Share

Bab 92

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-16 06:01:58

Wina kembali ke ruang rawat sang cucu, dia pun menceritakan apa yang barusan terjadi padanya.

"Pa, tadi Mama hampir ketabrak mobil," kata Wina sembari duduk di sofa bersebelahan dengan sang suami.

Dirga yang tengah memainkan ponselnya pun segera melihat wajah istrinya.

"Mama, baik-baik saja kan?" tanyanya dengan perasaan was-was.

Dirga pun memperhatikan kondisi istrinya dia terlihat sangat khawatir.

"Mama nggak papa, tapi ada yang aneh," ucap Wina lagi.

"Apa?" tanya Dirga dengan serius menatap wajah sang istri.

"Ceritanya lebay, ini seperti direncakan," ucapnya.

"Direncanakan bagaimana?" tanya Dirga yang kian semakin penasaran dengan maksud sang istri.

"Mama hampir ketabrak, tapi anehnya malah David yang menolong Mama," ucapnya dengan sinis.

"David menolong, Mama?"

"Iya, dia yang akhirnya kecelakaan."

"Lalu, bagaimana keadaannya sekarang?"

"Papa, kok jadi bertanya tentang dia?" Wina tampak kesal karena Dirga malah mempertanyakan tentang David.

"Dia kan suda
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eka Vesa Longa
pagi kk Thor , rasain Lisa kena karma kamu .....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 93

    Lisa menangis sambil terus berjalan, dia tak menyangka jika hidupnya akan menjadi seperti ini. Setelah semua yang terjadi dia pikir akan membuat hidupnya lebih baik, sayangnya tidak. Justru semuanya hanya sebatas mimpi semata. Kini dia dicampakkan begitu saja bagaimana sampah yang dibuang dengan mudahnya. Miris bukan? Namun, ada lagi hal yang mengejutkan dirinya, beberapa polisi mulai berjalan ke arahnya. Ada apa dengan dirinya hingga dihampiri oleh polisi? "Anda harus ikut ke kantor!" ucap salah satu dari mereka. "Salah saya apa, Pak?" tanya Lisa yang sepertinya tidak menyadari kesalahannya. Mungkin dia pikir menabrak seseorang dengan sengaja bukan satu kejahatan yang harus dipertanggungjawabkan. "Anda pelaku tabrak lari!" Lisa pun pun tersadar setelah tahu apa yang barusan dia lakukan adalah perbuatan kriminal. Lalu siapa yang akan menolongnya? Tidak ada, dia sendiri, bahkan Erwin pun tidak mungkin mau menolongnya. Hubungan mereka berakhir dengan cara ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 94

    "Jadi, yang hampir menabrak Mama itu adalah Lisa?" Wina pun semakin dibuat syok. Bagaimana tidak, dirinya telah begitu yakin David adalah pelakunya, tapi ternyata orang lain. Orang yang tak pernah dia sangka akan melakukan hal tersebut. Lagipula kenapa bisa Lisa melakukan hal tersebut, setahunya Ayunda begitu akrab dengan Lisa. "Tadi pagi Lisa datang ke rumah, Ma. Dia marah-marah karena alasan yang menurut Yunda nggak jelas," kata Ayunda lagi. "Tapi, Mama udah terlanjur menuduh David yang merencanakan semuanya, ternyata David yang nolongin Mama," ucap Wina lagi dengan perasaan malu. "Mama, di tolongin David?" "Iya. Tadi kakinya sampai diperban gitu." "Ada-ada saja," gerutu Ayunda. Saat itu ponselnya kembali berbunyi dan masih dari orang yang sama. Ayunda pun langsung menjawabnya dan berkata. "Aku tidak bisa melakukan apapun, silahkan hubungi langsung orang yang telah kau tabrak!" Setelah mengatakan itu Ayunda pun memutuskan panggilan sepihak. Sepertinya Ayund

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 95

    Akhirnya setelah beberapa hari berada di rumah sakit baby Ken sudah diijinkan untuk dibawa pulang ke rumah. Tentunya Ayunda merasa sangat lega, berharap setelah ini anaknya tak akan sakit lagi. Apa lagi sampai dirawat di rumah sakit, bayi sekecil itu harus merasakan perawatan yang cukup serius. Rasanya sangat memprihatikan. Saat Ayunda sedang sibuk memandikan anaknya tiba-tiba saja seorang pembantu mengatakan bahwa ada David dan ibunya datang. "Non, ada Tuan David dan ibunya di depan, saya bingung. Mau disuruh masuk atau bagaimana," kata pembantu tersebut karena mengetahui hubungan antara kedua keluarga ini tidak baik-baik saja. Namun, tiba-tiba saja Wina menyela pembicaraan saat Ayunda akan berbicara. "Suruh saja mereka masuk," kata Wina. "Baik, Bu." Ayunda pun menatap wajah sang ibu penuh tanya. Dia bingung kenapa bisa mengijinkan David dan Mamanya masuk. Biasa Wina akan sangat murka meskipun hanya mendengar nama David disebutkan. Jika hanya Hera tidak masala

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 96

    "Hay," sapa David. Ayunda pun terkesiap melihat wajah David di hadapannya. Dia tidak mengerti mengapa bisa ada David di dalam kamarnya. Untung saja dia tidak sedang berganti pakaian, bayangkan saja bertapa malunya jika sampai terjadi. Tapi David sudah dua kali melakukan ini, dia masuk ke dalam kamar secara diam-diam entah bagaimana bisa. "Kenapa kamu berani sekali masuk ke kamar ku?!" tanyanya. "Kenapa tidak?" tanya David kembali. "Bagaimana jika ada yang melihat?!" tanya Ayunda lagi. Ayunda mengepalkan kedua tangannya menahan amarah yang begitu luar biasa. Rasanya sulit untuk bisa mengendalikan kesabaran diri jika sudah seperti ini. "Paling kita di nikahin," jawab David dengan santainya. Tapi Ayunda yang tidak merasa senang dengan jawaban David. "Keluar!" usir Ayunda sambil menunjuk arah pintu, "kamu ke sini cuman melihat Ken kan? Jika sudah melihatnya segera pulang!" "Enggak, sebenarnya aku juga pengen ketemu kamu," terang David. "Pergi nggak!" pekik Ayun

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 97

    "Ayunda, maafkan aku," ucap David terus-menerus. Semetara Ayunda sudah semakin takut jika saja Wina memutar gagang pintu, pintu yang tidak terkunci pasti akan langsung terbuka. Tidak. "Kamu kok ngeyel banget sih? Aku bilang pergi!" Sudah dua kali David masuk ke kamarnya diam-diam, entah bagaimana caranya Ayunda juga tidak tahu. Atau mungkin David memiliki kelebihan sebagai maling yang suka masuk ke rumah atau kamar orang lain diam-diam. Entahlah yang jelas Ayunda semakin pusing berhadapan dengan David, kesabaran serasa semakin diuji. "Ayunda," mohon David tidak ada hentinya. Dia tidak peduli jika pun Wina memergoki dirinya di sana. Dihajar juga tidak masalah, karena yang menjadi masalahnya saat ini adalah mendapatkan maaf dari Ayunda. Apapun akan dia lakukan. Katanya saja dia terlalu gila, tidak masalah karena seluruh cintanya sudah habis dia berikan pada Ayunda. "Ya ampun," gumam Ayunda semakin panik. Saat itu gagang pintu pun bergerak, artinya Wina mulai memuta

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 98

    Setelah beberapa hari tidak bekerja akhirnya Ayunda pun kembali bekerja, dia juga cukup merindukan sahabatnya Tere. Segera dia menuju ruangan sekretaris. "Hay," sapanya pada Tere. "Maaf ya kemarin aku nggak jenguk Ken, kamu tahukan keluarga kamu pada benci sama aku sejak kamu dan Kak Erwin cerai, aku cuma nggak mau memperkeruh keadaan," ucap Tere penuh penyesalan. "Aku ngerti kok, makanya aku langsung ke sini buat ketemu kamu," balas Ayunda. Kemudian keduanya pun saling berpelukan dengan sangat erat. Keduanya tampak masih begitu akrab, tidak ada yang ingin mengakhiri persahabatan ini karena keduanya sama-sama saling menghargai. Ting! Terdengar suara ponsel Ayunda berdering, dia pun melihat nomor tanpa nama. Tetapi dia tetap saja membuka pesan tersebut "Siapa ya?" tanyanya sambil mengambil ponselnya dari dalam tasnya. "Mungkin si, Bos," tebak Tere. "Iya mungkin sih, soalnya tadi malam aku udah bilang kalau hari ini aku bakal masuk kerja," jawab Ayunda yang diang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 99

    "Buat adik?!" gerutu Ayunda tak kuasa menahan rasa kesalnya.Saat itu ponsel Ayunda pun kembali berbunyi. Ayunda pun langsung saja menjawabnya bahkan tanpa melihat siapa yang menghubunginya.Karena dia tahu itu pasti David, pria aneh, gila dan sangat merusak hari-harinya sudah mulai terasa indah ini. "Hey, sudah aku katakan jangan lagi hubungi aku! Kamu punya telinga atau tidak?!" pekiknya. Yusuf yang sebelumnya meletakkan ponsel pada telinga mendadak menjauhkannya. Suara Ayunda benar-benar sangat memekakkan telinganya. "Aku benci sama kamu, jangan pernah lagi hubungi aku! Jangan pernah hubungi aku!" Ayunda sampai mengulang-ulang kembali apa yang dia katakan. Benar-benar sangat menjengkelkan sekali apa yang dilakukan oleh David menurutnya sangat keterlaluan.Ini bukan manis tapi pahit! "Hey, ini aku," kata Yusuf. Ayunda pun dibuat syok setelah mendengar suara siapa yang ada diseberang sana. Kemudian matanya semakin melebar karena mengetahui Yusuf lah yang menghubungi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 100

    Setelah kembali ke rumah Adel pun menemui David yang tengah berada di ruang kerjanya. "Kau tahu apa yang hari ini aku lakukan?" tanyanya sambil duduk di sofa. David pun menatapnya tapi tak ada pertanyaan sama sekali. Apa yang bisa membuatnya tertarik untuk berbicara selain Ayunda? Konyol. "Hari ini aku ikut Mama arisan dan kau tahu siapa yang aku temui di sana?" tanya Adel lagi. "Hem," jawab David. David masih menunggu inti dari cerita yang akan disampaikan padanya. "Ayunda!" papar Adel. Benar saja, David pun langsung menatapnya penuh dengan rasa penasaran. Ada apa dengan Ayunda? Ada banyak pertanyaan yang akan dia utarakan jika memang benar tentang Ayunda. Satu nama yang langsung membuatnya menjadi seperti orang gila. Padahal wanita tersebut tidak melakukan apapun di sana. "Ayunda?" tanyanya dengan serius. Adel pun mengangguk membenarkan, "Aku baru tahu ternyata dia adalah calon istri bos nya," kata Adel lagi. David pun mengangkat sebelah alisnya mende

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20

Bab terbaru

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 117

    "Dia manusia atau apa sih? Aku curiga dia itu titisan jalangkung," gerutu Ayunda yang tak hentinya sambil membayangkan wajah David. "Kamu kok basah kuyup?" tanya Tere yang tak sengaja bertemu dengan Ayunda di ruang keluarga. Tepatnya ketika Ayunda tengah melintas. "Ini karena jailangkung," jawabnya penuh kekesalan. "Jailangkung?" "Hem......Dia datang dan pergi tanpa ijin, siapa lagi kalau bukan ayah Ken," ucap Ayunda. "Kayaknya dia serius pengen balikan sama kamu ya, buktinya tidak ada hentinya berusaha untuk mendekati mu," kata Tere lagi. "Enggak ya, aku nggak mau balikan sama dia. Dulu juga dia mati-matian berusaha untuk dapatkan cinta aku. Tapi apa? Dia malah menyakiti aku," Ayunda seakan tak bisa melupakan semua yang telah dia lewati. David, Erwin keduanya sama saja. Sama-sama jahat ketika sudah mendapatkan keinginannya. Lupa pernah berusaha mati-matian untuk mendapatkan Ayunda. "Kamu gimana? Kak Zidan nggak nyakitin kamu kan?" tanya Ayunda yang justru penasara

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 117

    Hari ini adalah hari libur, sehingga Ayunda tidak berangkat bekerja. Akan tetapi dia juga tidak bermalas-malasan, dia menyirami tanaman miliknya yang begitu indah. Ada banyak bunga mawar di sana. Dia sangat hobi berkebun dan menikmati keindahannya adalah hal yang tak dapat dia ungkapkan dengan kata-kata. Ayunda juga memperbaiki beberapa bagian yang kurang bagus, dia merawat dengan penuh perasaan. Bahkan selama dia pergi pun bunganya masih sangat indah, sebab Wina ikut merawatnya. Ayunda pun tersenyum sambil mencium sebuah bunga mawar, dia menghirup aroma yang sangat menenangkan diri. Hiburan tersendiri yang sangat membahagiakan untuknya. "Selamat pagi, Bunda," sapa David. Ayunda yang sedang tersenyum bahagia menikmati keindahan pagi ini seketika berubah kesal. Tentunya karena kehadiran David yang sangat tidak diinginkan. Tidak tahu kenapa David sangat suka datang ke rumahnya, apakah pria tersebut tidak punya rasa malu? Entahlah. Putus asa, tapi dia juga ingin

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 115

    Tere baru saja sampai di apartemennya tapi ternyata ada Erwin yang berdiri di sana. Tere tidak tahu apa tujuan sang Kakak menemuinya. Namun, dia berharap jika Erwin memberikan kabar tentang Mama mereka. Dengan langkah yang cepat Tere pun berjalan ke arah Erwin yang masih berdiri di depan pintu apartemennya. "Kak Erwin," katanya sambil tersenyum pada sang Kakak. "Aku mau bicara." Tere pun mengangguk cepat, kemudian dia pun membukakan pintu agar mereka bisa berbicara di dalam. Setelah Tere masuk Erwin juga ikut masuk. Mereka masih berada di dekat pintu yang terbuka lebar. "Kak, kabar Mama gimana?" tanya Tere tak sabar. "Mama koma, kamu mau bertemu dengan Mama?" tanya Erwin. "Iya, Kak," Tere pun mengangguk cepat karena dia juga sangat merindukan ibunya. "Kamu harus membuat Ayunda mau kembali pada ku!" ucap Erwin. Tere pun dibuat terkejut mendengar ucapan sang Kakak. Rasanya sangat tidak mungkin karena dulunya Erwin sudah sangat yakin menceraikan Ayunda. Bahk

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 114

    "Anak Bunda," seru Ayunda sambil menciumi seluruh wajah sang putra. Tidak bertemu sejak kemarin membuatnya menahan rindu yang begitu besar. Saat itu Ayunda memeluk sang anak dengan begitu erat. Berulangkali Ayunda mencium pipi mungil putranya, rasanya belum juga puas. "Yunda, apa benar Kakak kamu sudah menikah dengan Tere?" tanya Wina secara langsung. Dia sudah sangat penasaran hingga tak mampu lagi menahan rasa penasarannya. Saat itu Ayunda pun mulai menatap wajah sang Mama dengan serius. Artinya Zidan sudah menceritakan apa yang dia alami di desa. "Kak Zidan udah cerita?" tanya Ayunda kembali. "Iya, kemarin katanya dia menyusul kamu karena ingin melindungi kamu dari David. Tapi, ternyata sesampainya di sana terjadi insiden yang tak terduga, dia di paksa untuk menikah dengan Tere, pagi tadi Kakak mu pulang dengan wajah yang lelah dan Mama juga syok mendengarnya," terang Wina dengan panjang lebar. Wajah Wina juga penuh kekecewaan mengetahui bahwa anaknya menikah den

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 113

    David pun memeluk Ayunda dari belakang, dia mencium tengkuk leher Ayunda dengan begitu liarnya. Sedangkan tangannya mulai menjalar ke seluruh tubuh wanita itu. Tubuh Ayunda yang basah menampakkan lekuk tubuh yang indah. Kini tubuh Ayunda lebih berisi dari sebelumnya, membuat David semakin panas dingin jika bertemu begini. Dada wanita itu begitu besar dan penuh. David semakin menjadi-jadi karena tidak dapat mengendalikan diri. Lantas bagaimana dengan Ayunda? Ayunda pun tersenyum sambil menikmati pelukan hangat David. Tangan liar David membuat Ayunda melayang jauh di awan. Sesaat kemudian David pun melumat bibirnya dengan sangat rakus. Ayunda pun membalasnya dengan tidak kalah panas. Saat itu tangan David mulai menelusup masuk ke dalam dress Ayunda. Meremas gunung kembar yang selalu menentang jiwa kelelakiannya selama ini. Saat itu terdengar suara teriakan. "Ahhhhh!" Teriak itu membuyarkan lamunannya, David kecewa ternyata apa yang terjadi barusan hanya se

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 112

    Sepanjang malam Tere tak bisa terlelap, dia masih menangis karena apa yang barusan menimpanya. "Tere, udah dong nangisnya. Aku jadi ikut sedih tau," kata Ayunda yang berbaring di sampingnya. Jika dulu Tere yang memeluknya, tapi kini sebaliknya. Ayunda memeluk sahabatnya itu penuh dengan kesedihan, dia ikut prihatin dengan kejadian itu. "Kenapa ya semuanya jadi begini?" tanyanya. "Aku juga bingung, tapi udah dong nangisnya. Lagian tadi cuma nikah siri aja, yang penting kamu nggak kena gantung," ucap Ayunda yang benar-benar ingin membuat Tere berhenti menangis. "Ya sih, tapi......" "Gampang, nanti pas kita udah balik kamu bisa minta diceraikan, satu kata cerai, sah," kata Ayunda lagi. Tere pun menatap wajah Ayunda, dia mencerna apa yang dikatakan oleh sahabatnya tersebut. "Tapi aku jadi janda?" "Tidak ada yang tahu, lagi pula kamu juga nggak ngapa-ngapain sama Kak Zidan." "Aku tidak melakukan apa-apa, tapi mereka malah berpikir buruk." "Iya, aku tahu, kita berdua

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 111

    "Baiklah, kebetulan di sini ada penghulu," kata Pak Kades. "Maaf, Pak tapi apa harus menikah?" tanya Tere memberanikan diri. "Jadi mau kamu bagaimana? Wanita kota bisanya mengotori desa orang!" seru seorang warga. "Pak, Bu, sebenarnya apa yang barusan terjadi hanya salah paham. Aku tidak tahu kalau ada dia di sana," kata Tere lagi. "Kau pikir aku mengintip mu begitu?!" sahut Zidan yang merasa disudutkan oleh Tere. Tere pun menggelengkan kepalanya dengan cepat karena tidak bermaksud demikian. "Nggak usah banyak omong, karena kami sudah melihatnya!" jawab warga. "Jangan-jangan mereka ingin mengatakan kalau kita bohong!" timpal warga lagi. "Bukan begitu, Pak, Bu. Maksudnya, kami punya keluarga, keluarga kami di kota. Apa tidak bisa tunggu sampai keluarga kami datang dulu?" tanya Ayunda. "Bilang saja kalian mau melarikan diri!" sahut seorang warga yang dibenarkan juga oleh warga lainnya. "Banyak bicara, ayo gantung saja mereka di pohon tanpa pakaian!" "Ayo!" "Tunggu

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 109

    "Sepertinya ini desanya, sesuai dengan alamat di sini, ini gambar rumah tempat Yunda menginap," kata Zidan sambil membandingkan sebuah gambar di ponselnya dan rumah sederhana di hadapannya yang dia dapatkan dari karyawan perusahaan Yusuf. Kemudian matanya pun melihat mobil David yang terparkir di samping mobilnya. "Si gila ini ternyata sudah tiba duluan," ucap Zidan. Zidan benar-benar menjaga adiknya, ibunya memang tidak begitu membenci David lagi. Tapi bukan berarti bisa diterima kembali seperti dulu, apa lagi jika David menjadi suami Ayunda. Tidak mungkin! Kemudian dia pun berjalan menuju teras, tapi saat itu sebuah pas bunga gantung jatuh di kepalanya. "Akh....." Zidan pun menatap ke bawah, tanahnya berserakan di lantai. Kemudian dia melihat ke atas, ternyata pengait pas bunga itu terlepas. Zidan pun merasa tidak nyaman saat ada tanah yang masuk ke dalam bajunya. Dia pun mencoba untuk menepuk-nepuk pundaknya. Sayangnya masih terasa tidak nyaman, saat itu Zid

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 108

    Sedangkan David merasa khawatir karena sejak tadi Ayunda tidak bisa dihubungi. Bukankah Ayunda mengatakan untuk tidak menghubunginya selama 1 jam saja? Tapi ini apa? Sudah berjam-jam wanita tersebut tidak bisa dihubungi. David pun semakin merasa cemas, dan dia tidak bisa diam saja. Segera menuju rumah Ayunda dan bertepatan dengan Wina yang sedang menggendong Ken di teras. "Selamat sore, Tenta," sapa David. "Iya." David pun menatap wajah putranya yang sudah terlelap dalam gendongan Wina. Kemudian kembali menatap Wina. "Tante, Ayunda sudah pulang ke rumah ya?" tanyanya. Tak peduli jika pun Wina kesal padanya, sebab kini lebih sering berkunjung ke sana. Yang terpenting bisa bertemu dengan Ayunda dan anaknya adalah hal yang membuatnya bahagia. "Ayunda pergi dengan teman-teman kantornya ke desa, tapi Tante juga lupa nama desanya. Katanya menginap di sana," terang Wina. David pun dibuat terkejut mendengar penjelasan Wina. Ayunda tak memberitahu jika dia akan perg

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status