Share

Bab 6

Penulis: Dianti W
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-19 11:24:12

Part 6

“Mas, bangun!” ujarku subuh itu, sambil mengguncang tubuh Mas Khalid.

“Ah! Apa, sih, Wid?” ujarnya sambil menggeliat malas.

“Bangun! Sholat subuh!”

“Duuh, kamu ganggu aja, sih? Masih ngantuk tau? Semalam gak bisa tidur!”

“Gak bisa tidur? Ngorok sampai saat ini itu apa namanya gak bisa tidur? Kamu lupa kewajibanmu, Mas? sholat, Mas!”

“Kamu duluan aja, deh!”

“Mas! kamu bener-bener berubah total sekarang! Bahkan sholat pun kamu sengaja lalai!”

“Udahlah, kamu kalau mau sholat, sholat aja sendiri! Gak usah maksa-maksa!”

“Bener-bener kamu, Mas! belum dapat azab aja kamu!” ujarku kesal. Aku sudah sengaja membangunkannya setelah aku selesai sholat, nyatanya masih saja malas.

Aku bergegas ke dapur menemui Mbok Jum. Sarapan sedang dimasak.

“Mbok masak apa?”

“Sop buntut, Mbak!”

“Hmm … wangi banget, Mbok!”

“Iya, dong! Siapa dulu yang masak.”

“Masakan Mbok ini legendaris. Udah aku rasakan dari dulu banget. Jadi udah pas di lidah.”

“Mbok! Bikinin aku susu!” perintah Frisca yang tiba-tiba masuk ke dapur.

“Baik, Mbak!”

“Panggil saya Nyonya!” ujarnya sambil menarik kursi dan duduk. Rambutnya acak-acakan, matanya masih terlihat sembab. Dasar gak ada adab! Nyuruh orang tua seenaknya sendiri.

“Baik, Nyonya!” sahut Mbok Jum sambil berlagak mau muntah. Aku tersenyum simpul. Mas Khalid rupanya juga sudah terjaga. Langsung duduk di meja dan menyeruput kopi yang sudah disiapkan Mbok Jum.

“Mas! aku gak bisa tidur semalam!” rengek Frisca lagi. Sengaja ingin membuatku iri.

“Kenapa?’ tanya Mas Khalid dengan nada datar.

“Perhiasan aku, Mas! perhiasan yang hilang itu, aku kepikiran terus!”

“Gak mungkin hilang! Kamu salah tarok kali!”

“Iya, Mas! hilang!”

“Kamu tau dimana perhiasan Frisca, Wid?” tanya Mas Khalid sambil menoleh ke arahku.

“Dih! Kok malah tanya sama aku? Perhiasan mahal, kok, bisa sembarangan nyimpan?” balasku.

“Mas, aku yakin Mbak Widya yang ambil!”

“Mana buktinya?” ujarku santai.

“Sudah, sudah! Masih pagi kalian sudah bikin Mas pusing!”

“Mas, ingat kamu janji mau jenguk Ibu!” ujarku mengingatkan.

“Iya, nanti Mas jenguk Ibu kalau sudah gak sibuk!”

“Mas, aku pengen liburan! Aku suntuk. Aku pikir pindah ke rumah ini aku bisa nyaman, tau-taunya malah kayak di neraka!”

“Ngomong apa, sih, kamu, Fris? Dulu kamu maksa ingin pindah ke rumah ini. Sekarang malah bilang begitu?” ucap Mas Khalid. Alisnya yang tebal berkerut.

“Ayo lah, Mas! kita pergi babymoon. Liburan ke luar negeri. Kita berdua saja!”

“Ya elah, norak!” ucapku sambil menyeruput teh hangat.

“Entar, ya, kerjaan masih banyak. Mas gak punya waktu kalau sekarang.”

“Keburu lahir, Mas!” sahut Frisca kesal.

“Iya, iya! Kamu sabar, lah! Kamu gak apa-apa, kan, Wid? Kalau kami pergi liburan?” tanya Mas Khalid.

“Gak apa-apa! pergi lah!”

“Jangan iri, ya, kamu, Mbak! Aku mau ke Paris, Mas! belanja, jalan-jalan, makan-makan.”

“Jiaah … awas aja lahiran dalam pesawat!” ejekku lagi.

“Kamu pasti sirik, ya, kan, Mbak?”

“Gak! Kalau aku mau aku juga bisa pergi keliling dunia. Pakai uang hasil kerja kerasku sendiri. Bukan hasil morotin!”

“Widya! Sudah, cukup!” bentak Mas Khalid.

“Mbak Wid, Pak Khalid, barusan Simbok terima telepon dari kanjeng Ibunya Pak Khalid. Beliau sedang di jalan dengan Mbak Mikha, mau ke sini.” Mbok Jum bicara sambil sedikit membungkuk. Padahal aku sudah melarangnya bersikap begitu.

“Hah? Apa? Ibu mau ke sini?’ ujar Mas Khalid panik.

“Iya, betul!” sahut Mbok Jum lagi.

“Sudah di jalan?” ujar Mas Khalid lagi. Mbok Jum mengangguk.

“Frisca, kamu lekas keluar dulu dari rumah ini. Minta supir antar kamu kemana aja terserah!” Mas Khalid terlihat sangat panik. Mas Khalid menarik tangan Frisca dan langsung membawanya ke garasi. Memasukkan Frisca ke dalam mobil. Mas Khalid memanggil supir, dan menyuruhnya membawa Frisca pergi.

Aku dan Mbok Jum jadi terkikik melihat mereka berdua ketakutan.

“Mbak, sebenarnya tadi malam itu Mbak Frisca keluar rumah, dan pulang jam dua malam,” bisik Mbok Jum.

“Yang bener, Mbok?”

“Iya, Mbak, bener. Simbok tahu karena Simbok kebangun mau tahajud.”

“Astaghfirullah, bener-bener, tuh, perempuan.”

“Dia masuk rumah sempoyongan, Mbak!”

“Mabuk?”

“Kayaknya iya, Mbak!”

“Ckckck … keterlaluan. Tapi bisa juga dia bangun pagi, ya?” ujarku sambil geleng-geleng kepala.

“Barangkali takut ketahuan sama Bapak, makanya dia pura-pura bangun pagi.” Aku pun mengangguk-angguk mendengar asumsi Mbok Jum.

Sebaiknya aku ulur waktunya membuang Frisca dar rumah ini. Aku ingin dia mendapatkan balasan yang jauh lebih sakit. Pelan, namun menyakitkan.

Setengah jam kemudian, akhirnya Mikha dan Ibu sampai. Kami berpelukan seperti biasa. Ibu juga memeluk Mas Khalid.

“Khalid, kamu baik-baik aja, kan? Ibu selalu punya perasaan gak enak belakangan ini,” ucap Ibu. Mas Khalid melirik ke arahku. Aku hanya tersenyum sinis.

“Aku baik, Bu. Ibu jangan terlalu khawatir,” jawab Mas Khalid.

“Mas, Mbak. Aku kan sama Mama mertuaku mau jenguk Mas Kamil di Aussie. Makanya aku mau minta tolong, titip Ibu di sini. Gak lama, kok, cuma dua minggu. Mas Kamil mau wisuda. Akhirnya selesai juga studynya, dan bisa segera balik ke Indonesia.”

“A-apa? dua minggu?” jawab Mas Khalid terbata-bata.

“Kenapa, Mas?” tanya Mikha sok polos.

“Kamu keberatan Ibu tinggal di sini, Lid?” tanya Ibu.

“Bu-bukan begitu, Bu. Mana mungkin Khalid keberatan. Tentu saja boleh. Boleh banget.” Mas Khalid berlagak yakin.

“Alhamdulillah, adik ipar kamu kuliah hukumnya sudah selesai. Jadi Mikha mau nyusul.”

“I-iya, Bu. Ibu di sini aja selama Mikha pergi. kalau di rumah sendirian nanti susah kalau Ibu butuh apa-apa.” Mas Khalid lagi-lagi terlihat menutupi kegugupannya.

“Ibu nanti di kamar yang biasa, kan, Mbak?” tanya Mikha sambil tersenyum padaku. Kamar yang dimaksud adalah kamar yang ditempati oleh Frisca saat ini. Biasanya di kamar itulah Ibu jika sedang menginap di rumah ini. Rasakan kamu, Fris. Dua minggu kamu gak akan pulang ke rumah ini. Atur saja, Mas! Hahaha.

Kulihat Mas Khalid garuk-garuk kepala, tapi tak bisa membantah. Mikha langsung mengajak Ibu masuk ke dalam kamar Frisca. Aku dan Mas Khalid membuntuti dari belakang.

“Kenapa baunya agak aneh, ya, kamar ini? Sekarang penuh barang-barang juga,” ujar Ibu. Jelas saja baunya aneh, Frisca ternyata jorok dan berantakan. Aku meminta Mbok Jum mengemasi kamar secepatnya. Mengganti sprei dan sarung bantal. Ibu menunggu sambil duduk santai di sofa kamar.

“Mbak, barang-barang Mbak Widya pindah ke kamar ini, ya?” tanya Mikha, pura-pura. Padahal dia sudah kuberitahu kalau ini kamar ditempati oleh Frisca.

Aku sengaja tak menjawab, aku memilih menuntun Ibu untuk berbaring di atas kasur yang sudah dibersihkan.

“Mbak, ini tas nya bagus-bagus banget.” Mikha menjelajahi kamar dan melihat semua barang-barang milik Frisca yang letaknya berantakan.

“Mikha, kamu jangan begitu. Yang sopan sama Mbakmu!” ucap Ibu sambil membetulkan posisi duduknya di atas ranjang.

“Gak apa-apa, Bu. Mikha itu seperti adik kandung Widya sendiri,” jawabku. Membuat Ibu tersenyum.

“Mbak, aku kan mau ke luar negeri, aku boleh minta tasya, gak? Bagus-bagus banget ini, bermerek lagi! Kan aku gak punya tas mahal begini!” ucap Mikha memulai aksi. Mas Khalid terbelalak, aku memberinya kode untuk melihat wajah Ibu.

“Tanya Mas Khalid, Kha!” ujarku, membuat Mas Khalid lagi-lagi tak ada pilihan untuk menolak.

“Boleh, kan, Mas?” tanya Mikha dengan mimik wajah memelas.

“I-iya, boleh, lah. Ambil aja. Mana yang kamu mau!” ujar Mas Khalid. Mungkin dipikirnya Mikha akan mengambil satu.

“Bener, Mas?”

“I-iya, bener. Kamu mau yang mana tinggal pilih aja!”

“Oke, aku mau yang ini, ini, ini …..” Mikha mengambil semua yang dia inginkan. Aku dan Ibu jadi terkekeh melihat tingkah adik bungsu Mas Khalid itu.

Mas Khalid mati kutu, tak bisa lagi berkata apa-apa saat Mikha mengambil wadah besar dan memasukkan banyak barang ke dalamnya. Hanya tersisa beberapa tas yang  sudah buluk. Baju, dress, sampai jaket-jaket mahal milik Frisca semuanya diangkut.

“Asyiik, entar aku bisa bergaya dengan barang-barang branded ini di luar negeri. Ini juga entar mau aku kasiin sama Mama mertua aku, boleh, kan, Mbak?”

“Boleh, doong! Sekalian minta uang jajan sama Masmu!” ujarku sambil tertawa senang. Mas Khalid sudah pucat pasi. Tapi terpaksa mengangguk saat adiknya itu memeluknya secara tiba-tiba.

“I-iya, nanti Mas transfer, ya!” Mas Khalid menjawab kelabakan.

“Makasih, ya, Mas, Mbak! Kalian berdua emang baik banget. Aku do’akan kalian berdua selalu sehat, rumah tangganya adem ayem tanpa gangguan pelakor, dan lekas kasih aku ponakan!” ujarnya tanpa beban. Sontak saja membuat Mas Khalid senelen ludah. Aku dan Ibu terkekeh, seolah kami memang sebahagia itu.

 

Bab terkait

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 7

    Part 7PoV Frisca“Aaarggghh … keseeeelll …. Mas Khalid bener-bener keterlaluan. Masa iya pagi-pagi begini aku sudah dipaksa keluar dari rumah." Kulihat supir Mas Khalid sekilas melirikku dari pantulan kaca spion.“Mbak, mau saya anter kemana?” tanyanya takut-takut. Pastinya dia takut melihat wajahku yang masih acak-acakan dan marah.“Ke hotel dekat kantor Mas Khalid saja!” jawabku ketus. Sialan! Aku cuma bawa ponsel, gak sempat bawa dompet. Udah bagus aku bela-belain bangun pagi supaya Mas Khalid gak tahu kalau tadi malam aku dugem. Ya abisnya aku kesel, lah. Mas Khalid gak percaya waktu aku bilang aku kehilangan perhiasan itu, dan dengan entengnya Mas Khalid marah-marah gara-gara aku keceplosan. Iiiih … ini semua pasti ulah Mbak Widya.Aku benci kesepian. Dulu, saat masih menjadi wanita simpanan, aku tak bebas. Hanya keluar sesekali bersama Mas Khalid. Aku hanya bisa keluar jika Mas

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 8

    Part 8“Aamiinn ….” Aku sengaja menyahuti ucapan Mikha supaya Ibu merasa senang.“Ya sudah, aku mau langsung balik aja, ya, Mbak, Mas! soalnya mau packing barang-barang aku sebelum berangkat besok. Aku titip Ibu. Aku janji, kalau nanti udah balik lagi ke Indonesia, Ibu aku yang rawat.” Mikha berkata dengan raut wajah sumringah. Sudah berhasil mengambil alih barang-barang mahal milik Frisca, plus dapat uang saku dari Mas Khalid. Lebih baik begitu, kan? Uangnya untuk keluarga sendiri.“Kamu hati-hati, ya, Kha! Gak usah khawatir, Ibu pasti betah di rumah ini. Mbak yang akan mengurus semua keperluan Ibu.”“Duuh … makasih banyak, ya, Mbak Wid. Mbak baik banget, deh. Gak salah Masku milih Mbak jadi istri. Udah cantik, baik, lembut. Pokoknya kebangetan kalau sampai Mas Khalid tega melirik perempuan lain. Itu gak boleh terjadi. Ya, kan, Mas?” ucap Mikha, membuat Mas Khalid semakin k

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 9

    Part 9PoV FriscaMas Khalid bener-bener kelewatan. Sudah hampir satu minggu aku diasingkan di hotel ini. Dia cuma datang satu kali, pagi saat aku dipaksa keluar dari rumah. Dia membawakan beberapa potong pakaian untuk ganti diriku selama mengungsi. Dia bilang ibunya akan tinggal selama dua minggu di rumahnya. Sial!Satu minggu ini dia susah banget dihubungi. Aku datangi ke kantor, tapi ternyata semua orang sedang sibuk mempersiapkan sebuah event yang akan diadakan oleh toko. Mbak Widya setiap hari datang ke kantor. Kalau aku nekat masuk kantor dengan membawa perut buncit ini, apa kata orang-orang nantinya? Mereka memang tahu aku istri siri bosnya, tapi masa pernikahan kami belum ada tiga bulan, pastinya mereka akan mencemooh aku. Apalagi disana selalu ada Mbak Widya. Pasti mereka jadi berani padaku. Aaarrgghh … sial benget, sih!Mas Khalid juga sama, setiap kali aku hubungi, selalu saja jawabannya sedang sibuk. Usai jam kantor juga d

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 10

    Part 10“Mengapa sulit sekali meminta pengertian darimu, Widya?” ucap Mas Khalid, suaranya ditekan serendah-rendahnya.“Karena kamu sudah mengkhianati aku, Mas. Kamu selingkuh! Pengertian seperti apa yang kamu maksud? Apa kamu pengertian padaku sehingga aku harus membalasnya dengan pengertian juga?”“Widya .. please … terima saja Frisca! Kalau perlu, kamu bujuk Ibu supaya Ibu juga bisa menerima Frisca. Ibu sebentar lagi akan menggendong cucu, anakku! Pasti Ibu akan senang. Itu impian Ibu yang tak bisa kamu wujudkan.”“Masih saja menyalahkanku untuk menutupi kesalahanmu sendiri, Mas! nanti, setelah anak itu lahir, kita lakukan tes DNA. Kalau memang dia anak kandungmu, barulah kamu bicara soal pengertian!”“Apa maksud kamu, Wid?”“Mas, apa kamu yakin Frisca mengandung anakmu?”“Yakin! Meskipun awalnya merasa dijebak, tapi Mas

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 11

    Part 11PoV FriscaAduuh … kenapa pula aku ini? Kenapa sampai keluar darah begini, sih? Pasti ada apa-apa. terpaksa aku menghubungi pihak hotel untuk meminta bantuan. Biar bagaimanapun, aku tak mau sampai anak ini kenapa-napa. Dia satu-satunya alat yang bisa membuatku memiliki Mas Khalid sepenuhnya. Setelah anak ini lahir ke dunia, aku akan meminta Mas Khalid menceraikan Mbak Widya. Anak ini harus bisa diselamatkan.Tak menunggu lama, akhirnya petugas hotel datang, dan aku langsung meminta untuk diantarkan ke rumah sakit paling bagus di kota ini. Aku langsung masuk IGD.Mas Khalid yang dihubungi oleh pihak rumah sakit juga langsung datang menemuiku. Aku sengaja berpura-pura marah padanya.“Kamu kenapa bisa sampai seperti ini, sih, Fris?” ujarnya sesaat setelah ia tiba. Dokter yang menanganiku tahu kalau aku begini karena kebanyakan meminum alkohol tapi aku memintanya untuk tidak memberitahukan hal itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 12

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 12“Aku? Aku kamu minta untuk mengurus anak itu? Kenapa harus aku, Mas? kamu sewa saja jasa pengasuh!”“Iya, itu maksudku. Kamu tolong bantu carikan orang yang bisa dan sudah terlatih mengurus bayi.”“Kenapa Frisca gak mau ngurus sendiri? Itu kan anaknya! Apapun keadaannya, bayi itu anak yang lahir dari rahimnya.”“Frisca masih dalam keadaan mental yang tertekan, Wid. Mengetahui kenyataan pahit kalau anak itu cacat.”“Mas, yang namanya ibu, mau seperti apapun keadaan anaknya, ya harusnya tetap menerima.”“Kamu enak ngomong begitu karena kamu gak mengalami apa yang dialami oleh Frisca.”“Itulah akibatnya, suka mabuk-mabukan, merokok. Perempuan seperti itu yang kamu ambil jadi istri!” dengusku kesal.“Kamu tau dari mana Frisca suka minum minuman keras?”“

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 13

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 13Mobil merayap pelan meninggalkan rumah sakit. Aku merenung, tak henti menatap wajah mungil tak berdosa dalam dekapanku.Ponsel yang aku letakkan di jok mobil berdering, panggilan dari Mikha.“Halo, Kha.”“Mbak, lagi dimana?”“Di jalan, baru saja keluar dari rumah sakit.”“Mbak sakit? Kok gak kasih tahu aku?”“Bukan, Mbak jemput bayinya Frisca.”“Lho, sudah keluar dari rumah sakit? Kenapa bukan Frisca aja yang jemput, Mbak?”“Frisca lagi sinting. Bayi ini istimewa, Kha.”“Maksudnya, Mbak?”“Dia tunanetra.”“Astaghfirullah … lalu Mbak yang akan mengasuhnya?” tanya Mikha.“Itulah, Mbak bingung. Mbak mungkin akan cari babysitter.”“Mbak, hatimu terbuat dari apa? mengapa masih mau ped

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 14

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 14“Kalian berdua kenal?” tanyaku tak kalah terperanjat. Frisca keluar dengan cepat dan wajah yang terlihat sangat panik. Bu Tini mengejar Frisca sambil menyerahkan botol susu yang sudah siap diberikan untuk si kecil Andra yang masih saja menangis.Kebetulan Mbok Jum datang, aku menyerahkan Andra pada Mbok Jum.“Mbak Wid, ada apa ribut-ribut?” tabyanya kebingungan.“Mbok, tolong sebentar, ya! Kasih susu ini untuk bayinya. Aku mau lihat Frisca sama Bu Tini.”“Iya, Mbak!” ujarnya. Bayi kecil itu langsung terdiam begitu mendapatkan susu. Kasihan, dia kehausan.Kulihat Frisca sedang berjalan ke arah halaman depan sambil menyeret Bu Tini. Mas Khalid kemana, lagi?“Frisca! Kamu ini apa-apaan, sih, sama orang tua main tarik seenaknya!” bentakku.“Ibuk ngapain bisa ada di rumah ini? Pergi!aku gak mau lihat Ibuk lagi!&rdquo

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24

Bab terbaru

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 26 (End)

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 26Mas Khalid semakin kalap mengetahui semuanya. Kami memang terlambat mengecek rumah Ibu, sebab terlalu sibuk mengurus dan menjaga Ibu di Rumah Sakit. Sekarang, Frisca entah dimana keberadaannya. Tapi aku yakin, bersembunyi di lubang semut pun, pasti kamu akan bisa aku temukan!“Ibu, maafkan Khalid. Gara-gara Khalid, Ibu harus ikut menanggung akibatnya.” Mas Khalid meratap di tepi ranjang perawatan Ibu.“Mas, aku dan Mas Kamil sudah membuat laporan ke kepolisian. Aku pastikan, Frisca akan mendapatkan balasan dari perbuatannya!” ujar Mikha.“Kalau waktu bisa diulang, Mas pasti tidak akan mau kenal dengan Frisca! Mas menyesal! Semua masalah yang datang pada keluarga kita, semua akibat Mas yang bermain api dengan Frisca.”“Sudahlah, Mas. Semua orang pasti punya kesalahan, yang penting saat ini adalah, kita fokus pada kesembuhan Ibu, dan secepatnya

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 25

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 25PoV FriscaHahahaha … mereka pikir aku perempuan bodoh yang mudah menyerah begitu saja? Meski Mas Khalid marah dan mengusirku saat itu, tapi aku tak akan begitu saja tinggal diam pada semua perlakuan buruknya padaku. Masih sakit hatiku saat Mas Khalid mengusirku waktu itu. Padahal dia tahu, hujan turun dengan derasnya. Aku didorong keluar gerbang pagar rumahnya seperti anjing jalanan. Dia lebih khawatir pada perempuan itu. Dibopongnya tubuh Mbak Widya masuk ke dalam rumah.Kalau kamu bisa menyakitiku seperti aku ini seorang penjahat, baik! Aku akan benar-benar menjadi jahat. Apa kamu lupa, Mas? dulu kamu bersimpuh di kakiku, sekarang kau campakkan aku begitu saja. Aku tahu, kau itu laki-laki yang takut miskin! Padahal kau bisa memiskinkan istrimu itu dan hidup bahagia bersamaku. Dasar laki-laki tak berpendirian kamu, Mas!Kamu akan merasakan sakitnya nanti. Aku bergegas pulang ke rum

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 24

    Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku.Part 24Frisca benar-benar gila, ditengah derasnya hujan yang mengguyur bumi, dia nekat berlari keluar dengan membawa bayinya. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini, sampai tega hendak mencelakai anaknya sendiri.Untungnya Mas Khalid sudah siaga dengan memerintahkan security untuk menutup gerbang. Frisca terjebak, dan aku bisa menangkap rambutnya.Frisca berteriak kesakitan, namun dia masih saja meronta saat aku hendak mengambil Andra dari tangannya. Bukannya diberikan, Frisca malah dengan sengaja melemparkan anak itu ke dinding tembok pos security. Seketika darahku seperti berhenti mengalir melihat tubuh kecil itu membentur dinding. Kesadaranku pun seketika hilang. Allah ….Saat tersadar, aku sudah ada di dalam kamar. Bajuku sudah berganti, dan hal pertama yang aku ingat adalah Andra.“Mas! mana Andra? Dimana Andra, Mas?” tanyaku panik. Mas Khalid sedang duduk men

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 23

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 23PoV FriscaMbak Widya benar-benar susah ditaklukkan. Ibuk juga selalu aja nolak kalau aku menyuruhnya mengambil barang-barang berharga di rumah itu. Ibuk bener-bener gak bisa diajakin kompromi. Rasanya aku gak betah tinggal di rumah Ibuk. Belum lagi si Ferdy sifatnya selalu saja sinis kalau aku minta uang sama Ibuk.“Ibuk belum gajian, Fris. Mungkin lusa. Itupun Ibuk untuk bayar sewa rumah sama sekolahnya Ferdy, Nak.”“Alesan banget, sih, Ibuk?”“Ngapain Ibuk bohong sama kamu?”“Emang Ibuk digaji berapa sama Mbak Widya?”“Empat juta.”“Cuma segitu? Kok Ibuk mau, sih?”“Itu sudah tinggi, Nak. Sebelumnya Ibuk hanya digaji dua setengah juta.”“Ibuk yang bod**! Ibuk bisa minta gaji lebih tinggi. Masak iya ngurusin anak cacat begitu gajinya cuma segitu?”

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 22

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 22Hari ini kami akan kembali ke rumah. Aku menjemput Bu Tini di rumahnya. Kulihat wajah Bu Tini lesu tak seperti biasanya.“Bu, Ibu sakit?” tanyaku saat kami sudah tiba di rumah.“Enggak, Mbak. Saya cuma lagi sedih.”“Sedih kenapa, Bu? Cerita sama saya!”“Mbak Wid, sekarang Frisca anak saya ada di rumah saya. Saya ingin kami hidup damai, berkumpul seperti dulu.”“Frisca di rumah Ibu? Tapi tadi saya gak lihat?”“Iya, dia sembunyi di dalam kamar. Saya ingin Frisca berubah jadi anak baik. Frisca memaksa saya supaya bisa membantunya rujuk dengan Pak Khalid. Saya gak mungkin meminta Mbak Widya untuk menerima dia kembali ke rumah ini. Frisca itu terlalu berambisi, Mbak. Saya bingung.”“Ibu tahu, kan? Frisca sudah dicerai oleh Mas Khalid. Itu bukan atas paksaan saya, tapi atas dasar kemauan Mas

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 21

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 21PoV FriscaKenapa, sih, hidupku ini sial banget? Sampai-sampai teman lama semuanya pergi menjauh. Mana sekarang uang yang aku punya udah semakin menipis. Semua ini gara-gara Mbak Widya! Geramnya hatiku, sampai-sampai kedua tanganku mengepal keras menahan kesal.Kemana lagi aku akan pergi? hape sudah hancur sejak di rumah Jessica. Aku bakalan inget sama semua orang-orang yang udah bikin hidupku sengsara. Awas aja nanti, aku bakalan bales kalian satu persatu.Tiba-tiba terlintas sebuah ide dalam benakku. Yess! Aku akan pergi ke rumah Mikha untuk mengambil kembali barang-barang mahal milikku yang dulu diambilnya. Dasar adik ipar tak tahu sopan santun, seenaknya saja membawa habis semua barang branded yang aku punya.Aku menghentikan taksi lalu pergi menuju rumah Mikha. Sampai di sana, kulihat suasana rumah sangat sepi. Pasti Mikha sedang sendirian di dalam rumah sekarang.Tok tok tok!A

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 20

    Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku Part 20 Aku menyibak tirai penutup kaca yang menghadap tepat ke jalan. Mataku mengikuti gerakan kemana wanita yang mengaku bernama Melisa itu melangkah. Dugaanku, dia pasti ada hubungannya dengan Frisca. Benar saja, mataku menangkap bayangan dua wanita di seberang sana. Meski tampaknya Frisca menyamar dengan menggunakan pakaian yang tertutup, namun gerak-geriknya sangat ketara. Dia merencanakan siasat busuk untuk mengelabuiku. Mencari keuntungan dengan cara kotor. “Kamu perhatikan dua perempuan di seberang sana, Mas! aku yakin, perempuan tadi adalah orang suruhan Frisca!” Mas Khalid melihat ke arah yang aku tunjuk. “Benar-benar bikin pusing kepala!” ucap Mas Khalid sambil mengusap dagunya dengan kasar. “Nada bicaramu sepertinya masih gak rela kalau aku membuka semua kebusukan Frisca.” “Sudahlah! Semakin kamu tunjukkan semuanya, sama artinya kamu sedang mengolok-olok aku, Wid.”

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 19

    Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku Part 19 PoV Frisca Sial sial siaaalll! Mbak Widya itu benar-benar licik. Sengaja ia meminta cerai dari Mas Khalid dan memancing dengan cek senilai satu milyar. Nyatanya itu cuma akal-akalan dia saja untuk membuatku terusir dari rumahnya. Bodohnya lagi, ternyata Mas Khalid malah memilih mempertahankan rumah tangganya bersama Mbak Widya. Bagai kerbau dicocok hidungnya. Mas Khalid malah mengucapkan kata cerai padaku. Awalnya kupikir aku tak akan rugi karena aku sudah mendapatkan uang satu milyar itu. Tapi ternyata dugaanku meleset jauh. Cek itu tak bisa dicairkan meski satu rupiah pun. Kali ini aku masuk dalam perangkap yang dibuat oleh Mbak Widya. Benar-benar licik! Tapi tunggu dulu, bukan Frisca namanya kalau kehabisan cara untuk mencari keuntungan. Aku sudah pernah merasakan pahitnya hidup miskin akibat usaha Ayahku yang mengalami keterpurukan hingga bangkrut total. Aku tak mau itu terulang l

  • Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku   Bab 18

    Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 18“Dimana dia?” tanyaku pada karyawanku yang terlihat cemas menunggu di depan toko. Keributan itu pastinya sudah membuat pengunjung merasa tak nyaman. Bisa bahaya, reputasi tokoku akan rusak gara-gara ulah Frisca.“Di ruangan atas, di ruangan Bu Frisca dulu, Bu! Dia dijaga ketat dua security kita.”“Oke, saya ke atas sekarang!”Aku membisiki Irvan, karyawanku di bagian toko untuk memberikan pengumuman agar pelanggan tidak berpikiran negatif.“Baik, Bu!” ujarnya cepat.“Ayo ke atas, Mas!” Mas Khalid mengangguk.“Mohon maaf untuk pelanggan setia toko kami. Hari ini kebetulan kami sedang mengadakan promo, semua produk kami berikan diskon sepuluh persen tanpa batas minimal belanja, ya! Khusus untuk yang belanja senilai sepuluh juta ke atas, otomatis akan menjadi member di toko ini, dengan keuntungan mendapatkan diskon spesia

DMCA.com Protection Status