Alfred menyaksikan gerakan Intan yang hati-hati dan cepat. Intan menundukkan kepala. Bulu mata Intan yang indah dan lebat bergetar sesekali, seperti bunga mawar yang ditiup angin.Hati Alfred tergerak. Jarang sekali Intan begitu lembut.Melihat Intan membalut dua lingkaran lagi, Alfred tersenyum geli dan bertanya, "Ini hanya luka luar ringan, apa perlu begini?""Kenapa tidak?" Intan mendongakkan kepala dengan mata membelalak. "Bisa bernanah kalau lukamu tidak ditangani dengan baik. Aku sudah pernah coba sebelumnya, lihat punggung tanganku."Intan memperlihatkan punggung tangannya. Ada sebuah bekas luka berukuran separuh jari. Bekas luka itu tidak terlalu terlihat dan bisa ditutupi menggunakan bedak. "Saat itu bernanah. Baru bisa sembuh setelah pakai obat dari Guru, tapi ada bekas luka. Tanganmu bagus, kalau ada bekas luka, tidak ... ehm, tetap bagus juga."Tepat saat itu, Intan teringat bahwa saat membersihkan luka Alfred, ada banyak bekas luka di punggung tangan Alfred.Mata Alfred be
Intan mendongak ke atas, bulu matanya dibasahi air mata. "Intinya, aku akan mengingat kebaikan budimu ini. Tidak peduli apa yang kamu ingin aku lakukan di kemudian hari, selama tidak melanggar moralitas, aku akan melakukan semuanya untukmu."Alfred berkata dengan serius, "Aku tidak ingin kamu melakukan sesuatu untukku. Kalaupun ada, aku hanya ingin kamu hidup baik-baik dan hidup bahagia. Dengan begitu, mendiang keluargamu di surga bisa beristirahat dengan tenang."Hati Intan tergerak. Butiran air mata diam-diam melintasi wajahnya yang cantik. Mata Intan yang berkaca-kaca penuh kebingungan. "Kenapa kamu sebaik ini padaku?"Alfred paling tidak tahan melihat Intan seperti itu. Hatinya seperti akan hancur.Teringat akan ketabahan dan keteguhan Intan saat berperang, melihat tampang Intan yang memilukan saat ini, Alfred tidak dapat menyembunyikan kelembutan di dalam matanya sehingga harus memalingkan wajah. "Bukankah sudah seharusnya? Kamu calon istriku, kita akan hidup bersama seumur hidup.
Saat bertemu dengan Intan di Manuel, perasaan Alfred sangat kompleks.Secara sengaja atau tidak sengaja, Alfred selalu mengungkit Rudi, tetapi Intan menghindari topik itu. Jadi, Alfred paham bahwa Rudi tidak memperlakukan Intan dengan baik.Terhadap masalah tersebut, butuh usaha keras bagi Alfred untuk menahan amarah.Baru setelah itu, Alfred tahu bahwa Intan bercerai. Pria itu tidak mengetahui kebaikan Intan, sungguh konyol. Rudi Wijaya, Alfred mengingat nama itu. Pria itu sungguh buta.Alfred sangat marah pada saat itu. Alfred ingin sekali mencungkil mata Rudi karena Rudi telah merundung Intan.Setelah marah, Alfred merasa senang untuk Intan. Tentu saja, kegembiraan itu tidak diungkapkan di wajah, melainkan diam-diam senang dalam hati.Selama berperang berdampingan dengan Intan, Alfred harus menyembunyikan rasa cintanya sepanjang waktu dan memperingatkan diri sendiri. Alfred tidak boleh mengungkapkan perasaan hatinya di mata.Selama tiga tahun di Manuel, perasaan hati Alfred terus be
Keesokan harinya, Erik bangun. Erik masih merasa sakit, tetapi tidak sesakit saat tulangnya dipatahkan dan dibenarkan kembali.Erik menahan rasa sakit dan memaksa diri untuk tersenyum, serta menghibur bibi dan orang-orang dari Keluarga Kosasih.Ketabahan Erik sungguh memilukan.Walau demikian, pengobatan akupunktur terhadap tenggorokan tetap dilanjutkan. Ahmar mengatakan pengobatan tidak boleh diberhentikan. Pengobatan akupunktur terhadap tenggorokan tidak dilakukan kemarin karena pembenaran tulang kaki sehingga pengobatan tersebut harus dilakukan pada hari ini.Terutama teriakan kemarin, jelas sangat berkhasiat. Menurut Tabib Riel dan Ahmar, proses detoksifikasi terhadap racun dalam tubuh Erik lebih cepat dari yang diperkirakan.Selain itu, gejala ketergantungan pada heroin tidak kambuh. Hal itu membuat Tabib Riel terkejut. Bagi orang dewasa, rehabilitasi heroin setidaknya memakan waktu di atas setengah tahun. Akan tetapi, Erik yang baru berumur tujuh tahun memiliki tekad yang sangat
Intan mengangguk, lalu bertanya lagi, "Lalu, kenapa Erik akan dipandang sebelah mata oleh pandangan dunia? Erik melanggar landasan yang mana dari kelima itu?""Pernikahan keduamu yang mencelakainya.""Apa hubungannya pernikahan keduaku dengan Erik? Itu urusan pribadiku." Intan berkata dengan santai, sama sekali tidak menunjukkan rasa malu seperti yang dipikirkan oleh Feri, "Aku tanya lagi, kalau aku menikah lagi setelah cerai, apa itu melanggar hukum atau adat istiadat? Apa ada orang yang menikah untuk kedua kali di kalangan masyarakat? Apa kelima landasan itu melarang wanita untuk menikah dua kali? Aku tanya lagi, kalau seorang wanita dicampakkan, apakah wanita itu harus menghabiskan sisa hidup di biara dalam kesepian agar bisa diterima oleh pandangan dunia?"Feri mencibir. "Hanya munafik yang pandai bersilat lidah!"Feri hanya bisa menghina Intan karena tidak bisa membantah.Senyuman Intan makin lebar. "Tuan Feri tidak memupuk akhlak, tidak mendalami ilmu, tidak membela keadilan, dan
Omong-omong, Intan ingat bahwa Keluarga Widyasono pernah melamarnya.Pelamar itu adalah adik sepupu Adipati Petrus, tetapi tidak memenuhi syarat menurut ibu.Lupakan saja, jangan mengungkit masa lalu lagi. Dia dan Alfred akan menikah dalam dua bulan lagi. Segala sesuatu yang terjadi di masa lalu sudah berlalu. Fokuslah pada apa yang akan terjadi di masa mendatang.Ucapkan selamat tinggal pada masa lalu, dan sambutlah kehidupan yang baru.Cuaca berangsur-angsur menjadi dingin. Bunga plum di halaman sudah bertunas, mungkin akan mekar dalam beberapa hari lagi.Bunga Plum tahun ini bermekaran lebih awal. Menurut Paman Toni, itu adalah pertanda keberuntungan.Erik sudah bisa turun dari ranjang, tetapi hanya bisa berjalan beberapa langkah. Erik harus kembali beristirahat di ranjang setelah itu.Keluarga Adipati Belima sibuk mempersiapkan pernikahan Intan. Setelah hari pernikahan ditetapkan, gaun pengantin sudah mulai dipesan untuk dikerjakan oleh penyulam di Toko Lotus. Sebagian besar keluar
Namun, dua hari setelah itu, Nyonya Besar Keluarga Widyasono mengirim surat bahwa dia akan datang bersama Nona Ketiga Keluarga Widyasono besok.Dayang Ita melapor dan berkata, "Kalau tidak, tidak usah ditemui. Entah apa yang ingin mereka lakukan. Kalau ingin tanya-tanya tentang Keluarga Wijaya, harusnya mereka datang sebelumnya, bukan datang setelah pernikahan sudah ditetapkan dan setelah gaun pengantin dipesan."Intan juga tidak ingin menemui mereka. Intan bertanya, "Apa yang ditulis di surat?"Dayang Ita menjawab, "Mereka bilang mau datang untuk mengucapkan selamat atas kepulangan Tuan Muda Erik. Itu hanya alasan. Sudah sekian lama Tuan Muda Erik pulang, tapi mereka baru datang. Ke mana mereka sebelumnya?"Intan berpikir sejenak, lalu berujar, "Kamu jawab mereka, Erik sedang dalam masa pemulihan, tidak bisa menerima tamu. Setelah Erik sudah sembuh, aku akan membawa Erik berkunjung ke rumah."Dayang Ita mengangguk, lalu berbalik badan dan pergi.Tidak baik bagi Intan untuk menemui mer
Pada sore hari, Alfred datang untuk menengok Erik. Penghiburan dari Alfred jauh lebih efektif daripada Ahmar dan Intan.Penghiburan dari Alfred bahkan hanya satu kalimat. "Pria jantan harus bisa bertahan."Ucapan Alfred menghilangkan kecemasan Erik. Erik menjalani pengobatan dengan tenang dan patuh.Kemudian, Alfred menemani Erik latihan menulis selama satu jam. Tulisan Erik makin bagus. Tingkat kelincahan jari Erik juga lebih tinggi dari sebelumnya. Kemajuan itu sangat menggembirakan.Erik sangat cerewet. Saat Alfred menemani Erik, Erik menuliskan banyak pertanyaan tidak penting di kertas. Semua itu hanya basa-basi.Akan tetapi, Alfred mengobrol bersama Erik dengan sabar dan menjawab semua pertanyaan Erik.Intan menemani mereka selama sesaat. Lalu, Intan menyuruh pelayan menyiapkan makan malam. Intan meminta Alfred untuk makan malam di Kediaman Adipati Belima.Alfred sesekali akan makan malam di Kediaman Adipati Belima sehingga Dayang Ita mengetahui apa preferensi Alfred dalam makanan