Share

27. Sarapan Sederhana

Aruna mengerjapkan matanya berulang kali karena bentakan Ganindra. Tapi dia dengan cepat tersadar. Kedua lengan lalu dilipat di depan dada.

"Di dalam kesepakatan kita, tidak ada tuh poin yang memintaku untuk mematuhi setiap omonganmu. Jadi kenapa aku harus menuruti keinginanmu? Lagipula terserah aku dong mau ngobrol dengan siapa saja," tukas Aruna dengan nada menantang.

Ganindra yang sudah berada di setengah jalan menuju kamarnya pun segera berbalik. Derap langkahnya yang memberikan kesan tidak ingin dibantah menghampiri Aruna.

Dengan kasar Ganindra lantas mendesak Aruna di antara tembok dan dirinya sendiri. "Kalau begitu, ini akan menjadi peraturan tidak tertulis di antara kita mulai sekarang. Kamu harus menuruti kata-kataku!" desis Ganindra tepat di depan wajah Aruna.

Tipisnya jarak di antara mereka membuat sekujur tubuh Aruna merinding. Maklum, dia tidak terbiasa berada dalam jarak seperti ini dengan lawan jenis. Meski
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status