Home / Rumah Tangga / Aku Bukan Satu-Satunya / Memeriksakan Kandungan

Share

Memeriksakan Kandungan

Author: Rose Bloom
last update Last Updated: 2023-01-18 23:44:35

Beberapa rekan kantor Amira yang satu divisi dengannya melongok heran saat Amira merapikan meja kerjanya. Tak hanya itu, Amira menyampiran tas selempangnya ke pundak. Luna pun turut mendongakkan kepala ketika Amira terlihat sangat buru-buru.

Luna menahan lengan Amira sebelum sahabatnya itu pergi. Amira pun terkejut dengan sentuhan tangan Luna, dia melirik sekitarnya yang tengah menatap Amira penasaran.

"Kamu mau ke mana?" tanya Luna tak rela membiarkan Amira pergi.

"Aku ada urusan di rumah." Tanpa melihat Luna lagi, Amira balik badan begitu saja hendak meninggalkan kantor ini. Sayangnya, Luna tidak membiarkan hal itu terjadi sebelum Amira menjelaskan sedikit apa yang tengah dialami Amira.

Luna masih khawatir tentang kejadian kemarin. Amira tidak memberi kabar bahkan saat masuk kerja Amira tidak mengatakan apapun.

Amira tidak bercerita dan memilih memendamnya sendirian.

"Apa ada masalah lagi," tanya Luna mencoba mengulik informasi. Amira hanya menggelengkan kepalanya lemah, setel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
apa yg memuakkan dan menjijikkan dari sebuah cerita?? tokoh ceritanya yg bodoh melebihi binatang keledai. dan itu hanya dihasilkan oleh penulis berotak keledai juga. kecuali latarbelakang tokohnya itu seorang idiot jadi wajar gampang dibodohi
goodnovel comment avatar
Nina Zul
cerita nya seru dan alur cerita sangat menarik semangat Thor.....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Bukan Satu-Satunya   Fakta Yang Mengejutkan

    Hampir dua puluh menit Amira menunggu di luar karena Alan dan wanita itu masuk ke dalam ruangan dokter. Perasaan Amira semakin tidak tenang, Siapa wanita itu sebenarnya? Anak siapa yang dikandungnya?Mengapa Alan mengantr wanita yang kataya isri temannya itu?Banyak pertanyaan yang saat ini bersarang di otak Amira. Amira ingin membantingkan dirinya sendiri ke tengah lapang karena resah dan kalut atas ketidakpastian ini. Amira ingin marah, dia ingin berteriak bahkan di depan wajah Alan. Tetapi dia tahu adab sebagai seorang istri tidak seharusnya meninggikan suara kepada imam rumah tangganya. Karena itulah Amira marah terhadap dirinya sendiri karena tidak bisa mengondisikan perasaannya. "Jadi aku harus sering-sering makan ice cream, Mas?" Suara wanita yang sudah tidak asing di telinga Amira membuat Amira mendongak tinggi-tinggi. Wanita itu tampak ceria dan berusaha merangkul lengan Alan, tetapi yang Amira lihat Alan melepaskan rangkulan tangan wanita itu dengan lembut. Amira duduk

    Last Updated : 2023-01-19
  • Aku Bukan Satu-Satunya   Ceraikan Amira, Mas!

    Tak menunggu lama, Amira pun baru lima menit duduk di kursi taman dan orang yang ia tunggu telah tiba di depannya. Pria itu terlihat ngos-ngosan mungkin karena berlari untuk sampai di taman ini. Raut wajah Amira tidak sehangat kemarin-kemarin, wajahnya kini lebih tegas karena kekecewaan. "Maaf, apa sudah lama Mbak Amira menunggu di sini?" tanya seorang pria yang tak lain adalah Sandi memandang ke arah Amira.Amira memanggil Sandi dan hanya pria itu yang tahu tentang hubungan Amira dengan Alan. Seharusnya Sandi juga tahu hubungan Alan dengan wanita yang bernama Kayla seperti yang disebutkan Salma sebelumnya. Amira bergeser tempat duduk dan menyuruh Sandi untuk duduk di sampingnya. Dokter muda itu terlihat kikuk saat di samping Amira. Hanya saja Amira tidak peduli, dia hanya ingin menginterogasi Sandi perihal masalah rumah tangganya yang telah hancur ini. "Kalau boleh tahu apa yang ingin Mbak Amira bahas dengan saya?" tanya Sandi berusaha mencairkan suasan. "Em... Dokter Alan sedang

    Last Updated : 2023-01-20
  • Aku Bukan Satu-Satunya   Amira Bukan Satu Satunya

    Alan panik seolah-olah tidak tahu apa yang telah terjadi. Dia bahkan sampai berjongkok memohon kepada Amira agar tidak meninggalkannya. "Sayang, cerita sama Mas. Mas ada salah apa?" tanya Alan dengan raut wajah sedihnya. Pandangan Amira tentang Alan telah berubah, pasti raut wajah sedih itu hanya dibuat-buat ole Alan. Amira tidak bodoh, dia tidak akan masuk kembali ke dalam permainan kucing-kuingan yang Alan ciptakan. Brak...Amira menaruh map yang ia minta dari Salma. Map yang di dalamnya berisi catatan bahwa Alan adalah suami yang mengantar Kayla berobat ke rumah sakit. Salma pun membantu Amira dengan memberikan foto Alan dan Kayla saat memeriksakan kandungan.Sepertinya Salma juga tidak setuju dengan sebuah pengkhianatan ataupun perselingkuhan. Karena itulah Salma membocorkan kebohongan Alan itu kepada Amira. Amira juga memutar rekaman suara yang ia ambil saat bertemu dengan Sandi siang tadi. Semuanya sudah jelas, Alan tidak bisa lari ataupun mengelak dari masalah ini. Alan mem

    Last Updated : 2023-01-21
  • Aku Bukan Satu-Satunya   Mencari Ke Manapun

    Cahaya lampu menerobos masuk ke dalam netra Amira saat ia mencoba membuka mata. Amira mengernyitan dahi karena silau, beberapa kali pula ia berkedip dan menyesuaikan pandangan. Amira terkejut karena lengannya terasa berat, Alan tidur sambil memeluk lengan Amira seperti anak kecil. Amira mengingat kembali apa yang telah terjadi padanya. Setelah pertengkaran hebat antara dirinya dengan Alan, dia dikunci di kamar lalu merasa pusing dan akhirnya jatuh pingsan. Amira baru ingat bahwa dirinya belum makan sejak tadi pagi. Amira meneteskan air mata saat dadanya kembali sesak. Cintanya yang tulus telah terkoyak karena kebohongan sang suami.Amira menatap wajah suaminya yang terlihat damai saat tidur, Amira tak mengira pria sebaik dan seperhatian Alan bisa menyakitinya. Amira telah jatuh sedalam-dalamnya dengan buaian perkataan Alan yang sangat indah. Kata cinta yang selalu Alan ucapkan mampu membawa Amira jatuh ke dalam jurang asmara sedalam-dalamnya. Amira terlalu percaya bahkan tak sadar

    Last Updated : 2023-01-28
  • Aku Bukan Satu-Satunya   Hanya Omong Kosong

    Alan menuju resepsionis dan dia disambut oleh seorang wanita berpakaian serba hitam. Alan akan menanyakan apakah nama Amira terdaftar dalam pelanggan hotel hari ini. Tangan Alan terasa dingin, dia sangat gugup sekali dan berharap bahwa orang yang dicintainya benar-benar ada di dalam salah satu kamar hotel ini. Alan akan membawanya pulang segera dan mendekapnya erat agar tidak pergi lagi dari sisinya."Permisi, apakah ada seseorang bernama Amira menginap di hotel ini?" tanya Alan berterus terang. Alan bisa melihat raut wajah wanita itu mengerut heran. Tersadar karena petugas hotel tidak bisa memberikan informasi secara sembarangan, Alan segera menunjukkan bukti bahwa dirinya adalah suami Amira."Ini KTP saya dan ini foto saya dengan istri." Petugas itu menunjukkan raut wajah cerah, sepertinya pencarian Alan membuahkan hasil. Amira ada di hotel ini."Tunggu sebentar ya, Pak. Nona Amira check in jam setengah satu tadi malam. Saya akan cek kamarnya," ucap wanita itu sembari mengontrol ko

    Last Updated : 2023-01-29
  • Aku Bukan Satu-Satunya   Kembali ke Rumah

    "Mas akan menghubungi ayah dan ibu kalau kamu tidak mau pulang ke rumah," ancam Alan sangat percaya diri. Mendengar hal itu, kontan Amira membulatkan kedua matanya. Alan sangat tahu kelemahan Amira yaitu tidak bisa membuat kedua orang tunya risau. Alan mengacungkan ponselnya tinggi-tinggi. Alan harus bisa membuat Amira mau kembali ke rumah. Amira mematung di tempatnya berdiri, dia tidak bisa menjawab perkataan Alan. "Apa-apaan kamu, Mas?" sentak Amira emosinya mulai menjad-jadi. "Kalau kamu tidak mau membuat ayah dan ibu khawatir, ikut sama Mas pulang ke rumah."Alan memainkan ponselnya dengan berpura-pura ingin menelepon ayah dan ibu Amira. Alan tidak sungguh-sungguh untuk memberi tahu masalah mereka berdua ini. Dia hanya ingin Amira pulang ke rumah dan Alan ingin memperbaiki semuanya mulai dari awal. "Aku tidak mau." Amira berusaha meraih ponsel Alan agar suaminya itu tidak nekat memberi tahu kedua orang tuanya. Amira tidak akan sanggup melihat kedua orang tuanya sedih jika hub

    Last Updated : 2023-01-31
  • Aku Bukan Satu-Satunya   Sikap Alan Berubah

    Alan pun turut bangkit, dia mengikuti ke mana perginya langkah kaki Amira. Amira menuju lemari dan hendak membuka pintunya, tetapi tangan Alan menepis tangan Amira."Kamu mau ke mana?" tanya Alan tergesa-gesa. Dia tahu bahwa Amira ingin pergi lagi dari sisinya. "Biarkan....""Tidak. Sampai kapanpun tidak akan pernah," potong Alan cepat sebelum Amira mengutarakan keinginannya. Alan meninggalkan Amira yang masih mematung setelah mendengar perkataan Alan. Alan mengambil kunci mobil yang ada di atas nakas, lalu berbalik menuju pintu kamar. Amira melihat semua gerak-gerik Alan yang mencabut kunci pintu kamar. "Mas Alan mau kunci Amira di kamar lagi?" celetuk Amira saat Alan hendak keluar dari kamar. Alan memandangnya serius, tanpa menjawab Alan langsung mengunci kamarnya. Amira terlonjak dan tak bisa menahan Alan untuk tidak meninggalkannya sendirian di kamar ini. Terlebih Alan mengurungnya di kamar tanpa persetujuan Amira terlebih dahulu. Alan terlalu kelewatan sampai-sampai tidak mem

    Last Updated : 2023-02-04
  • Aku Bukan Satu-Satunya   Kedatangan Surat Cerai

    Sesuai perkataan Amira sebelumnya, dia mendatangi rumah sakit dan menyerahkan surat gugatan cerai kepada Alan. Amira datang tanpa memberi kabar dan masuk begitu saja ke dalam ruang kerja Alan. Saat ini di ruangan Alan tidak hanya pria itu, tetapi ada Sandi dan juga Dokter Salma yang sepertinya sedang membahas sesuatu yang serius. Mereka juga sangat terkejut dengan kehadiran Amira yang tiba-tiba. Alan berdiri dari duduknya dan menghampiri Amira. Map berwarna cokelat digenggam erat oleh Amira. Alan pun juga melihat Amira dengan wajah tegasnya yang saat ini membawa map itu, dapat dilihat bahwa Alan saat ini tampak ketakutan. "Sayang, ada apa kemari?" tanya Alan gugup. Saat hendak meraih tangan sang istri, Amira mundur dua langkah. Degup jantung Alan berdetak tak karuan, dia bisa membaca situasi saat ini. Amira memandang Sandi dan Dokter Salma secara bergantian, lalu setelahnya menatap Alan dengan serius. Alan berusaha tersenyum walau perasaannya mulai tidak enak karena map yang dibawa

    Last Updated : 2023-02-05

Latest chapter

  • Aku Bukan Satu-Satunya   Tidak Bisa Mengelak Lagi

    Pintu dibanting kuat-kuat !!!Dubraakkk....Sang empu rumah yang sedang berkumpul di ruang tengah terkejut mendengar suara debuman keras itu dari luar. Alan menghampiri seluruh anggota keluarganya dengan wajahnya yang memerah. Yang pertama kali menghampiri Alan adalah sang ibu, bersuara dengan nada lembut menenangkan untuk meredakan emosi Alan. "Ada apa, Nak? Datang-datang kok banting pintu?"Alan tidak menjawab, kedua manik matanya mencari sosok wanita yang ingin ia beri pelajaran. Kayla yang masih duduk di kursinya, bersembunyi dibalik punggung ibu Alan."Di mana Kayla?""Ada apa? Apa karena Amira lagi? Berulah apa lagi dia?" tanya Asna, kakak Alan yang seketika itu juga mendapat pelototan dari Alan. "Jaga ucapanmu, Mbak."Detik itu juga semua orang kebingungan. Kayla masih bersembunyi, perasaannya tidak enak. Tidak mungkin Alan tahu apa yang telah diperbuatnya, dia tidak perlu takut karena tidak ada bukti yang bisa menyudutkannya.Kayla berusaha bangkit, perutnya yang kian membes

  • Aku Bukan Satu-Satunya   Terungkap

    "Apa maksudmu?"Bram yang tidak sabar menarik kerah kemeja Sandi. Semua orang menunggu penjelasan dari dokter muda itu. Sandi memantapkan diri, dia menahan lengan Bram untuk mengendurkan cengekeramannya."Aku-aku yang memberitahu Kayla bahwa Amira sedang hamil.""Apa? Kita berusaha untuk menyembunyikannya. Mengapa kamu melakukannya?" Nada Luna mulai meninggi, dia tahu jika kehamilan Amira tersebar sahabatnya itu tidak akan aman. Keluarga Alan akan meragukan kehamilan Amira dan akan membuat Amira sangat sedih, begitu pula masih ada bayang-bayang Kayla yang selalu mengusik kehidupan Amira, arena itu kehamilannya dirahasiakan agar Amira bisa hidup dengan tenang. "Maafkan aku. Tujuanku agar Kayla sadar akan posisinya. Aku yakin bahwa Kayla yang merencanakan kecelakaan ini, karena kejadian sebelumnya juga ulah wanita itu.""Jangan mengada-ada, Kayla tidak akan melakukan kejahatan seperti ini."Hanum murka saat melihat Alan lebih membela istri keduanya. Jelas-jelas Amira sedang dalam keada

  • Aku Bukan Satu-Satunya   Kecelakaan

    "Kamu tidak ingin aku gendong? Apa kamu yakin bisa berjalan sendiri?"Kedua tangan Bram terentang seolah bersiap untuk membekap tubuh Amira yang lemah. Namun, Amira menggelengkan kepala, dia masih bisa berjalan hanya saja tubuhnya yang kurang sehat. "Aku masih bisa berjalan, Bram." Amira terkekeh kecil melihat Bram begitu khawatir padanya. "Apa kamu sudah menghubungi Luna? Jangan membuat dia risau."Amira menganggukkan kepala, dirinya begitu lemas hanya untuk membuka suara. Bram merangkul bahu Amira, meskipun menolak pria itu tidak mau melepaskannya. "Dia pasti sangat khawatir aku pergi tanpa izin darinya." Amira sudah membayangkan jika Luna akan memarahinya nanti setelah ada di rumah. "Dan lihat apa yang terjadi, aku menjadi lemah seperti ini." Amira memutuskan untuk tinggal sementara di rumah Luna, dia butuh teman, dia butuh Luna untuk menenangkan pikirannya. Dia juga tidak ingin paman dan bibinya semakin risau. Amira selalu membawa kesedihan bagi keluarganya, karena itu saat i

  • Aku Bukan Satu-Satunya   Kekalahan Mutlak

    "Aku ingin bertemu Mas Alan, apakah dia sibuk?"Ibu hamil yang kini sudah memasuki trimester ketiga itu sedikit terengah-engah setelah menyusuri jalanan rumah sakit dan kini berdiri tepat di depan ruangan dokter. Kayla dengan tentengan tas besar yang di dalamnya sudah ia siapkan bekal untuk suaminya. Dia berhadapan dengan tiga orang perawat yang berjaga di lantai tiga, di mana ruangan Alan juga ada di lantai ini. Kayla tidak ingin langsung masuk ke ruangan suaminya, karena terakhir kali dia ke sini tanpa izin terlebih dahulu, dia mendapat amukan dari Alan. "Oh maaf, Dokter Alan sedang keliling," ucap salah satu perawat. Kayla pun mengangguk, dia memahami apa yang sedang dilakukan suaminya. Tugas penting memang harus didahulukan. "Oke baiklah, aku akan tunggu di depan ruangannya."Setelah itu, Kayla duduk di ruang tunggu. Dia tersenyum kecil karena setelah ini dialah satu-satunya nyonya dari Alando Bagaskara. Hanya menunggu beberapa hari lagi Alan dan Amira akan bercerai, mereka aka

  • Aku Bukan Satu-Satunya   Yang Sebenarnya Terjadi

    Bisakah kita bertemu?Satu hari itu Amira gunakan untuk beristirahat di rumah Luna. Luna tidak mengizinkannya untuk kembali ke rumah bibinya, melihat kondisi Amira saat ini membuat Luna khawatir. Sedangkan Luna pergi bekerja, Luna yang meminta izin cuti kepada manager mereka. Sampai-sampai manager mereka mempertanyakan keberadaan Amira dan juga merasa khawatir. Siang ini dia mendapatkan pesan dari Sandi. Asisten dokter itu ingin menemuinya dilokasi yang tak jauh dari rumah sakit. Amira ragu-ragu, tetapi akhirnya dia menyetujui untuk bertemu dengan pria itu. Amira juga memahami bahwa Sandi tidak bisa pergi jauh-jauh dari rumah sakit. Amira menunggu Sandi disebuah kafe estetik yang nuansanya sangat modern. Duduk di sini sembari menyesap jus alpukat kesukaannya begitu menenangkan. Bau margarin dari roti bakar yang baru saja dipesan, membuat perut Amira bergejolak. Amira bisa menahannya dan memakannya. Entah apa yang ingin disampaikan oleh Sandi. Dia sangat penasaran karena itu Amira d

  • Aku Bukan Satu-Satunya   Pulang Dengan Hati Gundah

    Pagi-pagi sekali, Amira telah bersiap dengan pakaian rapinya untuk memperbaiki semua masalah yang terjadi kemarinnya. Amira telah menyiapkan mental dan hatinya karena dirinya tahu setelah ini dia akan mendapatkan sakit yang luar biasa. Walau wajahnya masih terlihat pucat, dan tubuhnya kian hari kian lemah. Amira akan tetap melanjutkan rencanya hari ini. Dia akan pergi ke rumah Alan, dia harus menjelaskan bahkan meminta maaf jika pria itu menginginkannya. Sebesar itu rasa cintanya, meskipun dirinya tidak bersalah dia akan meminta maaf, meskipun dia tahu Alan yang berselingkuh darinya Amira akan tetap merendahkan dirinya. Tepat di depan rumah yang dulu pernah ia tempati, Amira meraup banyak-banyak udara. Dadanya terasa sesak, tetapi tidak apa-apa dia adalah wanita yang kuat. Amira mengetuk pintu, dia menunggu dengan degup jantung yang bertalu-talu. "Assalamualaikum," ucap Amira saat pintu dibuka lebar-lebar. Salamnya tidak dijawab, kedatangannya tidak disambut dengan baik. Wajah-waj

  • Aku Bukan Satu-Satunya   Rahasia Yang Terungkap

    "Luna?" Suara Bram menggantung di udara, Amira pun juga menoleh mencari seseorang yang Bram sebutkan baru saja. Wajah Amira ikut cemas, dia takut bahwa Luna menyaksikan semua kejadian dan pertengkaran barusan. Luna akan sangat kecewa padanya, Amira tidak ingin hal itu terjadi. "Luna? Ka-kamu...." "Aku melihat semuanya dan aku mendengar semuanya," kata Luna memotong perkataan Amira. Amira semakin menegang, dia bangkit walau kesusahan untuk berdiri. Amira menghampiri sahabatnya yang kini sudah berkaca-kaca. "Apa yang aku dengar barusan itu bohong, kan?" Luna mencari jawaban, dia sudah kecewa karena telah berpisah dengan pria yang masih dia kasihi hingga sekarang. Dan sekarang dia tidak ingin mendengar pengakuan yang semakin membuatnya patah hati. "Lun, apa yang kamu dengar tolong lupakan!" Amira menggenggam kedua tangan Luna dan berusaha menenangkannya. "Tidak." Kini Amira dan Luna menatap Bram secara bersamaan. "Bram, jangan!" "Lun, sebenarnya aku mencintai Amira jauh dari sebe

  • Aku Bukan Satu-Satunya   Terdengar Suara Talak

    "Sejak aku melihatmu, aku sudah jatuh hati padamu." Suara Bram menggema di sudut-sudut bangunan yang masih separuh jadi itu. Tangan Amira yang hendak mengambil beberapa material terhenti seketika saat mendengar pengakuan Bram yang kesekian kalinya. Amira masih saja syok saat Bram mengungkapkan perasaan padanya. Padahal suasana sebelumnya tidak secanggung ini, tetapi Bram membuat Amira tidak enak hati terhadap pria itu. BrukBrukTerdengar suara langkah kaki seseorang yang sedang berlari, Bram menengok ke belakang dan benar saja ada seorang pekerja berlari ke arahnya. Seharusnya pekerja tersebut melihat Bram yang sedang berdiri di depannya, tetapi pekerja tersebut malah mendekat dan seperti sengaja menabrak tubuh Bram.Gerakan tubuhnya yang secara impulsif seketika menabrak tubuh Amira. Keduanya pun terkejut, Bram menubruk Amira yang saat itu memegang material besi-besi kecil. Besi-besi itu pun tanpa sengaja berjatuhan mengenai punggung Bram yang berusaha melindungi Amira. Nas sekali

  • Aku Bukan Satu-Satunya   Rencana Jahat Kayla

    "Aku ingin kamu bekerja dengan becus."Kayla melirik kesekitar karena takut ada yang melihatnya sedang berbicara dengan seorang pria asing. Suara bising dari decitan besi dan alat-alat berat tak menyurutkan semangat Kayla untuk melancarkan rencananya. "Jangan sampai gagal," perintah Kayla lagi dengan kedua matanya yang memelotot tajam. "Baik, Bu. Serahkan saja pada saya," jawab pria yang memakai topi berwarna kuning. Kayla tersenyum dengan puas saat pria itu pergi dari hadapannya. Senyuman licik di bibirnya karena dendamnya terhadap Amira. Rencananya harus berhasil, dengan begitu dia bisa mendapatkan cinta dan perhatian dari Alan. Kayla mengintip dari balik tembok dan melihat pria suruhannya itu melaksanakan tugas seperti yang diperintahkan olehnya. Bukan hanya senyuman yang terbit di bibir Kayla, kini tawa kecil akan kemenangan seolah tak mau pergi dari mulut kecilnya. Kayla pergi dari bagunan proyek setengah jadi yang digarap oleh perusahaan Amira dan yang menjadi tanggungjawab

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status