Share

Bab 103

Author: Ipak Munthe
last update Last Updated: 2025-03-22 23:28:20

Adel duduk sendiri di taman rumah sakit, dia tak mengerti mengapa jalan hidupnya begitu berat.

Dia juga bertanya-tanya apakah mungkin jalan yang dia pilih salah?

Apakah dia yang terlalu berharap bisa dicintai oleh David hingga rela menjalani pernikahan tanpa cinta?

Apa yang dia harapkan?

Dicintai David?

Konyol!

Padahal sejak awal sudah tahu cinta David tidak pernah ada untuknya.

Huuuufff.

Adel pun menarik napas berat ketika memikirkan jalan hidupnya yang begitu rumit ini.

"Hay," Yogi pun langsung duduk di sampingnya.

Adel pun menoleh, menepikan lamunan yang terasa begitu berat.

"Kamu memikirkan sesuatu?" tanya Yogi.

"Menurutmu?" tanya Adel kembali.

"Jangan pikirin lagi, ada aku di sini kan?" celetuk Yogi.

"Playboy cah buaya darat mulai beraksi," sindir Adel.

"Aku bukan buaya darat!"

"Lalu?"

"Aku ini adalah lelaki yang tampan, lagi pula buaya itu setia!" katanya lagi.

Adel pun tersenyum miring mendengarnya.

"Selama dia di air," lanjut Yogi.

"Dasar," ge
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eka Vesa Longa
up lagi kk Thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 104

    David pun memutuskan untuk keluar dari ruangan itu. Dia ingin membiarkan Adel dan Hera berbicara dengan leluasa. Namun, ternyata Yogi juga ikut menyusulnya, kini keduanya duduk di kursi yang berada di depan ruangan Hera. "Sejak kapan kau dan Adel punya hubungan?" tanya David. "Sejak tadi," jawab Yogi. David pun menatap wajah Yogi yang duduk di sampingnya. Jawaban sepupunya itu memang terdengar cukup aneh. Tapi dia situ David tahu jika tidak ada keseriusan di dalamnya. "Kenapa? Kamu cemburu?" tanya Yogi lagi. David pun hanya diam saja tanpa menjawab sama sekali. Lagi pula dari mana datangnya rasa cemburu, sedangkan semua cinta dan kasih sayang sudah habis dia berikan pada Ayunda. "Apa kau memiliki rasa tertarik padanya?" David pun mengembalikan pertanyaan pada Yogi. "Itu rahasia," jawab Yogi. David pun mengangguk, "Tapi satu hal yang aku ingin katakan pada mu, dia adalah wanita yang baik, tolong jaga dia," ucap David. David memang tidak pernah tertarik pada

    Last Updated : 2025-03-23
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 105

    Lagi males up, tapi ada satu pembaca namanya Kak Eka, aku pun semangat.... Selamat membaca... *** Malam ini Ayunda merasa sangat lelah, setelah seharian bekerja. Pekerjaan hari ini terasa sangat banyak membuatnya kehabisan tenaga. Tapi bersyukur karena anaknya tidak rewel, Ken begitu lelap tertidur sehingga dia pun bisa langsung tertidur. Namun, saat malam harinya dia pun terbangun karena tangisan sang anak. Wajar saja karena biasanya anaknya minum susu di jam seperti ini. Dengan setengah sadar dia pun segera membuat susu, kemudian segera memberikan pada sang anak sambil merebahkan dirinya kembali pada ranjang. Akan terjadi anehnya sang anak belum juga berhenti menangis. Ayunda pun kembali membuka matanya, dia pun tersadar ternyata yang dia berusaha susu bukan pada anaknya. Melainkan pada bantal. "Ya ampun, aku ini. Maaf ya, Nak," ucapnya yang kini barulah memberikan susu dengan benar pada sang anak. Ken pun perlahan mulai tertidur kembali, begitu juga dengan

    Last Updated : 2025-03-24
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 106

    Setelah Ayunda memarkirkan mobilnya dia pun segera turun. Ternyata bertepatan dengan Tere sang sahabat juga baru tiba. "Yunda!" seru Tere sambil menghambur memeluk Ayunda. "Pagi ayang," sapa Ayunda. "Pagi, hari ini kita jadi berangkat kan ke desa terpencil itu?" "Iya, soalnya kita harus lihat dulu keadaan desanya. Setelah itu baru nanti kita bicarakan kelanjutan proyeknya," terang Ayunda lagi. "Iya sih." Keduanya pun mulai berjalan masuk ke dalam kantor tempat mereka bekerja. Sambil berjalan mereka bercerita banyak hal. Terutama tentang pekerjaan. Ting! Ponsel Ayunda pun berbunyi, sebuah notifikasi pesan masuk. [Sayang, kenapa kamu pergi gitu aja] "Apaan sih ini orang?!" Ayunda pun mulai memblokir nomor ponsel David. Dia kesal karena pria tersebut terus saja mengirimkan pesan yang menurutnya sangat menjengkelkan. "Siapa?" Tere pun penasaran melihat Ayunda begitu kesal. "Orang gila!" "Kejam sekali," kata Tere sambil tertawa kecil. "Emang iya." "H

    Last Updated : 2025-03-24
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 106

    "Maaf, Bos, tadi hanya orang tidak penting," ucap Ayunda setelah kembali ke ruangan. Kemudian dia pun meneguk mineral yang ada di atas mejanya, dia harus bisa menenangkan diri agar bisa tenang menghadapi pekerjaan hari ini. Sungguh bertemu dengan David membuat suasana hatinya menjadi sangat kacau. "Sepertinya kamu sangat kesal," tebak Yusuf. "Sedikit," kata Ayunda lagi. "Sedikit?" "Aku nggak tahu kenapa dia terus saja menggangu aku, dulu dia kemana aja?" ucap Ayunda penuh kekesalan. "Dia siapa?" "Ayah Kenzie," ucap Ayunda. "Ah, iya. Aku juga mau mengatakan padamu bahwa proyek Erwin telah digantikan oleh David. Aku dengar Erwin menjualnya pada David," terang Yusuf. "Menjual?" tanya Ayunda tak habis pikir. "Iya." "Menjual atau dia yang memaksa," gerutu Ayunda. Yusuf pun mengangkat kedua bahunya, dia juga tak mengerti. "Sehingga dari sini dan kedepannya kita akan terikat kerja sama dengan David, sampai proyek ini selesai, lagi pula jika proyek ini kita putuskan

    Last Updated : 2025-03-24
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 107

    Desa yang masih begitu asri, tempat dimana mereka akan memulai proyek untuk kemajuan desa tersebut. Sekaligus membuka lapangan pekerjaan, dimana penduduknya banyak yang merantau ke kota karena sulitnya mencari pekerjaan di sana. Ayunda sampai terkagum-kagum melihat desa tersebut. Terbiasa tinggal di kota membuatnya merasa nyaman dengan kondisi desa yang begitu asri ini. "Suaranya indah banget," kata Ayunda sambil membuka tangannya lebar-lebar menikmati udara segar yang berhembus. Kemudian dia pun menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan secara perlahan. "Semua beban rasanya hilang," ucapnya lagi. "Iya, ini indahnya kebangetan," ucap Tere yang juga membenarkan. Perjalanan dari kota ke desa tersebut memakan waktu tempuh lebih kurang 7 jam, sehingga mereka pun tidak mungkin dalam satu hari pulang dan pergi. Apa lagi melihat pemandangan yang sangat indah ini. Tapi mereka sudah disediakan rumah oleh kepala desa tersebut untuk menginap selama satu malam ini.

    Last Updated : 2025-03-25
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 108

    Sedangkan David merasa khawatir karena sejak tadi Ayunda tidak bisa dihubungi. Bukankah Ayunda mengatakan untuk tidak menghubunginya selama 1 jam saja? Tapi ini apa? Sudah berjam-jam wanita tersebut tidak bisa dihubungi. David pun semakin merasa cemas, dan dia tidak bisa diam saja. Segera menuju rumah Ayunda dan bertepatan dengan Wina yang sedang menggendong Ken di teras. "Selamat sore, Tenta," sapa David. "Iya." David pun menatap wajah putranya yang sudah terlelap dalam gendongan Wina. Kemudian kembali menatap Wina. "Tante, Ayunda sudah pulang ke rumah ya?" tanyanya. Tak peduli jika pun Wina kesal padanya, sebab kini lebih sering berkunjung ke sana. Yang terpenting bisa bertemu dengan Ayunda dan anaknya adalah hal yang membuatnya bahagia. "Ayunda pergi dengan teman-teman kantornya ke desa, tapi Tante juga lupa nama desanya. Katanya menginap di sana," terang Wina. David pun dibuat terkejut mendengar penjelasan Wina. Ayunda tak memberitahu jika dia akan perg

    Last Updated : 2025-03-25
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 1

    "Bisa-bisanya kamu selingkuh sama sahabatku, Erwin!” seru Ayunda dengan suara cukup keras. Hati istri mana yang tidak sakit melihat sendiri dengan mata kepalanya saat sang suami tengah bermesraan dengan sahabatnya sendiri di kantor? Tubuh Ayunda bahkan sampai gemetaran karena tidak menyangka akan menyaksikan sendiri hal kotor ini. Dia pikir kedekatan keduanya selama ini sebatas sekretaris dan atasan saja. Siapa sangka, keduanya berkhianat? Di sisi lain, Erwin tampak tidak merasa bersalah. Pria itu bahkan menatap Ayunda sinis. "Cukup Ayunda! Nggak usah teriak-teriak!" ucap pria itu dengan suara pelan, tetapi penuh penekanan. Ayunda sontak tertawa kehilangan akal. "Aku udah berusaha jadi istri yang baik buat kamu, tapi apa yang kamu lakukan ke aku?" kecewa wanita itu. "Alah! Nggak usah mendramatisir keadaan, Ayunda atau kamu mau semua orang tahu bahwa anak itu adalah anak haram, hah?!" ucap Erwin sambil menunjuk perut buncit Ayunda, “kamu wanita murahan yang bahkan tak t

    Last Updated : 2024-12-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 2

    Beberapa bulan lalu … keadaan Ayunda sedang tidak baik-baik saja. Gadis itu mabuk berat setelah merayakan hari ulang tahun salah satu sahabatnya di sebuah apartemen.Sepertinya, ada yang sengaja menukar koktail tanpa alkohol miliknya dengan minuman yang seharusnya tak ia minum."Ayunda…." Samar-samar, ia merasakan David–sahabat dan asisten kakaknya itu–sedang menepuk-nepuk pipinya.Pria itu memang ditugaskan untuk menjemputnya malam ini. Tentu, dia tak menolak karena Ayunda dan dirinya diam-diam menjalin hubungan.Ya, mereka terpaksa menyembunyikannya karena David terlahir dari keluarga sederhana, sementara keluarga Ayunda mencari calon menantu yang setara. Meski demikian, Ayunda berjanji akan membuka rahasia itu setelah lulus S2 di tahun depan!"Kak David, kok ganteng banget sih?" ucap Ayunda tanpa sadar. Tubuhnya yang panas seolah mendamba sentuhan David yang tampak terkesiap.Untungnya, pria itu berhasil mengendalikan diri.Setelah memastikan tidak ada yang melihat seperti apa

    Last Updated : 2024-12-17

Latest chapter

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 108

    Sedangkan David merasa khawatir karena sejak tadi Ayunda tidak bisa dihubungi. Bukankah Ayunda mengatakan untuk tidak menghubunginya selama 1 jam saja? Tapi ini apa? Sudah berjam-jam wanita tersebut tidak bisa dihubungi. David pun semakin merasa cemas, dan dia tidak bisa diam saja. Segera menuju rumah Ayunda dan bertepatan dengan Wina yang sedang menggendong Ken di teras. "Selamat sore, Tenta," sapa David. "Iya." David pun menatap wajah putranya yang sudah terlelap dalam gendongan Wina. Kemudian kembali menatap Wina. "Tante, Ayunda sudah pulang ke rumah ya?" tanyanya. Tak peduli jika pun Wina kesal padanya, sebab kini lebih sering berkunjung ke sana. Yang terpenting bisa bertemu dengan Ayunda dan anaknya adalah hal yang membuatnya bahagia. "Ayunda pergi dengan teman-teman kantornya ke desa, tapi Tante juga lupa nama desanya. Katanya menginap di sana," terang Wina. David pun dibuat terkejut mendengar penjelasan Wina. Ayunda tak memberitahu jika dia akan perg

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 107

    Desa yang masih begitu asri, tempat dimana mereka akan memulai proyek untuk kemajuan desa tersebut. Sekaligus membuka lapangan pekerjaan, dimana penduduknya banyak yang merantau ke kota karena sulitnya mencari pekerjaan di sana. Ayunda sampai terkagum-kagum melihat desa tersebut. Terbiasa tinggal di kota membuatnya merasa nyaman dengan kondisi desa yang begitu asri ini. "Suaranya indah banget," kata Ayunda sambil membuka tangannya lebar-lebar menikmati udara segar yang berhembus. Kemudian dia pun menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan secara perlahan. "Semua beban rasanya hilang," ucapnya lagi. "Iya, ini indahnya kebangetan," ucap Tere yang juga membenarkan. Perjalanan dari kota ke desa tersebut memakan waktu tempuh lebih kurang 7 jam, sehingga mereka pun tidak mungkin dalam satu hari pulang dan pergi. Apa lagi melihat pemandangan yang sangat indah ini. Tapi mereka sudah disediakan rumah oleh kepala desa tersebut untuk menginap selama satu malam ini.

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 106

    "Maaf, Bos, tadi hanya orang tidak penting," ucap Ayunda setelah kembali ke ruangan. Kemudian dia pun meneguk mineral yang ada di atas mejanya, dia harus bisa menenangkan diri agar bisa tenang menghadapi pekerjaan hari ini. Sungguh bertemu dengan David membuat suasana hatinya menjadi sangat kacau. "Sepertinya kamu sangat kesal," tebak Yusuf. "Sedikit," kata Ayunda lagi. "Sedikit?" "Aku nggak tahu kenapa dia terus saja menggangu aku, dulu dia kemana aja?" ucap Ayunda penuh kekesalan. "Dia siapa?" "Ayah Kenzie," ucap Ayunda. "Ah, iya. Aku juga mau mengatakan padamu bahwa proyek Erwin telah digantikan oleh David. Aku dengar Erwin menjualnya pada David," terang Yusuf. "Menjual?" tanya Ayunda tak habis pikir. "Iya." "Menjual atau dia yang memaksa," gerutu Ayunda. Yusuf pun mengangkat kedua bahunya, dia juga tak mengerti. "Sehingga dari sini dan kedepannya kita akan terikat kerja sama dengan David, sampai proyek ini selesai, lagi pula jika proyek ini kita putuskan

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 106

    Setelah Ayunda memarkirkan mobilnya dia pun segera turun. Ternyata bertepatan dengan Tere sang sahabat juga baru tiba. "Yunda!" seru Tere sambil menghambur memeluk Ayunda. "Pagi ayang," sapa Ayunda. "Pagi, hari ini kita jadi berangkat kan ke desa terpencil itu?" "Iya, soalnya kita harus lihat dulu keadaan desanya. Setelah itu baru nanti kita bicarakan kelanjutan proyeknya," terang Ayunda lagi. "Iya sih." Keduanya pun mulai berjalan masuk ke dalam kantor tempat mereka bekerja. Sambil berjalan mereka bercerita banyak hal. Terutama tentang pekerjaan. Ting! Ponsel Ayunda pun berbunyi, sebuah notifikasi pesan masuk. [Sayang, kenapa kamu pergi gitu aja] "Apaan sih ini orang?!" Ayunda pun mulai memblokir nomor ponsel David. Dia kesal karena pria tersebut terus saja mengirimkan pesan yang menurutnya sangat menjengkelkan. "Siapa?" Tere pun penasaran melihat Ayunda begitu kesal. "Orang gila!" "Kejam sekali," kata Tere sambil tertawa kecil. "Emang iya." "H

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 105

    Lagi males up, tapi ada satu pembaca namanya Kak Eka, aku pun semangat.... Selamat membaca... *** Malam ini Ayunda merasa sangat lelah, setelah seharian bekerja. Pekerjaan hari ini terasa sangat banyak membuatnya kehabisan tenaga. Tapi bersyukur karena anaknya tidak rewel, Ken begitu lelap tertidur sehingga dia pun bisa langsung tertidur. Namun, saat malam harinya dia pun terbangun karena tangisan sang anak. Wajar saja karena biasanya anaknya minum susu di jam seperti ini. Dengan setengah sadar dia pun segera membuat susu, kemudian segera memberikan pada sang anak sambil merebahkan dirinya kembali pada ranjang. Akan terjadi anehnya sang anak belum juga berhenti menangis. Ayunda pun kembali membuka matanya, dia pun tersadar ternyata yang dia berusaha susu bukan pada anaknya. Melainkan pada bantal. "Ya ampun, aku ini. Maaf ya, Nak," ucapnya yang kini barulah memberikan susu dengan benar pada sang anak. Ken pun perlahan mulai tertidur kembali, begitu juga dengan

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 104

    David pun memutuskan untuk keluar dari ruangan itu. Dia ingin membiarkan Adel dan Hera berbicara dengan leluasa. Namun, ternyata Yogi juga ikut menyusulnya, kini keduanya duduk di kursi yang berada di depan ruangan Hera. "Sejak kapan kau dan Adel punya hubungan?" tanya David. "Sejak tadi," jawab Yogi. David pun menatap wajah Yogi yang duduk di sampingnya. Jawaban sepupunya itu memang terdengar cukup aneh. Tapi dia situ David tahu jika tidak ada keseriusan di dalamnya. "Kenapa? Kamu cemburu?" tanya Yogi lagi. David pun hanya diam saja tanpa menjawab sama sekali. Lagi pula dari mana datangnya rasa cemburu, sedangkan semua cinta dan kasih sayang sudah habis dia berikan pada Ayunda. "Apa kau memiliki rasa tertarik padanya?" David pun mengembalikan pertanyaan pada Yogi. "Itu rahasia," jawab Yogi. David pun mengangguk, "Tapi satu hal yang aku ingin katakan pada mu, dia adalah wanita yang baik, tolong jaga dia," ucap David. David memang tidak pernah tertarik pada

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 103

    Adel duduk sendiri di taman rumah sakit, dia tak mengerti mengapa jalan hidupnya begitu berat. Dia juga bertanya-tanya apakah mungkin jalan yang dia pilih salah? Apakah dia yang terlalu berharap bisa dicintai oleh David hingga rela menjalani pernikahan tanpa cinta?Apa yang dia harapkan?Dicintai David?Konyol! Padahal sejak awal sudah tahu cinta David tidak pernah ada untuknya. Huuuufff. Adel pun menarik napas berat ketika memikirkan jalan hidupnya yang begitu rumit ini. "Hay," Yogi pun langsung duduk di sampingnya. Adel pun menoleh, menepikan lamunan yang terasa begitu berat. "Kamu memikirkan sesuatu?" tanya Yogi. "Menurutmu?" tanya Adel kembali. "Jangan pikirin lagi, ada aku di sini kan?" celetuk Yogi. "Playboy cah buaya darat mulai beraksi," sindir Adel. "Aku bukan buaya darat!" "Lalu?" "Aku ini adalah lelaki yang tampan, lagi pula buaya itu setia!" katanya lagi. Adel pun tersenyum miring mendengarnya. "Selama dia di air," lanjut Yogi. "Dasar," ge

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 102

    "Minggir, aku mau turun!" pekik Ayunda. Kemudian dia pun melihat jam dinding, karena dia tak bisa berlama-lama di sana. Ini jam kerja, tujuannya ke sana untuk memperingati David tapi malah seperti ini. "Yunda, Kakak kangen banget sama kamu," ucap David sambil bergerak ingin memeluk Ayunda. "Apa sih?! Aku nggak mau! Hargai aku dong!" kata Ayunda. David pun mundur selangkah karena tidak ingin Ayunda lebih marah. "Kalau mau peluk, peluk istri mu!" "Sudah aku katakan kami sudah bercerai, ya tapi kami masih tinggal satu rumah karena dia sudah seperti keluarga untuk kami," terang David. "Gila, otak mu tidak waras!" "Biarkan saja.""Gila!" "Kamu kerja sama Kakak aja gimana?" David pun mulai menawarkan pekerjaan untuk Ayunda. Semetara Ayunda tidak akan tertarik dengan tawaran David. "Terserah kamu mau gaji berapa, aku kasih cek kosong kamu bisa isi sendiri," lanjut David. Ayunda pun tersenyum mendengar penawaran David. Membuat David pun merasa bahagia karena bisa

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 101

    Bertapa bahagianya Ayunda karena hari ini telah resmi bercerai dengan Erwin. Setelah berjuang cukup lama akhirnya dirinya berhasil mendapatkan kemenangan. "Akhirnya aku nggak ada ikatan pernikahan dengan Erwin lagi," ucapnya pada Tere. Setiap hal yang terjadi padanya Tere lah orang yang juga mengetahui tentang dirinya. Sebab persahabatan mereka seperti saudara, meskipun Tere adalah bagian dari keluarga Erwin. Tapi jangan lupa ternyata Tere hanya anak angkat saja. Namun, Ayunda tak pernah membahasnya sebab tak ingin membuka luka Tere lebih dalam. "Sepertinya kalian sedang bahagia?" tebak Yusuf yang baru tiba di kantor dan melihat ada Ayunda dan Tere yang berada di ruangannya. "Iya, akhirnya aku resmi jadi janda," celetuk Ayunda. "Kamu ini ada-ada aja, memangnya tidak bersedih setelah bercerai?" tanya Yusuf diiringi dengan tawa kecil. "Terdengar konyol, tapi menjadi janda itu lebih baik daripada terus menjalani rumah tangga dengan orang yang tidak tepat," jawab Ayund

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status