Odessa sama sekali tidak berbicara. Dia mencicipi semua masakannya, lalu meletakkan sendok dan berujar, "Pak Kenzo, aku mau jelaskan padamu mengenai masalah obat ....""Nggak usah, aku nggak mau dengar," sergah Kenzo. Dia menarik kursi dan duduk. Kenzo memakan salah satu sayuran. Ternyata rasanya lumayan enak.Kenzo mengamati kondisi rumah. Dia baru menyadari Odessa sudah membereskan rumahnya sehingga terasa lebih hangat.Melihat Odessa membeli banyak barang, Kenzo mengambil ponselnya dan mentransfer uang kepada Odessa.Odessa melihat Kenzo mentransfer uang 20 juta kepadanya. Dia bertanya, "Untuk apa kamu mentransfer uang kepadaku?""Untuk biaya keperluan sehari-hari," sahut Kenzo.Odessa berkomentar, "Kamu langsung mentransfer 20 juta. Kamu royal sekali."Kenzo menimpali, "Kebetulan aku punya uang sebanyak itu. Belum tentu aku akan memberimu uang bulan depan."Odessa mengembalikan uang Kenzo dan membalas, "Nggak usah lagi. Lebih baik kita bagi pengeluarannya saja. Kamu bayar uang sewa
Keesokan harinya. Ketika Kenzo bangun, dia tidak melihat Odessa di ruang tamu. Dia justru melihat sarapan yang telah dihidangkan di meja makan. Ada bubur, panekuk, dan beberapa lauk. Terlihat sangat menggugah selera.Kenzo menarik kursi dan duduk, lalu menyajikan semangkuk bubur. Dia sudah terbiasa makan makanan laut. Ketika menikmati makanan rumahan ini, rasanya sangat berbeda.Kenzo berpikir, jika bukan karena Odessa ingin menjadi istrinya, dia akan mempekerjakan wanita ini menjadi pembantu khusus memasak untuknya. Menurutnya, ini lumayan bagus.Kenzo menghabiskan dua mangkuk bubur. Kala ini, terdengar suara pintu terbuka. Odessa masuk dengan membawa empat sampai lima kotak kado. Kenzo mengangkat alisnya sambil bertanya, "Apa yang kamu lakukan?""Hari ini, pertemuan pertamamu dengan keluargaku. Tentu saja harus beli sesuatu." balas Odessa.Kenzo tersenyum sembari menimpali, "Aku yang bertemu dengan keluargamu. Bukannya harusnya aku yang beli?""Nggak masalah. Nanti saat bertemu denga
Dua puluh menit kemudian, mobil tiba di depan pintu Mal Hurda. Odessa melihat ayah mertuanya yang berdiri di pinggir jalan. Di sampingnya ada seorang pemuda yang seumuran dengan adik laki-lakinya. Itu pasti adik iparnya.Setelah mobil berhenti, Odessa melepaskan sabuk pengaman dan menghampiri kedua orang itu. "Ayah," sapa Odessa dengan sopan."Hei, Odessa!" Melvin segera mendorong putra bungsu yang ada di sebelahnya dengan semangat. Dia berkata, "Kanye, ini kakak iparmu. Cepat sapa!""Halo, Kakak Ipar," sapa Kanye."Halo, Kanye," balas Odessa sambil tersenyum ramah. Senyumannya sangat hangat dan bersahabat.Melvin seketika bingung. Senyuman yang begitu tulus ini tidak terlihat seperti orang yang memiliki niat jahat.Melvin berucap, "Odessa, aku benar-benar minta maaf. Ibunya Kenzo berhalangan hadir. Selain itu, adik-adik Kenzo ...."Odessa menimpali, "Aku tahu, Ayah. Mereka pergi ke Avika untuk gali emas. Nggak masalah. Keluargaku juga lebih utamakan untuk bertemu Kenzo."Gali emas di
Bagaimana mungkin Melvin tidak bisa mendengar Kenzo menyindir dirinya? Dia membelalakkan mata sambil mengomel, "Jangan menyindir. Kamu bilang aku nggak mengenal Odessa, memangnya kamu sangat mengenalnya?"Melvin mengomentari, "Kamu memang sangat brilian di dunia bisnis. Kamu cerdas dan ahli menyusun strategi. Tapi dalam hubungan asmara, kamu cuma orang awam. Tingkat pemahamanmu sangat dangkal. Terus terang saja, kecerdasan emosionalmu rendah!" Kecerdasan emosional rendah? Inikah penilaian dari ayah kandungnya sendiri terhadapnya? Kenzo memejamkan matanya sambil menarik napas dalam-dalam, lalu mengancam, "Kalau Ayah bicara lagi, aku akan langsung pergi.""Masuk ke mobil," ucap Melvin dengan kesal. Dia sangat ingin memberi pelajaran yang keras kepada Kenzo untuk membuka hatinya terkunci rapat.Di dalam mobil. Odessa dan Kanye yang baru pertama kali bertemu justru mengobrol dengan sangat akrab. Begitu melihat Kenzo kembali dengan wajah muram, dia berpikir pasti Kenzo bertengkar dengan ay
Howie menyapa mertua serta adik ipar kakaknya. Setelah mengobrol sejenak, Melvin mendesak, "Odessa, orang tuamu seharusnya menunggumu di ruang privat. Sebaiknya kita cepat ke sana."Keluarga Yudistira tidak tahu bahwa Sugian adalah ayah tiri Odessa. Menurut ibunya, sebaiknya hal ini dirahasiakan agar mereka tidak ditertawakan oleh keluarga suami Odessa.Odessa tidak takut Kenzo mentertawakannya. Dia hanya merasa mereka bukan suami istri benaran, jadi tidak perlu menjelaskan terlalu banyak.Beberapa orang itu berjalan masuk dengan membawa banyak kotak hadiah. Sebelum tiba di ruang privat, Odessa melihat seorang wanita dengan riasan tebal sedang menelepon di sudut koridor.Seketika, Odessa terkejut. Apa yang membuat wanita ini kemari? Odessa bertatapan dengan adiknya. Kebetulan, wanita itu melihat mereka dan langsung mengakhiri panggilan. Wanita itu menghampiri mereka lalu melirik sekilas pria di belakang Odessa. Ekspresinya sontak membeku.Wanita ini tidak lain adalah putri kandung Sugi
"Ayah, Ibu," sapa Kenzo sambil menahan penolakan dalam hatinya."Ya, anak baik." Sebelumnya Tania merasa agak kesal karena Kenzo tidak menjemput putrinya. Kini, setelah melihat Kenzo yang begitu tampan dan berkarisma, kekesalan itu sontak sirna. Wajah Tania dipenuhi senyuman puas.Jika dibandingkan dengan ekspresi Sugian yang suram, keduanya terlihat sangat kontras. Sugian mendengus dan tidak meladeni Kenzo. Kemudian, dia kembali ke ruang privat.Suasana seketika menjadi canggung. Untung saja, Melvin sudah terbiasa dengan acara seperti ini. Melvin bertanya, "Eh, Odessa, siapa mereka berdua?"Sebelum Odessa menjawab, Jaeli sudah memperkenalkan diri, "Halo, Paman. Aku kakak Odessa. Ini suamiku, Declan."Kemudian, Jaeli menatap Odessa dan menegur, "Odessa, sapa kakak iparmu dong."Odessa mengepalkan tangannya. Lantaran terpaksa, dia tersenyum sambil menyapa, "Kak Jaeli, Kak Declan."Odessa tidak pernah memanggil Jaeli dengan sebutan kakak karena terus ditindas. Kini, Jaeli pun mendapat ke
Taman Gangga? Melvin melirik putranya. Kalau tidak salah ingat, itu adalah lahan relokasi. Anak perusahaan di bawah Grup Eternal membangun gedung itu untuk pemerintah secara gratis sebagai imbalan.Ketika melihat senyuman tipis Kenzo, Melvin tahu dugaannya benar. Dia berpura-pura terkagum-kagum. "Oh, Taman Gangga? Aku pernah dengar. Itu proyek perusahaan besar. Ternyata kamu mengerjakan proyek besar. Sepertinya level Odessa jadi menurun karena menikah dengan Kenzo."Saat ini, Sugian yang diam sejak tadi, akhirnya berkata dengan ekspresi dingin, "Pak Melvin, mereka memang sudah nikah, tapi acara tetap harus diadakan. Kami seharusnya nggak meminta ini, tapi sepertinya kalian nggak bakal mengadakan acara kalau kami nggak bilang apa-apa."Sugian menatap Odessa dan meneruskan, "Kami membesarkannya dengan susah payah. Kami juga nggak bisa apa-apa karena dia mengambil akta nikah tanpa izin kami. Tapi, sebagai orang tua, kami nggak ingin usaha kami sia-siap. Jadi, kira-kira berapa mahar yang b
"Kapan bakal terkumpul? Aku mau tahu tanggal pastinya!" Sugian makin merajalela.Kenzo tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu seperti Sugian. Sambil menahan diri, dia berucap dengan ekspresi datar, "Aku baru beli rumah untuk pernikahan, jadi nggak ada uang sekarang. Kalau Ayah Mertua bersikeras, kita buat surat utang saja dulu."Begitu ucapan ini dilontarkan, Jaeli yang menonton sejak tadi pun tak kuasa tertawa. Declan juga merasa lucu, bahkan bersikap makin sombong.Sambil menggerakkan tubuh gendutnya, Declan mengejek, "Apa perlu buat surat utang? Aku bisa menghasilkan 1 miliar dalam setengah tahun. Masa kamu harus buat surat utang?""Declan, kami tahu kamu hebat. Tapi, jangan merendahkan orang seperti ini." Mata Tania memerah. Hari ini adalah hari bahagia putrinya, tetapi Sugian malah mengacaukannya.Ini pertama kalinya Kenzo dihina oleh orang-orang yang asal-usulnya tidak jelas. Karena diancam ayahnya, Kenzo hanya bisa menahan diri untuk tidak mengamuk.Setelah diam