Share

Bab 323

Author: Nanda
last update Last Updated: 2024-08-22 18:00:01
Pada tanggal 24 bulan Desember, salju turun di pagi hari. Langit mendung dan angin sedingin pisau.

Dayang Ita melihat ke atas langit dan berdoa, "Hari ini Nona akan menikah. Dewa telah memperlakukan Keluarga Belima dan Nona kami dengan buruk. Bisakah membiarkan langitnya cerah? Aku akan membakar dupa dan memujamu setiap hari."

Intan dijemput pagi-pagi sekali. Wanita dari Toko Cantika datang, ingin melakukan perawatan kulit wajah Intan. Katanya agar riasan wajah Intan terlihat lebih bagus.

Entah cairan apa yang mereka campur, lalu mereka mengoleskannya ke wajah Intan sebelum memintanya untuk berbaring diam dan jangan berbicara.

Semalam suasana hati Intan agak rumit dan tidak tidur sepanjang malam. Sekarang setelah berbaring di sofa dengan mata terpejam dan tidak berbicara, dia pun benar-benar tertidur.

Baru pada tadi malam Intan menyerah sepenuhnya. Guru dan yang lainnya tidak datang, begitu pula Marsila dan yang lainnya.

Intan tahu itu disebabkan oleh dirinya sendiri, tetapi hatinya ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 324

    Setelah beberapa saat, Erik datang dengan baju baru.Dia telah tumbuh lebih tinggi dalam beberapa bulan terakhir dan baju yang dibuat khusus ini sangat cocok untuknya. Baju itu terbuat dari brokat merah dengan sulaman kelinci. Tudung jubahnya berwarna hitam di bagian luar dan merah di bagian dalam. Bagian belakang seperti ksatria dengan tanduk diikatkan di sekelilingnya dan ikat pinggang sutra merah yang terlihat menggemaskan sekaligus meriah."Coba bibi lihat. Anak siapa yang begitu menggemaskan dan tampan?" Intan meraih tangan Erik dan menatapnya dari atas ke bawah. Wajahnya masih merah dan panas setelah mengenakan pakaian, tetapi dia tersenyum, "Ternyata itu adalah Erik kita. Bibi hampir tidak bisa mengenalinya, benar-benar tampan."Erik agak malu, "Itu cuma kata-kata untuk membujuk anak kecil. Bibi, aku bukan anak kecil lagi.""Kenapa tidak? Dalam hati bibi, kamu akan selalu menjadi anak kecil." Intan memeluknya dan merasakan kehangatan dari keluarga.Nyonya Kirara juga tersenyum d

    Last Updated : 2024-08-22
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 325

    Dayang Ita mengundang perias dari Toko Cantika keluar untuk minum. Perjamuan telah ditetapkan dan mereka harus makan terlebih dahulu karena pengantin wanita akan berangkat setelah upacara pernikahan.Setelah perjamuan, perias dari Toko Cantika tidak akan langsung pergi. Salah satu dari mereka akan mengikuti mereka ke Kediaman Aldiso. Setelah minum arak pernikahan, pengantin akan keluar untuk menyajikan teh, jadi satu orang harus mengikuti mereka semuanya. Ada terlalu banyak tamu di istana, kalau terus berjalan-jalan untuk menawarkan teh serta bersulang, riasannya akan mudah rusak.Saat waktunya tiba, harta bawaan akan segera dibawa keluarkan.Gong dan genderang dibunyikan dengan keras, semua anak dari Keluarga Belima keluar untuk membawa harta bawaan.64 harta bawaan sebagian besar berisi barang-barang berharga. Salah satunya adalah lukisan karya Andi yang sangat berharga.Rumah Keluarga Bangsawan Widyasono dan Kediaman Adipati Belima hanya berjarak dua jalan, mereka juga keluar untuk

    Last Updated : 2024-08-23
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 326

    Setelah Sekte Linka ada Toko Obat Pinsi. Toko Obat Pinsi yang berada di ibu kota memberikan berbagai bahan obat berharga, seperti ginseng berusia seratus tahun, teratai salju dan lainnya.Setelah hadiah Toko Obat Pinsi disebutkan, Sekte Dandi juga memberikan harta langka. Mutiara adalah yang paling berharga di antara semuanya. Sepertinya mereka berusaha untuk mengalahkan Sekte Linka dan memberikan tiga kantong mutiara, serta berbagai permata yang cukup untuk memenuhi kepala dan totalnya ada tiga kotak.Amanda yang berada di sana menjadi muram dan tubuhnya menggigil setelah mendengarnya.Intan juga menggigil saat dia mendengarkannya. Dia tidak bisa mendengar daftar hadiah, hanya nama sektenya.Dia sama sekali tidak memiliki hubungan dengan banyak sekte, jadi mengapa mereka datang untuk memberikan hadiah? Guru pasti sudah memberi tahu mereka.Akhirnya setelah mendengarkan enam atau tujuh sekte lagi, Intan mendengar suara kakak senior kelima, "Ketua Taliani akan menikahkan putrinya, membe

    Last Updated : 2024-08-23
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 327

    Karena harta bawaan sudah dibawakan, pernikahan akan dilangsungkan kurang dari satu jam.Sebelumnya Alfred telah mengatakan kalau dia akan datang menjemput pengantin wanita, jadi dia terpaksa merepotkan perias dari Toko Cantika untuk memperbaiki riasannya yang luntur karena menangis.Akan tetapi, Intan sama sekali tidak bisa menahan air matanya. Dia memukuli gurunya dan Kak Andi. Intan tidak sanggup memukul Kak Desni, jadi dia memeluknya dan berkata, "Kak Desni, kukira kalian tidak akan datang. Aku sedih sekali. Kukira kalian tidak menginginkanku lagi."Kak Desni tersenyum dan menyeka air matanya, tetapi matanya juga memerah. Haist, adik juniornya begitu menderita dan menahan begitu banyak dosa, tetapi dia berhasil menanggung semuanya.Desni merasa hatinya pedih, dia menyeka air matanya dan berkata dengan lembut, "Sudahlah, jangan menangis. Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan, kamu juga sangat cantik hari ini, kenapa malah menangis?"Desni tinggi dan cantik. Sekilas dia terl

    Last Updated : 2024-08-23
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 328

    Toni datang sambil menyeka air matanya dan berkata, "Nona, tandu akan segera datang, jadi cepatlah rapikan riasanmu."Saat Intan bertemu dengan guru dan kakak seperguruannya, dia sudah harus untuk menikah sebelum mengucapkan sepatah kata pun. Dia agak enggan dan berkata dengan malu-malu, "Bisakah ditunda selama satu jam lagi?""Tidak bisa, Nona, upacara harus diselesaikan tepat waktu."Desni meraih tangannya, "Ayo kembali dan perbaiki riasannya. Apa yang kamu tangisi di hari besar? Kami datang untuk mengantarkan hadiah dan menemanimu. Ada tempat duduk untuk kami di Kediaman Aldiso. Nanti kita akan makan di pesta."Intan mengedipkan matanya yang penuh dengan air mata, "Itu berarti Raja Aldiso tahu kalian akan datang?""Dia tahu, tapi dia tidak tahu kalau kamu tidak tahu."Baiklah. Kalau memang begitu, Raja Aldiso memang tidak tahu.Setelah menenangkan diri, Intan berdiri dan berterima kasih kepada para pemimpin sekte beserta murid yang datang untuk memberinya selamat."Tidak perlu lagi,

    Last Updated : 2024-08-23
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 329

    Intan tanpa sadar pergi untuk memegang tangan gurunya, tetapi dia melihat ada tangan yang mengulur ke arahnya.Tangannya lebar dan panjang, tapi telapaknya penuh dengan kapalan, jari-jari panjang dan kuku terawat rapi.Yang terpenting, ada gaun pengantin bersulam pola naga di bagian telapak tangan.Gaun pengantin raja bisa menggunakan pola naga, begitu pula baju istana, tetapi tidak bisa menggunakan pola lima cakar sembilan naga.Itu adalah Alfred, suaminya.Setelah sadar, Intan meletakkan tangannya ke atas telapak tangan Aldred. Dia jelas tidak memiliki pengalaman dalam berpegangan tangan. Pertama-tama dia memegang tangannya, kemudian memutarnya secara acak beberapa kali untuk menemukan kecocokan sebelum semua jari saling bertautan.Jantung Intan berdetak seperti drum yang begitu keras hingga gendang telinganya hampir pecah.Akan tetapi, kalau tidak demikian, Intan akan mendengar orang yang menggenggam tangannya juga memiliki detak jantung yang sama cepat dengannya, bahkan merasa pusi

    Last Updated : 2024-08-24
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 330

    Kedua kelompok penyambutan langsung bertemu.Rudi menatap Alfred dan Alfred juga menatap Rudi.Tatapan mereka bertemu dan Alfred tidak merasakan apa pun selain rasa syukur di dalam hatinya, berterima kasih pada Rudi karena telah meninggalkan Intan. Tentu saja, berterima kasih adalah satu hal, tetapi pria ini yang telah menindas Intan adalah masalah lain.Tatapan Rudi terlihat rumit. Dia pernah menikahi Intan dengan semangat yang begitu tinggi.Saat itu dia merasa menjadi pria paling bahagia di dunia.Akan tetapi, takdir mempermainkan manusia dan sekarang Intan telah menjadi istri Raja Aldiso. Rudi telah menikahi beberapa wanita, tetapi dia masih merasakan ada sesuatu yang hilang.Jadi saat melihat ke arah Alfred, tatapannya yang rumit terlihat penuh dengan perasaan campur aduk seperti rasa iri, cemburu, dendam, keengganan, ketidaknyamanan dan kesedihan ....Pada saat ini Rudi merasa seolah benar-benar menyadari kalau dia dan Intan tidak akan pernah bisa bersama kembali dan ternyata tid

    Last Updated : 2024-08-24
  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 331

    Setelah memasuki kediaman, Intan hanya mendengar suara bising yang bercampur dengan ucapan selamat.Ada juga suara menyebalkan dari Putri Agung, oh, suara menyebalkan Putri Chelsea juga ada. Pernikahannya telah menjadi kotor.Kakak senior adalah yang paling terkenal di antara para tamu dan menaungi pengantin wanita, tetapi itu tidak masalah karena Marsila menyelinap dan memegang tangan Intan, "Tebak siapa aku?""Kekanak-kanakan!" Intan berkata sambil tertawa, "Kamu adalah Ranto.""Kamulah si Ranto." Marsila terkekeh, "Saat ini Ranto ada di aula samping. Dia adalah harta bawaan."Intan juga tertawa terbahak-bahak, rasa gugupnya berkurang.Entah proses apa yang mereka lalui, tetapi sekarang Intan berdiri di sini. Sekarang mereka mendengar dupa akan diletakkan, dia pun diam-diam membuat tebakan. Meletakkan dupa? Dia dan Alfred akan segera menikah?Haha, lucu sekali.Oke, sebenarnya itu tidak lucu. Hanya saja pikirannya terus berpikir sembarangan karena dia tidak bisa melihat apa pun.Kemu

    Last Updated : 2024-08-24

Latest chapter

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 690

    Dayang Erika segera mengejar Tuan Putri setelah mendengar Jihan akan dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah, "Tuan Putri, apakah Anda berubah pikiran?"Putri Agung merasa isi pikirannya sangat kacau, "Kurung dia di penjara bawah tanah dulu dan nanti baru bicarakan hal ini lagi.""Baik, Anda jangan marah dan melukai tubuh Anda sendiri," bujuk Dayang Erika."Tidak ada seorang pun yang bisa dibandingkan dengan Marko, Jihan tetap bukan Marko meski punya tampang yang sama. Jihan sama sekali tidak bisa membuatku menyukainya dan aku malah marah saat melihat wajahnya."Putri Agung kembali ke kamarnya dengan amarah di matanya dan tetap merasa kesal meski sudah duduk, "Pelayan, bawakan air dan sabun. Aku mau cuci tangan."Semua pelayan sedang sibuk bekerja pada saat ini, Putri Agung mencuci tangan bekas menyentuh Jihan berulang kali, seperti setiap kali dia sehabis berhubungan badan. Putri Agung akan merendam dirinya di dalam ember yang berisi dengan air panas untuk menghilangkan aroma yang men

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 689

    Jihan berusaha untuk berdiri, tapi Jihan sama sekali tidak memiliki kekuatan di dalam tubuhnya seolah-olah dia sedang sakit parah.Jihan segera menoleh setelah mendengar suara pintu terbuka dan terdapat seseorang yang berjalan masuk setelah melewati pembatas ruangan.Rambutnya disanggul dan dihiasi oleh pita, wanita ini mengenakan pakaian berbahan satin yang berwarna putih dan hijau. Wanita ini terlihat berusia sekitar 40 tahun yang tidak terdapat kerutan apa pun di wajahnya. Tapi ekspresi wanita ini sangat serius dan memiliki aura intimidasi dari seseorang yang berkuasa.Terdapat seseorang yang mengikuti di belakang wanita dan memindahkan kursi ke samping tempat tidur. Wanita itu duduk dengan perlahan dan menatap mata Jihan yang terlihat cemas serta curiga."Si ... siapa kamu?" Jihan tidak pernah melihat Putri Agung, tapi mengetahui identitasnya pasti tidak sederhana.Putri Agung melihat kepanikan di mata Jihan dan hatinya berada di tingkat ekstrim, seolah-olah terdapat air yang menyi

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 688

    Sebuah kereta kuda meninggalkan kota dan Jihan sedang bergegas untuk pergi ke Jinbaran karena terdapat masalah pada pabrik di Jinbaran. Ayahnya menyuruh Jihan untuk pergi ke sana secara pribadi meski masalahnya tidak terlalu serius.Sebenarnya Jihan telah tinggal di Jinbaran untuk waktu yang lama, tapi Jihan mengantar istrinya ke ibu kota untuk melakukan persalinan karena istrinya sedang hamil. Jihan bisa menyerahkan masalah di sana pada pengurus toko setelah masalah di Jinbaran diselesaikan, selain itu Jihan juga berencana untuk melakukan bisnis yang lain dalam perjalanannya kembali ke ibu kota.Jihan sudah lama menjadi seorang ayah, karena dia menikah saat masih berusia 20 tahun dan sudah memiliki dua putra pada saat ini. Jadi dia berharap istrinya bisa melahirkan seorang anak perempuan untuknya.Tidak terlalu banyak orang yang memiliki selir di keluarga mereka dan Jihan juga tidak memiliki satu pun selir. Jihan memiliki hubungan yang sangat harmonis dengan istrinya dan selalu membaw

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 687

    Pangeran Rafael bersedia bekerja sama demi hal ini, karena anak ini akan memiliki nama belakang Gunawan dan pasti akan berada di pihak Keluarga Bangsawan Gunawan."Aku akan memberi tahu mereka saat kembali," ujar Pangeran Rafael.Putri Agung bertanya, "Sebentar lagi upacara pemberkatan orang meninggal sudah tiba, apakah kamu sudah mengundang Guru Boni?""Sudah aku undang, ada 8 biksu yang datang bersama Guru boni. Aku akan jemput mereka secara pribadi pada hari pertama."Putri Agung mengangguk kecil dan berkata, "Panggil ibumu datang, tapi kamu harus bilang kalau ibumu harus bergadang dan tidak perlu datang kalau tidak bisa melakukannya.""Tentu saja ibuku bisa melakukannya, ibuku telah menjadi penganut Buddha selama bertahun-tahun dan selalu ingin mengikuti upacara ini," ujar Pangeran Rafael dengan cepat. Terdapat Nyonya Clara, Nyonya Thalia, Nyonya Besar Arni, Nyonya Besar Mila dan lain-lain yang mendatangi upacara pemberkatan orang meninggal. Mereka semua adalah nyonya atau nyonya b

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 686

    Keluarga Salim masih tidak memberi jawaban apa pun, tapi desakan berulang kali dari Putri Agung membuat Nyonya Mirna mau tidak mau harus mendatangi Kediaman Keluarga Salim secara pribadi.Nyonya Mirna baru mengetahui jika Vincent sedang pergi ke Cunang dan berada di Perkemahan Pengintai Tujuvan karena terjadi sesuatu pada Waldy, jadi Vincent pergi ke sana untuk mengunjunginya bersama dengan Charles, yang merupakan anak angkat Keluarga Akbar.Viona berkata dengan nada meminta maaf, "Seharusnya masalah ini sudah diputuskan sejak awal, tapi Vincent bersikeras mau pergi menemui teman seperjuangannya dan baru memutuskan hal ini. Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi aku sangat menyukai Nona Reni. Kamu sendiri juga tahu kalau aku sangat menyukainya pada pertemuan pertama kami dan sangat ingin segera menjadikannya sebagai menantuku."Viona berkata dengan tulus dan Nyonya Mirna percaya karena Viona memang menunjukkan kesukaannya pada Reni pada hari itu, kemudian berkata

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 685

    Merpati milik Paviliun Prumania terus beterbangan untuk bertukar pesan dan tiba di ibu kota pada dua malam sebelum upacara pemberkatan orang meninggal setelah beterbangan selama beberapa hari. Surat-surat itu baru dibawa ke Kediaman Aldiso setelah Metta dan yang lain menyusunnya menjadi sebuah surat yang lengkap di malam hari.Metta memberi surat ini pada Marsila, tapi Marsila tidak membukanya, melainkan memanggil semua orang ke ruang kerja dan menyerahkan surat itu pada Tuan Axel, karena hal ini berhubungan dengan Jenny dan sebaiknya membiarkan Tuan Axel membukanya terlebih dahulu.Terdapat urat yang menonjol di dahi Tuan Axel setelah membaca ini, "Sungguh tidak masuk akal. Ini benar-benar merupakan sebuah konspirasi, apa itu utang budi karena telah menyelamatkannya, ini semua adalah rencana yang dibuat dengan teliti."Alfred mengambil surat itu dan berkata secara garis besar setelah membacanya, "Pembuat onar itu adalah preman lokal yang buat masalah setelah terima uang dari orang lai

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 684

    Tentu saja Edi tidak mengetahui jika Nona Nesa datang ke sini deminya. Edi tidak hanya akan menjadi menteri Departemen Konstruksi jika dia adalah orang yang pintar.Semua orang masih belum makan dan sedang menunggu Edi, Edi menyerahkan pangsit pada pelayan dan meminta mereka untuk merebusnya sesegera mungkin, agar mereka semua bisa makan selagi masih panas.Yanti berkata dengan nada bercanda, "Ternyata kamu pulang terlambat karena beli pangsit? Edi, sekarang perhatianmu hanya terpusat pada istrimu dan tidak ada ibumu lagi, kamu bahkan tega membiarkan ibumu kelaparan menunggumu kembali."Edi segera meminta maaf dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh, "Sebenarnya aku bisa pulang lebih awal, tapi Joko menyiapkan pangsitnya dengan lambat dan Nona Nesa juga menyela antrean. Nona Nesa Warda bilang dia sangat lapar dan menyuruhku untuk mengalah pada mereka berdua, jadi aku pulang terlambat hari ini.""Nona Nesa Warda?" tanya Yanti. Yanti sangat mengenal adik iparnya yang jarang berhubunga

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 683

    Pangsit kuah yang panas disajikan, wangi sekali. Nona Nesa mengucap terima kasih pada Edi, "Terima kasih atas kebaikan Tuan Edi. Kalau Tuan Edi beli daun teh di tokoku lagi, aku akan beri sedikit diskon."Edi menatap Nona Nesa. "Diskon berapa?"Nona Nesa mengedipkan mata, tampak sangat lincah. "Tuan Edi mau diskon berapa?"Nona Nesa memiliki tampang yang manis dan lugu. Terutama saat mengedipkan mata, senyuman yang tersungging di bibir seperti bunga anggrek yang mekar di malam hari. Pria pasti akan terpukau padanya.Akan tetapi, Edi seakan-akan tidak melihat kecantikan dan kecentilan Nona Nesa. Dia hanya peduli berapa banyak diskon dari daun teh. "Samakan saja dengan diskon yang Nona Nesa berikan pada Tuan Warso."Nona Nesa tertawa. Matanya sangat indah. "Bagaimana bisa? Aku harus membalas kebaikan Tuan atas pemberian pangsit ini. Kalau Tuan Edi datang sendiri, aku beri seperempat kilo untuk pembelian setengah kilo. Bagaimana?"Edi berseru dengan girang, "Sepakat.""Sepakat!" Nona Nesa

  • Aku Juga Keturunan Jenderal   Bab 682

    Pada petang hari, Edi keluar dari kantor Departemen Konstruksi. Sudah ada kereta kuda yang menunggu di luar. Sebelum naik, Edi berpesan, "Pergi ke ujung Jalan Sejahtera. Dua hari lalu, Nyonya bilang mau makan Pangsit Joko. Beli yang mentah untuk masak di rumah nanti.""Sekarang sepertinya belum buka," jawab pak kusir.Pangsit Joko mulai berjualan pada malam hari. Ibu Kota Negara Runa makmur. Jalan Sejahtera dan Jalan Taraman sangat ramai di malam hari."Itu sebentar lagi, tunggu saja di sana," kata Edi.Pak kusir tersenyum seraya berkata, "Tuan Edi benar-benar sayang Nyonya Sanira."Edi mengetuk kepala pak kusir dengan kipas yang dia pegang. Dia tersenyum dan berujar, "Sanira menikah denganku dan sudah melahirkan anak untukku. Tentu saja aku sayang dia. Kamu juga, harus perlakukan Elmi dengan baik."Pak kusir tersenyum seraya berkata, "Aku tahu."Pak kusir adalah keturunan pelayan Keluarga Widyasono, sedangkan Elmi sudah dibeli oleh Keluarga Widyasono ketika masih kecil. Dua tahun lalu

DMCA.com Protection Status