Saat ini, Calvin sedang berbaring di tempat tidur sambil menatap ke atas.Meskipun perawat yang melayaninya di sebelahnya sangat cantik, Calvin tidak tertarik padanya.Calvin hanya punya satu pikiran di benaknya, dirinya akan mati! Masih sangat muda, belum cukup menikmati hidup juga!Yang duduk di tempat tidurnya adalah seorang dokter berkacamata dan rambut dibelah tengah. Dia tidak lain adalah dokter yang merawat Calvin, Jerry."Tuan Muda Calvin, kembalilah ke rumah sakit bersamaku!""Dengan penyakitmu ini, sebaiknya dioperasi secepatnya!""Meski masih dalam tahap awal, angka kesembuhannya sangat tinggi setelah operasi serta kemoterapi!""Jangan ditunda lagi. Kalau menunda satu hari lagi, tingkat kesembuhan akan turun!"Calvin langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak! Aku nggak mau kembali!""Tingkat kesembuhan apanya! Tingkat kesembuhan 40 persen, kemungkinan sangat rendah sekali!""Butuh kemoterapi dan radioterapi? Aku nggak akan pergi!""Ngomong-ngomong, angka kesembuhan kalian did
Harris memandangnya dengan jijik dan menahan keinginan untuk mengusir Jerry.Sialan!Dokter bajingan inilah yang terus mengatakan bahwa Calvin baik-baik saja.Akibatnya, Calvin baru diketahui penyakitnya setelah mengalami demam tanpa alasan yang jelas!Tuan Muda Doni sudah menyadari bahwa Calvin sedang sakit!Kini Calvin diminta melakukan operasi.Aku tidak akan percaya padamu!"Pak Jerry nggak perlu mengkhawatirkan kesehatan putraku. Silakan pulang."Setelah mengatakan itu, Harris berbalik dan keluar untuk mengambil obatnya sendiri. Itu adalah masalah hidup dan mati putranya, tentu saja tidak bisa memercayai pelayan itu untuk pergi.Melihat Harris yang pergi, Jerry terlihat malu. Jerry menoleh untuk melihat ke arah Doni, segera memasang ekspresi marah, menunjuk ke arah Doni lalu berteriak, "Siapa kamu? Kamu hanyalah penipu! Kamu berbohong seperti ini! Apa kamu nggak takut masuk penjara?"Doni mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Doni benar-benar tidak ingin melihat wajah Jerry. Wa
Calvin menjadi marah saat mendengar ini dan menendang keras Jerry."Dokter sialan! Beraninya kamu memarahi Tuan Muda Doni! Kamu pikir kamu siapa!""Pergi sebelum aku membunuhmu!""Oke! Oke! Oke! Biar kuberi tahu! Kalau kondisimu memburuk, jangan pergi ke rumah sakit kami!" Jerry menghentakkan kakinya, menatap Doni dengan kesal lalu pergi dengan kepala menunduk...."Tuan Muda Doni, dunia akhirnya damai juga!" kata Calvin dengan nada kasar.Doni tersenyum dan berkata, "Aku baru saja menambahkan beberapa bahan ke dalam anggur obat.""Hah?" Calvin tertegun, "Bahan apa?""Akhir-akhir ini kamu menderita sakit punggung, terasa sakit saat kencing, urinemu nggak bersih dan kamu sering kentut?" Doni berkata dengan ekspresi main-main. "Ginjalmu terlalu lemah. Kalau nggak disembuhkan, bagian bawahmu nggak bisa berdiri.""Hah?" Calvin tercengang. Menurutnya, masalah ini lebih mengerikan daripada limfoma.Doni tersenyum dan berkata, "Jadi aku menambahkan beberapa bahan untukmu. Setelah kamu selesai
Helen menunjukkan ekspresi kecewa. Doni memiliki ambisi besar, bahkan sangat sombong, kelak prestasinya pasti ada batas. Kalau begitu, perbedaan jarak antara mereka akan makin jauh.Helen hanya menghela napas karena masalah banyak bicara dengan Doni, bahkan merasa tidak sefrekuensi. Awalnya Helen ingin menolak sup walet itu karena sikap Doni itu, tapi terpikir dia sengaja membawa kemari untuk dirinya dengan niat baik. Helen pun mengambilnya dan makan.Doni tersenyum. "Walet sangat baik untuk kencantikan. Kamu memang sudah sangat cantik, tapi kamu yang sudah berusaha sampai hari ini harus lebih cantik dari semalam, bahkan besok harus lebih cantik dari hari ini.""Jangan gombal lagi, aku sudah selesai makan. Kamu kembali ke Kediaman Cahyo dulu. Karena kamu mau mengobati orang, kamu harus lebih serius.""Hahaha. Baik, istriku!"Doni mengambil mangkok itu dan berjalan ke Kediaman Cahyo dengan senang.Helen hanya menghela napas, sebaiknya mereka harus segera berpisah, karena ada baiknya unt
Polisi wanita jangkung itu memandang Doni sambil terkejut.Doni juga tersenyum lalu berkata, "Hei, kebetulan kita bertemu lagi."Polisi wanita itu adalah Lucinta yang Doni temui di rumah sakit kemarin. Raut wajah Lucinta terlihat aneh. "Kamu lagi!"Doni mengangkat bahunya. "Ya, aku! Takdir mempertemukan kita lagi, 'kan?"Begitu melihat mereka berdua saling kenal, Jerry tiba-tiba berpikir. "Kalian saling kenal, kamu nggak akan menutupi perbuatan busuknya, 'kan? Dia penipu! Penipu yang menipu Keluarga Cahyo!""Aku penipu? Aku menipu siapa?"Jerry mendengus."Kamu meminta Calvin minum alkohol untuk menyembuhkan kanker, bukankah kamu penipu?""Kamu menambahkan beberapa bahan herbal ke dalamnya, ini juga minuman keras!""Bolehkah pasien kanker minum alkohol?""Alkohol menyebabkan kanker!""Kamu menyuruh Calvin minum itu, bukankah kamu penipu?""Pak Jerry!" Raut wajah Harris pucat lalu segera menyela, "Aku yang memanggil Dokter Doni untuk mengobati penyakit, nggak ada hubungannya denganmu! P
Calvin meludahi Jerry lagi. "Untung saja aku memercayaimu! Aku hampir membuatmu terbunuh! Pak Doni sudah lama memperhatikan bahwa aku sakit, tapi kamu bersikeras mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Sekarang kamu masih nggak tahu malu ingin bilang bahwa Tuan Muda Doni penipu? Cepat pergi dari sini, kalau nggak, aku nggak akan sungkan lagi!""Sebaiknya kalian bicara baik-baik." Lucinta mengingatkan, lalu melambaikan tangannya ke arah kedua rekannya. "Ayo pergi, kita sudah nggak ada urusan di sini.""Jangan pergi!" Jerry segera menghentikan mereka bertiga. "Pokoknya, pria itu melakukan malapraktik! Ilegal! Kalian jangan mengabaikannya! Kalau nggak, aku akan mengekspos kalian dan penipu itu! Aku beri tahu kalian, aku punya kenalan di kantor surat kabar!"Lucinta mengerutkan kening. Jerry ini seperti plester yang benar-benar menempel pada mereka.Namun, jika terobsesi dengan peraturan, tindakan Doni juga diduga melanggar hukum. Lucinta pun merasa bimbang.Doni tersenyum tipis. "Siapa bilan
Harris dengan hormat menyerahkan barang di tangannya kepada Doni. "Pak Doni, terimalah. Ini biaya pengobatan untukmu!"Ketika melihatnya, Doni menghela napas, Harris benar-benar rela memberikan segalanya.Harris mengeluarkan cek sebesar 40 miliar, ditambah 5 persen saham Grup Harris.Nilai barang-barang ini jelas melebihi cakupan biaya pengobatan. Tujuannya adalah untuk tetap berhubungan dengan Doni.Doni juga tahu bahwa Harris pasti mengetahui latar belakangnya.Bagaimanapun, Harris pernah bertemu dengannya di Kompleks Setia Masa I sebelumnya. Jika dengan sengaja mengumpulkan informasi di area ini, Harris masih bisa mendapatkan beberapa informasi berguna.Hari itu di tempat Tuan Herman, banyak orang melihat Irene dan Doni kakak beradik. Tidak mengherankan jika orang banyak berbicara dan sampai ke telinga Harris.Setelah melihat ekspresi serius Doni, Harris dengan cepat berkata dengan hormat, "Aku benar-benar merasa nggak bisa membalas kebaikan Pak Doni pada Keluarga Cahyo. Terimalah c
"Ya ... Cherry yang menelepon. Dia bilang ingin mentraktirmu makan. Kamu telepon saja Cherry.""Aku nggak perlu meneleponnya, kamu saja yang bilang. Sudah hampir waktunya makan, ayo pergi bersama."Helen menggelengkan kepalanya, "Aku sudah bilang aku nggak pergi, kamu saja yang pergi. Lagi pula, nggak ada masalah serius yang harus kamu lakukan di perusahaan. Aku akan memberimu hari libur.""Oke, oke, kalau begitu aku akan meneleponnya.""Ya, berhati-hatilah dengan ucapanmu! Jangan menimbulkan masalah di luar!" Helen bertanya dengan cemas, "Terutama pada Cherry, hilangkan amarahmu, perhatikan citramu dan ...."Doni tersenyum pahit. "Istriku, kamu khawatir sekali terhadapku.""Apa kamu membuatku tenang?" Helen bertanya, "Katakan padaku, sudah berapa lama, berapa banyak masalah yang kamu timbulkan? Kamu membuat semua orang gelisah!""Oke, oke ...." Doni tidak punya pilihan selain menyerah. "Aku akan lebih memperhatikannya lagi. Lebih baik kamu ikut denganku saja? Kamu terlihat khawatir."