Share

Bab 10

Author: kinan_arunika
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kenapa sih, papa selalu pelit sama kita? Kenapa papa ngasih uang ke Nabila aja, padahal kan Nabila juga udah punya papa sendiri," ujar Keyra mengungkapkan kekesalannya.

"Iya Ma, harusnya Nabila itu minta uangnya ke papanya sendiri bukan ke papa kita. Keynan sebel sama papa," sahut Keyna yang juga ikut mengungkapkan unek-uneknya.

"Keya nggak suka sama Nabila, Keya benci Ma," teriak Keyra tiba-tiba.

Mayra memilih untuk menghentikan mobil yang sedang dikendarainya di pinggir jalan.

"Sayang, Nabila itu keponakannya papa yang berarti saudara kalian juga. Jadi sesama saudara harus saling sayang, oke? Anak mama kan semuanya anak yang baik, ya kan?" ujar Mayra sembari menatap kedua anaknya yang duduk di bangku belakang mobil.

"Tapi dia jahat, ma. Dia udah ngerebut papa kita, ya nggak Keya?" jawab Keynan.

Mayra terkejut dengan kalimat-kalimat bernada protes yang lancar sekali digunakan oleh kembar. Mungkin jauh di lubuk hatinya ada terbesit perasaan kecewa yang begitu dalam sehingga menyebabk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 11

    Doni sudah berulang kali mondar-mandir di depan teras rumahnya. Hari ini dia sengaja pulang lebih awal dari biasanya, karena dia berencana untuk mengunjungi sang ibu sekalian membicarakan mengenai renovasi dapur di rumah ibunya seperti yang diminta beberapa hari yang lalu.Namun sesampainya di rumah, Doni mendapati rumahnya sepi tidak berpenghuni. Ruang tamu terlihat rapi tidak seperti biasanya yang pasti berantakan dengan mainan kembar. Dia berkeliling ke sudut rumahnya mencari keberadaan istri maupun anak kembarnya tapi nihil. Sudah berulang kali dia menelepon ke gawai milik sang iatri namun tidak diangkat juga."Kemana sih mereka! Beraninya keluar tanpa seijinku, awas saja kalau mereka pulang nanti," maki Doni dengan kesal.Tidak beberapa lama kemudian dari arah depan terdengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Dari dalam rumah dia bisa mendengar suara riang dari sang kembar. Doni pun bergegas keluar rumah untuk memarahi istrinya."Mayra, kemana saja kamu? Keluyuran nggak tah

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 12

    Doni tercengang dengan semua rentetan kalimat yang dilepaskan oleh sang istri. Dia tidak mennyangka Mayra yang selama ini kalem dan selalu penurut, sekarang berubah menjadi wanuta yang banyak tuntutan seperti ini.'Awas kamu May, kamu sudah mempermalukan aku di hadapan kakakmu, lihat saja nanti kalau kakakmu sudah pulang!' batin Doni yang merasa geram."Kamu jangan menambah-nambahi gitu donk May, kamu kan tahu kalau aku itu anak lelaki di keluarga. Sudah kewajibanku untuk selalu mengabdi sama Mama, karena dia adalah surgaku. Sedangkan kamu, surgamu ada di kakiku sekarang May. Jadi kamu tidak boleh seperti itu," ujar Doni.Reza yang mendengar kalimat pembelaan yang diucapkan oleh Doni hanya bisa tertawa. Dia merasa geli dengan pemikiran yang dimiliki oleh Doni."Sudah Don? Adalagi yang ingin kamu sampaikan?" ujar Reza sembari berkacak pinggang."Maafkan aku Bang, karena aku gagal mendidik Mayra menjadi istri yang baik. Dia jadi kesetanan dan hilang kendali seperti ini," ucap Doni.Reza

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 13

    "Anak-anak ayo bangun, hari ini kita mau ke taman safari," ujar Mayra membangunkan anak-anaknya.Keynan yang terbangun terlebih dahulu, dia mengucek matanya dan mengerjapkan berkali-kali. Sementara Keyra sudah langsung menyambar handuk yang sudah Mayra gantungkan di lemari miliknya.Keynan dan Keyra memang sudah diajarkan Mayra untuk bisa mandi sendiri, agar lebih meringankan beban Mayra saat di rumah."Mama, papa jadi ikut sama kita kan?" ujar Keyra berharap."Maaf ya sayang tapi papa harus bekerja," jawab Mayra sembari membantu menyisir rambut Keyra dan membentuknya menjadi kuncir dua yang lucu sekali.Mendengar jawaban Mayra, membuat Keyra hanya terdiam dan tidak menanggapi tapi Mayra bisa melihat jelas bahwa Keyra sangat sedih. Dia sanhat berharap bisa pergi karyawisata dengan papanya, tapi apa boleh buat Doni lebih memilih untuk pergi dengan ibu dan juga adik serta keponakannya."Sudah Keya, kan kita nanti jalan-jalannya sama Om Reza. Dia lebih baik tahu dari papa," ujar Keynan y

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 14

    "Wah wah wah ada yang lagi asik-asikan selingkuh disini nih. Foto dulu ah terus dikirim deh ke Bang Doni biar kamu diceraiin Mbak," ujar Hanum kepada kakak iparnya tersebut.Mayra seketika menoleh mendengar suara cempreng dari adik iparnya. Dia melongo karena tidak menyangka bahwa Hanum akan memliki pemikiran yang seperti itu."Kamu lagi nggak sehat ya Num?" tanya Mayra.Sedangkan Reza yang mendengar celetukan dari Hanum hanya bisa tergelak lalu dia memilih untuk mengikuti si kembar yang sudah berlari-lari dengan riang menuju ke arah transportasi untuk menuju ke arah Istana Panda."Kamu itu Mbak, nggak ada bersyukurnya. Oadahal Bang Doni sudah bekerja banting tulang untuk menafkahi kalian malah kamu disini berfoya-foya ngabisin uangnya Bang Doni," ujar Hanum sekali lagi."Ah kamu memang sedsng sakit Num, kamu nggak ingat siapa lelaki yang sedang menggandeng kembar?" tanya Mayra kembali."Pokoknya aku akan memberitahu Bang Doni sama mama, agar kamu tahu rasa," ucap Hanum dengan penuh k

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 15

    Mayra tidak menemukan keberadaan Doni di kamar mereka saat dia keluar dari kamar mandi. Tapi Mayra tidak peduli, daripada ada suaminya lalu meminta hal aneh yang di luar nalurinya. Mayra memutuskan untuk beristirahat saja. Beruntung besok hari minggu, sekolah si kembar libur sehingga juga tidak perlu datang ke butik.Entah pukul berapa, Mayra terbangun karena merasa sangat haus. Dia melihat ke kasur di sebelahnya dan rupanya masih kosong.'Kemana Mas Doni? Tumben belum tidur,' gumam Mayra seraya turun dari tempat tidur.Begitu dia keluar kamar ternyata lampu di depan ruang televisi masih menyala, Mayra segera mendekati ruang televisi. Namun belum sempat dia sampai samar dia mendengar suara oeang sedang bercakap-cakap."Ah sayang kamu cantik sekali pakainwarna merah seperti itu sayang, begitu menggoda," ujar Doni.Mayra begitu terkejut sembari menutup, tangannya dengan cepat meraba saku baju tidurnya dan bergegas merekam percakapan suaminya tersebut. "Ah masak sih sayang, jadi kangen

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 16

    "Kamu masih bisa bersikap sesantai itu Mayra, kamu memang benar-benar menantu yang tidak tahu diuntung ya May," ujar Bu Kartika dengan nada tinggi."Ya karena memang Mayra nggak merasa bersalah Ma, Mayra tidak selingkuh seperti yang ada di pikiran mama dan juga Hanum. Mayra tidak serendah itu lah Ma," ujar Mayra masih dengan nada tenang.Bu Kartika benar-benar tidak habis pikir dengan Mayra, padahal bukti sudah terlihat jelas dari foto yang ditunjukkan oleh Hanum namun bisa-bisanya dia masih bersikap sesantai ini."Mayra!" bentak Bu Kartika yang sudah tidak tahan melihat sikap Mayra yang terlihat begitu tenang."Ma, sudah tidak usah teriak-teriak. Kasian kembar kalau telinganya harus terkontaminasi dengan suara cempreng mama," ujar Mayra yang tentu saja semakin memancing emosi dari mertuanya itu.Bu Kartika yang sudah semakin meradang dengan kelakuan menantunya itu mengangkat tangannya bermiat untuk menampar Mayra. Namun rupanya belum sempat niatnya itu terlaksana, terlihat sebuah tan

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 17

    "Nggak.. Nggak mungkin," ujar Bu Kartika yang rupanya masih tidak mempercayai penjelasan dari Doni.Mayra hanya tersenyum mendengar mertuanya begitu terkejut. Sedangkan Doni hanya memijit pelipisnya mendadak pusing melihat perbuatan yang dilakukan oleh sang ibu."Saya bilang apa Bu? Kan sekarang ibu jadi malu sendiri, gimana Bu ada yang masih mau ditanyakan lagi?" tanya Reza dengan nada mengejek.Bu Kartika terdiam dnegan ejekan yang diberikan oleh Reza. Mukanya merah padam menahan malu atas kesalahan yang diperbuatnya. Tapi tentu saja Bu Kartika tidak mau begitu saja mengakui kesalahannya."Ya saya kan sebagai ibu mertuanya punya kewajiban untuk mengingatkan Mayra jika berbuat kesalahan," ujar Bu Kartika berusaha menyembunyikan rasa malunya."Sudah ya Ma jangan salah paham lagi, apalagi kamu Hanum, jangan asal menuduh seperti itulah," ujar Doni menasihati mama dan juga sang adik."Oh iya Bang ada apa datang kemari? Apakah Mayra sudah menceritakan mengenai permintaan saya?" tanya Doni

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 18

    "Tunggu aku siap-siap dulu mau ikut," ujar Doni kepada Mayra memintanya untuk menunggu dirinya."Buat apa Mas ikut? Bukannya biasanya Mas selalu berpergian sama keluarga Mas tanpa mengajak kami?" sindir Mayra seraya keluar rumah tanpa mendengarkan Doni yang masih berteriak memanggilnya."Aku juga ikut dong Bang, Nabila dari tadi merengek ingin makan di restoran." sahut Hanum kali ini tanoa rasa bersalah.Mendengar celetukan Hanum membuat Mayra menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Hanum."Tuh Mas, adikmu tercinta dan keponakan tersayangmu juga ingin diajak jalan-jalan. Sana gih sana jalan-jalan sendiri. Karena aku mau quality time sama abang kandungku juga," ujar Mayra seraya meninggalkan rumah menuju mobil Reza yang sudah dinyalakan."May.. Mayra tunggu May," teriak Doni namun rupanya tidak dipedulikan oleh Mayra.Di dalam mobil Reza bertanya kepada Mayra yang datang dengan menggerutu sembari memanyunkan bibirnya."Kenapa May?" tanya Reza penasaran."Biasa Mas Doni mau minta ik

Latest chapter

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 38

    'Si*l, Mayra keterlaluan, berani benar dia mengatakan hal seperti itu kepada hakim,' batin Doni kesal.Sementara itu dalam batin Monika merasa khawatir dengan kehadiran atasannya itu. Dia merasa penasaran ada hubungan apa antara pemilim butik tempat dia bekerja dengan Mayra, hingga dia meluangkan waktunya untuk datang menghadiri sidang.'Meskipun Mayra bekerja di butik tempatku tapi masak iya kalau Mayra anaknya Bu Mayang? Sepertinya baik Mas Doni dan mamanya tidak mengenali beliau. Lagipula mana mungkin seperti itu, haha, aku terlalu banyak nonton sinetron di ikan terbang sepertinya,' batin Monika bermonolog."Baik untuk saudara Tergugat silahkan jika ingin menyampaikan sanggahannya!" titah Hakim Ketua."Saya menyanggah Yang Mulia, istri saya ini adalah istri yang boros. Dia hobi belanja, lihat saja penampilannya begitu glamor dan mewah bukan. Karena itulah saya menghukum dia dengan membatasi jatah uang belanja, jadi harap Yang Mulia mempertimbangkan hal tersebut," jelas Doni panjang

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 37

    POV MayraHari ini adalah hari dimana aku akan menjalani sidang perdana perceraian terhadap suamiku, Mas Doni. Aku merasakan gugup yang luar biasa ketika akan menjalani sidang ini."Mama, hari ini sibuk ya? Ayo kita jalan-jalan. Keynan bosan sekolah terus," rengek Keynan pagi itu.Aku terhenyak, tidak biasanya Keynam merengek meminta jalan-jalan seperti itu. Biasanya dia adalah anak yang sangat tenang. Apakah dia ikut merasakan jika hari ini adalah hari sidang perpisahan kedua orang tuanya?Aku pun menunduk ke arah Keynan, mencoba mensejajarkan posisiku dengannya hingga manik mataku tepat menatap manik matanya."Sayang, hari ini mama ada urusan dulu. Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan? Kan sekolah Keynan besok libur, gimana?" rayuku kepada nocah tampan yang saat ini berdiri di depanku ini."Tapi Keynan bosan sekolah Ma," ujar Keynan padaku."Memangnya kenapa Keynan kok bosan sekolah?" tanyaku mencoba mengorek informasi."Di sekolah ada yang suka nempel-nempel sama Keynan Ma, makan

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 36

    Bu Kartika begitu terkejut ketika mendapati surat dengan keterangan pengadilan agama yang tertera di depannya. Surat tersebut ditujukan kepada Doni, sang anak."Surat apa ini?" tanya Bu Kartika seraya membawanya masuk ke dalam rumah.Dia bergegas membuka surat tersebut ketika sudah mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Dan mulutnya ternganga ketika mendapati surat tersebut adalah surat panggilan sidang untuk Doni."Hanuummm.. Numm, sini cepet," teriak Bu Kartika.Hanum yang sedang menggunakan alis seketika mengumpat karena alisnya jadi tercoret cukup panjang. Dengan menggerutu Hanum mendatangi sang mama, yang terlihat bersungut-sungut di ruang tamu."Ada apa sih Ma? Kenapa teriak-teriak, alis Hanum jadi tercoret ini?" gerutu Hanum begitu tiba di depan Bu Kartika."Ini lihat ini, surat dari pengadilan agama buat mas mu, lihat ini!" seru Bu Kartika tidak mempedulikan gerutuan Hanum.Hanum melihat amplop coklat yang dibawa oleh Bu Kartika lalu merebutnya. Dia pun segera membuka amplop

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 35

    Mayra memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Dia merasa jengah sekali dengan kelakuan Doni. Ingin rasanya dia bertanya lagi kepada Pak Adnan kapan surat sidang perceraian itu bisa dikirim, namun dirinya merasa sungkan. Takut dibilang tidak sabaran oleh Pak Adnan. Tiba-tiba ponselnya berdering kembali, tanpa melihat siapa yang menelepon langsung saja dia mengangkat dan berkata judes."Halo apa lagi sih kamu ganggu terus!" bentak Mayra."Bu Mayra?? Apa ada masalah?" suara Adnan terdengar di pendengaran telinga Mayra.Mayra mengerutkan kening dan bergegas melihat ponselnya yang ternyata adalah Adnan. Mayra merutuki tingkahnya yang kurang sopan kepada pengacara tersebut."Ma-maaf Pak Adnan saya kira mantan suami saya yang menghubungi kembali," ujar Mayra pelan.Jujur dia tidak tahu lagi dimana harus menyembunyikan rasa malunya sekarang, kalau boleh dirinya ingin bersembunyi di kutub utara agar tidak ada orang yang menemukannya."Apa Pak Hendra masih sering mengusik Bu Mayra?" tanya Adn

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 34

    "Selamat pagi Bu Mayra, untuk sidang pertama surat dari pengadilan akan dikirim besok ya ke alamat masing-masing?" ujar Pak Adnan dari seberang telepon."Alhamdulillah. Lalu untuk sidangnya kapan berlangsung Pak?" tanya Mayra.Dia begitu lega akhirnya panggilan untuk sidang pertamanya dengan Doni akan segera berjalan. Dia sudah tidak ingin mempertahankan lagi biduk rumah tangganya dengan lelaki tersebut. Biarlah jika Monika ingin memiliki Doni seutuhnya, Mayra dengan ikhlas hati akan menyerahkannya.Mayra yang sedang disibukkan dengan laporan keuangan dari butiknya, ketika pengacara tersebut menghubungi dirinya."Sidangnya kurang lebih dua hari kemudian Bu," jawab Adnan."Baiklah kalau begitu, terima kasih banyak Pak Adnan atas bantiannya. Untuk sidang perdana biasanya yang dibahas apa ya Pak?" tanya Mayra."Biasanya mediasi dahulu Bu, jika nanti gagal biasanya akan berlanjut ke sidang selanjutnya. Untuk semua materi nanti sudah tim saya siapkan Bu Mayra," jelas Adnan panjang lebar."

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 33

    "Hanum ini dari Monika buat kamu," ujar Bu Kartika to the point.Hanum tersenyum kegirangan melihat paper bag yang diberikan kepada dirinya. Dia bergegas mengambilnya dan melihat isinya. Hanum begitu takjub begitu melihat isi di dalamnya, baju yang begitu simpel namun terlihat cantik sekali. Hanum dan Bu Kartika tidak tahu jika baju-baju yang sekarang berada di tangan mereka adalah baju hasil design dari orang yang selama ini mereka anggap tidak berguna, Mayra.*"Ahhhh mama ini bajunya bavus sekali, aku bisa pakai besok ketika jemput sekolah Nabila, pasti aku akan terlihat cantik sekali," teriak Hanum dengan norak.Sekilas raut wajah sinis sempat terlihat di wajah Monika namun tidak ada yang melihat perubahan wajah Monika tersebut."Lihat sayang mama dan adik aku terlihat begitu bahagia sekali," bisik Doni.Monika hanya mampu tertawa garing mendengar kalimat yang disampaikan oleh sang suami tersebut. Dia merasa jika ibu dan adik iparnya saat ini terlihat sesikit norak, namun tentu sa

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 32

    "Sudah ah Ma, jangan ngomongin Mayra terus, bikin nggak mood aja," ujar Doni.Bu Kartika pun hanya terdiam ketika mendengar Doni yang tidak suka jika membahas mengenai Mayra."Iya iya Don," jawab Bu Kartika singkat."Oh iya Ma, nanti sore aku akan ajak Monika kemari ya? Sekalian Doni ingin mengenalkan wanita yang kini sudah menjadi istri Doni itu," ujar Doni.Bu Kartika menatap Doni intens, sejujurnya dia masih belum bisa menerima kehadiran istri kedua Doni. Namun dia lebih tidak suka lagi kepada Mayra."Ya terserah kamu aja lah Don, pokoknya dia nggak merepotkan mama," jawab Bu Kartika pendek.Doni pun tersenyum mendengar jawaban sang mama yang akhirnya mengijinkan Monika untuk datang ke rumah mereka."Oke deh, minggu ini kita menginap di hotel daerah Puncak ya? Kita kan udah lama nggak liburan bareng," ajak Doni."Waah iya Don, mama udah lama nggak pergi liburan," jawab Bu Kartika dengan antusias.Doni memang tahu betul apa yang bisa membuat sang mama bahagia.*Doni ijin untuk menj

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 31

    Mayra terlihat begitu santai mengobrol dengan beberapa pegawai yang sedang bertugas di lantai bawah. Dia sembari bertanya-tanya model baju seperti apa yang biasanya paling sering dibeli oleh pelanggan yang datang. Para pegawai yang rata-rata masih berusia muda tersebut dengan senang hati memberi tahu seperti apa baju yang biasanya dibeli oleh pelanggan."Mbak Citra, jadi dress model sabrina seperti ini sedang laris nggak sih?" tanya Mayra.Citra selaku karyawan yang cukup senior pun menjawab dengan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya selama bekerja di butik ini.Mayra tersenyum puas dengan jawaban yang diberikan oleh para karyawan mamanya. Dia memang sengaja melakukan hal tersebut selain untuk mendekatkan diri dengan karyawannya, dia juga ingin terjun langsung ke dalam bisnis butik yang digeluti mamanya ini. Dia ingin tahu hingga se akar-akarnya, hal se detail apapun akan sangat bermanfaat bagi dirinya.Hingga Nana, karyawan yang saat ini menjadi supervisor di butik sang mama meny

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 30

    Hari ini Doni dan Monika sudah berberada di sebuah showroom mobil terkenal untukembeli mobil yang dijanjikan oleh Monika. Dp pembayaran mpbil ini sepenuhnya menggunakan uang Monika dan untuk cicilan per bulannya nanti akan memakai uang Doni, begitulah perjanjian awalnya.Doni begitu senang melihat mobil mana yang kira-kira tepat umtuknya, hingga akhirnya dia memutuskan untuk membeli mobil dengan 7 seat keluaran pabrikan Korea tersebut. Setelah mengurus segala pembayaran dan surat menyurat mereka pun pulang, lebih tepatnya Monika yang mengantar Doni pulang ke rumahnya, sedangkan Monika harus melanjutkan pekerjaannya di butik, karena dia hanya ijin setengah hari kepada Bu Mayang."Sayang terima kasih banyak, jadi makin cinta deh sama kamu," ucap Doni."Iya sayang sama-sama, semoga bermanfaat ya mobilnya, nanti jangan lupa cicilan per bulannya ya Mas," jawab Monika.Monika memang sudah terlanjur bucin kepada Doni sehingga dia rela menguras tabungannya untuk membantu Doni membeli mobil. M

DMCA.com Protection Status