Kristofer telah menyiapkan meja besar berisi makanan beserta bir mewah dan sedang menunggu Keluarga Kusmoyo tiba. Bernard dan yang lainnya tidak penting. Yang terpenting adalah Doni.Selama bisa memiliki hubungan baik dengan Doni, itu setara dengan memiliki hubungan baik dengan pusat kekuasaan Kota Timung.Akhirnya Keluarga Kusmoyo tiba.Kristofer buru-buru menyapa sambil tersenyum, "Selamat datang, selamat datang! Merupakan suatu kehormatan bagiku Kak Bernard bisa datang!""Hahaha!" Bernard tertawa dengan senyuman di wajahnya, "Pak Kristofer sangat sopan! Mana mungkin aku berani untuk membiarkanmu menyambut kami? Sebenarnya kamilah yang seharusnya mengundangmu!""Ayo cepat masuk!" Kristofer menyuruh Bernard masuk sambil mencari Doni.Dia hanya melihat Helen, tetapi tidak dengan Doni.Kristofer tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kak Bernard, di mana menantumu? Bukankah kita aku sudah menyuruh kalian untuk datang bersama?""Dia akan segera datang ...." Bernard berkata sambil terse
Tatapan Helen sangat dingin.Tatapan Bernard dan istrinya tidak dingin, tetapi mereka terlihat sangat canggung.Sikap Kristofer jauh lebih buruk. Terakhir kali saat Reyhan mengikuti Bernard ke bank, dia sudah tidak suka dengannya dan hari ini dia datang lagi tanpa berkata apa-apa."Reyhan, kok tiba-tiba muncul dari antah berantah?""Hari ini aku mengundang tamu-tamu terhormat. Kualifikasi apa yang kamu punya untuk masuk?""Keluar dari sini! Kalau nggak, aku nggak akan segan lagi!"Reyhan tercengang, "Aku ini ....""Kamu itu apa?" Kristofer melotot, "Kulihat sebaiknya kamu berhati-hati supaya nggak dihajar!""Pak Kristofer, aku ....""Kamu apa?" Kristofer menunjuk ke arah hidung Reyhan, "Keluar! Keluar nggak? Percaya atau nggak satu kataku akan langsung memutus aliran modal Keluarga Wongso?""Tapi ....""Keluar!" Kristofer mengambil botol bir.Reyhan cemas, "Paman, Bibi, Helen, tolong katakan sesuatu!"Helen menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan dingin, "Reyhan, aku sudah melihat
Hati Helen kacau balau.Dia ingin menelepon Doni untuk meminta maaf.Akan tetapi, Helen tidak tahu apa yang harus dia katakan.Meskipun dia adalah CEO perusahaan dan memiliki banyak kekuasaan di mal, tetap saja itu adalah tempat kerja.Akan tetapi dalam kehidupan, sebenarnya Helen tidak pandai berinteraksi dengan lawan jenis.Ditambah lagi, sebagai seorang wanita muda dari keluarga kaya dan cantik, pada dasarnya kata "maaf" terisolasi dari dirinya.Selain meminta maaf kepada Doni, Helen juga ingin bertanya pada Cherry mengapa dia berbohong padanya.Helen sangat sedih atas sahabatnya yang berbohong padanya dan ingin memarahi Cherry serta memutuskan persahabatan dengannya.Akan tetapi, Helen agak enggan mengakhiri dengan persahabatan yang telah terjalin selama bertahun-tahun itu....Tepat saat pikiran Helen sedang kacau, akhirnya Cherry menyelesaikan makan siangnya dengan takut-takut.Doni memeriksa denyut nadi Cherry dan memastikan tidak ada yang salah dengan tubuhnya, lalu mengantarny
"Satu hal lagi, aku harus minta maaf padamu. Sebenarnya hari itu Doni yang menyelamatkanmu, bukan sepupuku.""Hah?" Helen mengerutkan kening, "Kenapa kamu berbohong padaku?""Aku juga melakukannya untukmu! Kamu bilang Doni adalah suami yang dipilih oleh kakekmu dan kamu bilang Doni itu kampungan, tapi orang tuamu juga nggak bodoh dan nggak akan menjodohkanmu dengan orang kecil, 'kan? Jadi hari itu aku punya ide cemerlang untuk mengambil kesempatan ini dan melihat orang seperti apa dia.""..." Seketika Helen tidak tahu harus berkata apa dan menghela napas perlahan, "Kenapa kamu nggak memberitahuku sebelumnya?""Aku takut kamu akan terungkap! Kamu nggak bisa berakting dan aku ingin mencari kesempatan lain untuk mengadilinya, tapi apa yang dia katakan kemarin benar-benar mengejutkanku. Bagaimana bisa orang kampungan berkata seperti itu? Aku melakukan penyelidikan dan mengetahui kalau dia benar. Aku merasa nggak perlu mengujinya lagi. Orang ini nggak seburuk itu."Mendengar ini, Helen mera
Di mata Bernard dan istrinya, calon menantu terbaik Keluarga Kusmoyo tetaplah Reyhan. Meskipun hari itu Doni-lah yang menyelamatkan Helen, orang yang membantu menyelesaikan masalah keuangan Keluarga Kusmoyo adalah Tuan Muda Reyhan.Pasangan itu meminta Reyhan untuk makan malam dengan antusias, tetapi sikap Helen masih dingin dan dia sama sekali tidak terlihat antusias terhadap Reyhan.Semakin Helen menunjukkan sikap ini, semakin kuat keinginan Reyhan. Kalau Bernard dan istrinya tidak ada, Reyhan benar-benar ingin berubah menjadi binatang buas dan meluluhkan sikap dingin Helen dengan tangannya sendiri.Setelah Reyhan pergi, Helen tiba-tiba bertanya pada Sherline, "Bu, sudah menyisakan makanan untuk Doni?"Sherline tertegun, "Sisakan apa? Makanannya sudah habis sebelum dia kembali!""Dia melakukan pekerjaan fisik yang berat di luar, jadi lebih baik siapkan beberapa untuknya. Mungkin dia akan makan setelah kembali.""Heh!" Sherline berkata dengan kesal, "Aku terlalu malas menyiapkan makan
"Kenapa kamu selalu ingin aku bekerja di perusahaan?""Lebih baik pergi ke perusahaan daripada jadi kuli yang memindahkan batu bata di luar! Lihat kamu pulang larut malam dan nggak makan dengan baik, kamu akan jatuh sakit! Kalau sampai sesuatu terjadi padamu, bagaimana aku bisa menjelaskannya kepada kakek?"Doni terlihat aneh, "Kamu mengira aku memindahkan batu bata di luar?""Bukankah begitu?""Tentu saja bukan!" Doni berkata sambil tertawa, "Apa yang aku lakukan jauh lebih mudah daripada memindahkan batu bata!"Helen mengerutkan kening. Kalau bukan memindahkan batu bata, terus membangun tembok? Bukankah itu sama saja?"Pokoknya kalau kamu pergi melakukan pekerjaan seperti ini dan memberi tahu orang lain, itu akan membuat Keluarga Kusmoyo kehilangan muka dan aku nggak akan bisa menegakkan kepalaku di hadapan kerabat."Doni tidak bisa menahan tawa, "Kamu benar-benar wanita muda yang berbudi luhur! Apa yang telah kulakukan sampai membuatmu kehilangan muka? Apa yang memalukan tentang men
Byur!Orang itu jatuh dengan keras ke dalam danau dan tidak ada pergerakan lagi setelahnya."Astaga! Sial sekali! Pagi-pagi sudah ada yang bunuh diri!"Doni langsung berdiri dan berlari dengan kecepatan penuh menuju danau di kaki gunung.Danau itu jernih, tampak sangat dalam.Masih ada sedikit gelombang di permukaan air. Orang yang jatuh mungkin sudah tenggelam ke dasar danau.Doni buru-buru melepas jaket dan melompat ke dalam danau.Sshh!Dingin sekali!Walau sudah musim kemarau, air danau tetap dingin menusuk tulang.Setelah menyelam sedalam lima meter, Doni akhirnya melihat sosok orang itu.Wanita cantik itu mengenakan baju merah ketat di tubuhnya yang seksi. Rambut hitam panjang melayang di sekitar tubuh. Ditambah air danau yang jernih, semua itu memberi efek visual yang kuat.Mata wanita itu terpejam dan tubuhnya perlahan tenggelam, jelas sudah tak sadarkan diri.Doni menambah kecepatan dan segera menarik wanita itu ke atas permukaan air.Pada saat ini, napas dan detak jantung wan
"Lepaskan aku! Bajingan!"Reani berjuang keras untuk melawan, tetapi tidak ada gunanya.Pinggang adalah bagian tengah dari tubuh manusia. Jika ditekan dengan kuat, orang tidak akan bisa berdiri."Wanita gila, diam!"Doni menarik lengan wanita itu dan memutarnya ke belakang badan."Ah!" Reani merintih kesakitan dan menggertakkan gigi. "Kamu akan mati!"Doni berteriak, "Diam dulu, jangan jadi orang gila!"Setelah terdiam beberapa saat, Reani tiba-tiba merilekskan tubuh dan berkata dengan suara lembut, "Maaf, aku terlalu gegabah. Aku pikir kamu sedang ... mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ternyata ... kamu benaran sedang menyelamatkanku.""Aku nggak pernah mengambil kesempatan dalam kesempitan." Doni menjadi lega dan berdiri. Melihat Reani masih tengkurap di tanah, Doni mengernyit seraya bertanya, "Kamu kenapa?"Reani menolehkan kepala ke samping dengan ekspresi sedih dan kesakitan."Aku sudah jatuh dengan keras, lalu kamu timpa kuat-kuat. Aku nggak bisa bangun sekarang. Kamu pasti s