yang nyariin Mbak Fitri." sapa salah satu dari tetangga depan rumah, ketika melihatku akan masuk ke halaman rumah yang aku tempati."Oh iya Mbak, perempuan apa laki-laki, Mbak?" tanyaku memastikan, siapa kira-kira yang datang mencariku ke sini, biasanya kalau langganan belanja di tempatku pasti akan menghubungiku melalui pesan WhatsApp."Perempuan Mbak, kira-kira seumuran sama Mbak Sari." "Oh, iya Mbak, terimakasih ya." ucapku sebelum meninggalkan halaman dan masuk ke dalam rumah.Apa mungkin yang di maksud orang tadi adalah Mbak Mila. Atau jangan-jangan memang Mbak Mila, yang mau minta uang jatah bulanan seperti biasanya. Biasanya memang gak pernah telat mas Guntur ngasih uang itu sama Mbak Mila.Mbak Mila itu kan pelit bin medit, apalagi suaminya, klop banget deh, gak mau rugi mereka, apalagi uang tiap bulan yang mas Guntur kasih ke mereka juga tidak bisa di bilang kecil, bisa-bisa merugi untuk mereka tanpa uang itu, gak bisa jajan atau jalan-jalan merek

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Aku Mundur, Mas!   22. AMM! 22

    Semua persiapan untuk membuka warung hari ini sudah ku persiapkan lebih awal, sehingga hari ini tidak akan terlalu membuat kami kerepotan.Seperti rencana yang sebelumnya, aku meminta untuk Mbak Tatik bisa tinggal di kamar yang di sediakan di warung, hitung-hitung agar bisa membantu mengurangi pengeluarannya, karena memang selama ini Mbak Tatik tinggal di rumah kontrakan juga. Dan jika Mbak Tatik bersama kedua anaknya tinggal di warung ini, selain bisa menjaga rumah makan ini, juga jarak sekolah kedua putrinya yang tebih dekat dari tempat sebelumnya.Aku bisa sedikit legah karena sebelum disibukkan dengan urusan warung makan, aku bisa terlebih dahulu mengurus rumah juga Zaskia. Jadi meskipun nanti aku akan di sibukkan, aku tetap tidak lalai dengan kewajibanku atas putri kecilku.Sebenarnya bukan aku hilang kontak dengan mas Guntur yang masih berstatus suamiku itu. Melainkan setiap hari ada saja pesan masuk dari-nya juga anggota keluarganya yang lain. Bukan kabar tentang aku atau putri

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Aku Mundur, Mas!   23. AMM! 23

    POV GunturFitri sudah keterlaluan, tidak hanya berani membatah kepadaku saja, melainkan dia juga berani membantah kepada ibu dan juga Mbak Mila.Berani-beraninya dia memblokir semua nomer kami. Wajar saja kan, kalau seorang suami mempertanyakan kepada istrinya tentang surat rumah atau surat tanah, juga wajar jika aku sebagai kepala keluarga meminta agar surat-surat miliknya tersebut dialihkan menjadi atas namaku.Ternyata dia tidak terima, sehingga begitu saja memutus kontak dengan keluargaku.Apa karena sekarang dia sudah memiliki usaha sendiri, berbisnis dengan kakaknya itu. Lantas dia mulai berani melupakan kami, terutama aku yang masih sah sebagai suaminya.Aku tidak akan tinggal diam, aku harus bisa kembali menguasai Fitri demi kebahagiaan keluargaku dan demi agar aku tidak perlu bersusah-susah untuk menabung dan harus mengirit uang hasil jerih payahku bekerja. Dengan kembalinya Fitri digenggaman keluargaku, dia akan kembali tunduk dan menuruti apa mau kami. Termasuk rumah yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Aku Mundur, Mas!   24. AMM! 24

    POV AuthorSedari awal, hubungan Guntur dan Fitri memang kurang mendapatkan restu dari keluarga Guntur, terutama dari pihak keluarga ibunya Guntur. Alasan yang sudah umum di masyarakat kita.Tidak lain dan tidak bukan adalah mengenai materi yang menjadikan berat sebuah restu untuk hubungan keduanya.Menurut mereka, Guntur telah menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa menjadi orang kaya. Pasalnya, Guntur menolak seorang gadis dari keluarga yang menurut mereka terpandang di kampungnya, seorang juragan sekaligus pemilik peternakan kambing. Guntur memiliki alasannya sendiri untuk tidak menerima gadis yang bernama Susi itu. Menurut Guntur, secara fisik, Susi itu bukan selera dia. Selain berbadan tambun, ia juga kurang bisa merawat dirinya. Tidak hanya itu, Guntur juga tidak mau, jika nanti dia benar-benar menikah dengan Susi, dia akan di suruh oleh ayah mertuanya untuk membantu mencari rumput, untuk pakan ternak mereka. Menurut Guntur itu adalah salah hal yang bisa mempermalukan dirinya.Has

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Aku Mundur, Mas!   25. AMM! 25

    Mungkin untuk saat ini Guntur beserta keluarganya sedang terlena, karena buaian materi yang di berikan oleh Susi untuk mereka. Sehingga tanpa mereka sadari bahwa sesuatu hal yang diawali dengan kejelekan, maka ujung-ujungnya pun tidak akan pernah berakhir dengan kebahagiaan.*Tumben sekali ini sudah lebih dari satu Mingguan, dari turunnya gaji mas Guntur, tapi belum juga ia datang kesini untuk menggambil uangnya itu. Biasa juga selalu buru-buru dan tidak sabaran jika berhubungan dengan uang, takut dia, jika tidak bisa menyenangkan semua keluarganya, kecuali anak istrinya.Aku lupa, jika sudah kublokir nomernya beserta nomer Keluarganya, agar tidak terus-menerus mereka menerorku. Biar dia sendiri yang datang ke sini untuk menggambil uangnya itu, toh selama aku tinggal ke tempat usahaku, uangnya tersebut sudah aku titipkan kepada bapak, karena sudah ada asisten rumah tangga, makanya terkadang Mbak Sari turut membantu di warungku.Hari ini adalah hari Sabtu, dimana biasa pada hari weeke

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Aku Mundur, Mas!   26. AMM! 26

    Satu Minggu, setelah kejadian makan bersamanya keluarga mas Guntur di warung makanku. Kebetulan waktu istirahat makan siang telah berlalu, jadi kondisi warung makan agak lengang, kami yang ada di sini, bisa sedikit istrihat untuk meregangkan otot-otot kami.Saat menikmati waktu yang bagi kami adalah waktu untuk bisa bersantai, tiba-tiba ada pesan masuk dari nomer baru, karena nomer tersebut tidak tersimpan di hp-ku.Pesan yang menurutku sudah bisa di tebak siapa pengirimnya. Mas Guntur tiba-tiba saja menghubungi nomerku lagi, setelah hampir beberapa Minggu ini, nomernya yang lama telah aku blokir, beserta nomer dari keluarganya yang lain.Hal pertama yang ia tanyakan melalui pesan yang ia kirimkan adalah tentang gajinya.[Fit, aku nanti akan mampir ke rumah untuk menggambil uangku, yang ada sama kamu.]Tak ada salam atau basa basi menanyakan kabar anak istrinya, sungguh terlalu, dan mungkin kamu berdua sudah tidak ada lagi di hatinya.[Ambil saja, nanti uangnya ada sama Mbak Sari.] S

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Aku Mundur, Mas!   27. AMM! 27

    POV SusiNamaku Susi, aku merupakan sosok yang menjadi idola dan incaran para pemuda di kampung tempat tinggalku ini. Namun tak ada satupun dari mereka yang bisa meluluhkan hati ini. Bukan karena sok kecantikan, tapi karena hati ini telah tertambat pada seseorang dan sangat sulit untuk di pindahkan ke lain hati.Aku tahu, mereka semua yang mengejarku bukan karena tulus mencintaiku, melainkan karena harta yang di miliki oleh orang tuaku, yang merupakan seorang juragan kambing yang tersohor di tempat kami ini dan sekitarnya. Tidak hanya kambing. Orang tuaku pun merupakan seorang tuan tanah yang cukup disegani di tempat kami.Aku merupakan anak tunggal dari bapak dan ibuku, dan otomatis harta benda yang mereka miliki, akan jatuh ke tanganku sendiri. Bisa dibayangkan kan pria yang nantinya menjadi suamiku.Semua yang aku inginkan pasti akan di kabulkan oleh orang tuaku, namun sayang tidak untuk cintaku ini, karena kedua orang tuaku tidak bisa memperjuangkannya untukku. Orang yang sangat a

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18

Bab terbaru

  • Aku Mundur, Mas!   88. AMM! 88

    Dua bulan sudah Bu Marni beserta kedua cucunya tinggal bersama di kediaman milik Ana. Mereka juga telah mengembalikan lagi rumah yang beberapa tahun pernah mereka singgahi pada pemilik aslinya, Bulek Sri yang tidak lain adalah adik ipar Bu Marni.Ana berhasil mengubah kebiasaan buruk dan malas dari kedua anak kakak iparnya itu. Desi dan Deska sekarang enjadi anak yang mulai bertanggung jawab atas tugasnya. Ana juga kembali menyekolahkan kedua keponakannya itu di sekolah yang lebih dekat dari rumahnya. Kedua anak itu harus belajar ekstra dan lebih giat untuk mengejar ketertinggalan mereka. Jika sebelumnya mereka bersekolah di sekolah negeri. Untuk saat ini mereka harus menerima untuk sekolah di sekolah milik swasta di karenakan banyak ketertinggalan dari tempat yang sebelumnya.Seperti pagi ini. Desi mulai terbiasa bangun di pagi hari begitu juga dengan Bu Marni dan juga Deska, adiknya. Ana mengajarkan kedua anak tersebut tentang agama yang selama ini kurang mereka perhatikan. Desi da

  • Aku Mundur, Mas!   87. AMM! 87

    Aku kira ini cuma mimpi di siang bolong. Gara-gara ketiduran setelah memberi ASI pada jagoan kecilku yang aku beri nama Alfathrizki.Iya, aku sudah melahirkan. Tepat satu hari setelah kedatangan mas Guntur. Lebih cepat satu Minggu dari HPL prediksi ibu bidan tempat biasa aku priksa.Siang ini matahari sangat terik. Aku yang berinisiatif untuk membuka pintu agar angin dari luar bisa masuk ke dalam rumah, tanpa sengaja di kejutkan oleh kedatangan tiga orang yang sangat familiar dengan ku. Ternyata di depan pagar rumahku nampak seseorang paruh baya yang tengah terduduk di atas tanah yang di temani oleh dia orang bocah yang tidak lain adalah Desi dan Deska. Nampak mereka sedang berunding. Entah apa yang sedang dirundingkan oleh mereka aku pun tidak tahu karena tidak bisa mendengarnya langsung.Ada apa dengan mereka? Apa hal yang membuat mereka hingga sampai di rumahku? Mungkin mereka tidak akan menduga jika rumah reyot yang sering mereka singgung sudah berubah menjadi istana kecil ini.

  • Aku Mundur, Mas!   86. AMM! 86

    Pada akhirnya bu Marni tersadar. Hanya kecewa yang ia peroleh dari putri kesayangannya.Justru dalam kondisi sudah tidak muda lagi dan tenaga yang terbatas. Semua anak-anaknya pergi meninggalkan dia. Yang membuat dada semakin sakit adalah karena merasa salah satu dasi meret yang pergi itu adat karena kecewa oleh dirinya."Nek bagaimana dengan nasib kita," tangis pilu cucu sulungnya.Bukannya menjawab justru Bu Marni ikut pula menangis seperti kedua cucunya.Meski pergi meninggalkan rumah, kini hanyalah tersisa Guntur yang masih dekat dengannya. Bukannya tak tahu alamat akan anak dan menantunya untuk ia meminta perlindungan. Namun sudah terlanjur malu atas perbuatannya itu sendiri. Apa mungkin bu Marni akan menjilat kembali ludahnya, setelah dengan pongahnya ia dengan mulutnya sendiri yang menghebdat menantunya tersebut untuk pergi."Nek, kita cari om Guntur, ya?" celetuk Desi seolah memberikan jalan keluar bagi mereka."Iya, nek kita cari om Guntur atau kita pergi saja ke rumah tante

  • Aku Mundur, Mas!   85. AMM! 85

    Satu Minggu kemudian.Di tempat lain. Di kediaman yang di tempati oleh Bu Marni--- Ibu dari Guntur dan juga Mila---kakak Guntur."Nek, Deska lapar ni, Nek!" rengek Deska pada wanita paruh baya tersebut.Bu Marni sendiri sudah sangat gelabakan. Bagaimana tidak. Semenjak Guntur meninggalkan rumah mereka. Anak perempuan yang selalu didukungnya itu seolah lepas tangan. Satu Minggu semenjak kejadian tersebut, bahkan Mila sendiri sudah jarang terlihat di rumah. Bukan itu saja. Mengeluarkan uang sekedar untuk makan Ibu dan anaknya saja dia sangat sayang dan bisa di bilang pelit."Sabar, ya. Nunggu mama kalian pulang dulu," ucap perempuan yang rambutnya sudah hampir berubah menjadi putih tersebut."Mama itu pergi kemana sih, Nek? Kok gak pulang-pulang?" tanya si sulung, Desi yang juga merasa sudah sangat lemas."Sabar ya ... Mama kalian itu kan pergi kerja, cari uang buat kita." Nenek dari dia orang cucu itu mencoba menghibur cucu-cucunya."Kerja tapi kenapa pas kita mintai uang, mama selalu

  • Aku Mundur, Mas!   84. AMM! 84

    Aku sangat emosi hari ini setelah mendengar dan mengetahui apa yang sudah di rencanakan oleh Ibu dan juga kakakku.Entah apa yang ada di otak mereka. Mereka pikir aku ini apa? Aku sudah seperti barang saja yang bagi mereka dengan gampangnya bisa ditukar dengan uang dan kehidupan yang mapan. Aku sudah salah bersikap. Harusnya aku mendengar ucapan Ana. Harus bisa tegas pada Ibu juga mbak Mila."Arrggggh ...!" teriak ku marah karena kecewa.Apa aku ikut bersama Ana saja. Iya ... setidaknya itu lebih baik. Dari pada nasibku kedepannya akan ditukar oleh mereka dengan uang dan gelimang harta. Belum tentu juga aku akan bahagia. Bisa-bisa hidup tertekan tanpa warna.Lebih baik aku susul saja istriku di rumahnya. Bodoh amat dengan apa yang akan aku hadapi nanti.Gegas masuk kedalam kamar. Aku ambil beberapa potong baju. Tidak mungkin aku harus wira-wiri.Setelah selesai mengemas pakaian. Aku segera keluar kamar. Tanpa ingin pamit tak ku hiraukan dua wanita yang selalu ku taruh rasa hormat itu

  • Aku Mundur, Mas!   83. AMM! 83

    Seharian mengurusi rumah. Mulai dari berbelanja perlengkapan rumah, kebutuhan dapur dan lainnya. Tubuh ini Setelah terasa sangat letih. Mungkin pengaruh dari kondisi kehamilan ini. Untung saja sore tadi aku sempatkan untuk memesan makanan cepat saji secara online jadi tidak perlu ribet harus bejibaku dengan kerepotan di dapur, karena kondisi dapur juga belum bisa digunakan untuk beraktifitas. Aku merasa sangat puas. Meski tidak sesempurna namun puas dengan hasilnya. Rumah sudah terisi berbagaiperlengkapannya. Tinggal menata bagian dapur. Mungkin aku harus istirahat dulu sebelum mengerjakannya. Ingin meminta bantuan tetangga rasanya juga malu. Bukan apa. Hanya saja aku tidak mau dan tidak suka jika nantinya muncul pertanyaan dari mereka di mana suamiku? Kenapa dikerjakan sendiri? Dan lain sebagainya. Malas saja menanggapi ocehan orang yang sebenarnya tidak tahu kejadian nyatanya.Pagi menjelang badan sudah kembali bugar. Setelah menyelesaikan ibadah wajib, aku langsung turun ke dapur

  • Aku Mundur, Mas!   82. AMM! 82

    Akhirnya aku bisa keluar dari rumah yang berasa neraka itu. Aku bisa bernapas lega. Hidup tanpa ada gangguan dari siapapun dan tidak dalam ungkit-ungkitan seperti saat berada di rumah mertua.Inilah rumah peninggalan kedut orang tuaku yang berhasil aku bangun dan tombak sedemikian hingga seperti saat ini. bukan dalam waktu yang singkat menang. Aku harus bekerja keras demi mewujudkan impian ini. Menahan diri untuk tidak lapar dan gelap mata. Jika semua orang punya keinginan. Aku pun sama. Hanya saja berusaha untuk tidak menurutinya setiap keinginan itu datang. Aku bisa beristirahat dengan nyenyak. Tapi apa pikiran ku akan tenang. Ternyata tidak. Hati dan pikiran masih terbesit akan kehadiran dari suamiku.Aku kecewa. Bagaimana tidak. Ternyata suamiku masih tetap pada pendiriannya. Lebih berat pada keluarganya. Keluarga yang aku yakin hanya menjadi racun yang terus akan meracuni otak dan hati suamiku yang sedikit telah dibersihkan-nya dari keburukan masa lalunya.Ah ... biarlah waktu

  • Aku Mundur, Mas!   81. AMM! 81

    POV GunturAku merasa frustasi bagaimana tidak, istriku yang tiba-tiba saja memutuskan untuk keluar dari rumah ini. Sementara aku yang ingin sekali mencegah dan mengejarnya, di sisi lain ada Ibu dan juga saudariku yang harus aku pertimbangkan juga perasaan mereka. Niatku untuk berubah memanglah benar. Tapi jangan pula aku di hadapkan pada pilihan yang membuat ku begitu sulit untuk memilihnya. Ketika langkah ini aku ingin bergegas untuk menyusul wanita ku yang merajuk serta membawa pergi buah cinta kami berdua. Ibuku dengan nekat datang dan mengancam akan mengakhiri hidupnya sendiri. Oh Tuhan beri hamba petunjukmu. Aku tidak bisa membiarkan surgaku mengakhiri hidupnya hanya demi egoku. Aku juga tidak bisa membiarkan masa depan rumah tanggaku harus kembali hancur dan berserakan. Sungguh aku hanya ingin memiliki keluarga yang utuh.Aku bingung. Otak ini seakan macet total memikirkan bagaimana cara untuk menyatukan antara istri denga keluargaku.Aku tak ingin dicap sebagai suami yang teg

  • Aku Mundur, Mas!   80. AMM! 80

    Jika berandai-andai. Aku ingin hidupku ini normal seperti dahulu. Bisa berkumpul dengan keluarga juga segala kebutuhan ku tetap tercukupi.Bagai jatuh tertimpa tangga pula. Sakit yang sepertinya tidak berujung yang saat iki aku rasakan. Terkadang terbesit apakah ini balasan atau buah yang harus aku tuai? Aku yang dulu bisa merasakan kenikmatan di atas derita orang---Fitri---mantan adik iparku. Keadaan berbanding terbalik, bahkan seolah takdir sedang mencemooh diri ini. Aku bagai jatuh dari langit dan landing terbang bebas ke jurang, sedangkan mantan iparku justru sekarang dia berada di atas awan dengan semua yang menjadi angan dan mimpiku.Aku yang berharap bisa bersandar pada saudaraku, justru kecewa yang aku dapat. Dia tidak bisa menuruti apa yang menjadi keinginan dari saudari satu-satunya ini.Perempuan yang sudah kami pilihkan ditolaknya begitu saja. Ughhh! Ingin ku umpat dan aku maki itu adik kandung ku. Di sudah membuang tambang emas. Aku tahu memang perempuan yang aku dan Ibuk

DMCA.com Protection Status