Share

Chapter 49

Arman duduk sendiri di ruang keluarga, secangkir kopi dan sebungkus rokok filter terletak di atas meja menemaninya malam itu.

Ada rasa menyesal menghampiri, tak kala ia teringat masa-masa indahnya, saat Nisa masih menjadi istrinya. Senyum indah Nisa selalu menyambut kepulangan dari kerja.

"Mengapa aku tak bisa menjadi seperti yang diinginkan Nisa? Apa aku memang tak pantas untuknya? Tapi..., kenapa hati ini seakan tak rela melihat dia bersama yang lain." Arman diam termenung berperang dengan penyesalan.

"Kak Arman..!" panggil Bella dan duduk di depan Arman.

"Kapan kamu pulang?" tanya Arman melihat adiknya yang seperti tak ingin pulang.

"Apa sih, Kak? Emang gak boleh ya aku main ke rumah Kakak aku sendiri?" jawab Bella sewot.

"Bukan gak boleh, cuma aneh aja! Kenapa akhir-akhir ini, kamu lebih kerasan tinggal di sini! Apa kamu ada masalah sama Mama?" selidiki Arman curiga.

"Gak ada kok..! Aku cuma lebih enak di sini aja, k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status