"Tuan Muda Doni, kamu ... haha, kamu benar-benar lucu.""Hahaha! Pemuda polos ... yang tampan!"Kakak beradik Keluarga Santoso tertawa.Doni tidak bisa menahan diri untuk memutar matanya, apakah ada begitu lucu?Apakah kedua gadis ini lebih kampungan dari dirinya?...Doni sedang membiasakan diri dengan berbagai fungsi mobil di bawah bimbingan dua wanita cantik dan Melvin tiba.Pengikut kecil saat itu telah tumbuh menjadi pria paruh baya yang bergengsi. Melvin tinggi dan kekar membuat jasnya lurus dan bergaya. Langkah kakinya ringan saat berjalan dan ada bekas luka samar di dahi. Terlihat sangat garang.Melvin terlihat bersemangat setelah melihat Doni, kemudian dia berlutut dan berkata, "Hormat kepada Ketua!""Panggil saja aku Tuan Muda Doni!" Doni berkata sambil tersenyum, "Istana Senorim belum bersatu dan istilah Ketua nggak sesuai dengan kenyataan!""Baik! Tuan Muda Doni!" Melvin berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku bersedia melakukan segalanya untuk membangkitkan kembali Istana Sen
Tidak lama sebelumnya, Cherry memarkir mobilnya di pinggir jalan dan keluar untuk membeli sesuatu. Saat kembali ke mobil, dia baru saja menyalakannya dan sebelum mulai mengemudi, seorang wanita tua berusia 60-an tergeletak tepat di depan mobilnya sambil mengerang dengan sekarat, bersikeras Cherry-lah yang menabraknya dan memintanya untuk membayar kompensasi.Selain seorang wanita tua, masih ada seorang kakek tua yang duduk di atas tanah sambil menangis dan menuduh Cherry menabrak seseorang dengan mobilnya. Saat Cherry ingin menilai, wanita paruh baya lainnya muncul dan berkata kalau Cherry-lah yang menabrak orang, juga mengklaim dia bisa menjadi saksi. Dia meminta Cherry untuk membayar kompensasi, juga mengantar orang tua itu ke rumah sakit pemeriksaan seluruh tubuh.Cherry sangat tertekan hingga hampir menangis. Apakah semua geng pura-pura tertabrak begitu profesional akhir-akhir ini? Dia benar-benar ingin pergi, tetapi wanita tua itu tergeletak di depan kemudi. Gawatlah sudah kalau d
"Oh ... mana yang sakit? Coba kulihat.""Jangan sentuh! Sakit!" Wanita tua itu langsung berteriak, "Jangan sentuh. Kalau sampai patah, kamu juga akan menanggung akibatnya.""Aku seorang dokter. Aku akan menunjukkannya padamu, jangan takut!""Dokter macam apa kamu? Apa kamu punya sertifikat? Tunjukkan padaku!" Wanita paruh baya itu menoleh dan bertanya dengan suara lantang."Aku adalah ... dokter hewan leluhur." Saat berbicara, Doni menusuk tulang rusuk wanita tua itu dengan lembut sebelum menarik tangannya.Wanita tua itu gemetar dan merasakan rasa gatal yang luar biasa dari tulang rusuk hingga punggungnya. Dia ingin menahannya, tetapi rasa gatal itu menjalar ke dalam tulangnya dan dia tidak bisa menahan diri untuk menggaruknya.Semakin digaruk, rasanya semakin gatal. Semakin digaruk, seluruh tubuhnya juga mulai gatal seolah ada serangga kecil berlarian."Gatal sekali! Gatal sekali! Pak tua, tolong garuk! Cepatlah! Aku nggak bisa meraih punggungku!"Awalnya wanita tua itu tetap terbari
Cherry ketakutan.Orang yang berbicara dengan Doni adalah Melvin.Pahlawan di jalanan Kota Timung.Reputasinya sebanding dengan empat bos terkuat di jalanan Kota Timung.Setidaknya tiga pasukan telah dihancurkan oleh Melvin.Luka di dahinya membekas saat membunuh 20 anggota elite geng tokoh politik.Siapa pun di jalan yang menyebut satu kata "Melvin" pasti akan terlihat ketakutan.Bahkan tokoh resmi pun tidak berani macam-macam dengannya.Akan tetapi, ternyata sekarang Melvin memanggil Doni "Tuan Muda Doni" dengan sopan.Selain itu, kemarin Doni bersenda gurau dengan Tuan Herman.Cherry benar-benar tidak bisa membayangkan betapa menakjubkannya latar belakang Doni.Cherry benar-benar takut saat memikirkan bagaimana dirinya telah menyinggung perasaan Doni. Jangankan dia, bahkan seluruh Keluarga Wijaya tidak cukup untuk dibunuh Melvin dengan satu tangan.Sudah dia duga.Mana mungkin seorang kampungan bisa menjadi suami Helen?Mana mungkin seseorang tanpa latar belakang bisa mengalahkan Kr
Memalukan sekali!Cherry tidak punya keberanian untuk menegakkan kepalanya.Doni juga agak canggung, tetapi dia masih meliriknya beberapa kali lagi.Ck, ck, Cherry ini memiliki pusar yang cantik....Cherry tidak bisa mengemudi dalam kondisinya, jadi Doni membiarkannya duduk di dalam Porsche. Mercedes-Benz Coupe milik Cherry akan dikendarai oleh Melvin untuk sementara.Setelah duduk di dalam Porsche 911, Cherry terkejut lagi. Ternyata Doni memiliki mobil yang bagus, ditambah lagi ada sepasang anak kembar yang duduk di dalam mobil.Dia penasaran dengan identitas si kembar, tetapi tidak tahu bagaimana cara bertanya.Di sisi lain, kakak adik dari Keluarga Santoso juga agak penasaran tentang Cherry dan berbicara lebih dulu."Hehe, Kak, margamu itu Wijaya. Mungkin kita pernah menjadi satu keluarga 500 tahun yang lalu.""Kak Cherry, kamu teman Tuan Muda Doni?"Cherry mengangguk, "Bisa dianggap teman. Bagaimana dengan kalian? Kalian juga temannya?""Bukan, kami sedang menjalankan tugas dengan
Kristofer telah menyiapkan meja besar berisi makanan beserta bir mewah dan sedang menunggu Keluarga Kusmoyo tiba. Bernard dan yang lainnya tidak penting. Yang terpenting adalah Doni.Selama bisa memiliki hubungan baik dengan Doni, itu setara dengan memiliki hubungan baik dengan pusat kekuasaan Kota Timung.Akhirnya Keluarga Kusmoyo tiba.Kristofer buru-buru menyapa sambil tersenyum, "Selamat datang, selamat datang! Merupakan suatu kehormatan bagiku Kak Bernard bisa datang!""Hahaha!" Bernard tertawa dengan senyuman di wajahnya, "Pak Kristofer sangat sopan! Mana mungkin aku berani untuk membiarkanmu menyambut kami? Sebenarnya kamilah yang seharusnya mengundangmu!""Ayo cepat masuk!" Kristofer menyuruh Bernard masuk sambil mencari Doni.Dia hanya melihat Helen, tetapi tidak dengan Doni.Kristofer tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kak Bernard, di mana menantumu? Bukankah kita aku sudah menyuruh kalian untuk datang bersama?""Dia akan segera datang ...." Bernard berkata sambil terse
Tatapan Helen sangat dingin.Tatapan Bernard dan istrinya tidak dingin, tetapi mereka terlihat sangat canggung.Sikap Kristofer jauh lebih buruk. Terakhir kali saat Reyhan mengikuti Bernard ke bank, dia sudah tidak suka dengannya dan hari ini dia datang lagi tanpa berkata apa-apa."Reyhan, kok tiba-tiba muncul dari antah berantah?""Hari ini aku mengundang tamu-tamu terhormat. Kualifikasi apa yang kamu punya untuk masuk?""Keluar dari sini! Kalau nggak, aku nggak akan segan lagi!"Reyhan tercengang, "Aku ini ....""Kamu itu apa?" Kristofer melotot, "Kulihat sebaiknya kamu berhati-hati supaya nggak dihajar!""Pak Kristofer, aku ....""Kamu apa?" Kristofer menunjuk ke arah hidung Reyhan, "Keluar! Keluar nggak? Percaya atau nggak satu kataku akan langsung memutus aliran modal Keluarga Wongso?""Tapi ....""Keluar!" Kristofer mengambil botol bir.Reyhan cemas, "Paman, Bibi, Helen, tolong katakan sesuatu!"Helen menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan dingin, "Reyhan, aku sudah melihat
Hati Helen kacau balau.Dia ingin menelepon Doni untuk meminta maaf.Akan tetapi, Helen tidak tahu apa yang harus dia katakan.Meskipun dia adalah CEO perusahaan dan memiliki banyak kekuasaan di mal, tetap saja itu adalah tempat kerja.Akan tetapi dalam kehidupan, sebenarnya Helen tidak pandai berinteraksi dengan lawan jenis.Ditambah lagi, sebagai seorang wanita muda dari keluarga kaya dan cantik, pada dasarnya kata "maaf" terisolasi dari dirinya.Selain meminta maaf kepada Doni, Helen juga ingin bertanya pada Cherry mengapa dia berbohong padanya.Helen sangat sedih atas sahabatnya yang berbohong padanya dan ingin memarahi Cherry serta memutuskan persahabatan dengannya.Akan tetapi, Helen agak enggan mengakhiri dengan persahabatan yang telah terjalin selama bertahun-tahun itu....Tepat saat pikiran Helen sedang kacau, akhirnya Cherry menyelesaikan makan siangnya dengan takut-takut.Doni memeriksa denyut nadi Cherry dan memastikan tidak ada yang salah dengan tubuhnya, lalu mengantarny
"Ayolah! Aku malas sekali dengan wanita jelek itu!""Huh! Apa kamu nggak takut aku akan mengatakan ini padanya?""Apa untungnya bagimu?""Nggak ada, tapi aku senang!" Yulia berpikir sejenak lalu berkata, "Berjanjilah padaku satu hal lagi. Hanya setelah kamu setuju, aku akan memijatmu. Terserah kamu mau pijat bagian mana!""Apa? Katakan padaku."Yulia berkata dengan senang, "Aku ingin menyerang Denada! Keluarkan Denada dari perusahaan!""Hah? Kenapa?""Aku nggak suka padanya!" Yulia berkata, "Lihat penampilannya yang arogan hari ini. Apa hebatnya dia? Bukankah hanya karena dukungan putrimu saja? Aku harus membuatnya nggak bisa melanjutkan proyek ini!"Bernard terkejut. "Perusahaan akan rugi kalau kamu melakukan ini.""Apa salahnya proyek sebesar itu ditunda selama beberapa hari?" Yulia mendengus, "Bukankah kamu juga ingin proyek itu dikendalikan oleh Doni? Manfaatkan kesempatan ini untuk mengambil kembali proyek itu!"Bernard berpikir sejenak lalu berkata, "Ya, keterlaluan sekali! Doni
Thomas dibawa dari toilet ke tandu lalu ke ambulans.Rapat pasti tidak bisa dilanjutkan dan harus dibubarkan.Helen memanggil Doni ke kantor, menutup pintu dan bertanya, "Apa kamu yang melakukannya?"Doni merentangkan tangannya. "Apa yang aku lakukan?""Apa kamu menyakiti Thomas?""Aku nggak akan menyakiti orang lain ...." Doni berkata sambil tersenyum, "Mungkin Thomas makan makanan kotor lalu ke toilet untuk buang air.""Sudahlah!" Helen melambaikan tangannya. "Aku benar-benar nggak menyangka kamu akan menggunakan metode ini. Namun, ini nggak akan berhenti lama. Bagaimana setelahnya?"Doni menghela napas lalu berkata, "Mana aku tahu. Aku nggak mungkin bisa menghajar semua presdir dan memaksa mereka untuk melepaskan ide ini. Bukankah aku sedang mengulur waktu untukmu?""Ya ...." Helen mengangguk. "Kamu memang memberiku waktu.""Kalau kamu membutuhkan bantuanku untuk hal-hal seperti ini nantinya, kamu harus memberitahuku lebih awal. Jangan menyeretku saat masalah sudah terjadi, mau ngga
Bernard tampak bingung lalu segera bertanya, "Helen, apa yang terjadi?""Ada seseorang dari perusahaan menelepon nomor darurat, ambulans pun datang." Helen berkata, "Aku akan tanya dulu siapa yang berada dalam bahaya."Helena mulai menelepon beberapa kantor dan meminta resepsionis untuk menanyakan situasinya.Namun hingga dokter naik ke atas, Helen masih belum mengetahui siapa yang menelepon panggilan darurat.Kedua dokter merasa sedikit kesal."Apa maksud kalian? Ada hukuman kalau menelepon bantuan darurat secara iseng!""Kalian menunda waktu kami seperti ini, apa kalian nggak tahu kemungkinan akan ada pasien yang tertunda penyelamatannya?""Kalau ada yang melayang nyawanya, apa kalian berani bertanggung jawab?"...Dokter itu masih muda, sepertinya baru saja mulai bekerja, suaranya masih terdengar kekanak-kanakan. Namun, Helen masih tidak berani membalas, memang benar-benar salah! Kenapa ada karyawan yang tidak bertanggung jawab di perusahaan. "Maaf, ini salah kami. Kami akan mencari
Wajah Thomas menjadi pucat pasi setelah mendengar suara yang tidak senonoh.Kali ini perutnya tidak memberinya waktu untuk bersiap. Tiba-tiba saja ususnya dipenuhi gas. Saat berbicara, dia sempat mengendalikannya dan udara terus menyembur keluar dengan begitu cepat serta dahsyat sehingga dia tidak bisa menahan pantatnya.Tidak seperti sebelumnya, kali ini perutnya terus mengeluarkan gas dan suaranya tidak bisa berhenti.Terlebih lagi, hal paling mengerikan bagi Thomas mulai terjadi.Selain gas, beberapa benda padat kecil mulai tidak bisa dikendalikan.Dia langsung mencium sesuatu yang tidak sedap.Baunya memenuhi ruangan.Raut wajah semua orang dari Grup Kusmoyo yang menatapnya mulai terlihat aneh dan beberapa mulai menutup hidung mereka dengan tangan.Bernard berkata dengan hati-hati, "Pak Thomas, perutmu nggak nyaman?"Thomas mati-matian mencoba mengendalikan pantat untuk mencegah gas keluar terlalu cepat hingga mengeluarkan terlalu banyak benda padat dan membuat segalanya semakin ti
"Doni, lakukan apa pun yang harus kamu lakukan dan jangan mengacau di sini!" Selly berkata dengan gigi terkatup.Dia membenci Doni dan Denada karena mencuri proyeknya. Kalau bukan karena dua orang ini, sekarang dia akan bertanggung jawab penuh atas proyek satu triliun itu dan mungkin utang judi yang sangat besar itu sudah lunas. Apa gunanya membantu Thomas sebagai orang dalam setiap hari? Sekarang dia hanya berharap proyek ini bisa jatuh ke tangannya. Meski hanya jabatan wakil juga tidak masalah. Dengan begini, dia bisa mendapatkan uang dan segera melunasi utang judinya.Doni menatap orang lain di rapat dewan direksi dan tersenyum, "Sepertinya kalian nggak terlalu menyambutku. Oke, aku pergi dulu. Aku memang sangat sibuk di sana."Setelah mengatakan itu, Doni berbalik dan meninggalkan ruang rapat.Helen hendak memanggilnya, tetapi Doni berjalan terlalu cepat dan sudah meninggalkan ruang rapat. Dia pun mengepalkan tangannya karena frustrasi. Mengapa orang ini begitu tidak bisa diandalka
Sore harinya, rapat dewan direksi Grup Kusmoyo diadakan tepat waktu. Helen duduk di kursi CEO dan melihat ke ruang rapat, tetapi tidak bisa menemukan Doni.Dia pun mengerutkan kening, mengangkat telepon di ruang rapat dan menghubungi nomor ruang komunikasi."Halo, aku Helen."Suara Jarson yang panik terdengar dari telepon."Bu ... Bu Helen, ada perintah apa?""Siapa yang berjaga? Kamu sendirian?""Iya, aku yang sedang berjaga. Bu Helen ada masalah apa?"Helen merasa agak tenang, "Nggak apa-apa. Sekarang cuacanya panas, jadi jangan sampai kepanasan.""Oke, oke, terima kasih atas perhatian Bu Helen."Setelah mengakhiri panggilan, Helen agak bingung. Doni pergi ke mana?Saat sedang memikirkannya, Thomas tiba. Helen dan Bernard keluar untuk menyambutnya sebelum mengundangnya ke ruang rapat.Thomas baru saja dipermainkan oleh Doni pagi ini dan sangat marah hingga hatinya sakit.Kalau dipikirkan kembali, Doni mempermainkannya dua kali dengan cara yang hampir sama. Akan tetapi, dia benar-bena
Helen tiba-tiba merasa ingin menggoda Doni dan dia menganggukkan kepala, "Proyek ini kelihatannya bagus.""Apa?" Doni terlihat terkejut, "Aku salah dengar atau kamu salah bicara? Katakan lagi.""Proyek ini kelihatannya bagus. Kalau Grup Kusmoyo bisa melakukannya, grup kita akan langsung menjadi grup besar yang penting di Kota Timung.""Sial!" Doni tidak bisa menahan diri untuk mengumpat, "Nggak! Nggak boleh! Jangankan Grup Waleri, proyek ini saja benar-benar nggak bisa diandalkan! Grup Kusmoyo jangan menerimanya!""Kenapa nggak boleh menerimanya? Cuma karena kamu punya kesan buruk terhadap Grup Waleri?"Doni langsung membuka dokumen tersebut, menunjuk angka di atas dan bertanya, "Berapa biaya yang dibutuhkan kalau keuntungannya sebesar ini? Ayo hitung dengan keuntungan 100%!""10 triliun.""Oke, dengan biaya 10 triliun, bagaimana Grup Kusmoyo akan membiayainya?" Doni bertanya, "Mau menggadaikan rumah seperti yang Keluarga Wongso lakukan?""Nggak masalah, risiko memang harus diambil bar
Doni masuk ke dalam kantor Helen dan melihatnya menatap dokumen dengan tatapan khawatir."Istriku, ada apa?"Helen mengernyitkan dahi, "Di perusahaan, kamu ....""Baiklah ... Bu Helen, oke?" Doni mengangkat bahu, "Melihatmu membuatku ingin memanggilmu istriku.""Jangan membicarakan hal membosankan seperti ini lagi." Helen mendorong dokumen di atas meja ke hadapan Doni, "Lihat ini."Doni mengambil dokumen dan melihatnya, "Proyek Grup Waleri? Ternyata Thomas bisa menggunakan dua cara sekaligus.""Menggunakan dua cara sekaligus?" Helen agak bingung."Dua hari yang lalu Thomas mencariku untuk membeli tanah, tapi aku nggak setuju." Doni berkata dengan santai, "Masih ada sebidang tanah tersisa. Kalian jangan menjualnya. Sebidang tanah itu nggak boleh dijual.""Sepertinya kamu terlambat." Helen tersenyum getir, "Ayahku sudah menjual tanah itu.""Sudah dijual?" Doni tertegun, "Dijual kepada Thomas? Harga yang dia tawarkan terlalu rendah!""Dijual ke Grup Damian milik Keluarga Yulas." Helen ber
"Hah?""Hah apa? Ambil foto! Jarang sekali bisa melihat uang sebanyak itu."Setelah mengatakan itu, Doni mengambil ponselnya dan mencari sudut yang cocok sebelum mengambil banyak foto."Ini asli atau cuma alat peraga?" Denada bertanya."Tentu saja asli!" Thomas berjalan sambil tersenyum, "Pak Doni, ada alat pendeteksi uang di dalam mobil. Kalau kamu khawatir, aku bisa langsung memeriksa uang tersebut untukmu.""Nggak, nggak, aku percaya padamu. Semua ini asli." Doni tersenyum, "Aku belum pernah melihat uang sebanyak itu. Terima kasih banyak telah memberiku pencerahan."Thomas tertawa dan berkata, "Pak Doni, Untuk apa berterima kasih kepadaku? Semua uang ini milikmu."Doni tertegun dan berkata dengan terkejut, "Ya ampun, kamu gila. Untuk apa memberiku begitu banyak uang secara cuma-cuma?""Hah?" Thomas juga tertegun. Setelah beberapa saat, dia tertawa lagi, "Pak Doni, kamu benar-benar pandai bercanda. Setelah kontrak ditandatangani, tentu saja uang itu akan menjadi milikmu. Akulah yang