Share

Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku
Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku
Author: Dianti W

Bab 1

Author: Dianti W
last update Last Updated: 2021-06-19 07:36:12

AKU LEBIH CANTIK DARI GUNDIK SUAMIKU

“Jadi ini alasanmu dulu begitu kekeuh menyuruhku untuk tak lagi membantu pekerjaanmu di kantor, Mas? wanita ini yang kau pilih jadi sekretaris sekaligus istri kedua?” kutunjuk wanita perebut suamiku yang kini tertunduk sambil memegangi perutnya yang membuncit.

“Maaf, Wid. Mas akui, Mas dan Frisca khilaf. Tapi, semua ini sudah terjadi. Lagipula, bukan cuma kamu di dunia ini yang dimadu. Jadi, terima sajalah! Kalau secara ekonomi, Mas pastikan akan bersikap adil pada kalian berdua.” Mas Khalid dengan entengnya berbicara tanpa merasa bersalah sedikitpun.

“Adil? Mas yakin bisa bersikap adil? Aku ini kurang apa, Mas? dari awal kita mulai semuanya, dari nol! Sekarang kamu seenaknya menikah lagi tanpa seizinku, dengan wanita yang sudah kita angkat dari lembah nista ini? Frisca! Dimana letak hati nuranimu?” Meski dengan suara bergetar, tetap kutahan air mata ini agar jangan sampai tumpah.

“Maaf, Mbak Widya. Aku terlanjur mencintai Mas Khalid.” Frisca masih sanggup menjawab meskipun ia tahu emosiku sedang memuncak.

“Cinta kau bilang? Dan kau, Mas? kau juga mencintai dia?” hardikku tanpa ampun.

“I-iya. Kalau gak cinta tak mungkin Mas menikahi dia.”

“Jadi, sudah sejak kapan kalian menikah?” tanyaku, masih dengan emosi membuncah yang terpaksa kutahan. Aku tak sudi menangis di hadapan wanita ini.

“Sejak dua bulan yang lalu, Mbak!” Frisca menjawab ragu.

“Dua bulan? Dan perutmu sudah buncit sebesar ini? Artinya jauh sebelumnya kau adalah gundik suamiku?” ujarku sinis sambil melipat tanganku di dada.

“Widya! Kamu jangan menghina Frisca! Memang kami menikah baru dua bulan.” Mas Khalid terlihat emosi dengan tampang sinisku.

“Artinya apa, Mas? kalian sudah lebih dulu berzina, to?”

“Mas, aku mundur saja. Mbak Widya gak akan bisa terima aku sebagai madu.” Frisca berlagak bicara merengek sambil menggoyangkan tangan Mas Khalid, menjijikkan!

“Jangan, Fris! Kamu sah istriku. Kamu juga sebentar lagi akan melahirkan anakku. Anak yang sejak lama kutunggu kehadirannya, dan Widya tak bisa memberikannya. Sekarang terserah kamu, Wid! Kalau kamu gak suka ada Frisca di rumah ini, kamu boleh pergi!”

“Pergi? kamu gak salah, Mas? rumah ini milik siapa? Kok aku yang harus pergi?” Aku terkekeh meski batinku sakit.

“Mas, emangnya rumah besar ini punya siapa? Bukan milik kamu?” Kali ini Frisca bertanya sambil berkerut dahi.

“Rumah ini peninggalan orang tua Widya,” sahut Mas Khalid, lemah!

“Bukannya kamu bilang semua harta kamu itu milikmu, Mas?” Frisca masih saja merengek. Jelas sekali, wanita ini hais akan harta.

“Emm … tidak semuanya!”

“Frisca, gimana rasanya dengar kenyataan pahit? Laki-laki yang kamu goda ini awalnya gak punya apa-apa. Dia miskin, dan aku rela ikut hidup miskin dan membangun usaha dari bawah. Sekarang kamu mau ambil semuanya setelah Mas Khalid punya harta? Cih! Perempuan rendahan!”

“Widya!” Mas Khlaid berteriak kasar, telapak tangannya mengepal bersiap melayang ke arah wajahku. Hal yang tak pernah sekalipun dia lakukan sejak kami berumah tangga.

“Apa, Mas? mau tampar? Sini! Tampar yang keras!” tantangku tanpa rasa gentar. Kisodorkan pipiku padanya.

“Jangan pancing emosiku, Widya! Mau tidak mau, suka tidak suka, kamu harus terima kehadiran Frisca di rumah ini! Kalau kamu masih tetap ingin menyandang status sebagai istri, bukan janda!” bentaknya dengan rahang mengeras.

“Baik, kalau begitu sekarang statusnya kalian berdua menumpang di rumahku. Jadi kalian ikut aturanku! Jangan pikir aku akan mengalah pada perempuan gatal ini!”

“Widya, cukup!” bentak Mas Khalid sekali lagi.

“Oke! Selamat menikmati masa pengantin baru di rumah istri pertama yang megah ini. Tapi jangan harap kau akan bisa merebut hartaku!” Kujentikkan jari di depan muka Frisca, kemudian berlalu menuju kamar pribadiku.

Inilah aku, Widya Atmawinata. Sembilan tahun pernikahan, aku belum juga dikaruniai zuriat di dalam rahimku. Wanita yang dulu pernikahannya dengan Mas Khalid sempat ditentang oleh kedua orang tuaku. Ternyata ini jawabannya. Mas Khalid tega mendua.

Susah payah aku membantu usahanya, yang dulu hanya mampu berjualan perak di pasar-pasar tradisional, menyewa kios kecil untuk sekedar makan. Perlahan berkat kegigihanku, yang memang punya banyak teman dari kalangan berada, usaha Mas Khalid merambah jual beli emas, sampai akhirnya masuk ke bisnis berlian. Bukan setahun dua tahun, sembilan tahun aku berjuang membuktikan pada Papa dan Mama, kalau pilihanku tidaklah salah. Kami sudah meraih kesuksesan bersama. Hingga Papa Mama mempercayakan rumah mewah ini untuk kami tinggali.

Hanya satu kurangnya, dalam kurun waktu sembilan tahun, aku belum juga bisa hamil. Awalnya Mas Khalid tak mempermasalahkan. Dia percaya kalau nanti waktunya tiba, aku pasti akan mengandung anaknya.

Kini semua berubah, memasuki usia pernikahan ke-sepuluh, Mas Khalid memintaku untuk tak lagi perlu membantu bisnis kami di kantor. Alasannya agar aku bisa lebih fokus untuk menjalankan program hamil. Tapi ternyata diam-diam dia selingkuh dengan Frisca.

Aku menemukan Frisca di pinggir jalan di pagi hari sekitar satu tahun yang lalu. Entah siapa yang tega membuangnya, wajahnya lebam, pakaiannya robek. Dia menolak melapor ke polisi, tapi malah menangis dan memohon perlindungan padaku.

Aku membawanya pulang karena kulihat dia gadis yang baik, tak banyak bicara, dan menyimpan trauma. Ternyata ia wanita panggilan yang dibuang pacarnya sebab dia meminta bayaran setelah kencan. Baginya pacar ataupun pelanggan adalah sama, gak ada yang gratisan.

Aku bertanya dimana keluarganya, barangkali aku bisa mengantarnya pulang. Namun ia mengaku tak lagi punya keluarga, tangisnya membuatku iba. Janjinya untuk bertaubat membuat hatiku luluh. Kukontrakkan ia sepetak rumah untuk tempat tinggal, kuajari dia cara berbisnis. Memang prestasinya bagus. Dalam beberapa bulan ia berhasil menjual banyak perhiasan pada bos-bos kaya kenalannya. Bodohnya aku, menolong seekor ular yang justru sekarang menancapkan bisa paling mematikan dalam rumah tanggaku.

Wanita yang kuyakini telah berubah, aku berikan ia pekerjaan yang layak, kini menusukku dari belakang. Tapi aku sadar, ini semua bukan murni kesalahannya. Suamiku juga bersalah, tak bisa menjaga hatinya. Melihat tubuh molek Frisca, imannya goyah.

Kutatap wajahku di depan cermin besar di kamar ini. Wajahku ayu, kulitku putih bersih. Jika dibandingkan dengan Frisca, aku yakin Mas Khalid pun akan mengakui bahwa aku jauh lebih cantik. Tapi namanya setan sudah menguasai hati suamiku itu, ia akan mendekatkan yang haram, dan memisahkan yang halal. Itulah prestasi tertinggi para setan. Bergemeletuk rahangku menahan geram.

‘Widya, kamu jangan kalah! Kamu bukan wanita lemah!’ demikian bisik hati kecilku. Aku sadar, sebagian besar aset dalam bisnisku masih dikuasai Mas Khalid. Aku bisa kehilangan lebih dari separuh harta kekayaan kalau aku memilih cerai. Bagaimanapun, aku harus mendapatkan apa yang seharusnya jadi milikku, sebelum membalaskan rasa sakit hatiku. Aku cantik, aku kaya, hanya saja kurang beruntung belum mampu mengandung bayi untuk Mas Khalid.

Bukannya aku tak berusaha, aku sudah mengajak Mas Khalid untuk program bayi tabung, tapi ia selalu menolak dengan alasan dia sabar menanti hadirnya bayi secara alami. Bulshit! Kini ia menelan lidahnya sendiri. Kini dengan mudahnya ia berucap, aku yang dipersalahkan dan memaksaku menerima Frisca sebagai maduku. Dunia belum berakhir, Mas!

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
laki-laki asu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 2

    Part 2 Pantas saja belakangan Mas Khlaid berubah perangainya. Lelaki yang dulu menikahiku dalam keadaan miskin itu, belakangan mulai menunjukkan perangai aslinya. Aku dilarang mengantarkan makanan ke kantor yang letaknya di lantai dua toko perhiasan kami. Biasanya dia hanya mau makan makanan yang aku masak. Namun semanjak Frisca yang menggantikan tugasku, Mas Khalid sudah enggan menerima kiriman makan siang. Sopir pribadiku terpkasa membawa pulang makanan yang aku kirimkan untuknya. Baiklah, Mas. kalau memang ini jalan yang kau mau. Aku hanya ingin kau tahu,hati perempuan yang bersamamu dalam kurun waktu sepuluh tahun ini sudah sangat terluka. Aku tak akan pergi sebelum mendapatkan apa yang menjadi hakku. “Mama, Papa. Maafkan Widya! Widya terlalu percaya diri bahwa Mas Khalid akan menjadi satu-satunya lelaki yang akan mencintai Widya selain Papa. Hanya do’a yang kini bisa Widya kirimkan. Semoga Papa dan Mama tenang di ala

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 3

    Part 3“Iya, untuk Mas kawin. Kenapa, sih? Biasa aja, lah! Toh perhiasan koleksimu sendiri juga lebih dari itu, Wid! Sebaiknya sekarang kamu pulang. Temani Frisca, dan jalin komunikasi yang baik dengannya. Akur-akurlah kalian berdua. Jangan bikin Mas jadi pusing, oke?”“Mas, kalian menikah saja aku gak tau! Sekarang tiba-tiba bawa pulang dia sebagai istri. Mas ini lucu, Mas tau bagaimana hancurnya hatiku ini, Mas?”“Wid, sudahlah! Menerima akan membuat perasaanmu jauh lebih baik. Aku yakin kamu akan terbiasa nantinya. Ingat, Wid, anak dalam kandungan Frisca itu adalah harapan terbesarku. Harta kita yang sebanyak ini nantinya harus ada yang mewarisi.”“Anak hasil zina tidak berhak dapat warisan!”Plakk!Akhirnya Mas Khalid melakukan hal terhina itu, menampar pipi wanita yang sudah mendampinginya selama hampir sepuluh tahun hanya karena membela seorang wanita perusak r

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 4

    Part 4“Gerry … awas kamu, Mbak! Kalau sampai kucing aku mati, aku aduin kamu sama Mas Khalid biar kamu dimarahin!” ancam Frisca.“Kalo si Gerry mati ya tinggal dikubur,” jawabku santai. Kulihat wajah Frisca menggeram marah. Jangan kau pikir kau bisa mengintimidasi aku, Frisca! Kamu yang tidak selayaknya ada di rumah ini. Tunggu saja waktunya.“Lihat saja nanti, aku akan jadi satu-satunya nyona besar di rumah ini,” ujarnya ketus.“Tidur dulu sana! Abis itu ngimpi!” sahutku tak kalah ketus. Frisca menghentakkan kaki kemudian pergi masuk ke dalam kamarnya. Paling juga mau ngadu. Silahkan, aku tak takut.Aku mengajak Mbok Jum makan siang bersama. Lebih baik makan bersama Mbok Jum daripada dengan si Frisca sialan itu. Ponsel di samping piringku berdering. Nomor kantor Mas Khalid memanggil.‘Mau apa lagi nelpon-nelpon? Udah dapat aduan dari istri muda?’

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 5

    Part 5Selanjutnya aku langsung mengatur rencana untuk malam nanti. Semuanya sudah aku jabarkan pada Mikha melalui pesan di aplikasi hijau. Mikha sudah mengerti apa yang harus ia lakukan jika nanti malam aku memberinya kode, maka ia harus meneleponku.Selesai sholat isya, Mas Khalid dan juga Frisca belum juga kembali ke rumah. Entah kemana mereka. Jam sepuluh malam barulah kulihat sorot cahaya lampu mobil Mas Khalid memasuki halaman. Aku langsung mengirim chat pada Mikha.“Mas Khalid sudah pulang. Standby!”“Oke, Mbak!” balasnya tak lama kemudian.Kulihat Frisca bergelayut manja di lengan Mas Khalid sambil menenteng begitu banyak belanjaan. Ooh, ternyata mereka habis pulang dari shopping. Bukan main, royal sekali Mas Khalid pada istri barunya itu.“Baru pulang, Mas?” tanyaku.“Iya, abis nemenin Frisca belanja kebutuhan bayi. Fris, kamu masuk ke kamar! Mas mau mandi!

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 6

    Part 6“Mas, bangun!” ujarku subuh itu, sambil mengguncang tubuh Mas Khalid.“Ah! Apa, sih, Wid?” ujarnya sambil menggeliat malas.“Bangun! Sholat subuh!”“Duuh, kamu ganggu aja, sih? Masih ngantuk tau? Semalam gak bisa tidur!”“Gak bisa tidur? Ngorok sampai saat ini itu apa namanya gak bisa tidur? Kamu lupa kewajibanmu, Mas? sholat, Mas!”“Kamu duluan aja, deh!”“Mas! kamu bener-bener berubah total sekarang! Bahkan sholat pun kamu sengaja lalai!”“Udahlah, kamu kalau mau sholat, sholat aja sendiri! Gak usah maksa-maksa!”“Bener-bener kamu, Mas! belum dapat azab aja kamu!” ujarku kesal. Aku sudah sengaja membangunkannya setelah aku selesai sholat, nyatanya masih saja malas.Aku bergegas ke dapur menemui Mbok Jum. Sarapan sedang dimasak

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 7

    Part 7PoV Frisca“Aaarggghh … keseeeelll …. Mas Khalid bener-bener keterlaluan. Masa iya pagi-pagi begini aku sudah dipaksa keluar dari rumah." Kulihat supir Mas Khalid sekilas melirikku dari pantulan kaca spion.“Mbak, mau saya anter kemana?” tanyanya takut-takut. Pastinya dia takut melihat wajahku yang masih acak-acakan dan marah.“Ke hotel dekat kantor Mas Khalid saja!” jawabku ketus. Sialan! Aku cuma bawa ponsel, gak sempat bawa dompet. Udah bagus aku bela-belain bangun pagi supaya Mas Khalid gak tahu kalau tadi malam aku dugem. Ya abisnya aku kesel, lah. Mas Khalid gak percaya waktu aku bilang aku kehilangan perhiasan itu, dan dengan entengnya Mas Khalid marah-marah gara-gara aku keceplosan. Iiiih … ini semua pasti ulah Mbak Widya.Aku benci kesepian. Dulu, saat masih menjadi wanita simpanan, aku tak bebas. Hanya keluar sesekali bersama Mas Khalid. Aku hanya bisa keluar jika Mas

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 8

    Part 8“Aamiinn ….” Aku sengaja menyahuti ucapan Mikha supaya Ibu merasa senang.“Ya sudah, aku mau langsung balik aja, ya, Mbak, Mas! soalnya mau packing barang-barang aku sebelum berangkat besok. Aku titip Ibu. Aku janji, kalau nanti udah balik lagi ke Indonesia, Ibu aku yang rawat.” Mikha berkata dengan raut wajah sumringah. Sudah berhasil mengambil alih barang-barang mahal milik Frisca, plus dapat uang saku dari Mas Khalid. Lebih baik begitu, kan? Uangnya untuk keluarga sendiri.“Kamu hati-hati, ya, Kha! Gak usah khawatir, Ibu pasti betah di rumah ini. Mbak yang akan mengurus semua keperluan Ibu.”“Duuh … makasih banyak, ya, Mbak Wid. Mbak baik banget, deh. Gak salah Masku milih Mbak jadi istri. Udah cantik, baik, lembut. Pokoknya kebangetan kalau sampai Mas Khalid tega melirik perempuan lain. Itu gak boleh terjadi. Ya, kan, Mas?” ucap Mikha, membuat Mas Khalid semakin k

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 9

    Part 9PoV FriscaMas Khalid bener-bener kelewatan. Sudah hampir satu minggu aku diasingkan di hotel ini. Dia cuma datang satu kali, pagi saat aku dipaksa keluar dari rumah. Dia membawakan beberapa potong pakaian untuk ganti diriku selama mengungsi. Dia bilang ibunya akan tinggal selama dua minggu di rumahnya. Sial!Satu minggu ini dia susah banget dihubungi. Aku datangi ke kantor, tapi ternyata semua orang sedang sibuk mempersiapkan sebuah event yang akan diadakan oleh toko. Mbak Widya setiap hari datang ke kantor. Kalau aku nekat masuk kantor dengan membawa perut buncit ini, apa kata orang-orang nantinya? Mereka memang tahu aku istri siri bosnya, tapi masa pernikahan kami belum ada tiga bulan, pastinya mereka akan mencemooh aku. Apalagi disana selalu ada Mbak Widya. Pasti mereka jadi berani padaku. Aaarrgghh … sial benget, sih!Mas Khalid juga sama, setiap kali aku hubungi, selalu saja jawabannya sedang sibuk. Usai jam kantor juga d

    Last Updated : 2021-06-19

Latest chapter

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 26 (End)

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 26Mas Khalid semakin kalap mengetahui semuanya. Kami memang terlambat mengecek rumah Ibu, sebab terlalu sibuk mengurus dan menjaga Ibu di Rumah Sakit. Sekarang, Frisca entah dimana keberadaannya. Tapi aku yakin, bersembunyi di lubang semut pun, pasti kamu akan bisa aku temukan!“Ibu, maafkan Khalid. Gara-gara Khalid, Ibu harus ikut menanggung akibatnya.” Mas Khalid meratap di tepi ranjang perawatan Ibu.“Mas, aku dan Mas Kamil sudah membuat laporan ke kepolisian. Aku pastikan, Frisca akan mendapatkan balasan dari perbuatannya!” ujar Mikha.“Kalau waktu bisa diulang, Mas pasti tidak akan mau kenal dengan Frisca! Mas menyesal! Semua masalah yang datang pada keluarga kita, semua akibat Mas yang bermain api dengan Frisca.”“Sudahlah, Mas. Semua orang pasti punya kesalahan, yang penting saat ini adalah, kita fokus pada kesembuhan Ibu, dan secepatnya

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 25

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 25PoV FriscaHahahaha … mereka pikir aku perempuan bodoh yang mudah menyerah begitu saja? Meski Mas Khalid marah dan mengusirku saat itu, tapi aku tak akan begitu saja tinggal diam pada semua perlakuan buruknya padaku. Masih sakit hatiku saat Mas Khalid mengusirku waktu itu. Padahal dia tahu, hujan turun dengan derasnya. Aku didorong keluar gerbang pagar rumahnya seperti anjing jalanan. Dia lebih khawatir pada perempuan itu. Dibopongnya tubuh Mbak Widya masuk ke dalam rumah.Kalau kamu bisa menyakitiku seperti aku ini seorang penjahat, baik! Aku akan benar-benar menjadi jahat. Apa kamu lupa, Mas? dulu kamu bersimpuh di kakiku, sekarang kau campakkan aku begitu saja. Aku tahu, kau itu laki-laki yang takut miskin! Padahal kau bisa memiskinkan istrimu itu dan hidup bahagia bersamaku. Dasar laki-laki tak berpendirian kamu, Mas!Kamu akan merasakan sakitnya nanti. Aku bergegas pulang ke rum

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 24

    Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku.Part 24Frisca benar-benar gila, ditengah derasnya hujan yang mengguyur bumi, dia nekat berlari keluar dengan membawa bayinya. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini, sampai tega hendak mencelakai anaknya sendiri.Untungnya Mas Khalid sudah siaga dengan memerintahkan security untuk menutup gerbang. Frisca terjebak, dan aku bisa menangkap rambutnya.Frisca berteriak kesakitan, namun dia masih saja meronta saat aku hendak mengambil Andra dari tangannya. Bukannya diberikan, Frisca malah dengan sengaja melemparkan anak itu ke dinding tembok pos security. Seketika darahku seperti berhenti mengalir melihat tubuh kecil itu membentur dinding. Kesadaranku pun seketika hilang. Allah ….Saat tersadar, aku sudah ada di dalam kamar. Bajuku sudah berganti, dan hal pertama yang aku ingat adalah Andra.“Mas! mana Andra? Dimana Andra, Mas?” tanyaku panik. Mas Khalid sedang duduk men

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 23

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 23PoV FriscaMbak Widya benar-benar susah ditaklukkan. Ibuk juga selalu aja nolak kalau aku menyuruhnya mengambil barang-barang berharga di rumah itu. Ibuk bener-bener gak bisa diajakin kompromi. Rasanya aku gak betah tinggal di rumah Ibuk. Belum lagi si Ferdy sifatnya selalu saja sinis kalau aku minta uang sama Ibuk.“Ibuk belum gajian, Fris. Mungkin lusa. Itupun Ibuk untuk bayar sewa rumah sama sekolahnya Ferdy, Nak.”“Alesan banget, sih, Ibuk?”“Ngapain Ibuk bohong sama kamu?”“Emang Ibuk digaji berapa sama Mbak Widya?”“Empat juta.”“Cuma segitu? Kok Ibuk mau, sih?”“Itu sudah tinggi, Nak. Sebelumnya Ibuk hanya digaji dua setengah juta.”“Ibuk yang bod**! Ibuk bisa minta gaji lebih tinggi. Masak iya ngurusin anak cacat begitu gajinya cuma segitu?”

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 22

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 22Hari ini kami akan kembali ke rumah. Aku menjemput Bu Tini di rumahnya. Kulihat wajah Bu Tini lesu tak seperti biasanya.“Bu, Ibu sakit?” tanyaku saat kami sudah tiba di rumah.“Enggak, Mbak. Saya cuma lagi sedih.”“Sedih kenapa, Bu? Cerita sama saya!”“Mbak Wid, sekarang Frisca anak saya ada di rumah saya. Saya ingin kami hidup damai, berkumpul seperti dulu.”“Frisca di rumah Ibu? Tapi tadi saya gak lihat?”“Iya, dia sembunyi di dalam kamar. Saya ingin Frisca berubah jadi anak baik. Frisca memaksa saya supaya bisa membantunya rujuk dengan Pak Khalid. Saya gak mungkin meminta Mbak Widya untuk menerima dia kembali ke rumah ini. Frisca itu terlalu berambisi, Mbak. Saya bingung.”“Ibu tahu, kan? Frisca sudah dicerai oleh Mas Khalid. Itu bukan atas paksaan saya, tapi atas dasar kemauan Mas

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 21

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 21PoV FriscaKenapa, sih, hidupku ini sial banget? Sampai-sampai teman lama semuanya pergi menjauh. Mana sekarang uang yang aku punya udah semakin menipis. Semua ini gara-gara Mbak Widya! Geramnya hatiku, sampai-sampai kedua tanganku mengepal keras menahan kesal.Kemana lagi aku akan pergi? hape sudah hancur sejak di rumah Jessica. Aku bakalan inget sama semua orang-orang yang udah bikin hidupku sengsara. Awas aja nanti, aku bakalan bales kalian satu persatu.Tiba-tiba terlintas sebuah ide dalam benakku. Yess! Aku akan pergi ke rumah Mikha untuk mengambil kembali barang-barang mahal milikku yang dulu diambilnya. Dasar adik ipar tak tahu sopan santun, seenaknya saja membawa habis semua barang branded yang aku punya.Aku menghentikan taksi lalu pergi menuju rumah Mikha. Sampai di sana, kulihat suasana rumah sangat sepi. Pasti Mikha sedang sendirian di dalam rumah sekarang.Tok tok tok!A

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 20

    Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku Part 20 Aku menyibak tirai penutup kaca yang menghadap tepat ke jalan. Mataku mengikuti gerakan kemana wanita yang mengaku bernama Melisa itu melangkah. Dugaanku, dia pasti ada hubungannya dengan Frisca. Benar saja, mataku menangkap bayangan dua wanita di seberang sana. Meski tampaknya Frisca menyamar dengan menggunakan pakaian yang tertutup, namun gerak-geriknya sangat ketara. Dia merencanakan siasat busuk untuk mengelabuiku. Mencari keuntungan dengan cara kotor. “Kamu perhatikan dua perempuan di seberang sana, Mas! aku yakin, perempuan tadi adalah orang suruhan Frisca!” Mas Khalid melihat ke arah yang aku tunjuk. “Benar-benar bikin pusing kepala!” ucap Mas Khalid sambil mengusap dagunya dengan kasar. “Nada bicaramu sepertinya masih gak rela kalau aku membuka semua kebusukan Frisca.” “Sudahlah! Semakin kamu tunjukkan semuanya, sama artinya kamu sedang mengolok-olok aku, Wid.”

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 19

    Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku Part 19 PoV Frisca Sial sial siaaalll! Mbak Widya itu benar-benar licik. Sengaja ia meminta cerai dari Mas Khalid dan memancing dengan cek senilai satu milyar. Nyatanya itu cuma akal-akalan dia saja untuk membuatku terusir dari rumahnya. Bodohnya lagi, ternyata Mas Khalid malah memilih mempertahankan rumah tangganya bersama Mbak Widya. Bagai kerbau dicocok hidungnya. Mas Khalid malah mengucapkan kata cerai padaku. Awalnya kupikir aku tak akan rugi karena aku sudah mendapatkan uang satu milyar itu. Tapi ternyata dugaanku meleset jauh. Cek itu tak bisa dicairkan meski satu rupiah pun. Kali ini aku masuk dalam perangkap yang dibuat oleh Mbak Widya. Benar-benar licik! Tapi tunggu dulu, bukan Frisca namanya kalau kehabisan cara untuk mencari keuntungan. Aku sudah pernah merasakan pahitnya hidup miskin akibat usaha Ayahku yang mengalami keterpurukan hingga bangkrut total. Aku tak mau itu terulang l

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 18

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 18“Dimana dia?” tanyaku pada karyawanku yang terlihat cemas menunggu di depan toko. Keributan itu pastinya sudah membuat pengunjung merasa tak nyaman. Bisa bahaya, reputasi tokoku akan rusak gara-gara ulah Frisca.“Di ruangan atas, di ruangan Bu Frisca dulu, Bu! Dia dijaga ketat dua security kita.”“Oke, saya ke atas sekarang!”Aku membisiki Irvan, karyawanku di bagian toko untuk memberikan pengumuman agar pelanggan tidak berpikiran negatif.“Baik, Bu!” ujarnya cepat.“Ayo ke atas, Mas!” Mas Khalid mengangguk.“Mohon maaf untuk pelanggan setia toko kami. Hari ini kebetulan kami sedang mengadakan promo, semua produk kami berikan diskon sepuluh persen tanpa batas minimal belanja, ya! Khusus untuk yang belanja senilai sepuluh juta ke atas, otomatis akan menjadi member di toko ini, dengan keuntungan mendapatkan diskon spesia

DMCA.com Protection Status