Share

Bab 130

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-07 22:20:34

"David," Wina langsung berjalan ke arah David.

Semetara Ayunda memilih untuk duduk di kursi tanpa ingin melihat wajah David.

Begitu juga dengan Zidan yang berjalan kearah pintu kamar dimana ayahnya dirawat.

Dimana ada cela yang membuatnya bisa melihat sang ayah yang tengah berbaring di penuhi dengan alat medis.

Akan tetapi Wina tetap saja berbicara pada David.

"David, Om ingin bertemu dengan kamu," ucap Wina.

David pun menatap wajah Wina penuh selidik, dia bingung apa yang sebenarnya terjadi hingga memanggilnya ke sana.

"Om, ditusuk oleh Erwin. Sekarang dia masih dalam pencarian polisi," ujar Wina.

David cukup terkejut mendengarnya, dia tak menyangka jika ini bisa terjadi.

Bahkan Erwin masih belum ditangkap.

Awalnya mengira jika Dirga dirawat karena jatuh sakit.

"Lalu, bagaimana keadaan Om Dirga sekarang, Tante?" tanya David yang juga penasaran dengan keadaan Dirga.

"Keadaan Om sangat mengkhawatirkan, kamu diminta untuk menemuinya sekarang," ucap Wina.

David
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Khairul Khairul
lagi nunggu kisah Zidan dan tere
goodnovel comment avatar
Eka Vesa Longa
thanks kk Thor , up lagi yaa ... semoga Ayunda dan David bahagia ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 1

    "Bisa-bisanya kamu selingkuh sama sahabatku, Erwin!” seru Ayunda dengan suara cukup keras. Hati istri mana yang tidak sakit melihat sendiri dengan mata kepalanya saat sang suami tengah bermesraan dengan sahabatnya sendiri di kantor? Tubuh Ayunda bahkan sampai gemetaran karena tidak menyangka akan menyaksikan sendiri hal kotor ini. Dia pikir kedekatan keduanya selama ini sebatas sekretaris dan atasan saja. Siapa sangka, keduanya berkhianat? Di sisi lain, Erwin tampak tidak merasa bersalah. Pria itu bahkan menatap Ayunda sinis. "Cukup Ayunda! Nggak usah teriak-teriak!" ucap pria itu dengan suara pelan, tetapi penuh penekanan. Ayunda sontak tertawa kehilangan akal. "Aku udah berusaha jadi istri yang baik buat kamu, tapi apa yang kamu lakukan ke aku?" kecewa wanita itu. "Alah! Nggak usah mendramatisir keadaan, Ayunda atau kamu mau semua orang tahu bahwa anak itu adalah anak haram, hah?!" ucap Erwin sambil menunjuk perut buncit Ayunda, “kamu wanita murahan yang bahkan tak t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 2

    Beberapa bulan lalu … keadaan Ayunda sedang tidak baik-baik saja. Gadis itu mabuk berat setelah merayakan hari ulang tahun salah satu sahabatnya di sebuah apartemen.Sepertinya, ada yang sengaja menukar koktail tanpa alkohol miliknya dengan minuman yang seharusnya tak ia minum."Ayunda…." Samar-samar, ia merasakan David–sahabat dan asisten kakaknya itu–sedang menepuk-nepuk pipinya.Pria itu memang ditugaskan untuk menjemputnya malam ini. Tentu, dia tak menolak karena Ayunda dan dirinya diam-diam menjalin hubungan.Ya, mereka terpaksa menyembunyikannya karena David terlahir dari keluarga sederhana, sementara keluarga Ayunda mencari calon menantu yang setara. Meski demikian, Ayunda berjanji akan membuka rahasia itu setelah lulus S2 di tahun depan!"Kak David, kok ganteng banget sih?" ucap Ayunda tanpa sadar. Tubuhnya yang panas seolah mendamba sentuhan David yang tampak terkesiap.Untungnya, pria itu berhasil mengendalikan diri.Setelah memastikan tidak ada yang melihat seperti apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 3

    "Itu, Kak. Soalnya Yunda kesulitan buat thesis, Ayunda kan biasanya dibantuin Kak David, atau Kakak aja yang bantuin?" ucap Ayunda memberi alibi dengan cepat. Mendengar itu, kecurigaan Zidan pun lenyap. "Kerjain aja sendiri! Oh iya, kalau David, dia pulang ke rumah orang tuanya. Mungkin dia mau dijodohkan dengan pilihan Ibunya," jawab Zidan. "Dijodohkan?" kaget Ayunda sambil berusaha untuk terlihat tetap baik-baik saja. "Iya, sudah lama dia itu dijodohkan. Bahkan, dari kecil kayanya deh sama anak sahabat Ibunya. Tunangan sejak kecil pokoknya," kata Zidan lagi. Deg! Ayunda pun kehabisan kata-kata saat mendengar apa yang dikatakan oleh Kakaknya. Tanpa bersuara lagi, dia pun segera pergi dari sana. Sementara Zidan hanya menatap punggung Ayunda dengan santai karena adiknya itu memang datang dan pergi sesukanya selama ini. Sayangnya, pria itu tak tahu ada rasa yang berkecamuk di dada Ayunda saat ini. Bertapa runtuhnya dunia Ayunda karena mendengar ucapan sang Kakak yang tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 4

    Ayunda kembali terkesiap kala menyadari tatapan David begitu dingin padanya.Kini keduanya tampak sangat asing, padahal dulunya pernah saling mencinta dan tak jarang bergenggaman tangan dengan erat. Bahkan, ucapannya juga terdengar kasar dan asing di telinga wanita itu….. Jauh berbeda dengan yang dulu. Tapi, apa yang dapat Ayunda harapkan dari suami orang? Ayunda tersenyum getir. Namun, tiba-tiba ada gerakan dari dalam perutnya membuat Ayunda terkesiap. Mata David juga tertuju pada perut Ayunda. Akan tetapi, seperti ada kebencian terhadap apa yang dia lihat saat ini.David mengepalkan tangannya menahan rasa bencinya. "Terima kasih, aku permisi," ucap Ayunda memilih tak peduli. Dicopotnya selang infus di tangannya dengan terburu-buru. Ada setitik darah yang keluar, tapi tidak masalah. Sebab, itu tidak seberapa dibandingkan luka di hati yang terpaksa wanita itu sembunyikan dari semua orang, termasuk David. Brugh! Ayunda perlahan turun dari atas ranjang. Namun, seoran

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 5

    "David?" Dirga, ayah dari Zidan dan Ayunda, yang telah lama tidak bertemu dengan David seketika memanggilnya. Akhirnya pria itu pun tidak bisa pergi begitu saja. "Tuan Dirga," sapanya ramah. "Ayo, masuk! Kenapa hanya duduk diam di dalam mobil? Kamu pasti mau ketemu Zidan, kan?" tebak pria paruh baya itu akrab. Dia tahu seperti apa kedekatan antara anaknya dan David. Meskipun David pernah menjadi asisten anaknya, tapi mereka sudah bersahabat sejak lama. Bahkan, sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Hal ini membuat David semakin kesulitan untuk menolak. Berjalan beriringan, keduanya pun masuk, sampai David tak sengaja melihat bingkai foto pernikahan Ayunda dan Erwin dipajang di ruang tamu…. Sejenak, pria itu bahkan mematung karenanya. "Itu adalah foto pernikahan Ayunda, kamu tidak lupa seperti apa bocah itu membuatmu sibuk karena ulahnya yang bermacam-macam?" seloroh Dirga yang tak tahu pergulatan batin David saat ini. Seketika itu juga David pun tersenyum tipis–mencoba me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 6

    Ayunda kini menuju meja makan. Perutnya sudah sangat lapar karena ternyata sejak pagi tadi belum makan sama sekali. Hanya saja, ia terkejut menemukan Erwin sudah kembali. Bahkan, David juga ikut makan malam bersama! "Yunda, duduk. Malam ini kita akan makan malam dengan tamu istimewa," ucap Wina. Ayunda pun hanya bisa mengangguk pelan menurut pada ucapan ibunya itu. Dia memilih duduk di samping Erwin dan berhadapan dengan David. "Ayunda, isi piring suamimu," ucap Wina lagi mengingatkan Ayunda akan kewajibannya sebagai istri. Ayunda kembali menganggukkan kepalanya sambil bergerak untuk mengisi piring Erwin. Isi pikirannya terlalu banyak, hingga dia tidak bisa melakukan apapun tanpa diperintahkan. "Entah kapan kita dilayani istri, ya?" keluh Zidan. "Semoga kalian juga segera nyusul, kemudian punya anak. Tidak sabar menunggu hari kelahiran calon cucu dari Ayunda dan Erwin," ucap Wina sambil tersenyum pada sang anak. Deg! Jantung Ayunda seketika berdetak lebih k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 7

    "Kalian?" Ayunda terkesiap melihat wajah Erwin, dia semakin bingung harus bagaimana. Hal yang dia takutkan akhirnya terjadi, Erwin memergoki dirinya dan David berada di dalam kamar. Sementara David terlihat santai saja, membuat Ayunda merasa bingung dengan sikap pria itu. "Erwin, aku tidak tahu kenapa dia ada di sini," terang Ayunda berusaha untuk menjelaskan pada Erwin. Karena itu adalah kenyataan sebenarnya. Lalu Erwin pun menatapnya dengan penuh intimidasi, membuat keadaan semakin sengit. "Pergi dari sini!" geram Ayunda karena David masih saja berdiri di sana tanpa bergerak sama sekali. Apa lagi mencoba untuk menjelaskan pada Erwin tentang apa yang sebenarnya terjadi, rasanya tidak mungkin. Lihat saja bukannya segera pergi David justru kembali bertanya padanya. "Tadi kamu meminta ku untuk masuk ke sini, sekarang mengusir ku?" tanya David seakan tak percaya. Ayunda pun syok mendengar ucapan David, dia pun menatap wajah Erwin sambil menggelengkan kepalanya. "K

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 8

    Pagi harinya Ayunda mencoba untuk bangkit kembali dari keterpurukannya, dia ingin memperbaiki semuanya. Termasuk hubungannya dengan Erwin. Tidak ada kata terlambat untuk memulai semuanya bukan? Meskipun semalaman Erwin tidak pulang ke rumah dia tetap akan berusaha untuk bersikap baik. Dia juga sangat yakin jika kini Erwin berada di kantornya. Sambil berdiri di depan cermin, Ayunda terus memperhatikan wajahnya dengan mata yang bengkak akibat menangis semalaman, sekaligus menatap dirinya sendiri dengan perut buncitnya yang begitu jelas terlihat. Mengelus perutnya dan merasakan gerakan dari dalam sana. Janin tersebut adalah semangat terhebatnya, dia bisa bangkit kembali karena janin tersebut. Tujuan Ayunda kini terlebih dahulu menemui Lisa, ataupun sahabatnya yang telah berkhianat dengan suaminya sendiri. Ayunda ingin meminta Lisa meninggalkan suaminya. "Kamu bisa Ayunda, kamu adalah wanita yang kuat!" ucap Ayunda memberikan semangat pada dirinya sendiri. Dia bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11

Bab terbaru

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 130

    "David," Wina langsung berjalan ke arah David. Semetara Ayunda memilih untuk duduk di kursi tanpa ingin melihat wajah David. Begitu juga dengan Zidan yang berjalan kearah pintu kamar dimana ayahnya dirawat. Dimana ada cela yang membuatnya bisa melihat sang ayah yang tengah berbaring di penuhi dengan alat medis. Akan tetapi Wina tetap saja berbicara pada David. "David, Om ingin bertemu dengan kamu," ucap Wina. David pun menatap wajah Wina penuh selidik, dia bingung apa yang sebenarnya terjadi hingga memanggilnya ke sana. "Om, ditusuk oleh Erwin. Sekarang dia masih dalam pencarian polisi," ujar Wina. David cukup terkejut mendengarnya, dia tak menyangka jika ini bisa terjadi. Bahkan Erwin masih belum ditangkap. Awalnya mengira jika Dirga dirawat karena jatuh sakit. "Lalu, bagaimana keadaan Om Dirga sekarang, Tante?" tanya David yang juga penasaran dengan keadaan Dirga. "Keadaan Om sangat mengkhawatirkan, kamu diminta untuk menemuinya sekarang," ucap Wina. David

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 129

    "Apa Papa sadar dengan ucapannya?" tanya Zidan tak habis pikir. "Yunda, nggak mau, Ma," ucap Ayunda. "Kenapa Papa mengatakan seperti itu?" tanya Wina. "Kata Papa untuk melindungi Yunda dan Ken, tapi perlindungan seperti apa, Ma? David jahat," kata Ayunda yang tak hentinya menangis. Sebelumnya dia menangis karena melihat keadaan sang Papa. Namun kali ini dia kembali menangis karena keinginan sang Papa. "Untuk itu Mana setuju, karena Erwin pasti akan mencari keberadaan kamu, dia jahat. Mama takut," kata Wina yang juga mengutarakan kegelisahan nya. Setelah hari ini Wina begitu trauma, bahkan untuk kembali ke rumah saja dia tidak berani. Dia takut Erwin kembali dan melakukan hal yang lebih sadis lagi. "Tapi kenapa harus David, Ma? Lagi pula Yunda bisa jaga diri," ucap Ayunda dengan putus asa. Zidan pun masuk ke dalam ruangan sang ayah, dia melihat wajah pucat ayahnya. Zidan tak berani untuk mempertanyakan tentang Ayunda, dia sungguh cemas melihat ayahnya berbaring ta

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 128

    Saat Ayunda dan Zidan terdiam mendengar penjelasan sang Mama, dokter pun menghampiri mereka. "Dengan keluarga pasien?" "Ya, Dok. Kami semua keluarganya," jawab Wina dengan tidak sabaran. Tidak sabar mengetahui keadaan Dirga saat ini. "Silahkan masuk, Tuan Dirga sudah sadarkan diri. Hanya saja tidak boleh terlalu lama di dalam sana," ucap sang dokter. Wina pun mengangguk cepat, sambil menggenggam tangan kedua anaknya dia pun berjalan masuk. Terlihat ada banyak alat yang melekat pada tubuh sang suami. Wina pun menahan isak tangisnya. Ayunda langsung memeluk sang ayah meskipun tidak sepenuhnya karena tubuh sang ayah benar-benar dipenuhi alat medis. "Pa...." lirih Ayunda yang tampak sangat ketakutan melihat keadaan sang Papa. Dirga pun menggenggam tangan anaknya dengan erat. "Dia, mencari mu. Papa takut," ucap Dirga dengan suara lemah. Meskipun terpasangnya oksigen tapi suaranya masih bisa terdengar di telinga Ayunda dan yang lainnya. "Maafin Yunda ya, Pa. Kalau

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 127

    "Selamat pagi, Bos," sapa Ayunda saat tiba di kantor. "Aku ingin mengucapkan terimakasih," kata Yusuf. "Terimakasih?" Ayunda pun penasaran hal apa yang membuat Yusuf mengucapkan kata terimakasih padanya. "Mama sudah membatalkan perjodohan ku dengan wanita pecicilan itu, aku sangat berterimakasih padamu," Yusuf benar-benar tersenyum bahagia karena usahanya berhasil. "Apakah kita tidak keterlaluan sudah membohongi orang tua?" Ayunda pun mulai merasa bersalah karena telah membohongi Rika. "Tidak masalah, karena aku belum siap menikah dengan seorang wanita seperti dia," terang Yusuf. Ayunda pun tersenyum mendengar ucapan Yusuf. "Padahal dia orangnya baik banget, soalnya kami dulunya sama-sama tinggal di rumah David, tepatnya bekerja di sana," ucap Ayunda. "Aku mencari wanita yang peminim, bukan pecicilan." "Baiklah, terserah kamu saja," Ayunda pun menyerahkan semua keputusan pada Yusuf, sebab pilihan ada di tangannya sendiri. Drettt. Suara ponsel Ayunda pun berbunyi,

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 126

    David yang tengah mengemudikan mobilnya terlihat hanya diam saja, ia akan mengantarkan ibunya pulang ke rumah terlebih dahulu, setelah itu baru pergi menuju kantor. Tapi Hera yang terus menatapnya dengan penuh tanya. "Apa kamu benar-benar mencintai dia?" tanya Hera. Setelah apa yang dia lihat tadi benar-benar menjadi beban pikirannya. Dia tak mengerti mengapa bisa anaknya berbuat demikian. Merendahkan dirinya, sedangkan selama ini David begitu keras menjaga harga dirinya yang menurutnya adalah harga mati. "Mama tidak tahu bagaimana, tapi apakah dia begitu istimewa hingga kamu seperti ini?" tanya Hera yang tampak putus asa. David lagi-lagi hanya diam, dia tak berkeinginan untuk berbicara sama sekali. *** "Yunda, apa kamu tidak ingin mempertimbangkan untuk kembali dengan David?" tanya Wina. Ayunda pun menatap wajah sang ibu dengan penuh tanya, dia kecewa dengan pertanyaan ibunya. "Maksud Mama mencoba untuk memberikan kesempatan kedua pada David, Mama rasa dia benar

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 125

    "David, kamu baik-baik saja?" tanya Wina yang merasa khawatir karena yang membuat David babak belur adalah Zidan tak lain putranya sendiri. Apapun alasannya apa yang dilakukan oleh putranya salah, namun dia juga tahu anaknya seperti ini karena memiliki alasan yang begitu kuat. Untuk yang kesekian kalinya David dihajar oleh Zidan, akan tetapi tidak membuatnya menyerah untuk terus saja mendapatkan Ayunda. "Saya baik-baik saja, Tante." "Yunda, tolong obati David," perintah Wina. Tapi David malah merasa senang karena bisa diobati oleh Ayunda. "Kok Yunda, Ma?" tanya Ayunda tidak percaya. Sekaligus tidak ingin melakukannya sama sekali. "Ayunda, tolong ya, Nak," pinta Wina lagi. Wina merasa bersalah karena Zidan telah melakukan hal ini. Akhirnya dengan terpaksa Ayunda pun menurut. Dia pun berjalan menuju dapur untuk mengambil es batu dan handuk. Semetara David mengikutinya dari belakang. "Kamu ngapain sih, ngikutin aku Mulu?!" tanya Ayunda dengan nada suara yang begi

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 124

    Pagi hari ini Hera akan menjenguk cucunya, dia sudah mempersiapkan banyak mainan untuk sang cucu sejak kemarin. Selama beberapa hari ini tidak bertemu membuatnya merasa rindu. Bagaimana pun juga Kenzie adalah cucunya.Dia memang kesal terhadap David, tapi tidak lantas membuatnya menjadi benci pada Kenzie. "Ini apa, Ma?" tanya David saat melihat ada banyak paperbag di atas meja makan. Biasanya di atas meja hanya untuk meletakkan makanan saja, namun sepertinya kali ini sedikit berbeda. "Mainan," jawab Hera kemudian kembali melanjutkan sarapannya. David pun ikut duduk di bangku lainnya untuk sarapan pagi bersama seperti biasanya. "Mainan untuk siapa, Ma?" tanyanya lagi. Hera pun menatapnya dengan tajam, mungkin Hera kesal pada pertanyaan sang anak. "Minum yang banyak, minumlah sepuasnya, sepuas hati mu!" sinis Hera yang menyinggung David. Tentunya Hera membahas tentang semalam dimana David di dipergokinya tengah minum-minum beralkohol. "Tentu saja untuk cucu ku! Per

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 123

    Hera memasuki ruang pribadi sang anak, maksud Hera adalah mempertanyakan keberadaan Adel. Selama beberapa hari ini Adel tidak pulang ke rumah, bahkan saat dihubungi juga tidak bisa. Hera kecewa atas keputusan Adel dan David yang bercerai secara diam-diam. Akan tetapi Hera juga masih begitu mengkhawatirkan keadaan Adel. Baginya Adel bukanlah seorang menantu, ataupun mantan menantu. Tidak. Dia adalah anak perempuannya, dia bagian dari keluarga andaipun David bukan lagi suaminya dan itu akan berlanjut sampai kapanpun juga. Tapi apa yang didapati oleh Hera saat ini? Dia melihat wajah sang anak begitu kacau, dia duduk bersandar sambil menadahkan wajahnya pada langit-langit ruangan. Di atas meja ada banyak minuman. Kenapa anaknya jadi seperti ini? "David?" David pun tersadar ternyata Hera telah berdiri di hadapannya. Matanya tampak memerah, dengan tubuh yang sangat kacau. "Kenapa kamu jadi seperti ini?" tanya Hera tak habis pikir. "David cuman butuh istirahat,

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 122

    Ayunda duduk di balkon kamarnya sambil melihat cincin yang melingkar di jari manisnya. Cincin yang dipasang langsung oleh Rika sebagai tanda hubungannya dan Yusuf sudah sangat serius. Cincin tersebut terlihat sangat cantik dan juga begitu pas di jari-jari Ayunda. Hanya saja semuanya hanya pura-pura, Ayunda juga tidak tahu sampai kapan dia bisa membuka hatinya untuk pria. Jatuh cinta dan bahagia. Namun, untuk sekarang ini tidak terpikirkan untuk jatuh cinta lagi pada lelaki manapun. Traumanya masih begitu dalam hingga sulit untuk bisa sembuh kembali. Huuuufff. Ayunda pun menarik napas panjang sambil menikmati udara malam yang cukup dingin, rintik hujan membasahi bumi seakan tahu bahwa Ayunda tengah berada di dalam kesunyian malam. Hingga saat itu terbesit di pikirannya untuk melakukan sesuatu. Dia pun memotret cincin di jarinya dan mengirimkan di aplikasi berwarna hijau. Siapun bisa melihatnya, tapi tujuannya adalah David. Dia sangat berharap David melihatnya.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status