Share

Haris - Alma : Terbongkar

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 09:32:57

Haris menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, dia tidak ingin terlalu sore pulang bekerja sehingga berakibat bisa membuat Alma curiga.

Haris juga meminta sedikit bantuan pada Andre terkait pekerjaan, karena dia belum mendapat sekretaris.

Haris meregangkan punggung, dia baru ingat kalau sejak tadi lupa memberi kabar pada Alma.

"Ya Tuhan! Aku lupa!" Haris berdiri tergesa sambil membuka ponsel dan mengetikkan pesan.

Dia berjalan menuju pintu ruang kerjanya untuk keluar sambil terus mengetik pesan. Haris menyelesaikan tulisannya lebih dulu sebelum tangannya meraih gagang pintu untuk membuka.

Saat pintu terbuka, alangkah terkejutnya Haris melihat Alma sudah berdiri di depan. Tak lama bunyi notifikasi pesan di ponsel Alma berbunyi, Alma dengan wajah datar memandang layar gawainya yang ada di tangan.

Ya, pesan itu berasal dari Haris, pria yang saat ini berada tepat di depannya.

"Al...Alma," ucap Haris dengan nada suara bergetar.

Alma menatap penuh kekecewaan, dia tak percaya den
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
plisss Al lu Jan Mao d propokasi sm s Rara
goodnovel comment avatar
Michellyn
Haris jgn biar Alma pulang sendirian, pujuk dong
goodnovel comment avatar
Wida
Ama jgn marah dlu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Sakit

    Alma keluar dari lift masih dengan memegang keningnya, dia berjalan buru-buru sambil menyembunyikan wajahnya yang sedih. Alma Alma tak peduli dengan tatapan karyawan yang kebetulan berpapasan dengannya. Dia terus berjalan cepat bahkan tak sadar saat melewati Adhitama dan Andre."Sepertinya Haris ketahuan," ucap Adhitama.Andre tak merespon, dia menoleh Alma yang berjalan cepat pergi dari gedung Mahesa dengan tatapan cemas.Alma merasa kalut, sepanjang perjalanan pulang dia harus menahan rasa sakit di kepala juga mual.Sesampainya di rumah Alma menumpahkan tangisan, dia benar-benar bingung dengan perasaannya sendiri. Alma kecewa tapi juga tak bisa membenci Haris. Dia marah, tapi juga tak bisa menjelaskan kenapa hatinya sesakit ini.Alma akhirnya memilih untuk mengurung diri di kamar, hingga dia terlelap tidur dan terbangun karena suara petir yang menggelegar.Alma kaget karena ternyata hujan turun cukup deras. Dia menyalakan lampu tidur dan bersyukur listrik di sana tidak mati."Sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Apa Masih Marah?

    Saat pagi hari. Haris bangun tapi tidak melihat Alma di kamar. Dia terkejut dan langsung turun dari ranjang karena takut jika Alma pergi meninggalkannya. Namun, saat baru saja keluar dari kamar, Haris mendapati Alma di dapur sedang menyiapkan sarapan. Dia juga melihat kantong plastik berlogo apotek di meja. Alma menoleh dan melihat Haris yang ternyata sudah bangun. “Duduklah dan sarapan sebelum minum obat,” ucap Alma sambil menyajikan sarapan di meja. Haris menatap mangkuk berisi bubur yang baru saja Alma letakkan. Dia terkejut, jam berapa Alma bangun sampai sepagi ini sudah bisa membuat bubur? Haris duduk berhadapan dengan Alma. Mereka mulai sarapan bersama, tapi Alma memilih untuk tidak bicara. “Apa kamu masih marah?” tanya Haris karena tidak tahan jika Alma mendiamkannya seperti ini. “Apa aku terlihat marah?” Alma melempar balik pertanyaan tanpa menatap pada Haris. “Iya, karena kamu hanya diam saja,” jawab Haris terus memperhatikan Alma. Alma akhirnya menatap pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Berbaikan?

    Haris berangkat ke kantor dengan kondisi yang masih demam, dia sedikit menyesal karena kemarin memilih untuk berdiam diri di teras menunggu Alma membukakan pintu. Meski dengan kondisi badan yang tidak prima, Haris tetap bekerja. Dia sudah beberapa hari meninggalkan meja kerjanya hingga pekerjaan juga cukup banyak untuk diselesaikan.Haris berniat secepatnya mengurus pekerjaan agar bisa segera menyusul Alma ke kantor Risha. Namun, kondisi tubuhnya semakin tidak bisa diajak kerjasama. Haris menggigil kedinginan hingga memilih mematikan pendingin ruangan. Haris menoleh ke arah jendela, karena mungkin sudah musimnya, hujan lagi-lagi turun membasahi bumi begitu deras.Haris sejenak tertegun, tapi setelahnya kembali fokus ke pekerjaan.[Ndre, bisa ke ruanganku? Laporan kemarin sudah aku selesaikan semua]Haris mengirimkan pesan pada Andre, seperti kemarin dia masih meminta bantuan pemuda itu untuk mengurus pekerjaan yang biasa sekretaris kerjakan.Andre sendiri tak merasa keberatan. Sesaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Takut Kehilanganmu

    Beberapa saat sebelumnya. Siang tadi Risha mengajak Alma makan bersama.Alma sendiri tidak menolak Risha sebagai bukti kalau dirinya saat ini sudah tidak marah lagi.“Kamu tahu, waktu pertama kali diadopsi oleh keluargaku dan dibawa ke rumah, Kak Haris melakukan sesuatu yang membuat Papa marah,” ucap Risha sambil menyuapkan makanan ke dalam mulut.“Melakukan apa?” tanya Alma penasaran.“Dia ‘kan diadopsi bukan dibawa untuk bekerja, tapi setiap pagi Kak Haris pasti membantu pekerjaan pembantu, dari menyiram tanaman, berkebun, sampai Papa marah-marah karena Kak Haris malah sibuk melakukan itu,” jawab Risha lalu tertawa pelan.“Benarkah?” tanya Alma penasaran.“Iya, bahkan aku ingat Papa sampai berkata seperti ini, ‘Kenapa mengerjakan pekerjaan di sini, kamu itu diangkat jadi anak bukan pembantu.’ Papa marah begitu,” ucap Risha dengan lagak meniru papanya dulu.“Lalu, apa yang Pak Haris, ah … maksudku suamiku lakukan?” tanya Alma begitu antusias ingin tahu.“Tetap saja besoknya Kak Haris

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Ucapan Terima Kasih

    Keesokan harinya. Alma membangunkan Haris karena dia harus pergi bekerja lagi ke kantor Risha seperti kemarin.Alma sudah menyiapkan sarapan bahkan obat yang harus Haris minum.“Kalau masih kurang sehat, tinggallah di rumah dulu, tidak usah ke kantor. Aku mau ke tempat Kak Risha dulu,” ujar Alma. Dia menempelkan tangannya ke kening Haris untuk memastikan bahwa demam suaminya itu benar-benar sudah reda.Haris merasa berbunga-bunga mendapat perlakuan seperti itu. Dia meraih tangan Alma lalu mengecupnya. “Apa tidak sebaiknya kita pulang ke rumah hari ini?” Haris tidak ingin menunda kepulangan mereka. "Bukannya apa-apa, rumah itu lebih dekat jaraknya ke kantor Risha," imbuh Haris.Alma diam berpikir. Alasan Haris memang ada benarnya.“Tidak masalah, kamu ke kantor Risha saja dulu, nanti aku akan menjemputmu di sana,” ujar Haris melihat Alma hanya diam.“Baiklah,” balas Alma mengiyakan saja.Alma pun izin berangkat. Namun, ternyata Alma tidak langsung pergi ke kantor My Lily. Diam-diam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Sebentar

    Alma menunggu Haris menjemputnya sore itu. Semua staf sudah pulang satu persatu begitu juga dengan Risha yang tadi menawarkan tumpangan tapi ditolak dengan sopan oleh Alma. Alma berkata pada Risha kalau Haris akan menjemputnya, jadi dia akan menunggu sebentar lagi. Alasan Alma ini membuat Risha sampai menggoda."Wah ... jadi kalian sudah baikan?" "Kami akan pulang ke rumah," balas Alma dengan pipi merona.Risha merasa senang, dia terus menggoda Alma sampai akhirnya meninggalkan kantor My Lili. Alma tampak masih berdiri sambil memegang ponsel, dia sempat bertegur sapa juga dengan satpam yang masih berjaga. Tak berselang lama sedan mewah Haris muncul. Alma tak bisa menyembunyikan rasa senangnya saat melihat sosok pria yang dicintainya itu menurunkan kaca jendela. "Atas nama ibu Alma?" goda Haris menirukan gaya pengemudi taksi online. Alma tersenyum semakin lebar, dia hendak meraih gagang pintu tapi Haris lebih dulu mencegahnya. Pria itu turun lalu memutari bagian depan mo

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Kecelakaan

    Sementara itu, Rico yang termakan ucapan Rara— yang mengatakan jika dipecat dari Mahesa karena Alma mulai memikirkan untuk memberikan balasan pada Alma. Rico lantas berencana untuk menyakiti Alma untuk membalas dendam atas rasa sakit hati sang adik. Rico tak terima dan dia juga tidak akan membiarkan Alma begitu saja. Beberapa hari ini Rico menghabiskan waktunya untuk memperhatikan Alma dan aktivitas wanita itu yang bekerja di My Lily. Seperti hari ini, Rico membuntuti Alma dengan pakaian serba tertutup agar tak mudah dikenali orang-orang. Rico juga mulai mengawasi setiap gerak-gerik Alma. Dia bahkan dengan sabar menunggu seperti orang kurang kerjaan. Siang hari, Rico melihat Alma keluar dari kantor My Lily. Matanya yang tajam terus mengawasi ke mana Alma akan pergi. Ternyata Alma hendak membeli kopi di kafe yang ada di seberang jalan. Rico tersenyum iblis, dia sudah memutuskan apa yang akan dilakukan ke Alma. "Sudah saatnya kamu merasakan akibat perbuatanmu mengusik Rara

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Rekaman

    Setelah mengantarkan Alma pulang ke rumah, Haris malah berpamitan hendak keluar tanpa mengatakan alasannya kepada Alma. Lelaki itu pergi begitu saja setelah sebelumnya selama di perjalanan pulang dari rumah sakit terus memikirkan apa yang Alma katakan tentang kecelakaan yang menimpanya tadi. "Mobil itu melaju kencang tetapi ketika melihat Alma hendak menyebrang mobil itu tak berhenti atau mengurangi kecepatannya sama sekali?" Walaupun Haris tahu itu bisa saja terjadi sebab si pengemudi gugup setelah melihat Alma yang hendak menyebrang sehingga tak dapat mengendalikan kecepatan mobilnya, tetapi entah mengapa perasaan Haris tak enak. Dia khawatir dan takut kalau-kalau yang menimpa istrinya tadi itu bukan hanya sebuah kebetulan, melainkan sebuah kesengajaan yang orang lain perbuat untuk menyakiti. Maka dari itu, setelah mengantarkan Alma pulang ke rumah, Haris pergi ingin mengecek CCTV yang ada di kafe seberang kantor My Lily. Dia ingin memastikan jika kecelakaan itu memang bukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status