Wakil direktur!Keluarga Kusmoyo sepertinya sudah tidak ingin bertahan lagi di Kota Timung.Membuat masalah dengan Pak Dorris pasti akan menyebabkan Grup Kusmoyo bangkrut dalam beberapa hari.Kalaupun Pak Dorris tidak mengambil tindakan sendiri, selama mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap Keluarga Kusmoyo, beberapa perusahaan besar bersedia mengambil tindakan untuk menangani Grup Kusmoyo.Setelah menyinggung Dorris, sisa waktu Grup Kusmoyo pasti tidak akan lama!"Bocah tengil, beraninya kamu memukul Pak Dorris!"Seorang anggota staf teriak marah dan bergegas menuju Doni sambil ingin memukul. Sekarang adalah kesempatan untuk menunjukkan kesetiaannya. Jika bisa menghadapi bocah tengil ini, pasti akan dihargai oleh Dorris.Bumm!Dorris dipukul dengan cepat.Doni bahkan tidak melihat dan menendangnya keluar pintu.Semua orang teriak dan menjauh, membiarkannya terjatuh ke lantai.Dorris sudah bereaksi, menunjuk ke arah Doni dan berkata, "Beraninya kamu memukulku? Dasar bocah tengil, bera
"Welly, tunggu apa lagi? Pukul dia!""Apa kamu nggak mau kerja lagi! Dia sudah mematahkan jariku!"Dorris memegang tangannya dan teriak seperti sapi yang disembelih.Melihat Doni memberikan pukulan keras lagi pada Dorris, Helen merasa sangat cemas. Meskipun Doni membelanya, Doni tidak bisa mengendalikan emosinya dan berbuat seenaknya. Doni benar-benar orang yang emosional dan sangat ceroboh. Dalam masyarakat sekarang, orang-orang seperti itu biasanya berakhir sengsara.Terlebih lagi, suami yang ceroboh seperti itu jelas bukan suami ideal di hati Helen. Pasangan idealnya haruslah seorang elite bisnis atau cendekiawan yang lembut, berpengetahuan luas, lemah lembut, dan penuh perhatian. Dan dia jelas bukan pria seperti Doni yang penuh cibiran dan temperamen buruk.Namun, saat ini, Helen tidak punya waktu untuk memikirkannya. Helen mengangkat ponselnya dan berteriak, "Jangan lakukan itu! Aku menelepon Pak Yana! Pak Dorris! Beri aku waktu sebentar! Aku sudah menyalakan speaker ponselnya!""
"Nggak tahu diri!"Welly tertawa dengan ganas.Benar-benar ingin berhadapan langsung dengan pukulan kerasnya?Seperti sebuah telur menghantam batu!Benar-benar mencari masalah!Bumm!Dalam sekejap, dua tinju bertabrakan di udara.Krak!Suara patah tulang terdengar.Semua orang tanpa sadar memejamkan mata, seolah tidak tega melihat tangan Doni dipukuli hingga berdarah-darah."Ah! Tanganku! Tanganku!"Di tengah jeritan, semua orang dengan cepat membuka mata lagi dan tampak terkejut.Yang memegang tangan dan meratap kesakitan ternyata adalah Welly. Bentuk tangan kanannya sudah tidak terlihat lagi, bahkan pergelangan tangannya pun terpelintir.Setelah teriak beberapa kali, Welly pingsan karena kesakitan.Sebaliknya Doni mengambil tisu entah dari mana dan menyeka tangannya dengan santai.Sambil menyeka tangannya, Doni menendang beberapa penjaga keamanan lainnya hingga terjatuh.Begitu melihat pemandangan ini, semua karyawan di pintu membuka mulut dan tidak bisa berkata-kata.Welly adalah ka
"Nggak akan sama sekali!"Dorris terpaksa untuk tersenyum."Nantinya aku akan memprioritaskan proyek Grup Kusmoyo!""Sebenarnya yang terjadi hari ini benar-benar salah paham.""Pak Yana sudah memberikan instruksi pagi ini, tentu saja kami akan melakukannya!""Hendry yang membuat masalah, dia mencoba mendapatkan keuntungan dari kalian!""Aku khilaf dan membiarkannya berbuat seenaknya.""Masalah ini benar-benar nggak ada hubungannya denganku!"Doni tersenyum dingin. "Sebaiknya kamu ingat, jangan seenaknya ingin mengambil keuntungan dari seseorang!""Aku tahu, aku tahu ...." Dorris segera menjawab."Pak Dorris, terima kasih atas kerja samamu." Helen mengambil kontrak dan mengangguk dengan sopan kepada Dorris.Bagaimanapun, kontrak telah ditandatangani dan Dorris memberikan penjelasan atas kejadian hari ini. Hati Helen akhirnya menjadi tenang.Setelah mengucapkan beberapa kata sungkan lagi, Dorris membawa Doni dan meninggalkan Bank Sentral Timung.Ketika Doni dan Helen pergi, raut wajah Do
Doni cemberut. "Dalam menghadapi pria bajingan seperti itu, kalau bertindak masuk akal akan menjadi bahan penindasan mereka. Cara terbaik adalah langsung menyerang! Semakin kejam bertindak maka mereka akan semakin patuh! Kita harus lebih kejam dari pada mereka!"Helen mengerutkan kening. Dari sudut matanya, Helen memperhatikan bahwa Doni tidak hanya duduk dengan malas di kursinya, tetapi juga memegang sebatang rumput liar yang ditarik entah dari mana ke dalam mulutnya lalu Helen berkata, "Ini Kota Timung, ini bukan desamu. Kamu hanya pemimpin biasa di Grup Kusmoyo. Jangan selalu bersikap seolah-olah kamu menguasai segalanya!"Doni tersenyum tipis. "Tahukah kamu siapa wakil manajer Departemen Keamanan?"Helen sedikit mengerutkan kening. "Apa?""Masih saja penjaga keamanan!" Doni berkata sambil tersenyum, "Nggak apa-apa kalau berbeda! Ini namanya luar biasa!""Kamu ...." Helen menggigit giginya dengan ringan. "Bukankah kamu mau lebih maju? Bukankah kamu ingin menjadi lebih sukses lagi?"
Helen tertegun melihat sikap Bernard. "Apa yang Ayah lakukan?"Bibir Bernard bergetar dan menunjuk ke arah Helen."Pagi ini, aku bilang jangan bawa Doni bersamamu.""Kamu malah membawanya ke sana! Sekarang apa hasilnya?""Doni malah berani pergi ke Bank Sentral Timung untuk berbuat seenaknya, memukuli Pak Dorris dan memaksa Pak Dorris menandatangani kontrak!""Apa menurutmu cukup menandatangani kontrak ini saja?""Kontrak seperti itu nggak ada gunanya!"Rupert mendengus."Pak Dorris sudah menelepon aku!""Pak Dorris sudah mengeluarkan larangan terhadap keluarga kita. Hanya dalam waktu singkat, dua rekan bisnis sudah memutuskan hubungan dengan kita!""Kalau ini terus berlanjut, dalam seminggu, Grup Kusmoyo akan hancur!""Helen, Helen, aku nggak menyangka kamu sebagai CEO akan melakukan hal ini!""Kamu menggagalkan semuanya!""Kami baru saja berdiskusi agar jabatanmu sebagai CEO akan dihapus! Kalau masalah ini nggak bisa ditangani dengan baik, kamu harus keluar dari Keluarga Kusmoyo mula
Doni mendengus, "Kurang ajar sekali! Dorris yang menindas Helen, jadi aku memukulnya! Tapi kalian malah membela Dorris. Kalian ini dari Keluarga Kusmoyo atau Keluarga Alcantara?""Kamu nggak tahu apa-apa!" Rupert menunjuk ke arah Doni dengan marah."Kamu pikir kamu siapa? Apa kamu memenuhi syarat untuk bertanya pada kami?""Kalau kamu kaya raya dan berkuasa, kami akan ikut margamu!""Dasar sampah! Selain membuat masalah, kamu bisa apa lagi?""Aku katakan padamu! Segera pergi bersama Helen ke tempat Pak Dorris, lakukan apa saja yang beliau mau hingga mendapatkan permintaan maafnya!""Kalau nggak, kamu dan Helen akan Keluar dari Keluarga Kusmoyo!"Doni mengerutkan kening."Akulah yang memukulnya hari ini, aku yang akan membereskannya sendiri.""Dorris, bajingan itu ingin kita meminta maaf? Huh! Apa Dorris pantas?""Berani sekali melakukan hal ini! Jabatannya sebagai wakil direktur bank akan hilang!""Berani sekali!" cibir Selly."Bualan yang luar biasa!""Berlututlah dan akui kesalahanmu
Helen menjadi cemas saat mendengar ini. "Jangan apa-apa lakukan dengan kekerasan! Kekerasan bukanlah solusi untuk semua masalah!"Doni tersenyum ringan. "Kekerasan bukanlah solusi untuk semua masalah, tapi ini adalah cara terbaik untuk menghadapi bajingan!"Helen mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Ayo kita cari Yana. Aku akan meneleponnya!""Jangan cari dia!" Doni mendengus, "Lihat apa yang telah diatur bajingan ini untuk kita. Kenapa kita harus mencarinya? Jangan terlalu menganggapnya tinggi!""Doni!" Helen menasihati. "Jangan emosi seperti ini!""Ini bukan emosi, ini adalah sebuah prinsip!" Doni berkata dengan tidak puas, "Jangan lupa, aku sudah menyelamatkan Yana dan Pak Yanto! Apa ini cara dia memperlakukan penyelamatnya?""Tapi dengan skala Grup Kusmoyo, kita nggak memenuhi syarat untuk sejajar dengan Bank Sentral Timung!"Doni menyipitkan matanya."Kehancuran kadang-kadang disebabkan oleh diri sendiri.""Biarkan aku yang menangani masalah ini, lihat saja!""Sikap keluargamu har