Share

Bab 50

Author: Ipak Munthe
last update Last Updated: 2025-02-21 14:21:41

David pun kembali memutar badannya dan menatap wajah Ayunda.

"Kau butuh uang?" tanya David.

Ayunda pun tercengang mendengar pertanyaan David.

Dia bertanya-tanya apakah yang akan dikatakan selanjutnya oleh David padanya.

"Aku tanya, kau butuh uang?" David pun kembali mengulangi pertanyaannya.

Karena Ayunda hanya diam saja padahal sebelumnya mengatakan bahwa dia butuh uang.

Ayunda meneguk saliva pahit mendengar pertanyaan David untuk yang kedua kalinya.

Tapi kali ini dia pun mengangguk pelan, dia membenarkan apa yang dikatakan oleh David.

Melihat anggukan kepala Ayunda seketika menciptakan senyuman pada bibir David.

"Aku yang akan membeli mu kalau begitu!" kata David dengan entengnya.

Sedangkan kakinya bergerak kearah pintu hingga tertutup dengan rapat.

Degh!

Jantung Ayunda berdegup 10 kali lebih kencang, sepertinya tidak menyangka jika David akan berkata demikian.

"Kenapa? Berapa uang yang kau butuhkan?" tanya David lagi sambil berjalan mendekati Ayunda.

Ses
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Nisa Nadzira
beruntung dqpet uang tp selamat meakipun sakit hati..lanjut thir bagus ceritanya selalu ku tunggu
goodnovel comment avatar
Luthfiya Rahmi
David akn menyesal kalau tau itu anaknya dan tau Ayunda tidak pernah dsntuh Erwin
goodnovel comment avatar
Eka Vesa Longa
up lagi kk Thor ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 51

    Dua hari sudah baby Ken dirawat di rumah sakit, Ayunda tidak lagi stres memikirkan biaya rumah sakit. Sebab, uang yang dia dapatkan sudah lebih dari cukup. Bahkan ada sedikit sisanya. Meskipun cara mendapatkan uang tersebut cukup menyedihkan, bahkan akan di pandang lebih hina dari seorang wanita murahan. Paling tidak anaknya bisa terselamatkan dari sakitnya. Apa lagi dokter mengatakan jika besok keadaan anaknya semakin membaik lagi maka akan dipersilahkan untuk pulang. Hanya saja Ayunda yang kini mulai berpikir untuk mencari tempat tinggal yang baru. Dengan tekad yang kuat dia pun segera pergi mencari kosan walaupun mungkin hanya sepetak. Apapun yang terjadi dia harus bisa bangkit, dia tidak akan mau lagi tinggal di rumah David. Meskipun bekerja untuk mendapatkan gaji tapi lelah hati jika setiap harinya harus menelan pahitnya hinaan. Belum lagi setelah kejadian dua hari yang lalu dimana David yang membelinya, hanya saja David tak mau menyentuhnya dengan alasan jijik.

    Last Updated : 2025-02-22
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 52

    Satu Minggu kemudian.... Ayunda kini tengah duduk sambil memangku baby Ken di depan kosannya. Pikirannya melayang jauh karena sampai saat ini belum memiliki pekerjaan. Sedangkan susu sang anak tinggal sedikit. Artinya dia harus segera membelinya lagi, tapi uang yang dia miliki kini sudah begitu menepis. Lalu kemana dia bisa mencari pekerjaan? Ayunda benar-benar kebingungan mencari uang untuk kebutuhan sang anak. Beruntung Ayunda telah membayar uang kosan hingga tiga bulan kedepan hingga dia masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan uang sebelum jatun tempo pembayaran selanjutnya. "Ayunda?" kata seseorang. Ayunda pun bangkit dari duduknya sambil menggendong bayinya. Dia terus memperhatikan pria yang ada di hadapannya. "Yusuf?" kata Ayunda. "Iya," Yusuf. "Ya ampun, nggak nyangka kamu ada di sini juga. Kamu ngapain di sini? Kamu nggak ngekos di sini kan?" "Hehe, aku yang punya kosan ini," kata Yusuf. "Benarkah?" Ayunda pun mendadak malu mendengar ucapan Y

    Last Updated : 2025-02-23
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 53

    Semangat pagi yang begitu luar biasa, bersamaan dengan terangnya cahaya sinar mentari yang menyinari bumi ini. Hari ini sepertinya cuaca selaras dengan perasaan hati Ayunda yang tengah berbahagia. Tidak seperti biasanya hanya cuaca yang indah tapi perasaannya sendiri begitu menyedihkan. Tetapi ini bukan tentang cinta, kenangan, apalagi ketertarikan. Ini tentang kehidupan yang siap dia mulai kembali dari awal, menata masa depan yang lebih baik demi putranya. Dengan pakaian sederhananya dia pun menatap penampilannya di cermin. Kemeja putih lengan panjang yang dilipat sampai siku dipadukan dengan rok yang berwarna hitam selutut. Dia mengenakan sepatu seadanya saja. Kemampuannya dalam berhias tidak perlu diragukan lagi. Sekalipun memakai pakaian yang sederhana tapi tidak lantas menenggelamkan kecantikannya. Kecantikan yang telah tertanam dalam dirinya bukan hanya sekedar kebaikan, tetapi keindahan yang begitu luar biasa. "Nak, Bunda minta maaf karena harus m

    Last Updated : 2025-02-23
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 54

    Pekerjaan hari ini terasa begitu ringan, apa lagi mendapatkan bos yang baik seperti Yusuf. Bahkan Yusuf pun dengan senang hati mengantarkannya pulang. Bahkan, masih sempat menjemput baby Ken ditempat penitipan anak, apa lagi jalanya memang satu arah. "Terimakasih atas tumpangannya, Bos," kata Ayunda. Kemudian dia pun segera turun dari mobil Yusuf. Semetara Yusuf masih berada di dalam mobilnya, sebelumnya memang Ayunda yang mengemudikan mobil. Tetapi saat pulang berganti Yusuf lah yang mengemudi. Yusuf pun melihat wajah Ayunda dari jendela mobil. "Kau tidak ingin mengajak ku mampir? Dan, minum dulu?" seloroh Yusuf. Ayunda pun tersenyum mendengar ucapan Yusuf. Tapi sebenarnya tidak terlalu serius, karena Yusuf pun hanya bercanda saja. "Ayo masuk," kata Ayunda "Lain kali saja aku sudah tidak berminat," celetuk Yusuf. "Hehe," Ayunda pun cengengesan saat mendengar jawaban Yusuf. "Aku hanya bercanda, aku pulang dulu ya, sampai jumpa besok," pamit Yusuf. Setelah

    Last Updated : 2025-02-23
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 55

    "Nih pakaian aku, kamu boleh pakai, kenapa sih kamu nggak beli pakaian baru aja. Aku punya tabungan, kamu bisa pakai," kata Tere. "Makasih ya, tapi aku nunggu gajian aja, aku sekarang hidup nggak cuman mikirin diri sendiri. Aku punya tanggungjawab, kamu ngerti kan?" tanya Ayunda. "Iya, sih. Tapi aku nggak minta kamu harus bayar," sungut Tere lagi. "Kamu simpan aja tabungan kamu, nanti kalau aku butuh banget aku pasti akan minjem langsung," kata Ayunda lagi dengan sangat yakin. "Ya udah deh." Tere pun mengerti dan kini dia kembali mengeluarkan sisa pakaian di dalam paperbag yang barusan dia ambil dari tempat tinggalnya untuk dipakai oleh Ayunda. Sebab, Ayunda tak memiliki pakaian bagus untuk bekerja. Bahkan pakaian yang dia miliki tidak begitu banyak. Ayunda sangat berbeda jauh dari yang dulunya. Bahkan saat keluar dari rumah dia hanya membawa pakaian di badan. Roda kehidupan memang berputar dan Ayunda berharap bisa melewati semuanya dengan sabar. *** Keesokan h

    Last Updated : 2025-02-24
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 56

    Huuuufff. Ayunda pun membuang nafas panjang setelah merapikan pakaiannya. Dia menatap wajahnya di depan cermin yang berukuran cukup besar di hadapannya. Tak lama berselang Tere ikut masuk ke dalam toilet. "Yunda, kamu serius mau ketemu Kak Erwin" tanya Tere setelah sebelumnya Ayunda memberitahunya melalui chat. Ayunda pun mengangguk membenarkan apa yang dikatakan oleh Tere. "Iya, aku nggak mau mencampur adukan pekerjaan dengan masalah pribadi. Kalau ditanya sebenarnya aku males banget ketemu dia, tapi Yusuf udah baik banget sama aku," jelas Ayunda dengan rasa bingung. Tapi sudahlah apapun yang terjadi dia tak boleh menghindar. Justru dia harus melawan semua rasa yang berkecamuk di dalam hatinya, lagi pula tidak ada yang harus dia takutkan. Jika selama ini dia mampu menghadapi semuanya sendiri kenapa kali ini dia harus ragu? Memangnya kenapa kalau dia bertemu dengan Erwin. Justru bila perlu Ayunda akan meminta perceraian mereka segera disahkan oleh pengadilan. "

    Last Updated : 2025-02-25
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 57

    Sedangkan ditempat lainnya dan waktu yang sama David mulai kehilangan konsentrasi nya dalam bekerja. Setelah malam itu dia tidak pernah lagi bertemu dengan Ayunda. David berpikir jika Ayunda masih berada di rumah sakit menjaga anaknya. Namun, karena rasa penasaran dia pun segera menuju rumah sakit. Sepertinya dia juga mulai merindukan baby Ken. Ah tidak, maksudnya bukan begitu. Mungkin karena wajah mereka yang memiliki kemiripan membuat David ingin melihatnya terus. Sebab seperti melihat dirinya sendiri tapi versi bayi. Lucu ya? Entahlah, pikirannya benar-benar kacau hanya karena memikirkan bayi mungil yang entah mengapa begitu mirip dengan dirinya. Namun, sesampainya di rumah sakit dia baru mengetahui ternyata beberapa hari yang lalu baby Ken sudah dibawa pulang. Anehnya David merasa Ayunda belum pulang ke rumah. Ataupun mungkin saja karena kesibukan David akhir-akhir ini membuat mereka tidak pernah bertemu. Padahal sebenarnya Ayunda ada di rumah? Ada apa

    Last Updated : 2025-02-25
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 58

    Hari libur membuat Ayunda merasa senang, artinya selama seharian ini dia bisa bersama dengan putranya. "Anak Bunda udah besar," katanya sambil membalut tubuh sang putra dengan handuk setelah selesai dia mandikan. Kemudian Ayunda membawanya ke ranjang untuk selanjutnya memakai pakaian. Bayinya sangat wangi juga segar setelah mandi, bahkan bayinya tersenyum melihat dirinya. "Eeeeemuuuah!" Ayunda mencium pipi gemas bayinya dengan penuh kasih sayang. Terlihat jelas dia sangat menikmati peranannya sebagai seorang ibu. Meskipun masih perlu belajar lebih banyak lagi tentang cara menjadi ibu yang baik. Kini pikirannya pun lebih tenang karena tak lagi mendengarkan hinaan yang membuatnya terbebani. Tapi saat itu dia pun mendengar suara ketukan pintu. Dengan segera Ayunda pun membuka pintu, dia yakin yang datang adalah Tere. Tapi ternyata bukan Tere yang datang melainkan Yusuf. Yusuf menenteng paperbag di tangannya dan kini bergerak memberikan pada Ayunda. "Selamat pagi,"

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 136

    Ayunda terus menangis sambil terus melajukan sepeda motor yang dia kendarai. Dia kecewa atas keputusan sang Papa yang memaksanya untuk menikah dengan David. "Kenapa harus dia sih?" tanya Ayunda sambil terus terisak. Ditambah lagi dengan sikap David yang semena-mena membuatnya semakin merasa tidak nyaman. Rasanya seperti tidak ingin berada di rumah jika ada David. Sejenak Ayunda sampai berpikir untuk melarikan diri dari rumah. Terutama dari David. Tapi kemana dia bisa pergi membawa anaknya? Apa lagi dengan keadaan sang Papa saat ini. Dia bisa terguncang jika Ayunda nekat melarikan diri. Ayunda dibuat bingung dengan keadaannya saat ini. Sepertinya tidak ada cela untuk bisa pergi dari semua ini. Ayunda benar-benar bingung dengan roda kehidupan yang terasa begitu menyakitinya. Sampai kapan ini akan terus berlangsung? Ayunda tidak tahan lagi. Awalnya mengira semua telah berakhir setelah lepas dari Erwin dan David. Tapi apa? Justru Ayahnya sendiri yang menari

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 135

    "Ehem!" David pun berdehem. Ayunda pun mulai menoleh pada David, dia masih bisa mengingat dengan jelas seperti apa bentuk tubuh David saat sebelumnya hanya mengunakan handuk saja. Bukan hanya itu, dia juga masih mengingat saat pisang keras pria itu ditekan pada bagian belakangnya. Gila! Warna merah pada wajahnya benar-benar tidak bisa ditutupi karena rasa malu. "Kamu bilang ke Mama aku perkosa kamu ya?" tanya David. Ayunda pun panik seketika sambil melihat sekitarnya. Beruntung tak ada orang, jika ada yang mendengar suara David sungguh sangat memalukan. "Kamu ngomong apa sih?!" kesal Ayunda. "Tadi kamu ngomong gitu ke Mama." "Dia Mama aku, jadi kamu nggak usah ikut panggil dia Mama!" "Kan kita udah menikah!" "Iya! Perawat di rumah sakit juga tahu!" sinis Ayunda, "nikah udah seperti kencing aja, nikah ya nikah." "Siap-siap nanti malam aku perkosa beneran!" Degh! Jantung Ayunda berdegup kencang karena keterkejutan yang begitu luar biasa. Apa tidak bisa pr

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 134

    "Aaaaaa!" teriak Ayunda ketika kembali ke kamar melihat David yang keluar dari kamar mandi hanya mengunakan handuk yang melilit di pinggangnya. Cepat-cepat David pun menutup mulutnya agar tak ada yang mendengar teriakan Ayunda. "Jangan teriak nanti orang-orang rumah mendengar," kata David. Ayunda pun mengangguk dan David pun melepaskan tangganya yang menutup mulut Ayunda. "Kamu ngapain cuma pakai handuk di kamar aku? Mana handuk aku lagi!" omel Ayunda sambil memunggungi David. Dia tidak mau melihat David dalam keadaan seperti ini. "Memangnya kenapa? Kamu kan istri ku, lagi pula kamu juga sudah pernah melihatnya," balas David. Wajah Ayunda pun mendadak memerah karena mendengar ucapan David. Itu memang benar, tapi saat itu Ayunda dalam pengaruh alkohol. "Mana ada? Aku nggak ingat!" kesal Ayunda. "Yakin nggak ingat," David pun melingkarkan tangannya pada pinggang Ayunda. Tubuh keduanya seakan begitu dekat bahkan bisa saling merasakan kehangatan. Dengan hembusan na

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 133

    "Lepas!" pekik Yunda semakin kesal dengan ulah David. "Kenapa? Kita sudah menikah!" "Aku nggak mau, lepas!" Ayunda terus saja berusaha untuk melepaskan dirinya dia sangat kesal pada pria yang ada di dekatnya ini. "Kamu tidak mau ya tidak masalah, biar aku saja yang mau," balas David dengan santainya. "Dasar gila!" Tak hentinya Ayunda menggerutu kesal karena ulah David yang menjengkelkan. "Lepas nggak?!" "Baiklah," dengan terpaksa David pun melepaskan Ayunda karena tak ingin suara Ayunda sampai ke luar sana. "Kita memang udah nikah, tapi jangan coba-coba dekat-dekat!" tegas Ayunda lagi. "Kita suami istri, gimana caranya nggak dekat?" tanya David tak habis pikir. "Ogah! O Tu Du Gah! Ogah!" balas Ayunda. "Kamu aneh, apa iya pengantin baru seperti ini?" "Pengantin baru?" sekujur tubuh Ayunda terasa merinding mendengarnya. "Kamu tahu dong ritual pengantin baru," goda David. "Yeeee, apa-apa an sihh. Ihhh......" Ayunda benar-benar merinding melihat wajah mesum

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 132

    Ketika pagi harinya Ayunda merasa sangat tidak bersemangat untuk menjalani harinya. Dia masih menatap kebaya berwarna putih yang tergeletak di atas ranjang. Memakainya atau tidak? Saat dia tengah sibuk menimbang-nimbang Tere pun menghampirinya. "Yunda," panggil Tere. "Tere, aku nggak pengen banget pakek kebaya ini," ucap Ayunda. Tere pun tersenyum karena merasa bingung harus berkomentar apa. Namun, dia pun hari ini akan menuju rumah sakit untuk melihat pernikahan Ayunda. Meskipun sebenarnya tahu kehadirannya tidak diharapkan sama sekali. Tapi paling tidak dia hadir untuk sahabatnya, Ayunda.Apa lagi hanya Ayunda orang satu-satunya yang selalu membelanya. "Yunda, kita berangkat sekarang," ucap Wina secara langsung. Tapi dia melihat anaknya belum juga memakai kebaya yang dia berikan. "Kok kebayanya belum di pakai?" "Ma, Yunda nggak mau pakai kebaya," balas Ayunda. "Kenapa? Apa dia sudah meracuni isi pikiran kamu?" tanya Wina dengan penuh kekesalan tepatnya me

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 131

    Ayunda berharap ini hanyalah sebuah mimpi, mimpi buruk yang begitu mengerikan. Besok adalah hari dimana dirinya akan menikah dengan David. Menikah di rumah sakit dengan keadaan yang mendesak. Pernikahan yang sudah tidak dia inginkan sama sekali. Andai saja tak pernah ada luka yang ditorehkan David padanya, mungkin hari esok adalah hari yang paling membahagiakan untuk dirinya. Namun, bagaimana lagi. Kepala Ayunda hampir pecah memikirkan semua ini, dia bahkan tak mengerti mengapa bisa ayahnya mengatakan bahwa hanya David yang bisa menjaganya. Lantas bagaimana dengan kehidupannya selama ini? Apakah ada David yang menjaganya? Tidak. Huuuufff. Untuk kesekian kalinya Ayunda membuang nafas berat untuk masalah ini. "Hay," Tere pun menyapanya membuatnya tersadar dari lamunannya. "Kamu udah sembuh?" tanya Ayunda secara langsung, karena sebelumnya terakhir kali bertemu Tere tampak menggigil. "Udah, aku cuma butuh sedikit istirahat," ucap Tere. "Emang kamu nggak pern

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 130

    "David," Wina langsung berjalan ke arah David. Semetara Ayunda memilih untuk duduk di kursi tanpa ingin melihat wajah David. Begitu juga dengan Zidan yang berjalan kearah pintu kamar dimana ayahnya dirawat. Dimana ada cela yang membuatnya bisa melihat sang ayah yang tengah berbaring di penuhi dengan alat medis. Akan tetapi Wina tetap saja berbicara pada David. "David, Om ingin bertemu dengan kamu," ucap Wina. David pun menatap wajah Wina penuh selidik, dia bingung apa yang sebenarnya terjadi hingga memanggilnya ke sana. "Om, ditusuk oleh Erwin. Sekarang dia masih dalam pencarian polisi," ujar Wina. David cukup terkejut mendengarnya, dia tak menyangka jika ini bisa terjadi. Bahkan Erwin masih belum ditangkap. Awalnya mengira jika Dirga dirawat karena jatuh sakit. "Lalu, bagaimana keadaan Om Dirga sekarang, Tante?" tanya David yang juga penasaran dengan keadaan Dirga. "Keadaan Om sangat mengkhawatirkan, kamu diminta untuk menemuinya sekarang," ucap Wina. David

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 129

    "Apa Papa sadar dengan ucapannya?" tanya Zidan tak habis pikir. "Yunda, nggak mau, Ma," ucap Ayunda. "Kenapa Papa mengatakan seperti itu?" tanya Wina. "Kata Papa untuk melindungi Yunda dan Ken, tapi perlindungan seperti apa, Ma? David jahat," kata Ayunda yang tak hentinya menangis. Sebelumnya dia menangis karena melihat keadaan sang Papa. Namun kali ini dia kembali menangis karena keinginan sang Papa. "Untuk itu Mana setuju, karena Erwin pasti akan mencari keberadaan kamu, dia jahat. Mama takut," kata Wina yang juga mengutarakan kegelisahan nya. Setelah hari ini Wina begitu trauma, bahkan untuk kembali ke rumah saja dia tidak berani. Dia takut Erwin kembali dan melakukan hal yang lebih sadis lagi. "Tapi kenapa harus David, Ma? Lagi pula Yunda bisa jaga diri," ucap Ayunda dengan putus asa. Zidan pun masuk ke dalam ruangan sang ayah, dia melihat wajah pucat ayahnya. Zidan tak berani untuk mempertanyakan tentang Ayunda, dia sungguh cemas melihat ayahnya berbaring ta

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 128

    Saat Ayunda dan Zidan terdiam mendengar penjelasan sang Mama, dokter pun menghampiri mereka. "Dengan keluarga pasien?" "Ya, Dok. Kami semua keluarganya," jawab Wina dengan tidak sabaran. Tidak sabar mengetahui keadaan Dirga saat ini. "Silahkan masuk, Tuan Dirga sudah sadarkan diri. Hanya saja tidak boleh terlalu lama di dalam sana," ucap sang dokter. Wina pun mengangguk cepat, sambil menggenggam tangan kedua anaknya dia pun berjalan masuk. Terlihat ada banyak alat yang melekat pada tubuh sang suami. Wina pun menahan isak tangisnya. Ayunda langsung memeluk sang ayah meskipun tidak sepenuhnya karena tubuh sang ayah benar-benar dipenuhi alat medis. "Pa...." lirih Ayunda yang tampak sangat ketakutan melihat keadaan sang Papa. Dirga pun menggenggam tangan anaknya dengan erat. "Dia, mencari mu. Papa takut," ucap Dirga dengan suara lemah. Meskipun terpasangnya oksigen tapi suaranya masih bisa terdengar di telinga Ayunda dan yang lainnya. "Maafin Yunda ya, Pa. Kalau

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status