Home / Rumah Tangga / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / 38. Kenangan Kejadian Lalu

Share

38. Kenangan Kejadian Lalu

last update Last Updated: 2024-08-01 05:47:34

Saat malam hari, Risha berada di kamar Lily untuk menemani anak itu sambil membacakan buku cerita. Risha sudah biasa melakukannya setiap malam sampai Lily tidur.

Risha masih membaca buku cerita kesukaan Lily, hingga akhirnya putri kecilnya itu tidur dengan pulas. Risha turun dari ranjang, lalu menyelimuti kaki Lily dan tak lupa mencium kening Lily dengan penuh kasih sayang.

Saat baru saja menyelimuti Lily, ponsel Risha berdering, dia buru-buru menjauh agar bunyinya tak sampai mengganggu Lily.

Ternyata anak buah Risha menghubungi untuk memberitahukan sebuah kabar baik.

'Bu, para pembeli sangat antusias memborong produk kita karena ingin melihat Bu Risha menampakkan diri di live. Sepertinya mereka sangat penasaran, sampai-sampai rela memborong agar Bu Risha mau menunjukkan wajah.'

Risha malah terkejut mendengar ucapan anak buahnya itu. Dia agak takut karena sebenarnya tak berniat melakukannya, dia hanya iseng memberi syarat yang baginya tak mungkin bisa tercapai, tapi siapa sangka jika
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
hmmmm trnyta yg bkar it s Sevia tp knp Tama mkir ny klo yg nlong it s Sevia bkn Risha y??
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
anak nakal itu pasti sevia
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Ternyata anak nakal itu sevia dan bakar pondok dan Tama di tolong Risha ,tapi Tama sangka itu sevia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   39. Simpanan Pejabat

    Siang itu Adhitama berada di ruang kerjanya. Diam-diam tanpa sepengetahuan staff atau direksi lain, dia meminta Andre untuk menayangkan video live My Lily saat menjual produk. “Cara penjualannya sangat bagus untuk menarik customer. Kita seharusnya mengadaptasi cara seperti ini untuk menjual produk Mahesa,” ucap Andre saat melihat live itu. “Dalam satu hari, berapa jam mereka melakukan live?” tanya Adhitama masih sambil mengamati. “Dua puluh empat jam,” jawab Andre. Adhitama sangat terkejut mendengar jawaban Andre, dia menoleh dengan tatapan heran. “Apa mereka sudah gila? Apa ada orang yang mau membeli di jam satu malam?” Adhitama benar-benar tak habis pikir ada orang yang berjualan sampai 24 jam. Andre tidak menjawab, mencoba berpikir beberapa saat sebelum akhirnya Adhitama mengingat sesuatu dan berkata padanya. “Tunggu! Bagaimana bisa aku lupa soal ini? Aku pernah membaca sebuah jurnal kalau kebanyakan orang bersikap impulsive di malam hari," kata Adhitama. "Jadi ma

    Last Updated : 2024-08-01
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   40. Rindu?

    Adhitama bergeming, dia hanya memandang Sevia yang masih berdiri di depan meja kerjanya.“Lebih baik kamu pergi dan jangan sering menemuiku di ruang kerja seperti ini,” ucap Adhitama datar pada Sevia.Adhitama mengalihkan tatapan pada ponselnya kembali, dia hanya melirik saat Sevia meletakkan secara kasar produk My Lily yang tadi dia pegang.“Sampai kapan aku harus bersabar? Aku sudah bersabar sangat lama tapi Mas Adhitama seperti tidak peduli!” Sevia mulai menunjukkan amarah.Adhitama tetap tidak bereaksi.Ia tidak peduli jika Sevia mengamuk.Empat tahun ini Adhitama sudah memberikan semua yang Sevia minta, kecuali menjadikan wanita itu istrinya.“Aku akan membocorkan soal hubungan kita ke orang-orang kalau Mas terus memperlakukanku seperti ini!” ancam Sevia.Adhitama menatap ponsel yang menggelap di hadapannya dan berkata, "Jika tidak ada yang ingin kamu bicarakan lagi. Kamu bisa keluar."Adhitama tidak perlu memikirkan ancaman Sevia. Sevia tidak memiliki bukti, lagipula mereka juga

    Last Updated : 2024-08-02
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   41. Merasa Tersaingi

    Pagi itu Risha sedikit sibuk, setelah mengantar Lily dan membereskan beberapa pekerjaan rumah, Risha bergegas pergi bekerja. “Jadwalku agak padat, apa hari ini aku bisa minta tolong ke Kakak menjemput Lily di sekolah jam tiga sore? Aku ada rapat dan setelahnya pergi berkunjung ke pabrik maklon My Lily, jadi sepertinya tidak bisa jemput Lily tepat waktu,” ujar Risha saat pamit ke Haris. “Iya, selama aku di sini kamu bisa mengandalkanku, nanti aku yang akan jemput Lily,” balas Haris sambil memulas seulas senyum. Risha mengangguk lega, biasanya dia harus mondar mandir sendiri, beruntung Haris sedang berkunjung. “Tapi sebenarnya aku juga ingin pergi ke kantormu. Aku bukan pesaing bisnismu, jadi tidak ada alasan untukmu menolakku datang, 'kan? Aku tidak akan mencuri ide usahamu," kata Haris. Risha tertawa karena ucapan Haris, dia mengangguk setuju lantas mengiakan Haris ikut bersamanya. Mereka pergi ke kantor Risha yang masih berupa ruko dengan tiga lantai. Haris memandang ruk

    Last Updated : 2024-08-02
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   42. Ketakutan Terbesar

    Risha diam di ruangannya setelah berkunjung dari pabrik maklon rekanannya itu.Mahesa Group.Mengapa sekarang ia harus kembali bersinggungan dengan Adhitama lagi?Risha cemas. Risha sudah berusaha keras selama 4 tahun ini. Dia mengubur segala hal tentang Adhitama tanpa terkecuali.Risha bahkan sengaja merekayasa kematian agar Adhitama tak lagi mencari tahu tentang hidupnya. Namun, pikiran Risha melayang pada kemungkinan jika Adhitama merasa tersaingi dengan produk My Lily, berarti bukan tidak mungkin suatu saat nanti mereka harus berurusan kembali. Risha memejamkan mata sejenak sambil memijat pelipis, dia masih termenung hingga membuat beberapa staffnya yang berada di luar merasa heran. Beberapa dari staff saling berbisik, melihat atasannya yang tampak bingung. Mereka bisa melihat ekspresi wajah Risha dengan jelas karena dinding ruangan Risha terbuat dari kaca. Akan tetapi, para staff itu menduga Risha sedang grogi karena harus menepati janji pada pengguna produk My Lily. Ris

    Last Updated : 2024-08-02
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   43. Papa Di Mana?

    Risha mengerutkan kening, menunggu Haris menjelaskan maksud ucapannya. "Wanita itu, banyak yang menilai dia tidak pantas menjadi Brand Ambassador Mahesa Skincare," jawab Haris. "Aku juga berpikiran sama seperti mereka, jika bukan Tama yang membawanya tentu tidak akan mudah baginya mendapat posisi itu." Risha hanya diam mendengarkan, membahas Sevia seperti menguak luka lama. Meskipun sudah empat tahun berlalu, tetapi mendengar nama wanita itu ternyata tetap membuat hati Risha terhenyak.Risha memilih mengakhiri perbincangan dengan Haris. Dia meraih tubuh Lily untuk membawa anak itu ke kamar, tapi Haris lebih dulu meletakkan tangan ke punggung Lily. "Biar aku saja!"Risha mengangguk menerima bantuan Haris, membiarkan kakak angkatnya itu menggendong sang putri ke kamar."Besok aku harus pulang ke Jakarta," ucap Haris setelah menidurkan Lily di kasur."Iya, Kak Haris pasti banyak kerjaan, terima kasih karena selalu menyempatkan menjenguk kami ke Jogja," balas Risha."Kenapa kamu bilan

    Last Updated : 2024-08-03
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   44. Tidak Berubah Sama Sekali

    Malam itu, Adhitama mendatangi rumah Kakek Roi untuk makan malam bersama. Dia sengaja datang terlambat agar tidak perlu repot berbincang lebih dulu dengan penghuni rumah terutama Arin. Adhitama kini sudah duduk di ruang makan bersama anggota keluarga yang lain, dia sadar sejak tadi Arin terus memperhatikan dirinya. “Kamu kelihatan lebih kurus, Tam. Apa kamu makan dengan baik?” tanya Arin masih menatap Adhitama yang baru saja bergabung di meja makan. Adhitama mengalihkan tatapan dari piring pada ibu tirinya itu lalu membalas, “Terima kasih sudah memperhatikanku.” Arin tersenyum pahit. Meskipun Adhitama mengucapkan terima kasih, tapi Arin masih merasakan sikap dingin anak tirinya itu. Arin lantas melirik ke arah Kakek Roi duduk. Dia penasaran karena Kakek Roi masih bersikap dingin pada Adhitama, padahal pria tua itu sendiri yang mengundang Adhitama datang untuk makan malam bersama. “Aku mengundangmu makan malam karena ada sesuatu yang perlu aku bicarakan berdua denganmu setelah i

    Last Updated : 2024-08-03
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   45. Mabuk

    Adhitama tak membalas ucapan Roshadi, dia diam sampai Roshadi menyadari bahwa Adhitama sedang menatap Arin yang muncul tiba-tiba. Adhitama pergi tanpa membalas ucapan Roshadi, dia bahkan tak menyapa apalagi pamit ke Arin saat berjalan melawati wanita itu. Adhitama berjalan tegap penuh percaya diri ke luar rumah, setelah itu dia melajukan mobilnya menembus jalanan malam yang sepi. Pikiran Adhitama melayang kembali pada kenangannya bersama Risha setelah perbincangannya bersama Kakek Roi tadi. Adhitama terlihat kesal, dia menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi saat mobilnya berhenti di lampu merah. Adhitama merasakan penyesalan yang tak berujung, tapi tak ingin orang lain menyadari keadaannya. Karena merasa frustasi, Adhitama memilih membelokkan kemudi mobil menuju sebuah klub malam yang cukup ternama. Tak ingin berada di sana seorang diri, Adhitama meminta Andre datang menemaninya. Tiga puluh menit berselang, sekretaris yang sangat patuh pada Adhitama itu datang tergopoh

    Last Updated : 2024-08-04
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   46. Tak Percaya

    Beberapa jam yang lalu di kantornya, Risha merasa gelisah. Dia mencoba meredam debaran di dadanya dengan meremas jemari. Pagi itu Risha akan melakukan live untuk menjual produk My Lily sendiri seperti janjinya. Namun, Risha grogi, tangannya berkeringat dingin sampai staffnya harus menenangkan dan memberinya semangat. Risha mengucapkan terima kasih, merasa tak seharusnya bersikap berlebihan saat mengingat pesan dari Haris beberapa saat yang lalu. “Jika ingin melepas masa lalu, kamu harus benar-benar melupakan masa lalu itu dan menapaki masa depan tanpa beban.” Risha menelan ludah susah payah, dia meminta segelas air dari staffnya, sebelum benar-benar duduk di depan kamera dan menyapa para pengguna produk My Lily, yang selama dua tahun ini sudah setia pada brandnya. Sementara itu di perusahaan, Andre tampak duduk di belakang meja kerjanya. Dia sudah mengirimkan pesan ke Adhitama tapi belum ada balasan. Andre yang penasaran dengan pemilik My Lily sengaja menunda pekerjaannya

    Last Updated : 2024-08-04

Latest chapter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status