Home / Pernikahan / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / 149. Teman Sekolah Lily

Share

149. Teman Sekolah Lily

Author: Adinasya Mahila
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Haris tak peduli dengan ucapan Adhitama.

Saat pintu lift terbuka pria itu meminta Adhitama masuk lebih dulu. Haris kesal karena bukan ucapan terima kasih yang Adhitama berikan tapi malah senyuman cibiran yang membuatnya kesal.

Saat pintu lift terbuka di lantai ruangan Haris, lagi-lagi Adhitama membuat Haris tak bisa berkata-kata.

"Nanti akan aku kirimkan lagi profil wanita untuk kamu pilih, aku serius jangan sampai kamu tergoda Rara," kata Adhitama.

Haris mengumpat kesal dalam hati, dia ingin membalas ucapan Adhitama tapi sayangnya pintu lift sudah menutup lebih dulu. Haris masih memandang pintu lift itu dengan tatapan kesal, sebelum Alma mendekat dan membuatnya menoleh.

"Anda baik-baik saja 'kan Pak?" tanya Alma dengan kening berkerut.

Haris mematung, dia diam sejenak. Tak lama dengan tatapan ragu Haris bertanya pada Alma," Apa kamu sudah punya pacar?"

"Hah ... iya Pak?!"

"Ah .. ternyata sudah," jawab Haris. Dia tersenyum kemudian berjalan meninggalkan Alma tanpa peduli jawa
Adinasya Mahila

Duh kangen Kala hehehe

| 15
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
vieta_novie
wah...ada kala disini...jd kangen ..gimana kabar emak sama bapak nya yaa...
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
wkwkwkwkk Tama ad² aj deh pke Mao bkin srat prjnjian sgla
goodnovel comment avatar
ramadhaniyulia
ini Kala yg anaknya mba cloud n nic bukan sih? woaahh Kala Nala Lily dong...whehehe
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   150. Masih Tak Tahu Malu

    Pagi itu Kakek Roi dan Adhitama berada di mobil menuju kantor polisi, mereka datang bersama untuk melakukan pemeriksaan sebagai saksi juga korban, dalam kasus yang menyeret Sevia dan Arin.Di dalam mobil Kakek Roi mengajak Adhitama berbincang, pria tua itu menyesal karena membiarkan Adhitama terjebak dalam manipulasi Sevia.“Kenapa kamu dulu tidak pernah bertanya soal siapa yang menyelamatkanmu saat kebakaran? Kalau dulu kamu bertanya, pasti sekarang tidak akan jadi begini,” ujar Kakek Roi.“Dulu Kakek lebih perhatian ke Risha. Bukannya aku cemburu, hanya saja dulu aku merasa diabaikan,” jawab Adhitama.Kakek Roi menoleh Adhitama.“Bukan lebih perhatian ke Risha, tapi saat itu Risha juga terluka, karena itu kakek lebih fokus ke Risha, apalagi Risha terus menangis karena takut kamu kenapa-kenapa,” ujar Kakek Roi menjelaskan.Adhitama terkejut mendengar ucapan Kakek Roi.“Kakek menyesal, seandainya kakek minta orang menjagamu, pasti saat kamu sadar, bukan Sevia yang kamu lihat,” ucap Ka

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   151. Meminta Bantuan Haris

    Setelah berkali-kali mencoba akhirnya Adhitama dan Risha berhasil membujuk Lily agar mau mereka tinggal liburan.Namun, bukannya bersama Kakek Roi, Lily bersedia ditinggal tapi dengan syarat bersama Haris.Karena alasan itu Risha mendatangi Haris di kantor bersama Lily untuk menyampaikan niatnya.“Kak, aku minta tolong! Lily hanya mau ditinggal bersama Kak Haris,” kata Risha setelah menjelaskan maksud kedatangannya.Haris sejatinya senang karena bisa menghabiskan waktu bersama Lily, tapi dia juga kesal saat tahu alasan Risha menitipkan Lily hanya untuk pergi honeymoon bersama Adhitama.“Oke aku akan membantumu, tapi ini tidak gratis.” Haris akhirnya menyetujui meskipun dengan syarat.“Hm … Kak Haris mau minta apa?” tanya Risha langsung mengiyakan asal bisa menitipkan Lily.“Katakan ke suamimu, berhenti menjodoh-jodohkanku dengan wanita apalagi sampai mengatur kencan buta,” pinta Haris.Risha tersenyum kecil mendengar permintaan Haris. Dia lantas mengangguk setuju dan mengucapkan terim

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   152. Kerepotan

    Hari itu, Haris berusaha menyelesaikan setumpuk pekerjaannya sambil mengawasi Lily yang baru saja dia jemput dari sekolah. Risha dan Adhitama sudah berangkat bulan madu, meninggalkan Lily yang tidak mau ditinggal bersama Kakek Roi. Lily tampaknya bosan hanya melihat tablet dan bermain dengan mainan yang Risha bawakan untuknya, hingga anak itu mulai bergerak ke sana-kemari di ruangan Haris, memainkan semua yang bisa dia jangkau. "Paman Haris, kapan selesainya? Aku mau main! Nggak ada yang seru di sini!" Haris yang sedang fokus dengan laporan di hadapannya berusaha tetap tenang. "Lily, sabar ya, Paman masih harus menyelesaikan sedikit pekerjaan. Setelah selesai nanti kita main, oke!" Namun, Lily tidak berhenti. Anak itu mulai mendekat ke Haris dan memencet-mencet keyboard laptop Haris bahkan menjatuhkan beberapa kertas di meja. Haris menghela napas, dia sadar tidak bisa membiarkan Lily lebih lama atau pekerjaannya tidak akan selesai-selesai. Haris akhirnya memanggil Alma mengguna

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   153. Paris

    Sementara itu di belahan bumi lainnya, di bawah langit Paris yang megah, Risha dan Adhitama akhirnya tiba untuk bulan madu yang mereka impikan sejak lama. Selain tiket pesawat, Kakek Roi ternyata juga sudah menyiapkan akomodasi di sebuah hotel mewah di tepi Sungai Seine. Di mana dari sana Menara Eiffel terlihat sempurna dari balkon kamar Adhitama dan Risha. Tanpa mengajak Lily bersama, mereka bisa benar-benar merasakan suasana romantis yang murni hanya untuk berdua. Ketika tiba di lobi hotel, suasana mewah dan elegan langsung menyelimuti Adhitama dan Risha. Chandeliers kristal menggantung tinggi, memantulkan cahaya ke lantai marmer yang mengkilap. Risha tak bisa menyembunyikan senyumnya. "Kita benar-benar di sini, di Paris!" ucap Risha ke Adhitama yang masih menggenggam erat tangannya. "Kakek memang pandai memilihkan tempat," kata Adhitama. Petugas hotel menyambut dan mengantar ke kamar mereka. Saat pintu terbuka, pemandangan menakjubkan menyambut Adhitama dan Risha. Sebuah r

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   154. Pura-pura Gila

    Siang itu Sevia duduk berhadapan dengan dua polisi di ruang interogasi. Dia diam, tapi bukan karena takut melainkan memikirkan sebuah rencana di kepala.“Kami sudah memiliki cukup bukti bahwa Anda menjebak saudara Adhitama, dan bahkan berusaha membunuh Pak Roi,” ujar salah satu polisi dengan nada tegas.Sevia tertawa kecil. “Adhitama? Roi? Siapa itu?” tanyanya dengan suara agak mengejek.Sevia memainkan ujung rambutnya dan tertawa lebih keras dari sebelumnya, membuat kedua polisi itu saling pandang.“Jangan main-main! Ini bukan pemeriksaan pertama Anda. Kami sudah tahu apa yang Anda lakukan,” ucap polisi . “Menurut keterangan tersangka Arin, Anda berencana menjebak saudara Adhitama dengan membunuh kakeknya sendiri,” imbuhnya.Sevia menoleh tiba-tiba ke arah polisi itu, wajahnya berubah sedih. Sevia tertawa keras, mengayunkan tubuhnya ke depan dan belakang seperti orang kesurupan.Polisi mulai tidak sabar. “Anda pikir bertingkah seperti ini bisa membuat Anda lolos dari jerat hukum?”Se

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   155. Satu Keluarga Usil

    Malam itu, Haris duduk di samping ranjang Lily sambil memegang sebuah buku dongeng.Lily menarik selimutnya, matanya berbinar siap mendengarkan cerita dari Haris."Ayo, Paman Haris, baca dongeng yang itu," kata Lily sambil menunjuk gambar di sampul buku dongeng tentang hewan-hewan kesukaannya.Haris tersenyum lembut dan mulai membuka halaman buku. Dia membacakan satu cerita hingga habis, tapi Lily tampak belum juga mengantuk.“Kenapa Lily tidak memejamkan mata? Apa ada yang Lily pikirkan?” tanya Haris penuh kelembutan.Lily mengangguk kecil. "Iya. Kapan Papa dan Bunda pulang dari Paris?"Haris berhenti sejenak, menatap Lily dengan tatapan hangat. "Tidak lama lagi, mereka pasti segera pulang.”Lily mengerutkan alis. "Aku kangen Bunda sama Papa. Tapi aku senang ada Paman Haris di sini," katanya sambil bersandar manja pada Haris.“Mereka pasti juga kangen banget sama Lily,” kata Haris. "Mereka lagi jalan-jalan ya di sana?" Lily bertanya lagi, anak itu cerewet seperti bundanya waktu keci

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   156. Pulang

    Hari itu Rara pergi ke penjara. Dia sudah duduk menunggu di ruang kunjungan, lalu beberapa saat kemudian Arin masuk ruangan itu dengan kedua tangan terborgol. “Bagaimana kabar Mama?” tanya Rara saat Arin sudah duduk berhadapan dengannya. “Menurutmu? Apa kamu tidak bisa menilai sendiri? Kamu pikir mama baik-baik saja?” Arin agak sewot karena kesal. Rara hanya menghela napas kasar mendengar jawaban Arin. Ya, dia menganggap jika Arin hanya tertekan karena mendekam dan terkekang di penjara. “Kenapa papamu tidak datang ke sini menjenguk mama?” tanya Arin karena selama dirinya ditahan, Roshadi sama sekali belum menemuinya. “Mama berharap apa? Tentu saja Papa sangat kecewa karena itu tidak mau menjenguk Mama,” jawab Rara, “aku sudah memperingatkan agar Mama tidak terlibat, tapi Mama tidak mengindahkan ucapanku,” imbuh Rara. Andai Arin percaya pada Rara dan tidak mengikuti rencana Sevia, pasti Arin masih bisa hidup enak. Sekarang Arin harus menerima hukuman dengan tidur di tempat dingi

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   157. Kebenaran

    Adhitama mengerutkan kening, dia bingung dengan arah pembicaraan Kakek Roi saat ini. "Apa maksud Kakek?" tanyanya. Kakek Roi lagi-lagi membuang napas. "Sejak awal semuanya memang bukan salah papamu. Dia tidak seperti yang kamu pikirkan," ucapnya. Adhitama diam, begitu juga dengan Risha yang masih mencoba menerka. Kakek Roi seperti memiliki beban yang sangat berat di pundaknya. Tatapan mata pria itu ke Adhitama tampak sangat sendu. “Mamamu berselingkuh, bahkan mamamu meninggal karena mengalami kecelakaan bersama selingkuhannya itu. Papamu tahu semua, tapi dia memilih diam,” ujar kakek Roi menceritakan fakta sebenarnya. Adhitama mencengkram lutut mendengar cerita Kakek Roi. Tentu saja dia tidak bisa percaya begitu saja. Sementara itu, Risha sangat kaget sampai menoleh Adhitama yang masih terdiam. “Bahkan, Roshadi juga diam saat kamu membencinya. Kamu tahu kenapa dia melakukan itu? Tentu saja agar kamu tidak membenci mamamu. Dia menerima semua kebencianmu karena baginya, seo

Latest chapter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Haris - Alma : Memelukmu

    Alma tak menyangka Haris akan menahannya di rumah pria itu. Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menerima dan mengikuti apa keinginan Haris. Bahkan seperti apa yang pria itu katakan, sudah ada banyak baju untuknya di sana.Meskipun agak canggung kepada pembantu rumah, tapi Alma mencoba untuk bersikap baik.Seperti pagi itu, dia bangun pagi lantas pergi ke dapur untuk membantu menyiapkan sarapan.Awalnya pembantu rumah Haris kaget bahkan memohon Alma untuk tidak melakukan itu. Namun, Alma bersikeras, dia berkata tidak mau menumpang dan makan secara cuma-cuma di sana.“Sudah sewajarnya, karena Mba Alma calon istri Tuan Haris.”Ucapan pembantu membuat Alma menghentikan gerakan tangannya memotong wortel, dia menoleh karena kaget.Bagaimana bisa pembantu rumah tahu kalau dia calon istri Haris?“Apa Pak Haris bilang aku ini calon istrinya?” tanya Alma setengah tak percaya.“Iya, dia bahkan meminta kami menjaga Mba Alma seperti menjaga keluarga sendiri,” kata pembantu itu. “Syukurlah kare

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 7 : Masih Saja Jomlo

    Keesokan harinya. Andre sudah bersiap pergi bersama Adhitama untuk mengurus masalah di anak cabang perusahaan Mahesa yang terdapat di Jogja.Mereka sarapan lebih dulu di restoran hotel, ada Risha dan Lily juga di sana.“Semalam Anda pergi ke mana, Pak?” tanya Andre. Dia tampak menekuk bibir saat melihat Adhitama hanya diam seolah tak mendengar pertanyaannya.“Kita jalan-jalan, Om Andre mau, tapi pas diketuk-ketuk pintunya, Om Andre tidak keluar,” jawab Lily.“Hampir saja aku pikir kamu mati di kamar,” ledek Adhitama, “tapi mendengar suara dengkuranmu yang seperti babi, aku yakin kamu hanya tidur,” imbuh Adhitama.Andre memasang wajah masam. Dia malu lalu melihat Risha yang tertawa.“Mana mungkin kamar di hotel bintang lima tidak kedap suara,” balas Andre.Adhitama dan Risha sama-sama menahan tawa.Andre memilih menyantap makanannya, saat itu dia melihat Mahira masuk restoran bersama kedua orang tuanya.Lily melihat Mahira, dia menatap benci karena sudah dibuat menangis oleh gadis itu

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 6 : Keluarga Aneh

    Ternyata, saat Andre tidur, Adhitama mengajak Risha dan Lily pergi keluar. Mereka pergi ke alun-alun kidul Jogja dan duduk-duduk di sana.Lily sangat senang. Anak itu sibuk bermain gelembung sabun sampai tertawa begitu bahagia. Dia berlari-lari sambil tertawa senang mengejar gelembung yang berterbangan tertiup angin.“Padahal sudah malam, tapi anak-anak masih betah main begituan,” kata Risha mengamati beberapa anak kecil yang juga bermain gelembung seperti Lily.“Namanya juga anak-anak,” balas Adhitama.Mereka duduk memakai tikar plastik yang tadi dibeli dari penjual seharga sepuluh ribu. Risha hanya tersenyum menanggapi balasan Adhitama dan terus memperhatikan Lily yang sedang bermain.Sudah lama tidak melihat Lily sesenang itu saat berlarian. Risha lega putrinya bisa kembali ceria. Risha masih memandang ke arah Lily, lalu melihat anak itu berbicara dengan anak kecil seusianya.Adhitama juga memperhatikan sang putri, sebelum memalingkan pandangan lalu menyandarkan kepala di pundak Ri

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 5 : Gadis Aneh

    Sesampainya di Jogja, Adhitama meminta sopir yang menjemput untuk mengantar mereka ke hotel yang sudah Adhitama pesan. “Kenapa tidak ke rumah?” tanya Risha terkejut. Andre tampak biasa. Dia hanya melirik sekilas ke Adhitama yang duduk di belakang bersama Risha dan Lily. “Kemarin kamu bilang pembantumu sedang ke luar kota, jadi tidak ada yang membersihkan rumah. Aku takut rumahnya berdebu dan kalian bisa alergi,” ujar Adhitama menjelaskan. “Aku sudah bilang kalau Si mbok udah balik ke rumah,” kata Risha mengingatkan. “Aku sudah terlanjur booking kamar, sudah menginap saja di hotel, lagi pula hanya beberapa hari,” balas Adhitama tetap kukuh menginap di hotel. Risha menghela napas kasar. Akhirnya dia pasrah saja. Mereka sampai di hotel dan langsung pergi ke kamar yang dipesan. Saat Andre hendak masuk kamar, Adhitama mencegah asistennya itu. “Aku mau bicara sebentar,” kata Adhitama. “Apa, Pak?” tanya Andre. “Aku nitip Lily,” kata Adhitama lalu berlalu pergi. Andre terkejut kar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 4 : Usil

    Pagi itu. Adhitama bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan. Dia sedang mengikat dasi, lalu menoleh pada Risha yang sedang mengambilkan jas miliknya. “Oh ya sayang, aku akan pergi ke Jogja untuk mengurus pekerjaan,” kata Adhitama. Risha mengambil jas yang tergantung di lemari, lalu menoleh pada Adhitama sambil bertanya, “Kapan Mas Tama pergi? Aku mau ikut, sekalian melihat kantor di sana.” “Tapi bukan weekend, lusa aku berangkat,” jawab Adhitama. “Ya sudah, tidak apa-apa. Nanti aku ikut sama Lily juga, sekali-kali Lily libur juga tidak apa-apa. Sepertinya dia juga butuh liburan,” ucap Risha. “Oke kalau begitu. Nanti akan aku minta Andre untuk memesankan tiket untuk kalian juga,” ujar Adhitama sambil mengembangkan senyum. “Iya, tapi jangan beritahu Lily dulu ya Mas, takutnya dia nanti heboh." Risha tahu bagaimana sifat Lily, bisa-bisa anak itu akan menanyakan setiap detik kapan mereka pergi. Adhitama tersenyum penuh arti kemudian mengangguk paham. Adhitama akhirnya berangkat ke

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 3 : Ada Apa Dengan Haris

    Setelah makan malam yang sedikit menegangkan itu, Haris dan Alma beranjak pulang. Risha dan Adhitama juga memilih mengantar keduanya sampai ke halaman. “Hati-hati di jalan,” ucap Risha bersamaan dengan Haris dan Alma yang berjalan menuju mobil.Alma mengangguk lalu masuk mobil, begitu juga dengan Haris.Haris melajukan mobil meninggalkan rumah Risha. Sepanjang perjalanan, Haris melihat Alma terus saja diam. Sikap Alma membuatnya berpikir, apakah gadis itu marah karena tindakan tegasnya ke staf HRD.“Apa kamu marah?” tanya Haris untuk memastikan.“Tidak,” jawab Alma dengan suara agak lirih.Haris diam sejenak, berpikir jika Alma sudah menjawab seperti itu artinya dia tidak perlu memperpanjang masalah.“Bagaimana tadi, apa kamu sudah dapat baju untuk pernikahan kita?” tanya Haris. Untuk memecah rasa canggung dia memilih membahas hal lainnya.“Belum karena tadi Kak Risha harus menjemput Lily yang sakit,” jawab Alma dengan suara datar.Haris merasa Alma bersikap sedikit aneh. Dia kembal

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 2: Tidak Berkontribusi

    Tanpa memberitahu, Malam harinya Haris menjemput Alma di rumah Risha. Saat sampai di sana, dia pergi ke kamar Lily dan bocah itu langsung meminta gendong karena masih sakit. “Kenapa badannya hangat?” tanya Haris saat menggendong Lily. “Dia demam, makanya tadi dijemput dari sekolah,” jawab Risha. Haris kaget, lalu menoleh Lily yang menyandarkan kepala di pundak. “Lily sakit? Sudah minum obat belum?” tanya Haris. “Sudah,” jawab Lily. "Lily bobok aja ya." Haris membujuk. Lily menggeleng lalu berkata," Lily maunya digendong Paman Haris.” Haris memeluk Lily, membiarkan anak itu bersikap manja, lalu kembali membujuk dan mengajak Lily berbaring di kasur. Haris mengambil buku cerita di nakas kemudian membacakan cerita untuk Lily. Alma juga ada di sana, ikut mendengarkan Haris bercerita. “Aku tinggal sebentar,” kata Risha pamit dan Alma membalasnya dengan anggukan kepala. Risha berjalan keluar dari kamar Lily. Saat menuruni anak tangga, dia melihat Adhitama yang baru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 1 : Dari Butik Ke Sekolah

    Hari itu Risha mengajak Alma pergi ke butik untuk melihat baju pernikahan. Mereka sudah ada di butik dan sedang melihat-lihat katalog untuk memilih model mana yang cocok.Saat masih memilih, Alma memberanikan diri untuk mengajak Risha mengobrol. “Kak, entah ini hanya perasaanku saja atau memang benar, tapi aku lihat akhir-akhir ini Lily jadi pemurung, apa ada masalah?” tanya Alma sambil mengalihkan tatapan dari desain gaun di katalog ke Risha. “Bukan masalah besar. Dia hanya sedih karena Audrey sudah tidak bekerja dengan kami lagi dan juga dia kehilangan adiknya,” jawab Risha. Alma mengangguk-angguk paham. Dia merasa bersimpati dan kasihan. “Mungkin nanti kalau anakku lahir, aku akan minta Lily yang memberinya nama supaya Lily senang dan sedikit terhibur,” ujar Alma. Risha terkejut sampai menoleh Alma. “Jangan, bisa-bisa nanti anakmu malah diberi nama yang aneh-aneh Sama Lily.” Alma tertawa kecil mendengar jawaban Risha. Mereka masih sibuk mengobrol sambil melihat-lihat baju

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   260. Aku Sangat Menyayangi Kalian

    Pagi itu Lily pergi ke rumah sakit untuk menemui Risha. Dia sangat tidak sabar, sampai-sampai berjalan dengan cepat agar bisa segera menemui Risha. “Bunda!” Lily berlari ke arah ranjang ketika sampai di ruang inap Risha. Risha terkejut tapi juga senang karena Lily ada di sana. “Bunda, adiknya Lily sudah tidak ada, ya?” tanya Lily dengan tatapan sedih. Risha mengangguk. “Bunda nggak akan sakit lagi, kan?” tanya Lily lagi. “Iya,” balas Risha sambil memulas senyum. Adhitama mendekat, lalu mengusap rambut Lily dengan lembut. “Kenapa hari ini Lily tidak mau sekolah?” tanya Risha. “Nggak mau, Lily maunya sama Bunda,” jawab Lily sambil memainkan telunjuk di atas sprei. Adhitama dan Risha saling tatap. “Bagaimana di rumah Kakek Roshadi? Apa di sana seru?” tanya Adhitama. Lily hanya diam menunduk, tapi kemudian menjawab, “Iya Kakek Roshadi juga punya kolam ikan.” “Iya, Kakek membuat itu spesial untuk Lily karena Lily suka sama ikan Koi,” balas Adhitama. “Em ... kalau Lily suka di

DMCA.com Protection Status