Share

Chapter 23

Penulis: List
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-29 10:55:41

“Mas, apa yang mas lakukan?” tegurku ketika pria itu mulai memegang berkas yang sangat aku kenali sekali itu berkas apa.

“Tidak melakukan apa-apa, Sayang. Mas hanya sedang melihat apa yang dikerjakan wanita yang mas cintai,” jawab Mas Tio yang kini sudah berbalik dengan senyum yang merekah.

Senyum yang tidak seperti biasanya dan terlihat dipaksakan. Ada apa denganmu mas? Mengapa kamu berubah?

Berbagai pertanyaan mulai berkeliaran di kepalaku tentang Mas Tio, dan apa yang aku pikirkan saat ini jauh lebih buruk dari sebelumnya, dan bila hal itu benar-benar terjadi, maka aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

“Mas ‘kan tahu apa pekerjaanku. Jadi mas tidak perlu melihatnya lagi,” ujarku sambil berjalan ke arahnya.

“Iya, Sayang. Mas tahu kok. Oh iya sayang, boleh mas meminta bantuanmu? Sekali ini saja, Sayang. Setelah itu mas tidak akan melakukannya lagi.”

“Apa itu, Mas? Kalau Dara b

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 24

    Mendengar suara pintu ruanganku diketuk, aku lalu menyuruh orang itu masuk. Ternyata orang yang muncul dari balik pintu itu bukan Dita seperti yang aku kira, melainkan Andreas. Entah itu suatu kebetulan atau memang ada hal lainnya. Tapi Andreas masuk langsung menemui Mas Tio dan berbisik kepadanya, kemudian pergi. “Mas seperti harus segera pergi, Dara. Tadi Lira menghubungi Andreas kalau ada meeting dadakan,” ujar Mas Tio setelah Andreas keluar dari ruanganku.“Baik, Mas. Mas hati-hati ya di jalan, jangan lupa hubungi aku bila sudah sampai di kantor.”“Tentu saja, Sayang. Kalau begitu mas pergi dulu, dan masalah uang yang mas pinjam. Tolong segera kabari mas kalau sudah acc,” pamitnya.Aku hanya mengangguk sambil tersenyum menjawab apa yang Mas Tio katakan. Karena aku juga belum tahu, aku akan meminjamkan uang itu atau tidak.…“Dita, minta Laura menemui saya sekarang,” ujarku pada Dita melalui telepon yang ada di ruanganku.Setelah Mas Tio pergi, aku langsung menghubungi orang suruh

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 25

    “Mas Utomo?” ucapku begitu tahu siapa yang datang ke rumahku.Melihat Mas Utomo datang ke rumahku aku benar-benar terkejut dan juga tidak percaya. Karena sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. Seingatku terakhir kali aku bertemu dengannya ketika aku dan Mas Tio baru saja berpacaran. Tapi karena ada masalah dengan keluarga kami, akhirnya Mas Utomo bekerja dan pindah ke Amerika.“Ternyata kamu masih mengingat mas, Dara.” Ujar Mas Utomo sambil tersenyum.“Tentu saja, Mas. Bagaimana bisa Dara lupa dengan mas. Mas adalah orang yang mendukung Dara selama ini,” jawabku sambil berjalan mendekati pria yang sudah lama aku rindukan.Rasanya sangat rindu sekali lama tidak bertemu dengan kakak lelakiku ini, dan dia sekarang ada di sini dan aku langsung memeluknya untuk meluapkan rasa rinduku selama ini.“Selalu saja cenggeng seperti anak kecil,” bisik Mas Utomo ketika aku masih memeluknya.“Mas ini, siapa yang menangis. Mataku tadi hanya kelilipan saja kok,” elakku sambil berusaha menenang

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 26

    Melihat Mas Tio muncul dari balik mobil entah mengapa aku merasa khawatir. Karena terlihat sekali dua orang pria yang sedang berada di rumahku saat ini terlihat tidak bersahabat.“Kalau begitu mas pulang dulu, Dara. Jangan lupa dengan yang mas katakan tadi,” pamit Mas Utomo.“Iya, Mas. hati-hati,” jawabku.Mas Utomo lalu pergi menuju mobilnya yang berada di depan mobil Mas Tio. Terlihat sekali dua pria itu tidak saling bertegur sapa. Bahkan Mas Utomo terlihat mengabaikan Mas Tio ketika mereka berdua jalan berpapasan, begitupun dengan Mas Tio. Pria itu juga melakukan hal yang sama dengan Mas Utomo dan berjalan lurus menuju ke arahku.“Mengapa Mas Utomo ada di sini, Dara?” tanya Mas Tio begitu sampai di depanku.Aku yang masih fokus dengan kepergian kakak lelakiku itu mengabaikan apa yang Mas Tio tanyakan kepadaku hingga mobil Mas Utomo menghilang dari pandanganku. Setelah itu aku langsung masuk ke dalam rumah tanpa ingin menanggapi apa yang Mas Tio tanyakan sebelumnya.Bukannya aku tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 27

    “Apapun yang ingin kamu katakan, kita akan membahasnya nanti,” ujar Mas Tio tanpa menatapku dan mengalihkan pandangannya ke arah lain, “Dan, tentang uang yang ingin aku pinjam, lupakan! Karena aku tidak jadi meminjamnya,” lanjutnya dingin.Setelah mengatakan hal itu Mas Tio langsung meninggalkan ruanganku tanpa mau mendengar apa yang akan aku katakan.Melihat sikapnya yang seperti itu, aku tahu sekali pria itu tidak hanya kesal kepadaku, tapi dia juga sangat marah. Sedangkan tentang uang yang akan dia pinjam, mengapa dia tiba-tiba membatalkannya? Apakah dia tahu rencanaku untuk tidak meminjamkan uang itu kepadanyanya? Ataukah?“Bu Andara, Bu Andara,” panggil Dita membubarkan lamunanku.“I –iya, Dita. Ada apa?”“Bu Andara, mengapa Pak Tio pergi secepat itu? Apakah Pak Tio …,” ucap Dita menjeda kalimatnya dan terlihat ragu untuk meneruskannya.“Panggilkan Laura, Dita.” Perintahku mengalihkan pembicaraan.“I –iya, Bu Andara,” jawab Dita dengan raut wajah yang terlihat binggung.Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 28

    “Ini berkas perjanjian, Mas. Bukankah mas pinjam uang dari usaha kecilku ini? Jadi mas harus setuju dengan perjanjian yang kami buat,” jelasku.“Andara!” teriak Mas Tio dengan wajah memerah. Bahkan Mas Tio yang tadinya duduk, kini berdiri sambil menatapku tajam.Aku yang sudah menduga hal ini akan terjadi, memilih untuk diam dan berusaha untuk tidak terpancing dengan situasi saat ini. Karena aku yakin sekali, bila Mas Tio memang membutuhkan uang ini, maka pria itu pasti akan menandatangani berkas yang aku minta. Tapi, bila dia meminjam uang ini tidak karena sangat terpaksa dan hanya meminjamnya sebentar, maka dia tidak akan melakukannya. Karena aku hapal sekali bagaimana prinsip pria yang aku cintai itu.Lagi pula uang yang dia pinjam saat ini adalah jumlah yang sangat kecil baginya bila dibanding dengan kekayaan yang dia punya dari istri kayanya itu. Bahkan seujung kukunya saja tidak ada.“Maaf, Andara. Mas hanya … hanya lelah. Tadi mas kelepasan karena kelelahan,” ucap Mas Tio denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 29

    Di dalam kamar, aku langsung melihat sekitar. Tidak ada yang berubah dari kamar yang aku tempati. Bahkan benda-benda di kamar ini juga tidak ada yang bergeser sedikitpun. Hingga pandanganku mengarah pada lemari yang terlihat tidak tertutup rapat, dan itu membuatku teringat akan barang-barang berharga yang aku simpan.“Semoga saja Mas Tio tidak mengambilnya,” gumamku sambil menuju satu-satunya lemari yang ada di kamar ini.Begitu membuka lemari, terlihat sekali ada beberapa pakaian milikku yang tersusun tidak rapi seperti sebelumnya, dan lemari penyimpananku masih tertutup seperti terakhir kali aku lihat. Bedanya kali ini kuncinya menggantung pada lemari penyimpanan itu, dan membuat kecurigaanku semakin kuat.“Apa yang sudah kamu lakukan, Mas!” gumamku tidak percaya begitu melihat isi lemari penyimpanan yang baru saja aku buka.Lemari penyimpanan yang tadinya berisi barang-barang berharga milikku, kini isinya sudah berubah. Atau lebih tepatnya beberapa barang yang aku simpan di sana hi

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 30

    Buk!Sebuah pukulan dari Mas Tio langsung mendarat di pipi Anton begitu pria itu selesai bicara. Aku tidak menyangka Mas Tio akan melakukan hal gila seperti itu kepada Anton, dan itu membuatku terkejut dan aku langsung berteriak memanggil nama Mas Tio agar pria itu berhenti melakukan apa yang dia lakukan saat ini, dan mereka berdua tidak berkelahi.“Dengar, Anton. Aku bukan kekasihmu! Dan tidak akan pernah menjadi kekasihmu!” tegasku sambil menatap tajam Anton, “Dan untukmu, Mas Tio! Berhenti berpikiran kotor tentangku dan Anton. Karena apa yang kamu pikirkan itu tidak benar, dan aku tidak sepertimu ataupun Clara!” lanjutku.Setelah mengatakan hal itu aku langsung pergi menuju kamarku dan meninggalkan dua pria yang masih berdiri membeku itu.Terserah jika sekarang mereka ingin berkelahi atau saling membunuh, aku sudah tidak peduli lagi. Karena aku benar-benar lelah dan sakit hati dengan apa yang baru saja Mas Tio tuduhkan kepadaku. Karena itu semua tidak benar. Selain itu, apa yang An

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 31

    Mendengar namaku dipanggil, aku langsung membeku. Karena suara itu seperti suara orang yang sangat aku kenal.“Andara, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Sovia yang kini sudah berada di depanku.“Sovia?” ucapku terkejut.Aku yang tidak menyangka akan bertemu dengan Sovia di tempat ini hanya bisa menyebut namanya saja. Karena aku tidak tahu harus berkata apa lagi karena terkejut.“Iya. Aku Sovia, Andara. Apa yang kamu lakukan di sini? Mengapa kamu bisa berada di tempat ini?”Karena tidak ingin ketahuan oleh Mas Tio bila aku berada di sini, aku langsung menarik Sovia dan menjauh dari tempat di mana kami berada saat ini.“Aku yang seharusnya bertanya kepadamu, Sovia! Kenapa kamu ada di rumah sakit ini? Apa kamu …?” cecarku sambil menyipitkan mata.“Aku … aku—,” jawab Sovia terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.“Aku apa, Sovia? Jangan membuatku penasaran?” selaku.“Aku ke sini untuk menemui seseorang, Dara.”“Seseorang? Siapa orang itu?”Sovia tidak langsung menjawab pertanyaanku, d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31

Bab terbaru

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 60

    “Maaf,” ucapku sambil mengingat-ingat apakah aku pernah bertemu dengan wanita yang menegurku saat ini.“Apa kamu lupa dengan tante, Sayang?” sapa wanita anggun yang sepertinya seumuran dengan ibuku.“Maaf, apa anda mengenal saya?” tanyaku sopan sambil masih mencoba mengingat-ingat.“Kamu Andara ‘kan?” tanya wanita itu.“Iya, Tante. Saya Andara,” jawabku.Wanita yang masih berdiri itu lalu duduk di kursi yang berada di sebelahku sambil tersenyum. Dia lalu memegang tanganku dan memperkenalkan dirinya, dan itu membuatku membeku.“Ta –tante Ana?”“Iya, Sayang. Sekarang kamu sudah ingat ‘kan?”“Mama,” sela Anton ketika aku baru saja akan menjawab pertanyaan dari Tante Ana, “Sejak kapan mama ada di sini?” lanjut Anton sambil duduk.“Apa mama tidak boleh menemui calon menantu mama?” jawab Tan

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 59

    “Oh, jadi ini yang kamu namakan kerja, Andara? Baru saja mas keluar sebentar, tapi kamu sudah bermesraan dengan pria lain di tempat ini,” tuduh Mas Tio yang terlihat marah.“Mas!” bentakku tidak terima.Aku yang tadinya duduk langsung berdiri ketika mendengar Mas Tio menuduhku untuk kesekian kalinya. Tuduhan yang tidak mendasar dan selalu saja menyalahkan aku tanpa mau mendengrkan penjelasanku.“Maaf, Bu Andara. Saya tadi sudah memberitahu Pak Tio kalau anda sedang ada tamu. Tapi Pak Tio terus saja memaksa untuk masuk,” jelas Dita.“Tutup pintunya, Dita.” Perintahku, dan Dita pun melakukan apa yang aku perintahkan. Sekarang tinggal kami bertiga di ruangan ini, “Sekarang jelaskan kepadaku apa mau mas? Dia tamuku, dan kami tidak melakukan apa yang mas tuduhkan itu!” lanjutku geram.“Andara,” ucap Anton.Aku yang sudah naik pitam tidak mengalihkan pandanganku dari pria yang

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 58

    “Bisa kamu ulangi siapa nama pria tadi, Laura?” aku sengaja bertanya seperti itu untuk memastikan bahwa apa baru saja aku dengar tidak salah.“Tuan Anton, Bu Andara.” Jawab Laura mengulangi apa yang dia katakan.Mendengar nama Anton disebut, aku dan Dita saling menatap untuk beberapa saat. Aku lalu memerintahkan Laura untuk memberitahu pria itu agar menunggu sampai urusanku dengan Dita selesai.“Maaf, Bu Andara. Siapa pria itu? Apa anda mengenalnya? Karena menurut jadwal hari ini, anda tidak memiliki janji dengan klien manapun” tanya Dita terlihat penasaran seperti biasanya.“Dia bukan klien kita,” jawabku malas.“Kalau dia bukan klien kita. Siapa pria itu, Bu Andara? Apa dia teman anda?”“Hmmm.”Dita yang duduk di sampingku segera berdiri begitu aku mengatakan kalau Anton adalah temanku. Wanita itu lalu memberitahuku agar aku segera menemuinya. Menurutnya sangat

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 57

    “Mas Tio?” ucapku begitu melihat siapa yang baru saja memanggil namaku.Mas Tio keluar dari mobilnya begitu aku menyebut namanya. Pria itu lalu berjalan mendekatiku. Tapi Anton lebih dulu menarikku dan memintaku untuk masuk ke dalam mobilnya kembali.“Lepaskan Andara!” teriak Mas Tio sambil melempar tinju ke arah Anton.“Mas Tio!” teriakku reflek karena terkejut.Aku tidak menyangkan Mas Tio akan melakukan tindakan kasar seperti saat ini. Ketika dia akan mengulangi lagi tindakannya, aku langsung menghentikannya dengan melindungi Anton.“Minggir, Andara! Biar aku memberinya pelajaran karena sudah mengganggu istri orang!” teriak Mas Tio sambil berusaha menarikku menjauh dari Anton.“Mas!” bentakku tak mau kalah.Tapi pria yang sudah terbakar emosi itu malah mendorongku dan kembali melempar tinjunya ke arah Anton. Namun Anton kali ini dapat menangkisnya dan dua orang itu akhirny

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 56

    “Ada apa, Andara? Apa ada yang tertinggal?” tanya Anton setelah mobil kami berhenti mendadak.“Tidak, Anton.” Jawabku masih sambil tetap fokus pada mobil yang menarik perhatianku, “Bisa kamu mundur sebentar, Anton?” lanjutku.“Mundur?” ucap Anton terlihat binggung.“Iya, mundur.”Anton yang masih terlihat binggung akhirnya mengikuti apa yang aku katakan. Anehnya, mobil yang aku lihat sudah tidak ada.“Ada apa, Andara? Apa kamu melihat seseorang yang kamu kenal?”Pertanyaan Anton seperti angin yang melewati telingaku. Walau aku mendengarnya, tapi aku memilih mengabaikannya dan mencari mobil yang menjadi pusat perhatianku tadi.“Anton, apa kamu lihat mobil merah yang tadi terparkir di tempat itu?” tanyaku sambil menunjuk ke arah tempat mobil merah tadi berada.“Mobil merah? Mobil merah apa maksudmu, Andara?”“Mobil merah y

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 55

    “Dokter Mita,” ujar Anton masih sambil memegang tanganku.Melihat Dokter Mita menatap kami dengan tatapan tidak suka, aku lalu berusaha untuk melepaskan tanganku dari tangan Anton. Namun, pria itu tidak membiarkan tanganku lepas darinya.“Apa yang kamu lakukan di sini, Anton?” tanya wanita itu sambil sesekali menatapku.“Makan malam,” jawab Anton sambil menatapku.Kali ini aku berusaha lagi melepaskan tanganku dari tangan Anton ketika wanita yang bernama Mita itu masih saja menatap tangan kami, dan itu membuatku merasa tidak nyaman. Sehingga aku kemudian memanggil nama Anton dan memberinya kode agar melepaskan tanganku, dan kali ini pria itu mau melakukannya.“Hanya makan malam?”“Hmmm.”“Maaf, saya harus ke belakang sebentar,” selaku agar mereka berdua bisa bicara. Karena situasi saat ini sungguh tidak nyaman dan juga canggung.“Apa kamu ingin aku me

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 54

    “Ada apa, Bu Andara? Apa ada yang salah?” tanya Johan membubarkan lamunanku.“Tidak ada apa-apa, Johan. Bisa kamu mengantar saya ke tempat lain? Saya lupa kalau hari ini saya ada janji dengan seseorang, dan orang tersebut meminta saya menemuinya di kafe tak jauh dari tempat ini,” jawabku berbohong.“Baik, Bu Andara.”Ketika mobil yang aku tumpangi mulai berjalan, ternyata sosok yang aku lihat tadi tidak berjalan ke arah mobil yang aku tumpangi, melainkan dia menuju mobil yang tak jauh dari tempatku berhenti tadi.“Maaf, Bu Andara. Kafe mana yang anda maksud?” tanya Johan membubarkan lamunanku.Aku yang masih terpaku pada mobil yang menarik perhatianku langsung menoleh begitu Johan bertanya kepadaku. Akhirnya aku memilih salah satu kafe secara acak yang tak jauh dari kami berada saat ini. Aku juga langsung mengirimi Dita pesan agar menemuiku di kafe tersebut dengan membawa mobilku.“Apa kafe ini, Bu Andara?” tanya Johan begitu kami berhenti di salah satu kafe yang aku tunjuk.“Iya, ber

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 53

    “Saya … saya ingin meminta maaf kepada anda, Bu Andara,” ujar Dokter Ricci.Apa yang baru saja Dokter Ricci katakan sungguh di luar dugaan. Bagaimana mungkin pria dingin seperti dia bisa meminta maaf kepada seseorang? Apakah pria ini sedang mengigau, atau memang aku yang memang dengar?“Saya minta maaf karena saya sudah bertindak keterlaluan kepada anda, Bu Andara.” Ujar Dokter Ricci mengulangi apa yang dia katakan sambil sedikit menundukkan kepala.Aku yang malas menanggapi permintaan maaf pria yang ada di depanku saat ini memilih untuk mengalihkan pandanganku ke arah lain. Karena apa yang sudah dia lakukan benar-benar membuatku kecewa, dan aku tidak ingin berbicara dengannya saat ini.“Apa anda tidak mau memaafkan saya, Bu Andara?” tanya Dokter Ricci ketika aku tetap bungkam menanggapi permintaan maafnya, dan aku tidak menyangka pria itu masih berani bertanya seperti itu kepadaku.“Saya maafkan ata

  • Aku Bukan Pelakor   Chapter 52

    “Apa yang kamu minta, Andara? Cepat katakan, jangan membuang-buang waktu mas,” protes Mas Utomo ketika aku tidak langsung mengutarakan keinginanku.“Mas harus janji dulu kepada Andara. Kalau mas akan mengabulkan permintaan Andara, baru Andara akan mengatakannya,” tawarku.“Kalau begitu lupakan!” tolak Mas Utomo.Pria itu lalu bergegas akan masuk ke dalam mobilnya setelah menolak permintaanku, tapi aku lalu menahannya dan tidak membiarkannya masuk ke dalam mobil.“Tidak ada permintaan!” tolak Mas Utomo lagi dengan raut wajah lebih serius dari sebelumnya.“Sekali ini saja, Mas.” Tawarku tak mau kalah.Mas Utomo terlihat berpikir sambil memandangku, dan dia akhirnya setuju untuk mengabulkan apa yang aku minta. Walaupun dia belum tahu apa yang akan aku minta darinya.“Cepat katakan,” ujar Mas Utomo.“Tolong jangan cari informasi lagi tentang Sovia. Masala

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status