Share

chapter 95

Sejak peristiwa malam itu, Nisa jadi lebih sering termenung. Kata-kata Rasya, yang mengkhawatirkan, jika besar kemungkinan ia akan hamil, selalu mengganggu pikirannya.

"Apa yang harus aku lakukan, jika nanti aku benar-benar hamil?" gumam Nisa sendiri.

"Siapa yang hamil, nak?" tanya pak Faisal yang baru datang dari mengantar cucunya sekolah.

"Oh, eh..Anu, itu Yah!" jawab Nisa gugup, karena tak menyadari kehadiran ayahnya.

Melihat putrinya panik dan gugup, pak Faisal merasa curiga. Tidak biasanya Nisa bertingkah seperti itu, walau ada masalah sekalipun.

"Ada masalah apa, nak? Apa karena batalnya pernikahan, membuat kamu jadi seperti orang yang hilang konsentrasi?" tanya ayah Nisa.

"Ah, anu...Nisa nggak apa-apa kok, Yah!" jawab Nisa serba salah.

Pak Faisal diam mendengar jawaban yang terkesan menutupi sesuatu. Tapi, sebagai orang tua, pak Faisal tidak mau jika putrinya menanggung beban masalah sendiri.

Nisa merasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status