Share

Bab 4

Author: Dianti W
last update Last Updated: 2021-06-19 07:38:32

Part 4

“Gerry … awas kamu, Mbak! Kalau sampai kucing aku mati, aku aduin kamu sama Mas Khalid biar kamu dimarahin!” ancam Frisca.

“Kalo si Gerry mati ya tinggal dikubur,” jawabku santai. Kulihat wajah Frisca menggeram marah. Jangan kau pikir kau bisa mengintimidasi aku, Frisca! Kamu yang tidak selayaknya ada di rumah ini. Tunggu saja waktunya.

“Lihat saja nanti, aku akan jadi satu-satunya nyona besar di rumah ini,” ujarnya ketus.

“Tidur dulu sana! Abis itu ngimpi!” sahutku tak kalah ketus. Frisca menghentakkan kaki kemudian pergi masuk ke dalam kamarnya. Paling juga mau ngadu. Silahkan, aku tak takut.

Aku mengajak Mbok Jum makan siang bersama. Lebih baik makan bersama Mbok Jum daripada dengan si Frisca sialan itu. Ponsel di samping piringku berdering. Nomor kantor Mas Khalid memanggil.

‘Mau apa lagi nelpon-nelpon? Udah dapat aduan dari istri muda?’ batinku.

“Assalamu’alaikum, Mas.”

“Widya, kamu gak bilang kalau kamu habis jenguk Ibu?”

“Mas tau dari mana?” tanyaku. Ternyata dia tidak membahas soal Frisca.

“Tadi Mikha telpon. Apa iya Ibu sakit?”

“Kamu anaknya Ibu apa bukan, sih, Mas? kenapa malah tanya sama aku? Makanya hape itu di baca siapa tau ada pesan penting tentang Ibu.”

“Hape itu lebih sering dipegang Frisca. Kenapa kamu gak bilang kalau tadi ketemu Ibu? Kamu bilang apa sama Ibu?”

“Gak bilang apa-apa. kenapa? Kamu takut aku aduin, Mas?”

“Jangan sampai kamu bongkar semua ini di depan Ibu, Wid! Mas mohon!”

“Hahaha … selama istri keduamu itu bersikap baik padaku, rahasiamu aman.”

“Emang Frisca ngapain? Kalian, tuh, yang akur kenapa, sih? Jangan nambah-nambahin masalah.”

“Nambahin masalah? Enak aja kamu ngomong, Mas! kamu yang bikin masalah, kok!”

“Iya, iya, ya udah! Emang Frisca kenapa?”

“Tanya aja sendiri sama orangnya, masih idup, tuh! Perutnya buncit lagi!”

“Widya … please! Kamu itu jangan begitu sama Frisca. Kalau kamu bisa baik ke dia, Mas yakin dia juga bakalan baik sama kamu.”

“Hah! Baik apanya? Orang baik gak akan ambil suami orang!”

“Widya, dia gak ambil aku dari kamu. Kita kan masih suami istri. Kecuali aku ninggalin kamu, baru kamu boleh ngomong begitu!”

“Terserah, lah, Mas! aku lagi makan sama Mbok Jum.”

“Frisca gak kamu ajakin makan sekalian?”

“Ogah! Bikin ilang selera makan aja!” ujarku sambil menutup panggilan telepon. Aku sengaja biar Mas Khalid juga merasakan sakitnya hatiku ini.

Selesai makan, Mbok Jum langsung mengemasi perkakas kotor di atas meja. Kulihat Frisca keluar kamar dengan wajah cemberut.

“Mbok, aku mau makan. Tolong siapin!” perintahnya sambil duduk tepat di seberang kursiku.

“Maaf, Mbak Frisca. Lauknya sudah habis kami makan berdua. Tinggal nasi putih saja. Hihihi ….”

“Apa? kalian sengaja mau bikin aku kelaparan?” ujarnya dengan nada kesal.

“gorengin telor mata sapi aja sebutir, Mbok!” perintahku pada Mbok Jum.

“Aku gak mau! Aku mau makan steak daging sama jus jeruk dingin. Buatin sekarang!” ujar Frisca sok kuasa.

“Daging di dalam freezer udah habis, Mbak,” sahut Mbok Jum.

“Trus adanya apa, dong? Aku ini hamil, butuh makanan bergizi.” Frisca nyerocos sambil menyalakan sebatang rokok di bibirnya. Dasar perempuan gila, minta makanan bergizi tapi dia sendiri merokok.

“Adanya telur sama sayur sawi. Mbok belum belanja soalnya, Mbak.”

“Adduuh, rumah mewah megah begini isi kulkasnya cuman telor sama sawi doank? Pokoknya gak mau tau, aku mau makan steak daging!” ujarnya sambil mendesah menghembuskan asap rokok, membuat tenggorokanku refleks menjadi gatal.

“Oke, kita turutin aja, Mbok! Mbok ambil si Gerry, lumayan kayaknya kucing itu lumayan gemuk, pasti dagingnya tebal dan manis,” ujarku sambil tersenyum sinis.

“Amit-amit! Awas aja kalau kalian berani nyakitin si Gerry! Aku balas kalian!”

“Ya udah, katanya kamu istri yang baik, ya makan aja yang ada! Atau kalau mau makan enak, pergi lah keluar, atau pesan online! Hidupmu sengaja amat dibikin ribet!” ujarku sambil berdiri dan mendekatinya. Sorot mata Frisca seakan waspada saat aku mendekatinya.

Kuarahkan kamera ponselku ke wajahnya yang sedang menghisap rokok. Cekrek! Sekali dua kali kuambil fotonya dengan pose yang berbeda. Biar aku punya arsip untuk balik mengadukannya pada Mas Khalid.

“Otak kamu itu dipakai! Orang hamil minta makanan bergizi, tapi kamu malah merokok!” Kusambar rokok di tangannya dan langsung menjatuhkannya ke lantai. Kuinjak sampai mati puntung rokoknya itu dengan sandal yang aku pakai.

“Gak usah ikut campur urusanku, Mbak! Mas Khalid tau aku perokok sejak dulu. Dia aja gak keberatan, kenapa pula kamu yang usil?” ujarnya.

“Ooh, begitu? Lalu kalau kukatakan pada Mas Khalid kalau kamu mau bunuh bayi dalam kandunganmu itu dengan rokok, apa Mas Khalid tetap akan membelamu? Aku akan kirimkan foto ini pada Mas Khalid. Kali aja otaknya bisa balik jadi bener lagi,” ancamku.

“Aduuh, jangan, Mbak! Jangan, doong!”

“Makanya! Kalau masih mau numpang makan di rumah ini, ikut aturanku! Rumahku ini tak pernah dicemari asap rokok, tau? Mbok, masakin Frisca telor ceplok sama sayur bening sawi!” perintahku pada Mbok Jum.

“Aku gak mau! Makanan apaan, sih, itu?” sergah Frisca.

“Oops, mau ngelawan aku, kamu? Mau aku kirim sekarang foto ini sama Mas Khalid? Masih mending boleh makan di rumah ini, daripda kamu ngorek-ngorek sampah di pinggir jalan!”

“Ya ampun! Ya udah iyaaaa! Aku mau makan sekarang! Cepat buatain! Cukup kamu ngehina-hina aku, Mbak!”

“Bagus! Makanya jangan sok jadi Nyonya! Tikus gak akan pernah menang melawanku!”

“Awas kamu, Mbak! Nanti pasti aku balas!” gumamnya. Aku tak peduli.

Mbok Jum lagi-lagi hanya senyam-senyum melihatku mengerjai Frisca. Setelah lauk yang aku perintahkan siap, aku suguhkan langsung pada Frisca.

“Makan sekarang! Habiskan!” ujarku dengan sorot mata mengancam.

“Kenapa, sih, kamu gak minta cerai aja sama Mas Khalid?” ujarnya seenaknya.

“Enak aja kamu! Terus aku harus nangis-nangis menyesali hidup, dan kamu tertawa terbahak-bahak di atas penderitaanku, gitu? Jangan ngimpi kamu, Fris!”

“Berkat bantuanku, usaha kalian semakin melejit, Mbak! Kamu gak bisa merendahkan aku seenaknya!”

“Tanpa direndahkan pun kamu memang wanita rendahan!” ketusku.

“Kamu boleh menghinaku, Mbak. Tapi nanti setelah anak ini lahir, aku yang akan jadi penguasa semuanya! Aku pastikan itu!”

“Udah, makan aja! Laper bikin otak kamu jadi ngehalu terlalu tinggi!” ejekku tanpa ampun.

“Kamu harusnya masih bersyukur, aku gak paksa Mas Khalid buat menceraikan kamu. Aku masih punya perasaan!” ujarnya lagi dengan enteng.

“Apa? perasaan? Ya ampun, Fris! Ngaca, dong! Mana ada pelakor punya perasaan! Gak usah ngelawak kamu!”

“Tunggu saja waktunya nanti!” ancamnya.

“Yakin kamu yang akan menang? Lagipula, aku masih belum percaya kalau kamu itu mengandung anak suamiku!”

“Ma-maksud kamu apa, Mbak? Kamu jangan menuduhku tanpa bukti! Itu fitnah namanya! Aku ini sudah berubah jadi perempuan baik-baik!” ujarnya dengan nada tinggi.

“Hah? Cih! Aku gak percaya!” Kulihat wajah Frisca memerah menahan amarah. Tangannya mengepal. Benar saja, ia berdiri dan bersiap menamparku. Sayangnya tanganku jauh lebih sigap akibat tamparan Mas Khalid tadi pagi di kantor. Aku menangkap tangan Frisca dan menghempaskan tangannya agar menjauh.

“Kamu berani menampar aku? Kamera sudah on, kan, Mbok?” tanyaku pada Mbok Jum sambil melipat kedua tanganku di dada.

“Apa-apaan, sih, kalian? Sengaja memancing emosiku supaya kalian bisa jelek-jelekin aku di depan Mas Khalid? Hah? Dasar kalian berdua sama-sama gak sadar diri! Awas, ya! Pasti kalian berdua akan aku balas!” ujarnya sambil pergi menjauh, meninggalkan makanan yang tak tersentuh.

Aku dan Mbok Jum toast sambil tertawa cekikikan. Lagi, aku dapat satu rekaman yang bisa aku jadikan bahan untuk membuat Frisca tak berani macam-macam padaku.

Aku duduk di sofa sambil membaca majalah. Kulihat Frisca sudah berganti pakaian dan menenteng tas.

“Kamu mau kemana? Katanya gak mau keluar rumah? Katanya istri yang patuh pada suami? Cih!”

“Bukan urusan kamu, Mbak!” jawabnya ketus.

“Oh, emang bukan urusanku. Tapi sekali aja kamu keluar, kamu yakin bakalan bisa masuk ke dalam rumah ini lagi?” sinisku.

“Kamu ngancem aku, Mbak? Pastinya aku akan tetap bisa masuk, aku akan pulang bersama Mas Khalid.”

“Oh, begitu? Silahkan! Keluarlah sekarang!”

Frisca mendengus kesal, namun tetap nekat pergi. Kulihat dari sela jendela, dia pergi dengan taksi.

Cepat-cepat aku masuk ke dalam kamar yang dihuni Mas Khalid dan Frisca. Aku harus mencari segala sesuatu yang bisa dijadikan sebagai pendukung aksi pembalasan dariku.

Mulai dari lemari pakaian, laci-laci, sampai rak sepatu aku buka. Bukan main, koleksi barang-barangnya semuanya adalah barang bermerek. Harganya sangat mahal. Aku yang pengusaha saja masih suka mikir-mikir buat belanja barang-barang branded. Dia yang cuma morotin suami orang, malah punya banyak barang-barang mahal.

Akhirnya aku menemukan set perhiasan itu. Dibawah kotaknya ada selembar kertas bermaterai.

Aku membacanya dengan cepat. Hmm … ternyata ini surat pernyataan nikah siri Mas Khalid dengn Frisca. Ditandatangani dua orang saksi. Tapi, mengapa di surat ini tertera bahwa mas kawinnya adalah uang senilai dua juta? Apa Mas Khalid sudah berbohong padaku? Ah, aku tak heran. Dia memang sudah membohongiku sejak lama.

Aku ada ide. Wanita itu tak sepatutnya memakai perhiasan mahal ini. Dia hanya gundik, selir yang terpaksa dinikahi suamiku karena sudah terlanjur hamil.

Kuambil perhiasan itu dan langsung menutup kembali kamar mereka. Aku langsung menghubungi sahabatku yang jadi partner bisnisku. Aku tawarkan padanya set perhiasan limited edition ini, dan dengan jawaban meyakinkan, ia langsung mau membelinya. Bagus! Tak menunggu lama, sahabatku Tia datang mengambil perhiasan dan langsung menransfer uangnya ke dalam rekening pribadiku.

Tunggu aksiku selanjutnya, Frisca!

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
thor kutunggu maksud baiknya bikin pembalasan buat Perempuan LACUR itu punya otak
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
emosi bacanya males
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 5

    Part 5Selanjutnya aku langsung mengatur rencana untuk malam nanti. Semuanya sudah aku jabarkan pada Mikha melalui pesan di aplikasi hijau. Mikha sudah mengerti apa yang harus ia lakukan jika nanti malam aku memberinya kode, maka ia harus meneleponku.Selesai sholat isya, Mas Khalid dan juga Frisca belum juga kembali ke rumah. Entah kemana mereka. Jam sepuluh malam barulah kulihat sorot cahaya lampu mobil Mas Khalid memasuki halaman. Aku langsung mengirim chat pada Mikha.“Mas Khalid sudah pulang. Standby!”“Oke, Mbak!” balasnya tak lama kemudian.Kulihat Frisca bergelayut manja di lengan Mas Khalid sambil menenteng begitu banyak belanjaan. Ooh, ternyata mereka habis pulang dari shopping. Bukan main, royal sekali Mas Khalid pada istri barunya itu.“Baru pulang, Mas?” tanyaku.“Iya, abis nemenin Frisca belanja kebutuhan bayi. Fris, kamu masuk ke kamar! Mas mau mandi!

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 6

    Part 6“Mas, bangun!” ujarku subuh itu, sambil mengguncang tubuh Mas Khalid.“Ah! Apa, sih, Wid?” ujarnya sambil menggeliat malas.“Bangun! Sholat subuh!”“Duuh, kamu ganggu aja, sih? Masih ngantuk tau? Semalam gak bisa tidur!”“Gak bisa tidur? Ngorok sampai saat ini itu apa namanya gak bisa tidur? Kamu lupa kewajibanmu, Mas? sholat, Mas!”“Kamu duluan aja, deh!”“Mas! kamu bener-bener berubah total sekarang! Bahkan sholat pun kamu sengaja lalai!”“Udahlah, kamu kalau mau sholat, sholat aja sendiri! Gak usah maksa-maksa!”“Bener-bener kamu, Mas! belum dapat azab aja kamu!” ujarku kesal. Aku sudah sengaja membangunkannya setelah aku selesai sholat, nyatanya masih saja malas.Aku bergegas ke dapur menemui Mbok Jum. Sarapan sedang dimasak

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 7

    Part 7PoV Frisca“Aaarggghh … keseeeelll …. Mas Khalid bener-bener keterlaluan. Masa iya pagi-pagi begini aku sudah dipaksa keluar dari rumah." Kulihat supir Mas Khalid sekilas melirikku dari pantulan kaca spion.“Mbak, mau saya anter kemana?” tanyanya takut-takut. Pastinya dia takut melihat wajahku yang masih acak-acakan dan marah.“Ke hotel dekat kantor Mas Khalid saja!” jawabku ketus. Sialan! Aku cuma bawa ponsel, gak sempat bawa dompet. Udah bagus aku bela-belain bangun pagi supaya Mas Khalid gak tahu kalau tadi malam aku dugem. Ya abisnya aku kesel, lah. Mas Khalid gak percaya waktu aku bilang aku kehilangan perhiasan itu, dan dengan entengnya Mas Khalid marah-marah gara-gara aku keceplosan. Iiiih … ini semua pasti ulah Mbak Widya.Aku benci kesepian. Dulu, saat masih menjadi wanita simpanan, aku tak bebas. Hanya keluar sesekali bersama Mas Khalid. Aku hanya bisa keluar jika Mas

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 8

    Part 8“Aamiinn ….” Aku sengaja menyahuti ucapan Mikha supaya Ibu merasa senang.“Ya sudah, aku mau langsung balik aja, ya, Mbak, Mas! soalnya mau packing barang-barang aku sebelum berangkat besok. Aku titip Ibu. Aku janji, kalau nanti udah balik lagi ke Indonesia, Ibu aku yang rawat.” Mikha berkata dengan raut wajah sumringah. Sudah berhasil mengambil alih barang-barang mahal milik Frisca, plus dapat uang saku dari Mas Khalid. Lebih baik begitu, kan? Uangnya untuk keluarga sendiri.“Kamu hati-hati, ya, Kha! Gak usah khawatir, Ibu pasti betah di rumah ini. Mbak yang akan mengurus semua keperluan Ibu.”“Duuh … makasih banyak, ya, Mbak Wid. Mbak baik banget, deh. Gak salah Masku milih Mbak jadi istri. Udah cantik, baik, lembut. Pokoknya kebangetan kalau sampai Mas Khalid tega melirik perempuan lain. Itu gak boleh terjadi. Ya, kan, Mas?” ucap Mikha, membuat Mas Khalid semakin k

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 9

    Part 9PoV FriscaMas Khalid bener-bener kelewatan. Sudah hampir satu minggu aku diasingkan di hotel ini. Dia cuma datang satu kali, pagi saat aku dipaksa keluar dari rumah. Dia membawakan beberapa potong pakaian untuk ganti diriku selama mengungsi. Dia bilang ibunya akan tinggal selama dua minggu di rumahnya. Sial!Satu minggu ini dia susah banget dihubungi. Aku datangi ke kantor, tapi ternyata semua orang sedang sibuk mempersiapkan sebuah event yang akan diadakan oleh toko. Mbak Widya setiap hari datang ke kantor. Kalau aku nekat masuk kantor dengan membawa perut buncit ini, apa kata orang-orang nantinya? Mereka memang tahu aku istri siri bosnya, tapi masa pernikahan kami belum ada tiga bulan, pastinya mereka akan mencemooh aku. Apalagi disana selalu ada Mbak Widya. Pasti mereka jadi berani padaku. Aaarrgghh … sial benget, sih!Mas Khalid juga sama, setiap kali aku hubungi, selalu saja jawabannya sedang sibuk. Usai jam kantor juga d

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 10

    Part 10“Mengapa sulit sekali meminta pengertian darimu, Widya?” ucap Mas Khalid, suaranya ditekan serendah-rendahnya.“Karena kamu sudah mengkhianati aku, Mas. Kamu selingkuh! Pengertian seperti apa yang kamu maksud? Apa kamu pengertian padaku sehingga aku harus membalasnya dengan pengertian juga?”“Widya .. please … terima saja Frisca! Kalau perlu, kamu bujuk Ibu supaya Ibu juga bisa menerima Frisca. Ibu sebentar lagi akan menggendong cucu, anakku! Pasti Ibu akan senang. Itu impian Ibu yang tak bisa kamu wujudkan.”“Masih saja menyalahkanku untuk menutupi kesalahanmu sendiri, Mas! nanti, setelah anak itu lahir, kita lakukan tes DNA. Kalau memang dia anak kandungmu, barulah kamu bicara soal pengertian!”“Apa maksud kamu, Wid?”“Mas, apa kamu yakin Frisca mengandung anakmu?”“Yakin! Meskipun awalnya merasa dijebak, tapi Mas

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 11

    Part 11PoV FriscaAduuh … kenapa pula aku ini? Kenapa sampai keluar darah begini, sih? Pasti ada apa-apa. terpaksa aku menghubungi pihak hotel untuk meminta bantuan. Biar bagaimanapun, aku tak mau sampai anak ini kenapa-napa. Dia satu-satunya alat yang bisa membuatku memiliki Mas Khalid sepenuhnya. Setelah anak ini lahir ke dunia, aku akan meminta Mas Khalid menceraikan Mbak Widya. Anak ini harus bisa diselamatkan.Tak menunggu lama, akhirnya petugas hotel datang, dan aku langsung meminta untuk diantarkan ke rumah sakit paling bagus di kota ini. Aku langsung masuk IGD.Mas Khalid yang dihubungi oleh pihak rumah sakit juga langsung datang menemuiku. Aku sengaja berpura-pura marah padanya.“Kamu kenapa bisa sampai seperti ini, sih, Fris?” ujarnya sesaat setelah ia tiba. Dokter yang menanganiku tahu kalau aku begini karena kebanyakan meminum alkohol tapi aku memintanya untuk tidak memberitahukan hal itu

    Last Updated : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 12

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 12“Aku? Aku kamu minta untuk mengurus anak itu? Kenapa harus aku, Mas? kamu sewa saja jasa pengasuh!”“Iya, itu maksudku. Kamu tolong bantu carikan orang yang bisa dan sudah terlatih mengurus bayi.”“Kenapa Frisca gak mau ngurus sendiri? Itu kan anaknya! Apapun keadaannya, bayi itu anak yang lahir dari rahimnya.”“Frisca masih dalam keadaan mental yang tertekan, Wid. Mengetahui kenyataan pahit kalau anak itu cacat.”“Mas, yang namanya ibu, mau seperti apapun keadaan anaknya, ya harusnya tetap menerima.”“Kamu enak ngomong begitu karena kamu gak mengalami apa yang dialami oleh Frisca.”“Itulah akibatnya, suka mabuk-mabukan, merokok. Perempuan seperti itu yang kamu ambil jadi istri!” dengusku kesal.“Kamu tau dari mana Frisca suka minum minuman keras?”“

    Last Updated : 2021-06-19

Latest chapter

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 26 (End)

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 26Mas Khalid semakin kalap mengetahui semuanya. Kami memang terlambat mengecek rumah Ibu, sebab terlalu sibuk mengurus dan menjaga Ibu di Rumah Sakit. Sekarang, Frisca entah dimana keberadaannya. Tapi aku yakin, bersembunyi di lubang semut pun, pasti kamu akan bisa aku temukan!“Ibu, maafkan Khalid. Gara-gara Khalid, Ibu harus ikut menanggung akibatnya.” Mas Khalid meratap di tepi ranjang perawatan Ibu.“Mas, aku dan Mas Kamil sudah membuat laporan ke kepolisian. Aku pastikan, Frisca akan mendapatkan balasan dari perbuatannya!” ujar Mikha.“Kalau waktu bisa diulang, Mas pasti tidak akan mau kenal dengan Frisca! Mas menyesal! Semua masalah yang datang pada keluarga kita, semua akibat Mas yang bermain api dengan Frisca.”“Sudahlah, Mas. Semua orang pasti punya kesalahan, yang penting saat ini adalah, kita fokus pada kesembuhan Ibu, dan secepatnya

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 25

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 25PoV FriscaHahahaha … mereka pikir aku perempuan bodoh yang mudah menyerah begitu saja? Meski Mas Khalid marah dan mengusirku saat itu, tapi aku tak akan begitu saja tinggal diam pada semua perlakuan buruknya padaku. Masih sakit hatiku saat Mas Khalid mengusirku waktu itu. Padahal dia tahu, hujan turun dengan derasnya. Aku didorong keluar gerbang pagar rumahnya seperti anjing jalanan. Dia lebih khawatir pada perempuan itu. Dibopongnya tubuh Mbak Widya masuk ke dalam rumah.Kalau kamu bisa menyakitiku seperti aku ini seorang penjahat, baik! Aku akan benar-benar menjadi jahat. Apa kamu lupa, Mas? dulu kamu bersimpuh di kakiku, sekarang kau campakkan aku begitu saja. Aku tahu, kau itu laki-laki yang takut miskin! Padahal kau bisa memiskinkan istrimu itu dan hidup bahagia bersamaku. Dasar laki-laki tak berpendirian kamu, Mas!Kamu akan merasakan sakitnya nanti. Aku bergegas pulang ke rum

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 24

    Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku.Part 24Frisca benar-benar gila, ditengah derasnya hujan yang mengguyur bumi, dia nekat berlari keluar dengan membawa bayinya. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini, sampai tega hendak mencelakai anaknya sendiri.Untungnya Mas Khalid sudah siaga dengan memerintahkan security untuk menutup gerbang. Frisca terjebak, dan aku bisa menangkap rambutnya.Frisca berteriak kesakitan, namun dia masih saja meronta saat aku hendak mengambil Andra dari tangannya. Bukannya diberikan, Frisca malah dengan sengaja melemparkan anak itu ke dinding tembok pos security. Seketika darahku seperti berhenti mengalir melihat tubuh kecil itu membentur dinding. Kesadaranku pun seketika hilang. Allah ….Saat tersadar, aku sudah ada di dalam kamar. Bajuku sudah berganti, dan hal pertama yang aku ingat adalah Andra.“Mas! mana Andra? Dimana Andra, Mas?” tanyaku panik. Mas Khalid sedang duduk men

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 23

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 23PoV FriscaMbak Widya benar-benar susah ditaklukkan. Ibuk juga selalu aja nolak kalau aku menyuruhnya mengambil barang-barang berharga di rumah itu. Ibuk bener-bener gak bisa diajakin kompromi. Rasanya aku gak betah tinggal di rumah Ibuk. Belum lagi si Ferdy sifatnya selalu saja sinis kalau aku minta uang sama Ibuk.“Ibuk belum gajian, Fris. Mungkin lusa. Itupun Ibuk untuk bayar sewa rumah sama sekolahnya Ferdy, Nak.”“Alesan banget, sih, Ibuk?”“Ngapain Ibuk bohong sama kamu?”“Emang Ibuk digaji berapa sama Mbak Widya?”“Empat juta.”“Cuma segitu? Kok Ibuk mau, sih?”“Itu sudah tinggi, Nak. Sebelumnya Ibuk hanya digaji dua setengah juta.”“Ibuk yang bod**! Ibuk bisa minta gaji lebih tinggi. Masak iya ngurusin anak cacat begitu gajinya cuma segitu?”

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 22

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 22Hari ini kami akan kembali ke rumah. Aku menjemput Bu Tini di rumahnya. Kulihat wajah Bu Tini lesu tak seperti biasanya.“Bu, Ibu sakit?” tanyaku saat kami sudah tiba di rumah.“Enggak, Mbak. Saya cuma lagi sedih.”“Sedih kenapa, Bu? Cerita sama saya!”“Mbak Wid, sekarang Frisca anak saya ada di rumah saya. Saya ingin kami hidup damai, berkumpul seperti dulu.”“Frisca di rumah Ibu? Tapi tadi saya gak lihat?”“Iya, dia sembunyi di dalam kamar. Saya ingin Frisca berubah jadi anak baik. Frisca memaksa saya supaya bisa membantunya rujuk dengan Pak Khalid. Saya gak mungkin meminta Mbak Widya untuk menerima dia kembali ke rumah ini. Frisca itu terlalu berambisi, Mbak. Saya bingung.”“Ibu tahu, kan? Frisca sudah dicerai oleh Mas Khalid. Itu bukan atas paksaan saya, tapi atas dasar kemauan Mas

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 21

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 21PoV FriscaKenapa, sih, hidupku ini sial banget? Sampai-sampai teman lama semuanya pergi menjauh. Mana sekarang uang yang aku punya udah semakin menipis. Semua ini gara-gara Mbak Widya! Geramnya hatiku, sampai-sampai kedua tanganku mengepal keras menahan kesal.Kemana lagi aku akan pergi? hape sudah hancur sejak di rumah Jessica. Aku bakalan inget sama semua orang-orang yang udah bikin hidupku sengsara. Awas aja nanti, aku bakalan bales kalian satu persatu.Tiba-tiba terlintas sebuah ide dalam benakku. Yess! Aku akan pergi ke rumah Mikha untuk mengambil kembali barang-barang mahal milikku yang dulu diambilnya. Dasar adik ipar tak tahu sopan santun, seenaknya saja membawa habis semua barang branded yang aku punya.Aku menghentikan taksi lalu pergi menuju rumah Mikha. Sampai di sana, kulihat suasana rumah sangat sepi. Pasti Mikha sedang sendirian di dalam rumah sekarang.Tok tok tok!A

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 20

    Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku Part 20 Aku menyibak tirai penutup kaca yang menghadap tepat ke jalan. Mataku mengikuti gerakan kemana wanita yang mengaku bernama Melisa itu melangkah. Dugaanku, dia pasti ada hubungannya dengan Frisca. Benar saja, mataku menangkap bayangan dua wanita di seberang sana. Meski tampaknya Frisca menyamar dengan menggunakan pakaian yang tertutup, namun gerak-geriknya sangat ketara. Dia merencanakan siasat busuk untuk mengelabuiku. Mencari keuntungan dengan cara kotor. “Kamu perhatikan dua perempuan di seberang sana, Mas! aku yakin, perempuan tadi adalah orang suruhan Frisca!” Mas Khalid melihat ke arah yang aku tunjuk. “Benar-benar bikin pusing kepala!” ucap Mas Khalid sambil mengusap dagunya dengan kasar. “Nada bicaramu sepertinya masih gak rela kalau aku membuka semua kebusukan Frisca.” “Sudahlah! Semakin kamu tunjukkan semuanya, sama artinya kamu sedang mengolok-olok aku, Wid.”

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 19

    Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku Part 19 PoV Frisca Sial sial siaaalll! Mbak Widya itu benar-benar licik. Sengaja ia meminta cerai dari Mas Khalid dan memancing dengan cek senilai satu milyar. Nyatanya itu cuma akal-akalan dia saja untuk membuatku terusir dari rumahnya. Bodohnya lagi, ternyata Mas Khalid malah memilih mempertahankan rumah tangganya bersama Mbak Widya. Bagai kerbau dicocok hidungnya. Mas Khalid malah mengucapkan kata cerai padaku. Awalnya kupikir aku tak akan rugi karena aku sudah mendapatkan uang satu milyar itu. Tapi ternyata dugaanku meleset jauh. Cek itu tak bisa dicairkan meski satu rupiah pun. Kali ini aku masuk dalam perangkap yang dibuat oleh Mbak Widya. Benar-benar licik! Tapi tunggu dulu, bukan Frisca namanya kalau kehabisan cara untuk mencari keuntungan. Aku sudah pernah merasakan pahitnya hidup miskin akibat usaha Ayahku yang mengalami keterpurukan hingga bangkrut total. Aku tak mau itu terulang l

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 18

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 18“Dimana dia?” tanyaku pada karyawanku yang terlihat cemas menunggu di depan toko. Keributan itu pastinya sudah membuat pengunjung merasa tak nyaman. Bisa bahaya, reputasi tokoku akan rusak gara-gara ulah Frisca.“Di ruangan atas, di ruangan Bu Frisca dulu, Bu! Dia dijaga ketat dua security kita.”“Oke, saya ke atas sekarang!”Aku membisiki Irvan, karyawanku di bagian toko untuk memberikan pengumuman agar pelanggan tidak berpikiran negatif.“Baik, Bu!” ujarnya cepat.“Ayo ke atas, Mas!” Mas Khalid mengangguk.“Mohon maaf untuk pelanggan setia toko kami. Hari ini kebetulan kami sedang mengadakan promo, semua produk kami berikan diskon sepuluh persen tanpa batas minimal belanja, ya! Khusus untuk yang belanja senilai sepuluh juta ke atas, otomatis akan menjadi member di toko ini, dengan keuntungan mendapatkan diskon spesia

DMCA.com Protection Status