Byur!Orang itu jatuh dengan keras ke dalam danau dan tidak ada pergerakan lagi setelahnya."Astaga! Sial sekali! Pagi-pagi sudah ada yang bunuh diri!"Doni langsung berdiri dan berlari dengan kecepatan penuh menuju danau di kaki gunung.Danau itu jernih, tampak sangat dalam.Masih ada sedikit gelombang di permukaan air. Orang yang jatuh mungkin sudah tenggelam ke dasar danau.Doni buru-buru melepas jaket dan melompat ke dalam danau.Sshh!Dingin sekali!Walau sudah musim kemarau, air danau tetap dingin menusuk tulang.Setelah menyelam sedalam lima meter, Doni akhirnya melihat sosok orang itu.Wanita cantik itu mengenakan baju merah ketat di tubuhnya yang seksi. Rambut hitam panjang melayang di sekitar tubuh. Ditambah air danau yang jernih, semua itu memberi efek visual yang kuat.Mata wanita itu terpejam dan tubuhnya perlahan tenggelam, jelas sudah tak sadarkan diri.Doni menambah kecepatan dan segera menarik wanita itu ke atas permukaan air.Pada saat ini, napas dan detak jantung wan
"Lepaskan aku! Bajingan!"Reani berjuang keras untuk melawan, tetapi tidak ada gunanya.Pinggang adalah bagian tengah dari tubuh manusia. Jika ditekan dengan kuat, orang tidak akan bisa berdiri."Wanita gila, diam!"Doni menarik lengan wanita itu dan memutarnya ke belakang badan."Ah!" Reani merintih kesakitan dan menggertakkan gigi. "Kamu akan mati!"Doni berteriak, "Diam dulu, jangan jadi orang gila!"Setelah terdiam beberapa saat, Reani tiba-tiba merilekskan tubuh dan berkata dengan suara lembut, "Maaf, aku terlalu gegabah. Aku pikir kamu sedang ... mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ternyata ... kamu benaran sedang menyelamatkanku.""Aku nggak pernah mengambil kesempatan dalam kesempitan." Doni menjadi lega dan berdiri. Melihat Reani masih tengkurap di tanah, Doni mengernyit seraya bertanya, "Kamu kenapa?"Reani menolehkan kepala ke samping dengan ekspresi sedih dan kesakitan."Aku sudah jatuh dengan keras, lalu kamu timpa kuat-kuat. Aku nggak bisa bangun sekarang. Kamu pasti s
Mata Reani terpejam erat, sudah tak sadarkan diri. Samar-samar ada energi hitam yang menyelimuti wajah Reani.Setelah melakukan pemeriksaan palpasi, Doni terkejut. "Astaga! Keras sekali racun ini!"Melihat Reani yang matanya terpejam, Doni agak dilema.Selamatkan atau tidak?Jika tidak diselamatkan, wanita itu akan mati.Jika diselamatkan, bagaimana jika wanita itu menggila lagi setelah siuman?Doni mempertimbangkan sejenak dan mengembuskan napas."Guru bilang praktisi medis harus mengasihi tanpa batas!""Meski musuh jatuh sakit di depan mata, aku harus menyembuhkannya dulu sebelum membunuhnya!"Doni mengeluarkan sekantong jarum perak dari saku baju. Lalu, Doni melepaskan baju Reani.Kulit yang putih dan cerah terpapar di depan mata Doni.Doni merasa takjub."Dari tulangnya, wanita ini berumur 30-an tahun.""Tapi tubuh dan kulitnya seperti baru berumur 18 tahun!""Bagaimana cara pemeliharaannya?"Doni membuang pikiran lain. Doni menusukkan satu per satu jarum perak ke titik meridian an
Sesaat kemudian, Reani membuka mata dengan heran. Tidak ada seorang pun di depan. Reani hanya merasakan hawa dingin ketika angin sepoi berembus ke tubuhnya.Mana ada pedang? Pria itu hanya menakutinya!"Bajingan! Sialan! Beraninya mempermainkan aku!"Reani mengepalkan tangan erat-erat. Wajahnya memerah karena marah.Baru pada saat itu, Reani mendapati dirinya sudah bisa bergerak. Reani bergegas berdiri dan memakai baju.Aura ganas muncul di dalam mata Reani."Berengsek! Sayang sekali aku nggak langsung bunuh kamu!""Tapi terkena serangan tapakku, kamu paling lama hanya bisa hidup tiga hari lagi!"...Doni berjalan pulang sambil menggerutu dalam hati.Sial sekali!Malah menyelamatkan seorang wanita gila!Mereka tidak kenal, tetapi wanita itu ingin membunuhnya!Memangnya aku sudah menghancurkan makam keluargamu?Doni mengumpat dalam hati, tetapi tahu bahwa wanita itu bukan orang biasa.Serangan tapak wanita itu sangat kejam.Namun, Doni telah memakan beragam racun demi mempelajari ilmu r
Awalnya, Doni masih mempertahankan kebiasaan berpakaian seperti di desa. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Doni merasa hal itu harus diubah.Jika ingin membangkitkan Istana Senorim, sang pemimpin harus tampak berwibawa.Oleh karena itu, Doni mengiakan permintaan Seno.Helen mengernyit sambil mengangguk, tidak menolak.Usai makan, di bawah desakan Seno, Doni dan Helen pun berangkat.Helen mengemudikan mobil ke pusat kota dan memberikan satu kartu bank pada Doni. "Isinya ada seratusan juta. Kamu bisa beli pakaian yang layak, arloji, ponsel, dan yang lain di mal. Pilih sendiri. Ingat, beli di mal. Jangan beli barang imitasi di pasar grosir karena lebih murah! Aku jemput kamu di sini nanti sore."Tepat saat itu, seorang wanita yang berpakaian alay berjalan kemari."Haha! Helen! Kamu telat!""Loh .... Siapa ini?""Katanya ada kampungan yang terus mengikutimu. Jangan-jangan ini orangnya?"Doni mengernyit. "Wanita bodoh dari mana ini?""Doni! Jaga tutur katamu!" Helen mengernyit. "Ini t
Tepat saat itu, seorang pria paruh baya bergegas datang dan menampar staf toko wanita.Plak!Seketika, muncul bekas tamparan di wajah staf toko wanita yang bengong. Dia lebih panik lagi ketika melihat siapa orang itu. "Pak ... Pak Harris ... kenapa Pak Harris tampar aku?"Plak!Pria itu menampar lagi dan berteriak dengan marah, "Bagaimana kamu bicara dengan Tuan Muda Doni? Tunggu saja, kuurus kamu nanti!"Pria itu adalah Harris Cahyo yang ditemui di Kompleks Setia Masa I di hari itu. Pada saat itu, Harris yakin bahwa Doni bukan orang biasa. Bagaimana mungkin orang yang dijemput secara pribadi oleh Irene adalah orang biasa?Staf toko wanita itu adalah simpanan Harris. Harris ingin bersenang-senang dengannya hari ini. Alhasil, Harris kebetulan melihat Doni.Harris tersenyum berseri-seri. "Tuan Muda Doni, kita pernah bertemu, di depan Kompleks Setia Masa I. Apa Tuan Muda Doni masih ingat?"Doni baru ingat. "Ternyata kamu! Anakmu Calvin, ya?""Benar, benar!" Harris tersenyum menyanjung. "A
Benar saja!Tidak ada harta timbul dari langit!Semua barang yang diberikan oleh Harris hari ini bernilai sekitar ratusan juta. Sekalipun Harris ingin berterima kasih padanya karena telah memberi peringatan tentang penyakit Calvin, itu terlalu berlebihan.Mungkinkah Harris ingin memintaku menyembuhkan Calvin?Rumah sakit era sekarang tidak sepayah itu, 'kan? Bahkan tidak bisa menyembuhkan kanker stadium awal?Doni mengangguk dengan tenang. "Katakan saja. Kalau bisa kubantu, akan kuusahakan.""Mal plaza baru Grup Harris akan dibuka bulan depan. Aku ingin mengundang Tuan Muda Doni dan Nyonya Irene untuk menghadiri acara pengguntingan pita. Apa Tuan Muda Doni sempat?"Doni termangu karena hal itu berada di luar dugaannya. Doni menjawab, "Aku sepertinya sempat, tapi soal kakakku, aku bantu tanyakan saja."Astaga!Irene adalah kakaknya!Jantung Harris berdebar-debar setelah mendengar informasi itu.Untung Harris tidak punya penyakit jantung. Jika tidak, Harris pasti akan masuk ICU.Bibir Ha
Semua orang yang hadir di restoran sangat setia kepada Istana Senorim. Ketika ada harapan untuk membangkitkan kembali Istana Senorim, mereka benar-benar sangat bergembira. Suasana di restoran makin ramai.Sebagai pemimpin baru, Doni disulangi bir oleh banyak orang.Doni pun tidak sungkan. Entah sudah berapa gelas yang diteguk oleh Doni.Namun, Doni tetap menjaga pikiran jernih dengan cara menghilangkan pengaruh alkohol menggunakan energi sejati. Melalui perbincangan singkat, Doni secara garis besar menguasai karakteristik semua orang di Istana Senorim dan mengingatnya.Dari waktu ke waktu, tebersit rasa kegirangan di mata Irene yang cantik.Dilihat dari penampilan Doni di perjamuan ini, Doni sepenuhnya memenuhi kualifikasi sebagai pemimpin yang unggul.Jika di rumah, Irene pasti akan memeluk Doni dan berseru dengan bangga, "Juniorku nggak akan mempermalukan Kakak."...Berbeda dengan Doni yang bergembira di perjamuan, reuni Helen sangat kacau.Pada awalnya, acara tersebut seperti reuni