Doni tentu saja tidak akan pergi memindahkan batu bata. Hari ini dia sudah membuat janji dengan Melvin untuk mulai belajar mengemudi.Saat naik taksi ke Vila Genting, kakak adik dari Keluarga Santoso baru saja selesai berlatih. Mereka mengenakan pakaian latihan berwarna putih yang sama. Pakaian mereka basah oleh keringat dan kain menempel di tubuh mereka, menguraikan lekuk tubuh yang terlihat awet muda.Mata Doni berbinar saat menatap mereka berdua dan bergumam, "Memang keduanya sama persis!""Selamat pagi, Tuan Muda Doni!""Halo, Tuan Muda Doni!"Kedua kakak adik itu langsung memberi hormat."Kamu datang begitu pagi!""Kami pergi mandi dulu!"Doni melambaikan tangannya, "Silakan."Saat mengagumi punggung indah mereka berdua, Doni tidak bisa menahan diri untuk mendecakkan bibirnya.Benar-benar sama persis.Dilihat secara horizontal, ukuran dan tinggi dari bukitnya sama persis.Mungkinkah satu-satunya cara untuk membedakannya adalah melalui kedalamannya?Pikiran Doni mengembara setidakn
"Tuan Muda Doni, kamu ... haha, kamu benar-benar lucu.""Hahaha! Pemuda polos ... yang tampan!"Kakak beradik Keluarga Santoso tertawa.Doni tidak bisa menahan diri untuk memutar matanya, apakah ada begitu lucu?Apakah kedua gadis ini lebih kampungan dari dirinya?...Doni sedang membiasakan diri dengan berbagai fungsi mobil di bawah bimbingan dua wanita cantik dan Melvin tiba.Pengikut kecil saat itu telah tumbuh menjadi pria paruh baya yang bergengsi. Melvin tinggi dan kekar membuat jasnya lurus dan bergaya. Langkah kakinya ringan saat berjalan dan ada bekas luka samar di dahi. Terlihat sangat garang.Melvin terlihat bersemangat setelah melihat Doni, kemudian dia berlutut dan berkata, "Hormat kepada Ketua!""Panggil saja aku Tuan Muda Doni!" Doni berkata sambil tersenyum, "Istana Senorim belum bersatu dan istilah Ketua nggak sesuai dengan kenyataan!""Baik! Tuan Muda Doni!" Melvin berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku bersedia melakukan segalanya untuk membangkitkan kembali Istana Sen
Tidak lama sebelumnya, Cherry memarkir mobilnya di pinggir jalan dan keluar untuk membeli sesuatu. Saat kembali ke mobil, dia baru saja menyalakannya dan sebelum mulai mengemudi, seorang wanita tua berusia 60-an tergeletak tepat di depan mobilnya sambil mengerang dengan sekarat, bersikeras Cherry-lah yang menabraknya dan memintanya untuk membayar kompensasi.Selain seorang wanita tua, masih ada seorang kakek tua yang duduk di atas tanah sambil menangis dan menuduh Cherry menabrak seseorang dengan mobilnya. Saat Cherry ingin menilai, wanita paruh baya lainnya muncul dan berkata kalau Cherry-lah yang menabrak orang, juga mengklaim dia bisa menjadi saksi. Dia meminta Cherry untuk membayar kompensasi, juga mengantar orang tua itu ke rumah sakit pemeriksaan seluruh tubuh.Cherry sangat tertekan hingga hampir menangis. Apakah semua geng pura-pura tertabrak begitu profesional akhir-akhir ini? Dia benar-benar ingin pergi, tetapi wanita tua itu tergeletak di depan kemudi. Gawatlah sudah kalau d
"Oh ... mana yang sakit? Coba kulihat.""Jangan sentuh! Sakit!" Wanita tua itu langsung berteriak, "Jangan sentuh. Kalau sampai patah, kamu juga akan menanggung akibatnya.""Aku seorang dokter. Aku akan menunjukkannya padamu, jangan takut!""Dokter macam apa kamu? Apa kamu punya sertifikat? Tunjukkan padaku!" Wanita paruh baya itu menoleh dan bertanya dengan suara lantang."Aku adalah ... dokter hewan leluhur." Saat berbicara, Doni menusuk tulang rusuk wanita tua itu dengan lembut sebelum menarik tangannya.Wanita tua itu gemetar dan merasakan rasa gatal yang luar biasa dari tulang rusuk hingga punggungnya. Dia ingin menahannya, tetapi rasa gatal itu menjalar ke dalam tulangnya dan dia tidak bisa menahan diri untuk menggaruknya.Semakin digaruk, rasanya semakin gatal. Semakin digaruk, seluruh tubuhnya juga mulai gatal seolah ada serangga kecil berlarian."Gatal sekali! Gatal sekali! Pak tua, tolong garuk! Cepatlah! Aku nggak bisa meraih punggungku!"Awalnya wanita tua itu tetap terbari
Cherry ketakutan.Orang yang berbicara dengan Doni adalah Melvin.Pahlawan di jalanan Kota Timung.Reputasinya sebanding dengan empat bos terkuat di jalanan Kota Timung.Setidaknya tiga pasukan telah dihancurkan oleh Melvin.Luka di dahinya membekas saat membunuh 20 anggota elite geng tokoh politik.Siapa pun di jalan yang menyebut satu kata "Melvin" pasti akan terlihat ketakutan.Bahkan tokoh resmi pun tidak berani macam-macam dengannya.Akan tetapi, ternyata sekarang Melvin memanggil Doni "Tuan Muda Doni" dengan sopan.Selain itu, kemarin Doni bersenda gurau dengan Tuan Herman.Cherry benar-benar tidak bisa membayangkan betapa menakjubkannya latar belakang Doni.Cherry benar-benar takut saat memikirkan bagaimana dirinya telah menyinggung perasaan Doni. Jangankan dia, bahkan seluruh Keluarga Wijaya tidak cukup untuk dibunuh Melvin dengan satu tangan.Sudah dia duga.Mana mungkin seorang kampungan bisa menjadi suami Helen?Mana mungkin seseorang tanpa latar belakang bisa mengalahkan Kr
Memalukan sekali!Cherry tidak punya keberanian untuk menegakkan kepalanya.Doni juga agak canggung, tetapi dia masih meliriknya beberapa kali lagi.Ck, ck, Cherry ini memiliki pusar yang cantik....Cherry tidak bisa mengemudi dalam kondisinya, jadi Doni membiarkannya duduk di dalam Porsche. Mercedes-Benz Coupe milik Cherry akan dikendarai oleh Melvin untuk sementara.Setelah duduk di dalam Porsche 911, Cherry terkejut lagi. Ternyata Doni memiliki mobil yang bagus, ditambah lagi ada sepasang anak kembar yang duduk di dalam mobil.Dia penasaran dengan identitas si kembar, tetapi tidak tahu bagaimana cara bertanya.Di sisi lain, kakak adik dari Keluarga Santoso juga agak penasaran tentang Cherry dan berbicara lebih dulu."Hehe, Kak, margamu itu Wijaya. Mungkin kita pernah menjadi satu keluarga 500 tahun yang lalu.""Kak Cherry, kamu teman Tuan Muda Doni?"Cherry mengangguk, "Bisa dianggap teman. Bagaimana dengan kalian? Kalian juga temannya?""Bukan, kami sedang menjalankan tugas dengan
Kristofer telah menyiapkan meja besar berisi makanan beserta bir mewah dan sedang menunggu Keluarga Kusmoyo tiba. Bernard dan yang lainnya tidak penting. Yang terpenting adalah Doni.Selama bisa memiliki hubungan baik dengan Doni, itu setara dengan memiliki hubungan baik dengan pusat kekuasaan Kota Timung.Akhirnya Keluarga Kusmoyo tiba.Kristofer buru-buru menyapa sambil tersenyum, "Selamat datang, selamat datang! Merupakan suatu kehormatan bagiku Kak Bernard bisa datang!""Hahaha!" Bernard tertawa dengan senyuman di wajahnya, "Pak Kristofer sangat sopan! Mana mungkin aku berani untuk membiarkanmu menyambut kami? Sebenarnya kamilah yang seharusnya mengundangmu!""Ayo cepat masuk!" Kristofer menyuruh Bernard masuk sambil mencari Doni.Dia hanya melihat Helen, tetapi tidak dengan Doni.Kristofer tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kak Bernard, di mana menantumu? Bukankah kita aku sudah menyuruh kalian untuk datang bersama?""Dia akan segera datang ...." Bernard berkata sambil terse
Tatapan Helen sangat dingin.Tatapan Bernard dan istrinya tidak dingin, tetapi mereka terlihat sangat canggung.Sikap Kristofer jauh lebih buruk. Terakhir kali saat Reyhan mengikuti Bernard ke bank, dia sudah tidak suka dengannya dan hari ini dia datang lagi tanpa berkata apa-apa."Reyhan, kok tiba-tiba muncul dari antah berantah?""Hari ini aku mengundang tamu-tamu terhormat. Kualifikasi apa yang kamu punya untuk masuk?""Keluar dari sini! Kalau nggak, aku nggak akan segan lagi!"Reyhan tercengang, "Aku ini ....""Kamu itu apa?" Kristofer melotot, "Kulihat sebaiknya kamu berhati-hati supaya nggak dihajar!""Pak Kristofer, aku ....""Kamu apa?" Kristofer menunjuk ke arah hidung Reyhan, "Keluar! Keluar nggak? Percaya atau nggak satu kataku akan langsung memutus aliran modal Keluarga Wongso?""Tapi ....""Keluar!" Kristofer mengambil botol bir.Reyhan cemas, "Paman, Bibi, Helen, tolong katakan sesuatu!"Helen menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan dingin, "Reyhan, aku sudah melihat