Aldy yang melihat itu terlintas ide sangat brilian, dia ingin membantu Lisa sekali lagi untuk lebih dekat dengan pria yang dia suka. Berjalan mendekati Maya yang msaih duduk dikursi sendirian... "Aku mau rekomendasi satu orang perempuan, tenang orang itu pasti setuju kok tadi dia sudah bilang sama saya" ucap Aldy tanpa basa basi to the point.
-- Rekomendasi?? --
Terlihat bingung nampak diwajah Maya, kenapa pria ini bisa merekomendasikan seseorang, apa orang ini bisa dipercaya. Masih ragu Maya dengan ucapan pria yang sekarang berada dihapannya, takut bila dia hanya dibohongi oleh Aldy saja.
Disisi lain setelah mengambil form lomba, Lisa dudu disebuah tangga tidak jauh dari lapangan sekolah, duduk sendirian dengan berhayal yang sangat indah. Jaket yang dipinjamkan kepanya pun masih dia pakai dan dicium jaket tersebut tercium bau harum ciri khas senior yang dia rasa.
Lisa merasa akhir akhir ini hidupnya terasa begitu indah sekali
Waktu itu juga aku terasa gemeteran, aku kira itu cinta tapi ternyata aku lapar. HuffttđȘ
"Lisa ini beneran kamu bisa memerankan tokoh seperti itu? Ngga ada masalah?" tanya Miya penuh keraguan akan sahabatnya. "ngga masalah gimana? Bagi aku masalah banget lah, apa kamu punya saran atau solusi. Bantu aku pliss, tentang aku yang akan menjadi pemain pengganti ini sudah disetujui kepala umum jadi ngga bisa diganti lagi" rengek Lisa meminta solusi sama sahabatnya. Lanjut Miya menambah catatan untuk Lisa tokoh yang diperankannya tidak banyak bicara, pandangan matanya tajam, dekat dengan tajam, dekat dengan layar panggung, dan kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Panggung pentas drama kali ini sangatlah begitu megah, soalnya ada perwakilan dari wali kota, anak sekolah lain juga datang melihat pertunjukan. "Emang benar ngga bisa ganti orang?" tanya Miya yang ragu Lisa bisa memerankan drama ini. Hufft.. -- Flashback saat bertemu kepala umum pentas drama festival kesenian -- "Waktu bapak tahu kamu yang menj
"Mana.. mana ada yang cantik sih, biasa saja OTL" jawab gugup Lisa mendengar beberpa kalimat pujian yang keluar dari mulut Maya. "Kenapa kamu masih disini, kan yang lain sudah keluar dari tadi untuk gladhi bersih" tanya Maya yang dari tadi menunggunya dari tadi diatas panggung drama festival yang megah. "Emmm gaun ini terlalu bagi aku! Ini beneran harus pakai gaun ini dipanggung nanti ? Belakang gaun ini juga bolong jadi punggungku terasa adem banget terkena ac !" jawab Lisa gugup seperti tidak nyaman memakai gaun yang sekarang dia pakai. ... Pffttt ... "Haaha aduh Lisa gemas banget sih aku sama kamu. Kostum kali ini dapat sponsor, semuanya pinjaman dari sponsor drama festival seni. Sebelumnya jarang ehh bahkan belum pernah kita pakai kostum yang secantik ini! Seharusnya kamu senang bisa seberuntung sekarang dong" ucap Maya menjelaskan yang sebenarnya. Lanjut Maya berkata "Oh iya, Aku yang dari tadi mencarimu ada sesuatu yang ingin a
Saat tangan kanan Lisa melayang hampir menampar muka seseorang itu, tangan kanannya langsung terhenti karena ada tangan yang memegang tangan kanannya itu. Kemudian sontak muncul dengan mengagetkan seketika wajah pria itu ternyata itu..... "Aku ini penyelamat hidupmu! Weton kamu jum'at kliwon ditambah lahir kamu dimalam satu suro ya. Bercandain dikit langsung marah, lihat wajahmu kalo marah seperti hantu gitu" ucap Aldy dengan sedikit bercanda. "Apa? Kamu tuh kayak hantu dimana mana selalu muncul secara tiba-tiba. Ngagetin tauk! Kalo aku jantungan gimana, aku kira tadi ada orang yang mau diculik! Ngga bisa apa panggil namaku dulu biar aku tau?!" Lisa merasa sangat kesal. Larutnya waktu perasaan jengkel Lisa pun menurun, dan sekarang dia malah merasa bingung entah bagaimana caranya secara tiba-tiba ada ditempat backstage, sedangkan orang biasa tidak akan bisa asal masuk backstage. Aldy datang karena sengaja dia tahu dan y
Tak lama juga Lisa berbalik wajahnya menatap ke arah Aldy tetapi kali ini tampak terpampang senyum Lisa terukir dari bibirnya. "Baiklah terima kasih aku sudah dibantu lagi, aku juga berhutang sama kamu kali ini" kata Lisa yang berjalan ke panggung drama festival keluar dari fitting room yang hanya terbatas tirai. "Hal kecil sepele seperti ini, mungkin ngga ada artinya buatmu" ucap lirih Aldy yang masih menatap Lisa yang sudah tertutup tirai. ~ Panggung Drama Festival Seni ~ Tatapan yang tajam seseorang menyambut Lisa diatas panggung, dengan jarak yang tidak terlalu jauh Lisa pun sangat mengenal siapa orang tersebut. Karena orang itu, orang yang dia suka ya Galih kakak kelasnya. "Lisa?! Benarkah itu kamu aku ngga salah lihat?" Galih tercengang hampir tidak percaya melihat orang yang dihadapannya itu Lisa. "Iya kak, aku ikut kontes drama festival" jawab Lisa merasa sedikit canggung. "Lis gaun yang kamu
Aldy yang disana merasa seperti pengganggu bagi mereka berdua kemudian pergi meninggalkan fitting room tanpa sepatah kata pun. 'Maaf mengganggu kalian aku tau situasi kok, kalian lanjutkan saja emm..' berjalan menundukkan kepala merasakan kekecewaan amat besar. Lirikk --- Tak lama "Tunggu itu semua, sebenarnya... " cegah Lisa baru mau memberi penjelasan tetapi terpotong dengan... "Cepat! Cepat! Semua pemain drama berkumpul kesini, bersiap dulu sebelum naik ke panggung setelah ini. Tokoh utama dan tokoh kakaknya dimana?" kepala umum drama festival berusaha mempersiapkan semuanya sebelum naik ke panggung. "Hadir!" Mengacungkan tangan bertanda bahwa dia ada ditempat yang tidak jauh. Kakak tokoh utama yang diperankan oleh Lisa. Sedangkan Galih memerankan sebagai tokoh utama dari drama festival seni. 'Kenapa rasanya seperti ini, sedikit awkward gara-gara moment tadi ada si cowok bresek nyebelin it
'Astaga si bodoh ini, kenapa tiang listrik sebesar itu masih aja dia tabrak. Apa matanya tertinggal dirumah' ucap dalam hati Miya heran dengan tingkah laku sahabatnya hari ini. Kemudian dia berlari untuk menghampiri Lisa, langsung dia bertanya "Kamu ini kenapa... Masih pagi sudah aneh begini, kayak orang bego tau" omel Miya sama sahabatnya. Pikiran belum berubah walaupun sudah nabrak tiang listrik, tetapi otaknya masih kepikiran perkataan Galih kemarin, bengon... Kepala benjol..."Selamat Pagi Miya --" sapa Lisa sekenanya. "Eh! Eh! Kamu sudah lihat berita harian sekolah diwebsite sekolah kita kemarin belum?" semangat Miya menggebu gebu saat memberitahu Lisa. "Belum tau tuh, emang ada hal apa. Palingan seperti biasa. Ngga ada hubungannya denganku" Lisa belum tahu tetapi sudah menebak. "Sini mendekat, dan lihat baik ini ya" Miya menarik tangan Lisa untuk mendekat dan menunjukkan hpnya. "Haaaha
Sebenarnya Miya sudah tau dari tadi komentar netizen tentang perihal hubungan antara Lisa dengan Aldy tetapi menunggu waktu yang tepat. Meskipun Aldy sangat populer baik kalangan murid atau guru satu sekolahan, namun dia jenis orang yang tidaklah mudah untuk dekat denganya. Tetapi yang membuat aneh, curiga, bertanya tanya semua orang itu kenapa Lisa kok bisa dekat dengannya akhir-akhir ini. Kalo bukan karena ada hubungan mereka berdua lantas simbiosis mutualisme apa yang menguntungkan bagi mereka masing-masing? Begitulah pikiran semua orang yang menerka nerka jawaban. "Ngga mudah dekat dengannya? Emmm... Apa mungkin karena dia suka iseng sama orang lain dan memiliki kepribadian yang buruk ?" jawab Lisa ber ucap dengan polosnya. "....jangan bilang begitu, kalau kamu bilang begitu. Kalo ada yang dengar dari fansnya dia, nanti bakal banyak orang yang ngga suka sama kamu. Dia kan cowok sangat populer diswkolahan kita" nesehat Miya kepada sahabat
-- Gedung sekolah SMA Negeri 1.... -- Bangunan yang berdiri gagah nan megah, salah satu SMA Negeri yang ter favorite se daerah setempat, meluluskan banyak orang yang berkompeten dan telah memasukkan banyak siswa siswinya ke universitas atau perguruan tinggi ternama di Indonesia. Hari ini masih hari bebas setelah melasanakan Ulangan Tengah Semester dan masih ada kegiatan lomba yang beberapa diantaranya masuk babak final. Lisa melangkah menuju ke lobby utama sekolah sendiri, terpisah dengan Miya karena masih ada lomba yang dia ikuti dwngan teman satu kelas sedangkan Lisa mau melihat hasil lukisannya dimading sekolah.Setelah sampai didepan mading banyak lukisan-lukisan yang sangat indah nan cantik dia lihat, selangkah demi selangkah dia melihat lukisan beserta nama penulisnya dibawah pojok kiri lukisan itu. Lisa mencari sembari melihat bakat-bakat lukisan orang lain yang tertempel dimading. "Itu lukisan kamu kan? Kamu ta
"Bos mau pergi kemana kok langsung lari?" tanya Budi melihat bosnya tiba-tiba berlari. Terhenti.... Kemudian berbalik ke arah ke arah Budi... "Ngga mau jadi pria bucin lagi!" Aldy menjawab dengan santainya. Semangat...!! ....Ku pikir aku cuma bisa mengakhiri perasaan ini semuanya hanya dengan kata selamat tinggal... Namun tidak semudah itu aku harus menyerah, berlari mengejar harapan meski sudah tahu apa yang akan jadi jawaban.... Meskipun sudah tahu nanti akhirnya, tapi aku tak mau juga membuatnya terluka. Aku tak akan meninggalkanmu begitu saja... Walaupun aku sudah tahu kamu akan bersama dia, ijinkan aku tetap mencintaimu dengan tulus walau tak ter balas..... Hossh.. Hossh.. Hossh.. (suara napas tergesa gesa)Genggam tangan gadis itu dari belakang, dengan reflek Lisa menengok ke arah belakangnya.. "Aa.. Aldy?!" tergugup Lisa mengucap nama itu. Lisa langsung menarik tanganya dari genggaman Aldy hingga terlepas, hatinya meyakinkan dirinya
Aldy yang saat ini hanya berdiri didepan jendela memandang kearah lapangan dengan tatapan yang penuh harapan itu juga diiringi bibirnya yang melebar tersenyum. "Bukankah itu Aldy? Kenapa dia berdiri disana dan tersenyum sendiri? Ayok kita mendekat ke sana" Budi melihat tingkat yang tak wajar seorang Aldy berusaha membujuk temanya juga untuk mendekat ke sana. Tak satupun mengikuti Budi untuk mendekat ke tempat Aldy, karena mereka merasa beberapa hari terakhir mood orang itu sedang tidak baik jadi takut kalau menggangu dia malahan mereka menjadi sasaran pelampiasan jika itu terjadi sesuatu hal sangat mengerikan bagi mereka ber tiga. "Dah kami tinggal dulu ada urusan mendadak!" ucap mereka bertiga langsung lari secepatnya menghilang seketika. Aldy yang sudah berdiri agak lama ternyata sedang mengamati seseorang dari kejauhan, dia menatap ke arah lapangan sekolah yang sedang digunakan untuk penilaian pelajaran olah raga. M
"Hai Lisa! Masih sibuk ya" sapa Budi dengan tersenyum dia sudah berada di pintu ruang kelas. Emang anak monyet tuh orang!! Aldy merasakan sangat kesal dengan kelakuan Budi yang kini sudah berada didalam ruang kelas Lisa. Bertambah tambah kesal ketika dia melihat Budi yang menunjuk ke arahnya, tapi hanya terdiam saat pandangannya beralih menatap Lisa. Mereka berdua saling beradu tatapan satu sama lain, seper sekian lama gelagat mereka berdua canggung salah tingkah dan mengalihkan pandangan. "Ahhh.. Ahh -- ganteng banget sih ya ampun idaman sekali jika jadi suami" teriak terpesona teman-teman Lisa yang melihat Aldy yang ada didepan kelasnya. Suara berisik dari teman-teman Lisa terdengar dari ruangan itu, saat kebayakan orang berusaha keluar dari ruang kelas didepan sudah ada Budi menutup nutup pintu keluar. "...itu ada penjual tahu bulat tapi berbentuk lingkaran kan bego ya haaha" Budi mencoba menenangka
Sampai dimana baru pertama kalinya Maya melihat Lisa dekat dengan seorang pria waktu pesta ulang tahun Galih kemarin. "Waktu itu Aku merasa seperti menemukan satu alasan yang sangat tepat untuk menghiraukan kata-kata yang telah aku tanam selama ini yang sudah ku pendam dalam-dalam selama ini.... Jadi sudah jelas ada Aldy yang selalu berada disisimu? Sedangkan Galih juga belum jadi pasangan kamu juga, jadi ngga ada masalah dong jika aku mengejarnya kembali? Aku yang selama ini selalu mencari alasan yang tepat ... tapi apa hasil... sesuatu yang bukan hakku tak akan pernah jadi milikku...." ungkap Maya yang matanya berlinang air mata tak tersadari keluar menyangkut perasaannya yang terluka. "...Aku suka pada dia karena Lisa yang tak ada duanya perempuan seperti dia... Jawaban Galih saat itu sangat jelas terdengar oleh telingaku. Sekali lagi aku minta maaf Lisa.... " sambung Maya yang masih menjelaskan waktu dirinya menyatakan perasaan terhadap Galih.&nbs
Apa?! Dia orangnya sangat lembut?! Teriak kaget Miya mendengar perkataan Lisa itu, apakah selama ini cuma Lisa yang diperlakukan sangat lembut? tambah masuk satu beban lagi dalam hati Lisa. Hufft...!! "Iya... Aku kira cuma mengungkapkan perasaan saja hal yang paling sulit untuk diputuskan tapi ternyata menolak orang lebih sulit" keluh Lisa semakin resah harus bersikap bagaimana. -- RUANG TATA USAHA -- Seorang guru sudah berumur menunjuk sebuah ruangan dimana buku mata pelajaran terletak disana, meminta tolong Lisa untuk diambil kemudian dibawa ke kelasnya. Sepintas selesai keluar dari ruang TU, dia mendengar sekilas keluh kesah para seniornya murid kelas tiga yang membahas padatnya jadwal yang harus dihadapi seperti try out, pelajaran tambahan, latihan soal-soal, kemudian ujian kelulusan. mendengar itu semua, pikiranya langsung tertuju pasti Galih juga sekarang masih sibuk banget me
"Kamu itu benar benar suka sama dia atau mungkin kamu sudah membiasakan perasaan suka padanya hingga terlanjur larut sampai sekarang?" sebuah pertanyaan mengerucut begitu tajam dari ucapan Miya. Apa maksudnya itu?! Seseorang jika sudah menaruh perasaan dalam hati yang paling dalam dengan jangka waktu yang sangat lama bisa jadi itu akan terbiasa. Lalu perasaan itu berlanjut susah untuk dirubah, tentu saja tidaklah baik untuk kehidupan seseorang itu bahkan akan menolak cinta sejati yang akan datang. »Beda lagi sama Witing tresno jalaran soko kulino yah, yang artinya Cinta itu datang karena terbiasa.« Entah tak tahu lagi Lisa harus menjawab pertanyaan itu, apakah memang benar yang diucapkan Miya itu? Kalo itu semua tidak benar lantas kenapa saat Galih mengungkapkan perasaannya, Lisa tidak bisa menjawab. Tatapan kosong dari kedua mata Lisa, mencoba untuk menanyakan kepada hatinya sendiri. Cinta terbiasa dengan Cinta sejati beda tip
Hah apa....!! Dua sejoli yang kini bersatu padu sudah nampak tidak ada ke canggungan lagi antara satu dengan yang lain, Lisa sudah menjelesakan permasalahan yang kini dia hadapi belakangan ini. Ekspresi terkejut yang ditunjukkan dari wajah Miya yang hanya mendenger panjang plus rumit penjelasan Lisa. Sssttt!!!Sssttt!!! Lisa berulangkali lagi dan lagi memperingatkan agar tidak terkejut berlebiahan apalagi harus merahasiakan dari publik seluruh orang. Sebuah keberuntungan hoki yang luar biasa yang diperoleh Lisa bisa sampai dua cowok terganteng, populer, pintar se satu seklahan itu bisa menyukai satu gadis yang padahal banyak gadis lain juga menyukai kedua cowok tersebut. Setelah meceritakannya semua, Lisa juga pun kini sudah bertanya bagaimana tanggapan dan solusi dari Miya. Lisa banyak melontarkan banyak pertanyaan setelah selesai bercerita karena baru kali ini hidupnya tertimpa masalah yang amat rum
Aku yang selama ini ternyata salah...Aku selalu lari dari masalah...Entah aku yang benar atau yang salah, tapi tak ada keberanian untuk menyelesaikan ...Pelarian itu tak akan menyelesaikan apa pun..Yang ada memperbesar beban pikiran.. Mungkin permasalahan ini membuatku belajar, harus berani mencoba menghadapi bukan malah berlari. Semua akan selesai jika diselesaikan, yang ditunda akan memperbanyak. Kalau banyak masalah datang ke diriku, ya atasi saja satu persatu. -- Kelas X - 2 -- Menatap ke depan ruangan itu sesekali mengatur hembusan nafas agar lebih rilex. Klek....!!Kreekkk.... __Buka! Perlahan Lisa melangkah masuk ke kelasnya, sesekali menatap ke seluruh sisi ruang. Setelah menemukan lalu dia berlari ke arah orang yang dia cari. Lisa langsung menarik sahabatnya itu untuk mengikuti ajakannya, merasa sedikit aneh melihat tingkah Lisa menyeret nyeret tangannya
Badai di semesta hatiku yang mencampur aduk semua perasaan kini perlahan berlalu...Hilang tak berbekas setelah keluar satu kata darinya, bisa dibilang tepat dia sebagai malaikat penyelamat. Apa itu kata yang tepat?Deg!Apa mungkin seperti ini lebih baik, seperti sebelum aku mengenal dia tak ada sesuatu apapun yang terjadi selama ini....Pikirannya masih tertuju dengan kata yang dia dengar keluar dari mulut Aldy tadi, Lisa masih duduk sendiri melamun.Plak!!Uhkk.. Uhkk!!"Hai Lisa! Kamu lagi apa?" dengan suara keras bersamaan tampolan dipunggung, seseorang mengagetkan dari belakang dia duduk."..eh ini lagi... menikmati udara segar.. Iya udara segar hiiihi.." jawab Lisa gerogi.Orang ini yang selalu bisa membaca suasana orang lain dan selalu muncul dimana mana."Hari ini kenapa kok kamu begitu muram ngga ceria? Pasti kamu masih ada masalah kan? Kayak aku gini dong! Ada masalah a