Share

Bekerja

Penulis: Naka Turi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-06 17:53:09

Part 3

Hari yang ditunggu Kartika akhirnya tiba, pagi ini ia sudah bersiap siap berangkat ke Toko Bakso Abangnya, Wahyu.

"Mas... Bangun, aku mau berangkat kerja, kamu anterin anak anak sekolah ya" Ujar Kartika membangunkan suaminya.

"Alah... Kamu saja yang antar" sahut Bagas yang masih tidur dengan posisi telungkup.

Kesal mendengar ucapan suaminya, Kartika mengambil bantal lalu melempar ke arah Bagas.

"BANGUNNN..." kesal Kartika melihat suaminya yang malas bangun pagi apalagi bekerja.

"Kamu udah janji kemarin akan antar anak anak dan ngurus rumah, sementara aku kamu suruh bekerja. Hari ini akan aku lakukan sesuai permintaan mu, aku akan bekerja. Lekas bangun, dan antar anak anak sekolah, cepat" Habis kesabaran Kartika menghadapi suaminya itu.

"Ah... Kamu apa apaan sih? ganggu aku tidur aja "

"Bangun gak? Kalau kamu gak mau bangun dan antar anak anak sekolah, aku gak akan bekerja, biar kamu dan anak anak kelaparan, aku akan pulang ke rumah orang tuaku"

Mendengar ancaman Kartika, seketika Bagas membuka mata. Ia tak mau kalau Kartika tidak jadi bekerja, dan dia akan kelaparan.

"Iya iya, aku bangun, cerewet. " Sahut Bagas lalu bangkit dari tidurnya.

Kartika menghampiri anak anaknya yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Adit, zahara, mamah hari ini mau kerja ditoko Pakde Wahyu, kalian sekolah diantar sama ayah ya, nanti pulang sekolah juga papa yang jemput ya"

Ujar Kartika pada anak anaknya sebelum ia berangkat kerja.

"Mamah nanti bawa pulang Bakso ya? Adit udah lama gak makan bakso, pingin mah "

"Insya Allah ya nak, kalau dikasih bawa pulang sama pakde Wahyu. Kalian sekolah yang rajin ya, ini uang jajannya"

"Baik mah." Sahut dua bocah itu kompak.

Setelah berpamitan pada anak dan suaminya, Kartika segera memacu sepeda bututnya menuju kerumah Mas Wahyu.

Wahyudi-Abang Kartika, sudah lima tahun ini membuka usaha Bakso, awalnya dia membuka usaha bakso keliling, karena ketekukan dan kegigihan nya kini ia sudah bisa membuka toko Bakso didepan rumahnya.

Usaha Bakso Wahyu tergolong rame dan laris. Semakin hari semakin terlihat pula pundi pundi rupiah yang dia hasilkan dari hasil usaha baksonya. Mulai dari rumahnya yang sudah direnovasi, membangun toko di depan rumah, dan yang sebuah mobil kijang innova yang baru dia beli beberapa bulan lalu.

Di antara keempat saudaranya, Saat ini Wahyu lah yang usahanya sedang naik daun. Dibanding dengan Kartika, Wati, dan Heri.

Heri abang Kartika yang nomor dua, ia bekerja buruh pabrik kertas, penghasilan Heri pas pasan, rumah juga masih ngontrak.

Meski begitu, setiap bulan Heri selalu menyisihkan penghasilannya untuk emak Fauziah.

---

"Assalamualaikum" ucap Kartika ketika tiba di depan rumah abangnya, Wahyu.

"Waalaikumsalam" keluarlah Surti, Kakak ipar Kartika, istrinya Wahyu.

"Kartika, tumben pagi pagi betul sudah kesini, ada apa? " Tanya Surti dengan wajah juteknya.

"Maaf mbak, apa Mas Wahyu tidak cerita sama mbak, kalau Kartika akan bekerja ditoko baksonya? "

"Oh.. Jadi kamu mau bekerja disini toh? Aku kira mau ngapain pagi pagi kesini? "

Ada yang sakit dalam hati Kartika mendengar nada ketus kakak ipar nya itu. Ia hanya mengelus dada, ia berusaha tegar dan kuat demi anak anaknya.

"Ya sudah masuk, Mas Wahyu lagi ke pasar,"

"Iya mbak" Kartika mengikuti kemana pergi iparnya.

Ketika masuk kerumah Wahyu, Kartika begitu kagum, rumah abangnya sudah banyak berubah, lantai sudah dikeramik, perabotan serba mewah, ruangan serba luas, AC ada di setiap ruangan.

Katika nampak melongo melihat kewahan rumah abangnya itu, terakhir setahun yang lalu ia berkunjung kesini, saat itu rumah ini belum selesai direnovasi.

"Tika, kamu didapur saja ya, bantu mereka ngadonin adonan bakso" Ucap Surti seraya menunjukkan ruangan dapurnya yang sudah dipenuhi bahan pembuatan bakso. Ada tiga orang wanita yang sedang mengadoni tepung untuk adonan bakso.

"Iya Mbak, tapi aku belum tahu gimana caranya"

"Painem, ajarin Tika cara ngadonin bakso, mulai hari ini dia bekerja disini"

Setelah memberi tugas pada Kartika, Surti segera melenggang meninggalkan area dapur.

"Mba, maaf kok wajahnya mirip ya sama Mas Wahyu? " Painem yang sejak tadi memperhatikan wajah Kartika segera bertanya.

"Iya, kami adik kakak mbak. Mas Wahyu Abang kandung saya" Jawab Kartika seraya tersenyum.

"Owalah, adiknya Bos kita toh" Sahut salah seorang karyawan lain, Bik ipah.

"Saya Ipah, dan ini Suginem, kami sudah tiga tahun bekerja disini mbak"

"Iya, kenalin saya Kartika, mulai hari ini saya bekerja disini mbak" Kartika yang ramah mulai akrab dengan tiga karyawan senior ditempat baru ia bekerja.

"Tapi mbak, maaf ya, mbak kan adiknya Bos. Kok malah disuruh kerja di dapur sih? Disini kan panas dan bau Mbak. Kalau kami mah udah biasa, mbak kan adik pak Wahyu, seharusnya mbak kerja ditoko, di tempat yang bersih dan adem" Painem yang merasa tidak benar dengan pekerjaan yang diberikan kepada Tika mengutaran pendapatnya.

"Iya juga mbak Tika, mbak kan adiknya Bos kita, kenapa malah ditaruh ditempat ini? "Sahut ijah menimpali.

" Apa jangan jangan, Mbak Surti yang nyrushi embak Tika disini ya? "Suginem menaruh curiga pada Bos perempuannya.

Kartika hanya mengangguk, ia tak mau bercerita lebih jauh.

" Pantesan mbak, Kalau pak Wahyu ya aku tahu gimana orangnya, gak mungkin dia naruh adiknya sendiri bekerja didapur begini, sampeyan ndak tahu kan mbak, saudaranya mbak Surti yang datang dari kampung, malah dia ditaruh dikasir, hebat sekali kan? "

Kartika terkejut bukan main, sebegitunya Mba Surti memperlakukan dirinya yang notabene adalah adik kandung suaminya sendiri. Sementara saudara Surti diletakkan di bagian kasir Toko. Seketika wajah kartika jadi murung, ada yang sakit dalam hatinya.

Painem menyenggol lengan suginem, ia merasa tak enak hati pada Kartika.

"Husssh.. Kamu bicara apa sih? kamu bisa bikin mbak Tika marah" Bisikan painem pada suginem.

Seketika dapur menjadi hening, tak ada yang berani bicara. Suginem pun merasa tidak enak hati pada kartika. Mereka sebenarnya hanya ingin keadilan, seperti halnya adik Surti yang ditempatkan ditoko, begitulah semestinya Kartika ditempatkan. Bukan ditempat panas dan bau begini, keterlaluan sekali Si Surti itu.

Bab terkait

  • Aku Bukan Tulang Punggung   kakak ipar masa gitu

    Part 4"Tika... !" Suara seorang laki laki memecah keheningan diruang berukuran 5 x 5 meter itu. "Pak Bos... " Tiga wanita senior tika seketika kaget melihat kedatangan Bos mereka, Pak Wahyu. "Kamu kok disini Tika? Siapa yang nyuruh kamu kerja di dapur? " Wahyu kaget melihat adik bungsunya berada di dapur dengan tangan berlumur adonan Bakso. "Mbak Surti" Jawab Kartika singkat. Seketika wajah Wahyu berubah pias, ia ingin marah dan mengeluarkan kata kasar, tapi dihadapan anak buahnya ia tak mungkin bersikap tidak baik. "Ayo, cuci tanganmu, ikut Mas sekarang" "Iya Mas" Kartika segera mencuci tangan di atas wastafel. Setelah mengeringkan tangan, ia segera mengekor kemana Abangnya pergi. Sebelum keluar dapur Kartika sempat pamit pada ketiga seniornya itu. "Mbak, aku pamit ya. Makasih udah ngajarin aku ngadon bakso""Ngih.. Sama sama mbak Tika, semoga kita ketemu lagi ya""Pasti, kita kan satu tempat kerja"Setelah Kartika berlalu meninggalkan dapur, ketiga wanita itu saling adu pen

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Aku Bukan Tulang Punggung   Mbak Surti yang julid

    Part 5"Adit.. Zahara... Buka pintunya!" Suara Bagas begitu nyaring dari luar. Kartika segera membuka pintu dengan menahan kesal. Meski ia marah dan kesal pada suaminya, tapi tetap saja pintu dibuka olehnya. Kriet... Pintu dibuka, terlihat Bagas berdiri di depan rumah sambil menenteng sebuah plastik kresek. "Loh, kamu udah pulang TTika? kenapa telat sekali kamu pulang? " Bagas malah memberondong Kartika dengan pertanyaan. "Dari mana saja kamu? " tanya Kartika penuh selidik. "Aku dari rumah ibu, ini aku bawa pulang makanan""Dari siang kamu tinggalkan anak anak, sekarang baru pulang, apa kamu kira anakmu tidak kelaparan, hah? " Kartika begitu kesal pada Bagas, entah dimana pikiran suaminya itu. Anak anak kelaparan ia malah pergi ke rumah ibunya. "Heh... Kartika, aku tadi siang pergi ke rumah ibuku minta pinjam uang, sekalian aku numpang makan, setelah makan aku ketiduran, jadi habis magrib tadi aku baru dibangunin sama Ibu""Oh begitu? lalu apa kau tidak berpikir anakmu kelapara

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Aku Bukan Tulang Punggung   suami jahat

    Kartika belum turun dari sepeda, Surti segera menyerbu Iparnya dengan pertanyaan. "Heh, Kartika. Sini kamu, kamu ngadu apa sama Mas Wahyu? " Tanpa angin tanpa hujan, Surti serta merta menuduh Kartika telah mengadu pada suaminya, Wahyu. "Ngadu? Aku gak ngadu apa apa Mbak! ""Bohong. Bilang aja kamu iri kan? Kamu aku suruh kerja didapur, sedangkan keponakanku aku suruh kerja dikasir""Ya Allah mbak, demi Allah, aku gak ngadu apa apa. Sumpah""Alah, gak usah bawa nama Tuhan segala, dari mana coba mas Wahyu tahu kalau bukan kamu yang ngadu? ""Aku gak tahu, mungkin Mas Wahyu lihat sendiri saat aku didapur""Gak percaya aku, pasti kamu yang ngadu kan? Ngaku kamu? ""Sumpah mbak, aku gak ngadu, demi Allah""Awas aja kalau kamu ngadu yang bukan bukan sama Mas Wahyu, aku gak bakalan kasih kamu kesempatan injak kaki di Toko ini lagi"Surti begitu angkuh dan sombong, padahal Toko itu milik Abang kandung Kartika, Wahyu. "Astagfirullah mbak, kamu kok gitu? Salah aku apa toh mbak? ""Alah, gak

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Aku Bukan Tulang Punggung   pertengkaran

    "Tika... Tika... " suara Bagas beteriak memanggil istrinya. Kartika masih didapur menyiapkan makan malam seadanya. Ia mendengar suara Bagas memanggil namanya, tapi ia enggan menyahut, belum sembuh luka kemarin, sudah menancap luka baru oleh kelakuan Suaminya itu. "Kamu itu budek atau apa sih? Capek aku manggil. kamu bukannya disahut, tuli kamu hah? " bentak Bagas tak peduli ada anak anak di rumah. "Kamu gak lihat aku lagi masak? " sahut Kartika tak kalah garang. "Kan bisa kamu sahut Tika, habis suaraku mangil manggil""Ada apa kamu manggil manggil? ""Aku minta uang dua puluh ribu mau beli rokok" tanpa rasa malu Bagas meminta uang pada Kartika, dunia sudah terbalik, bukan istri minta uang pada suami, malah suami minta uang pada istri. Dalam hati Kartika ingin memaki laki laki di depannya itu, sudah tak bekerja, kasar, main tangan, malah beraninya minta uang sama istri. "Gak kebalik tuh? Harusnya aku yang minta uang sama kamu""Alah, gak usah banyak komentar, sini uang dua puluh

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Aku Bukan Tulang Punggung   gajian

    Bab 9Hari ini, tepat sebulan Kartika bekerja di kedai Bakso milik Wahyu. Kartika sudah berharap cemas akan gaji yang akan diperolehnya. Kartika pagi pagi sekali sudah bersiap siap berangkat ke kedai Bakso milik Wahyu, dengan sepeda butut miliknya. Anak anaknya sudah berangkat sekolah, rumah sudah bersih dan rapi. "Selamat Pagi, Mas. " sapa kartika pada rekan kerjanya yang lebih tua. "Pagi juga Tika, pagi pagi sekali udah nyampe""Iya Mas, cepet kelar kerjaan rumah"Kartika segera masuk ke dalam kedai untuk membersihkan lantai warung yang terlihat kotor dan banyak sampah. Dengan cekatan tangan Kartika mengayun sapu ke lantai, lima belas menit kemudian lantai sudah terlihat bersih dan rapi. "Tika... " Suara yang tak asing di telinga Kartika. Wanita berparas Ayu itu segera memalingkan wajah ke arah suara. "Iya... " Ternyata Mas Wahyu yang memanggilnya, Laki laki berkumis tipis itu melambaikan tangan ke arah Kartika, langsung Kartika menghentikan kegiatannya lalu berjalan mendekat

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Aku Bukan Tulang Punggung   Bagas pingin kawin lagi

    Kartika pulang ke rumah dengan hati gembira, di tangannya sudah ada dua bungkus nasi uduk dengan ayam goreng. Makanan kesukaan Zahara dan Adit. "Assalamu'alaikum" Dua bocah yang sedang belajar itu segera berlari membuka pintu depan. "Waalaikum salam, yeee mama sudah pulang" seru Adit kegirangan. "Mama bawa pulang nasi dan ayam goreng""Asik... Kita makan enak hari ini" Zahara tak kalah girang. "Ayah kalian kemana? " "Belum pulang, Ma"Hal yang selalu Kartika dapati ketika ia pulang kerja, Bagas selalu tak ada di rumah, padahal sebelum ia bekerja, Bagas sudah berjanji untuk menjaga kedua anaknya. "Ya sudah, kita makan yuk. Mama udah laper nih""Yuk, Ma... "Zahara segera mengambil dua buah piring dan juga air putih, Kartika membuka bungkus nasi uduk, bau harum nasi gurih menyeruak. "Harum sekali, Ma ""Yuk, kita baca do'a dulu"Ketiganya mengadakan tangan laluembaca do'a sejenak. Satu bungkus nasi uduk disodorkan Kartika untuk Adit, dan satu bungkus lagi dia makan berdua dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Aku Bukan Tulang Punggung   Warung Leha

    Bab 11"Hai, dek Leha yang cantik dan sexy... Pesen pisang gorengnya dong! " Bagas mencoba merayu janda kembang incaran banyak lelaki hidung belang itu, si Janda yang sedang sendirian tersenyum genit mendengar pujian Bagas. "Eh.. Bang Bagas, duduk dulu Bang. Mau neng buatin kopi? ""Kalau dek Leha yang buatin, pasti Abang mau"Leha mengambil satu bungkus kopi sachet yang sudah tergantung di dinding warung miliknya. Tangan kanannya mengambil gunting untuk membuka bungkus kopi sachet. "Pakai gula gak Bang? ""Gak udah dek, kalau dek Leha yang buatin, pasti Kopi nya manis""Ah... Abang bisa aje, "Melihat tidak ada orang lain di dalam warung, Bagas mulai melancarkan aksinya. "Dek Leha... ""Iye, Bang""Adek kok makin hari, makin cakep aje. Abang jadi jatuh hati sama dek Leha""Abang bisa aje, udah dari orok kali bang adek udah cantik""Oiya, dek Leha udah ada yang punya belum? ""Ada, Bang. Tuh enyak ama babeh. ""Kalau itu sih, Abang juga tahu. Maksud abang, adek udah ada pasangan,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Aku Bukan Tulang Punggung   bertengkar lagi

    Bab 12TokTokTokSuara ketukan pintu berkali-kali membuat Kartika terbangun, jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Meski mata Enggan untuk terbuka, Tika memaksakan diri untuk bangun. "TIKAAA... " suara dari depan rumah membuat Kartika menjadi geram. "Cepat buka pintunya"Dengan malas, Tika membuka pintu. Ketika pintu belum sepenuhnya terbuka, Bagas segera mendorong pintu hingga membuat Kartika terjatuh. "Auhhhh... " teriak Kartika dengan menahan sakit. "Lama banget sih, buka pintu aja lelet""Dasar gak punya tata krama, udah gedor rumah kayak maling, malah dorong aku sampai jatuh, bukannya minta maaf, malah nyalahin orang""Lu bilang apa? Gue gak punya tata krama? ""Iya, kamu bahkan tak punya hati""Lu ngajak ribut, hah? " Teriak Bagas tak peduli dengan anak-anak yang sedang tidur. "Serah, aku ngantuk, capek, mending aku tidur dari pada ngadepin kamu" Tanpa peduli dengan ocehan Bagas, Kartika segera masuk ke dalam kamar. "Hei, Tika. Lu denger ya, semakin hari lu semakin

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06

Bab terbaru

  • Aku Bukan Tulang Punggung   Tantangan Leha

    Bab 14"Hai, Dek Leha. Apa kabar? " Bagas yang baru tiba di warung Leha begitu bersemangat. "Eh, Abang Bagas. Mampir Bang, mau minum kopi? ""Boleh, kalau dek Leha yang buatin, apa aja boleh"Bagas duduk di kursi yang berada di dekat Leha, wanita berdandan menor itu terlihat cantik dengan kaos ngepas di badan, dan rok setengah lutut yang memperlihatkan betis putih mulusnya. "Dek Leha cantik banget hari ini, Abang jadi makin naksir""Emang biasanya, Adek gak cantik ya, Bang? ""Cantik dong, tapi hari ini makin cantik, makin sexy, ihh abang jadi gemes, pengen... ""Pengen apa, Bang? ""Ahh, pengen minum kopi buatan dek Leha, heheh"Bagas semakin bergairah melihat Leha yang memakai baju ketat, semakin memperlihatkan lekuk tubuh dan juga dada besarnya yang menonjol. "Ngomong ngomong, dek Leha kok betah sih, menjanda. Masak cewek secantik dek Leha gak ada yang naksir"Pancing Bagas memulai aksinya. "Bukannya gak ada yang naksir, Bang. Tapi adek aja yang gak mau, ""Loh, kenapa memangny

  • Aku Bukan Tulang Punggung   matre

    Bab 13Seluruh isi rumah sudah di geledah Bagas, namun tak juga ia temukan uang sepeserpun. "Bre*ngsek lu Tika, dimana lu sembunyikan uang gaji lu, hah? Bini gak becus, punya uang malah di umpetin. Awas ya, kalau ketemu itu uang, bakal gua habisin" umpat Bagas tak tahu diri. Seharusnya sebagai suami juga seorang ayah, ia merasa malu, mencari uang adalah tanggung jawabnya, bukan tanggung jawab istri. Di saat keadaan sedang susah, uang tidak punya, bukannya bekerja mencari uang, Bagas malah asik bermain judi dan menggoda janda. "Hhaaahh... Dimana lu umpetin, bini beg0, pelit, dimana Tika? " kesal Bagas memaki istrinya yang tak salah. Karena kesal tidak menemukan yang ia cari, Bagas memilih pergi meninggalkan rumah yang sudah berantakan seperti kapal pecah. ***Di tempat lain, Kartika sedang menunggu antrian bank, ia berencana menabung sisa uang gajinya, ia ingin uang hasil jerih payahnya itu tidak habis semua, jika suwaktu waktu ia butuh uang, maka ia bisa mengambilnya. Hal yang pa

  • Aku Bukan Tulang Punggung   bertengkar lagi

    Bab 12TokTokTokSuara ketukan pintu berkali-kali membuat Kartika terbangun, jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Meski mata Enggan untuk terbuka, Tika memaksakan diri untuk bangun. "TIKAAA... " suara dari depan rumah membuat Kartika menjadi geram. "Cepat buka pintunya"Dengan malas, Tika membuka pintu. Ketika pintu belum sepenuhnya terbuka, Bagas segera mendorong pintu hingga membuat Kartika terjatuh. "Auhhhh... " teriak Kartika dengan menahan sakit. "Lama banget sih, buka pintu aja lelet""Dasar gak punya tata krama, udah gedor rumah kayak maling, malah dorong aku sampai jatuh, bukannya minta maaf, malah nyalahin orang""Lu bilang apa? Gue gak punya tata krama? ""Iya, kamu bahkan tak punya hati""Lu ngajak ribut, hah? " Teriak Bagas tak peduli dengan anak-anak yang sedang tidur. "Serah, aku ngantuk, capek, mending aku tidur dari pada ngadepin kamu" Tanpa peduli dengan ocehan Bagas, Kartika segera masuk ke dalam kamar. "Hei, Tika. Lu denger ya, semakin hari lu semakin

  • Aku Bukan Tulang Punggung   Warung Leha

    Bab 11"Hai, dek Leha yang cantik dan sexy... Pesen pisang gorengnya dong! " Bagas mencoba merayu janda kembang incaran banyak lelaki hidung belang itu, si Janda yang sedang sendirian tersenyum genit mendengar pujian Bagas. "Eh.. Bang Bagas, duduk dulu Bang. Mau neng buatin kopi? ""Kalau dek Leha yang buatin, pasti Abang mau"Leha mengambil satu bungkus kopi sachet yang sudah tergantung di dinding warung miliknya. Tangan kanannya mengambil gunting untuk membuka bungkus kopi sachet. "Pakai gula gak Bang? ""Gak udah dek, kalau dek Leha yang buatin, pasti Kopi nya manis""Ah... Abang bisa aje, "Melihat tidak ada orang lain di dalam warung, Bagas mulai melancarkan aksinya. "Dek Leha... ""Iye, Bang""Adek kok makin hari, makin cakep aje. Abang jadi jatuh hati sama dek Leha""Abang bisa aje, udah dari orok kali bang adek udah cantik""Oiya, dek Leha udah ada yang punya belum? ""Ada, Bang. Tuh enyak ama babeh. ""Kalau itu sih, Abang juga tahu. Maksud abang, adek udah ada pasangan,

  • Aku Bukan Tulang Punggung   Bagas pingin kawin lagi

    Kartika pulang ke rumah dengan hati gembira, di tangannya sudah ada dua bungkus nasi uduk dengan ayam goreng. Makanan kesukaan Zahara dan Adit. "Assalamu'alaikum" Dua bocah yang sedang belajar itu segera berlari membuka pintu depan. "Waalaikum salam, yeee mama sudah pulang" seru Adit kegirangan. "Mama bawa pulang nasi dan ayam goreng""Asik... Kita makan enak hari ini" Zahara tak kalah girang. "Ayah kalian kemana? " "Belum pulang, Ma"Hal yang selalu Kartika dapati ketika ia pulang kerja, Bagas selalu tak ada di rumah, padahal sebelum ia bekerja, Bagas sudah berjanji untuk menjaga kedua anaknya. "Ya sudah, kita makan yuk. Mama udah laper nih""Yuk, Ma... "Zahara segera mengambil dua buah piring dan juga air putih, Kartika membuka bungkus nasi uduk, bau harum nasi gurih menyeruak. "Harum sekali, Ma ""Yuk, kita baca do'a dulu"Ketiganya mengadakan tangan laluembaca do'a sejenak. Satu bungkus nasi uduk disodorkan Kartika untuk Adit, dan satu bungkus lagi dia makan berdua dengan

  • Aku Bukan Tulang Punggung   gajian

    Bab 9Hari ini, tepat sebulan Kartika bekerja di kedai Bakso milik Wahyu. Kartika sudah berharap cemas akan gaji yang akan diperolehnya. Kartika pagi pagi sekali sudah bersiap siap berangkat ke kedai Bakso milik Wahyu, dengan sepeda butut miliknya. Anak anaknya sudah berangkat sekolah, rumah sudah bersih dan rapi. "Selamat Pagi, Mas. " sapa kartika pada rekan kerjanya yang lebih tua. "Pagi juga Tika, pagi pagi sekali udah nyampe""Iya Mas, cepet kelar kerjaan rumah"Kartika segera masuk ke dalam kedai untuk membersihkan lantai warung yang terlihat kotor dan banyak sampah. Dengan cekatan tangan Kartika mengayun sapu ke lantai, lima belas menit kemudian lantai sudah terlihat bersih dan rapi. "Tika... " Suara yang tak asing di telinga Kartika. Wanita berparas Ayu itu segera memalingkan wajah ke arah suara. "Iya... " Ternyata Mas Wahyu yang memanggilnya, Laki laki berkumis tipis itu melambaikan tangan ke arah Kartika, langsung Kartika menghentikan kegiatannya lalu berjalan mendekat

  • Aku Bukan Tulang Punggung   pertengkaran

    "Tika... Tika... " suara Bagas beteriak memanggil istrinya. Kartika masih didapur menyiapkan makan malam seadanya. Ia mendengar suara Bagas memanggil namanya, tapi ia enggan menyahut, belum sembuh luka kemarin, sudah menancap luka baru oleh kelakuan Suaminya itu. "Kamu itu budek atau apa sih? Capek aku manggil. kamu bukannya disahut, tuli kamu hah? " bentak Bagas tak peduli ada anak anak di rumah. "Kamu gak lihat aku lagi masak? " sahut Kartika tak kalah garang. "Kan bisa kamu sahut Tika, habis suaraku mangil manggil""Ada apa kamu manggil manggil? ""Aku minta uang dua puluh ribu mau beli rokok" tanpa rasa malu Bagas meminta uang pada Kartika, dunia sudah terbalik, bukan istri minta uang pada suami, malah suami minta uang pada istri. Dalam hati Kartika ingin memaki laki laki di depannya itu, sudah tak bekerja, kasar, main tangan, malah beraninya minta uang sama istri. "Gak kebalik tuh? Harusnya aku yang minta uang sama kamu""Alah, gak usah banyak komentar, sini uang dua puluh

  • Aku Bukan Tulang Punggung   suami jahat

    Kartika belum turun dari sepeda, Surti segera menyerbu Iparnya dengan pertanyaan. "Heh, Kartika. Sini kamu, kamu ngadu apa sama Mas Wahyu? " Tanpa angin tanpa hujan, Surti serta merta menuduh Kartika telah mengadu pada suaminya, Wahyu. "Ngadu? Aku gak ngadu apa apa Mbak! ""Bohong. Bilang aja kamu iri kan? Kamu aku suruh kerja didapur, sedangkan keponakanku aku suruh kerja dikasir""Ya Allah mbak, demi Allah, aku gak ngadu apa apa. Sumpah""Alah, gak usah bawa nama Tuhan segala, dari mana coba mas Wahyu tahu kalau bukan kamu yang ngadu? ""Aku gak tahu, mungkin Mas Wahyu lihat sendiri saat aku didapur""Gak percaya aku, pasti kamu yang ngadu kan? Ngaku kamu? ""Sumpah mbak, aku gak ngadu, demi Allah""Awas aja kalau kamu ngadu yang bukan bukan sama Mas Wahyu, aku gak bakalan kasih kamu kesempatan injak kaki di Toko ini lagi"Surti begitu angkuh dan sombong, padahal Toko itu milik Abang kandung Kartika, Wahyu. "Astagfirullah mbak, kamu kok gitu? Salah aku apa toh mbak? ""Alah, gak

  • Aku Bukan Tulang Punggung   Mbak Surti yang julid

    Part 5"Adit.. Zahara... Buka pintunya!" Suara Bagas begitu nyaring dari luar. Kartika segera membuka pintu dengan menahan kesal. Meski ia marah dan kesal pada suaminya, tapi tetap saja pintu dibuka olehnya. Kriet... Pintu dibuka, terlihat Bagas berdiri di depan rumah sambil menenteng sebuah plastik kresek. "Loh, kamu udah pulang TTika? kenapa telat sekali kamu pulang? " Bagas malah memberondong Kartika dengan pertanyaan. "Dari mana saja kamu? " tanya Kartika penuh selidik. "Aku dari rumah ibu, ini aku bawa pulang makanan""Dari siang kamu tinggalkan anak anak, sekarang baru pulang, apa kamu kira anakmu tidak kelaparan, hah? " Kartika begitu kesal pada Bagas, entah dimana pikiran suaminya itu. Anak anak kelaparan ia malah pergi ke rumah ibunya. "Heh... Kartika, aku tadi siang pergi ke rumah ibuku minta pinjam uang, sekalian aku numpang makan, setelah makan aku ketiduran, jadi habis magrib tadi aku baru dibangunin sama Ibu""Oh begitu? lalu apa kau tidak berpikir anakmu kelapara

DMCA.com Protection Status