Share

Aku Bukan Madu Biasa
Aku Bukan Madu Biasa
Author: Arti@Shiyoriko

Bab 1. Akad Nikah

last update Last Updated: 2022-12-12 11:57:49

    Pagi hari di rumah baru Alyssa ...

 "Saya terima nikahnya Alyssa Maharani binti Husni dengan mas kawin tersebut tunai!" 

     "Bagaimana saksi sah?"

     "Sah!"

      "Alhamdulillah ...."

   Ijab Qabul pun terucap dari mulut Georgio yang akrab di panggil dengan Gio. Alyssa pun mencium tangan suaminya dan Gio dengan lembut mengecup kening istrinya. Tak berapa lama, datanglah serombongan wanita dengan gaun yang indah dan mahal. Masing-masing membawa nampan yang berisi seserahan. 

     Rombongan wanita yang terdiri dari tiga wanita dewasa dan enam anak-anak itu maju untuk menyerahkan seserahan yang dibawanya. Alyssa menyambut dan menerima seserahan tersebut dengan senyum yang merekah, matanya berbinar tatkala nampak di atas nampan itu sejumlah perhiasan, baju yang mahal, sepatu dan tas branded, skincare dan yang ada di kotak berbungkus kertas emas berisi kartu ATM dan Kartu kredit Un limited. 

       Semua mata menatap apa yang dibawa para wanita itu, termasuk kedua orang tua Allysa juga tampak senang melihat menantunya memberikan banyak seserahan untuk putrinya. Tapi semua mata terbelalak, tenggorokan tercekat tatkala anak berumur sepuluh tahun memanggil Gio dengan panggilan Papa dan lagi anak berusia enam tahun memanggilnya Papi.

    "Papa ...."

    "Papi ...." 

   Alyssa terbengong melihat dua anak kecil itu berlari menuju suaminya.

    "Eh ... Anak-anak jangan berlari!" pekik wanita cantik dengan baju kebaya warna biru metalik. Dia juga salah satu rombongan wanita pembawa nampan tadi.

    "Mami Aku mau ikut Papi dan Mami baru!" jawab Anak kecil berusia enam tahun itu. Alyssa semakin tidak mengerti mengapa anak kecil itu memanggil satu Papi dan yang kedua Papa. 

   "Papi gendong ...." rengek bocah berusia enam tahun itu di depan Gio. Gio tersenyum kecut memandang ke arah Alysa yang menatapnya penuh keheranan.

   "Mas maksudnya ini apa?" tanya Alyssa dengan tatapan menuntut penjelasan.

    "Eh itu, anu ...." Gio menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia bingung bagaimana menjelaskan semua ini pada Alyssa.

    "Itu, anu ... Apa Mas?" gertak Alyssa lagi. Dia menatap horor suaminya.

    "Itu dek, anu ...." kerongkongan Gio tiba-tiba kering dan kelu untuk melanjutkan ucapannya. Mau tidak mau dia harus jujur pada istri barunya itu.

    "Anu apa Mas?" suara Alyssa naik tiga oktaf.

     "Ah begini dek," 

     "Mbak Alyssa kenalkan Saya Sinta istri pertama Mas Gio dan itu anak kedua Saya dengan Mas Gio namanya Tino, Argentino Sinaga," potong Wanita yang berbaju kebaya biru bernama Sinta itu menunjuk ke arah anak kecil yang ada dalam gendongan Gio

   Deg ... Deg ...

     Alyssa merasakan jantungnya sekarang ini berdetak dengan kencang. 

      "Maksud Mbak? Mbak ini istri pertama Mas Gio?"

      "Iya Mbak, dan bukan hanya itu saja. Mari saya kenalkan pada Dek Rossi dan Dek Tyas. Mereka istri kedua dan istri ketiga Mas Gio." Sinta memperkenalkan wanita yang sama dengannya memakai kebaya berwarna biru.

       "Kenalkan, Dek. Saya Rosii."

       "Saya Tyas." Kedua wanita itu maju satu persatu memperkenalkan diri pada Alyssa. Alyssa membalas uluran tangan mereka. Alyssa menatap tajam pada Gio yang tersenyum senang melihat keempat istrinya bisa berdamai.

      Semua keluarga yang datang melongo melihat wanita-wanita itu saling berfoto dengan Alyssa berada di tengah bersama Gio. Sungguh pemandangan yang langka dimana satu suami empat istri. Walau terlihat di wajah Alyssa senyum yang dipaksakan. Dia terpaksa mengikuti resepsi yang hanya dihadiri keluarga dan tetangga dekat. Alyssa paham mengapa Gio tidak menginginkan pesta yang meriah.

     "Baiklah Ronaldo, akan kita lihat apakah Kau bisa bertahan dengan keempat istrimu! Enak saja Kau membohongi seorang Alyssa!" gumam hati Alyssa tidak terima dengan penipuan yang dilakukan oleh Gio. Dia juga heran kenapa begitu mudah dia terbuai dengan rayuan Gio dan bodohnya dia mengapa dulu tidak mengorek informasi tentang Gio terlebih dahulu.

       Gio berfoto bersama dengan keempat istrinya, dan setelah selesai acara resepsi, Gio mengumpulkan semua istrinya di dalam rumah yang baru dia beli untuk Alyssa. 

Siang harinya ...

      "Sinta, Rossi dan Tyas. Untuk beberapa hari kedepan Mas akan tinggal di sini, sekalian menyelesaikan bisnis yang Mas rintis di kota ini. Untuk masalah nafkah Mas akan transfer ke rekening kalian masing-masing, dengan jumlah dua kali lipat dari jatah biasanya. Hari ini Mas sedang berbahagia jadi kalian pun juga harus bahagia," ucap Gio bak seorang Raja berbicara pada Permaisuri dan selirnya.

      "Iya Mas. Aku akan segera kembali ke Jakarta setelah ini. Oh ya Mas, Dika ingin dibelikan sepeda baru. Tolong Mas tambahi jatah bulanan untukku dan anak-anak," ucap Sinta istri pertama Gio yang memiliki dua anak yang pertama Dika Sinaga berusia 12 tahun dan Argentino Sinaga berusia 6 tahun

     "Baiklah, Akan Mas transfer nanti," jawab Gio santai.

      "Mas, untukku juga ya ... Si Rafael ingin dibelikan Hp baru. Kemarin diledekin teman katanya Hp di sudah ketinggalan jaman," ucap Rossi sambil mengusap perutnya yang sedang hamil anak kedua dan sekarang kandungannya baru berusia 3 bulan dan Rafael adalah anak pertamanya yang berusia 10 tahun.

     "Baiklah, Mas nanti transfer juga," jawab Gio sambil mencolek dagu Rossi. Rossi adalah istri kedua Gio yang terkenal cantik dan glamour. Rossi tinggal di Yogyakarta.

      "Mas, Aku juga dong ... Si Miska ingin dibelikan boneka Barbie yang baru," sahut Tyas tak mau kalah. Istri ketiga Gio yang baru memiliki anak satu berusia 4 tahun, dia tinggal di Bogor.

     "Iya semua Mas transfer, tapi ingat jangan boros! Dan untuk giliran kalian tunggu setelah Mas bersama Alyssa." Gio menatap Alyssa yang masih memakai baju pernikahan terbengong di sudut sofa. Alyssa tidak habis pikir bagaimana Gio bisa melihat keruwetan yang tercipta di depannya.

     "Alamaaak ... Apa gak ribet hidupku entar, hiks ... Mak tolong Alys maaak ...." Alyssa menjerit dalam hati. Jika tidak menjaga nama baik keluarga, sekarang juga dia akan kabur meninggalkan Gio.

     Memang Gio pria dewasa yang ganteng, tamvan dan body bak atlet binaraga. Roti sobeknya lebih dari enam. Tak pelak Alyssa pecinta drama Korea tergila-gila pada Gio. 

     Setelah rapat keluarga, akhirnya para istri Gio membawa anak-anak mereka kembali ke kota masing-masing. Dan saat ini Gio berada di kota Malang. Semua istri Gio membawa sopir dan mobil pribadi jadi Gio tak payah untuk mengantar mereka. 

    Malam tiba ...

    Alyssa sudah membersihkan dirinya setelah seharian penat menyambut tamu dan mengurusi semua kebutuhan keluarganya yang bukannya datang membawa amplopan tapi pulang membawa amplop berisi uang dari menantu mereka Gio.

     "Dek, sudah mandi?" ucap Gio yang keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang menutup area bawahnya.

     "Alamaaak ... Itu roti sobek melambai untuk digigit," batin Alyssa dengan mengarahkan pandangannya pada dada Gio. Walau Gio sudah berumur kepala tiga tapi dia masih gagah dan tampan seperti Lee Min-Ho versi Indonesia.

     Deg .. Deg ...

Adegan Romantis ala drama Korea melintas di pikiran Alyssa hingga tak disadarinya liurnya menetes di dari bibirnya. Namun, semua itu tidaklah seindah harapan Alyssa.

Related chapters

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab.2 Hilangnya Kesucian

    Deg Deg ... Detak jantung Alyssa berdetak kencang saat Gio perlahan berjalan menuju ke arahnya. Tubuhnya tegang, keringat dingin menetes dari dahinya. Antara pikiran menerima Gio sebagai suaminya dan rasa kecewa karena dibohongi membuat Alyssa diam. Akal logikanya sudah tidak bisa diajak kerja sama karena tubuhnya berkhianat saat Gio memberikan sentuhan lembut di pipi Alyssa. "Mm-Mas, tunggu dulu ... Aku mau buang air kecil dulu ya," elak Alysa sembari berdiri dan melangkah menuju kamar mandi membuat Gio menghela nafas dan terpaksa tersenyum mengijinkan Alyssa untuk ke kamar mandi. Sebenarnya Alyssa belum siap untuk melayani Gio walau Gio nampak menggoda dan membuat Alysa terpesona untuk sesaat. Tapi di saat yang tepat akal logika Alyssa bekerja dan berfikir mencari alasan untuk menghindari Gio. "Hah-hah ... untung otak ini bisa segera sadar. Bagaimana jika tadi terhanyut dalam rayuan Gio lagi. Kenapa sih setiap melihat matanya Aku seperti tersihir dan nurut aja apa ka

    Last Updated : 2022-12-12
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 3. Pingsan

    Bab.3 Gio tidak tahu jika Alyssa ternyata sudah pingsan di bawah kungkungannya. Dia terus menerus memompa dengan kasar dan tanpa jeda. Seperti orang kerasukan setan, Gio hanya mementingkan nafsunya sendiri. "Aargh," Gio akhirnya mencapai puncaknya lalu ambruk di atas tubuh Alyssa yang tidak ada respon sama sekali. Gio luruh ke samping tubuh Alyssa lalu tertidur pulas. Ayam jago berkokok dengan keras tanda sebentar lagi fajar menyingsing. Alyssa menggerakkan jari tangannya. Dia merasa seperti berada di alam sadar dan tidak sadar. Alyssa mulai membuka matanya perlahan. Dia mulai mengumpulkan kesadarannya. Tangan kanan Alyssa memegangi kepalanya yang berdenyut sakit, lalu dia meraba bibirnya yang perih akibat digigit oleh Gio semalam. Alyssa memekik tatkala dia menggerakkan kakinya, tubuh bawahnya sakit dan nyeri terutama di daerah kewanitaannya. Alyssa tidak ingat berapa lama dirinya digagahi oleh Gio. Yang dia tahu saat ini semua tubuhnya sakit, tulangnya terasa

    Last Updated : 2022-12-12
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 4. Korban Gio

    Gio membawa Alyssa ke Rumah Sakit dengan Jimin sebagai supirnya. Gurat khawatir terlihat jelas di raut wajah Gio. Dikecupnya kening Alyssa bertubi - tubi. "Sayang, kamu kenapa?" Gio memeluk tubuh Alyssa erat. Gio memang kejam, akan tetapi akan ada waktunya dia menjadi dirinya sendiri. Gio bahkan tidak mampu mengontrol diri ketika sosok ghaib yang ada pada dirinya mulai berulah, meminta tumbal dan menjadi penguasa tubuh Gio. Tidak berapa lama, mobil Gio memasuki halaman IGD. Gio mengangkat tubuh istrinya lalu berteriak memanggil petugas. "Dok, tolong istri saya," teriak Gio membuat beberapa perawat langsung bergegas mengambil brangkar. Gio menggendong tubuh Alyssa yang mungil tapi padat itu ke arah suster yang menyambutnya dengan mendorong brangkar. "Silakan baringkan di brankar ini, Pak." Seorang perawat meminta Gio membaringakan Alyssa di brankar. Dengan hati-hati Gio pun membaringakan Alyssa. "Anda silakan ke bagian administrasi, biar pasien kami periksa di ruang IGD terlebih

    Last Updated : 2022-12-12
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 5. Sebuah kesepakatan

    Gadis belia itu menjerit kesakitan saat milik Gio menghujam keras dalam organ kewanitaan si gadis. Gio tersenyum puas, karena gadis ini masih perawan. Di zaman ini, gadis yang masih perawan jarang ditemui. Darah segar memercik dari liang kemaluan si gadis tersebut, dengan ganasnya Gio terus memompa tubuhnya dan menyesap madu milik sang bunga. "Argh ... Gadis kau sungguh sempit, tapi aku suka!" Racau Gio lagi. Entah mengapa tenaga Gio semakin besar di usianya yang sudah hampir kepala lima itu. Tanpa Gio sadari, gadis yang ada di bawah tubuhnya sudah pingsan tidak berdaya. Gio melolong kenikmatan saat dirinya mencapai puncak. Setelah selesai dia menabur benihnya, Gio menelan darah segar yang masih keluar dari kemaluan sang gadis. Itu adalah syarat bagaimana Gio akan menerima kekayaan dan tubuh yang tetap awet muda memesona. "Buang, wanita itu! Jual dia ke luar negri, kalau kalian ingin mencicipinya silakan! Tapi jangan di sini, terserah kalian mau dimana!!"

    Last Updated : 2023-02-09
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 6. Sadap

    Alyssa menutup mulutnya dengan jemari tangan. Dia merasa merinding mendengar apa yang dikatakan oleh Gio. Tidak mengerti apakah yang dilakukan Gio hanya gertakan saja atau malah sungguhan. "Mas, aku mohon. Aku akan mengatakannya padamu jika aku sudah siap," ucap Alyssa dengan bibir yang bergetar. Netra bulat Alyssa sudah menimbun banyak air yang siap untuk meluncur dengan indah di pipinya. Suasana malam yang seharusnya indah karena ditunggui oleh suami, terasa mengerikan dan tidak ada kenyamanan di sana. Entah sampai kapan Alyssa akan kuat bertahan. "Aku pegang ucapan mu, Alyssa. Ingat jika kau berdusta maka aku tidak akan segan lagi untuk memaksamu!" Gio mengancam Alyssa dengan tangan yang sudah mencekal kuat lengan Alyssa. Alyssa menepis tangan Gio dengan lembut semua ini ia lakukan agar Gio bisa ia kendalikan. Alyssa tidak ingin semua rencananya akan gagal. "Mas, tenanglah. Aku paham kau sangat menginginkan aku. Apa kau suka jika aku sudah tidak en

    Last Updated : 2023-02-22
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 7 Tidak Mau Pulang

    Alyssa memekik terkejut melihat chat suaminya. Banyak sekali chat yang semuanya adalah dari para istri, wanita simpanan, rekan bisnis dan satu nomor yang sangat menarik menurut Alyssa. "Freza? Siapa Freza?" tanya Alyssa pada dirinya sendiri. Alyssa mulai membaca chatingan antara suami dan sosok yang bernama Freza itu. "Astaga ... Apa maksudnya gadis perawan setiap malam Jum'at Kliwon?" gumam Alyssa lagi. Dia tidak mengerti apa arti gadis perawan itu. Di dalam chatingan itu sang suami meminta pada orang yang bernama Freza itu untuk menyediakan seorang gadis perawan. Alyssa semakin penasaran, dia pun lanjut baca lagi hingga chatingan sampai bawah. Tidak berapa lama kemudian, masuk lagi chat dari beberapa nomer yang baru. Alyssa yang berhasil menyadap aplikasi hijau sang suami merasa senang dengan keberhasilannya. "Banyak sekali nomer baru yang masuk, siapa mereka?" gumam Alyssa dia tidak berani membuka chat itu. Alyssa tidak ingin Gio curiga k

    Last Updated : 2023-04-16
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 8. Bertemu Teman lama

    Melihat Alysa memunggungi sang dokter, perawat itu pun mendekat berusaha untuk berbicara pada Alysa. Namun hal yang membuat perawat itu terkejut, Allysa bangun dan berlindung di balik sang dokter tampan yang datang untuk melihat apa yang terjadi di dalam kamar Alysa. "Maaf atas keributan ini, Dok. Kami hanya memberitahu pada pasien bahwa besok pasien boleh pulang. Akan tetapi pasien ini malah histeris tidak mau pulang, Dok," ucap sang perawat yang bingung dengan sikap Alysa. "Tolong, Dok. Tolong saya ... Saya tidak mau pulang, Dok. Biarkan saya di sini sampai benar-benar sembuh, Dok. Ini masih sangat nyeri sekali, saya takut jika suami saya akan memaksa saya lagi," ucap Alysa yang pada akhirnya mau menatap ke arah sang dokter. "Alyssa? Benarkah kamu Alysa siswi SMA Bina Marga 1?" "Benar, saya alumni SMA Bina Marga 1. Bagaimana Anda bisa tahu?" "Anda anak kelas 3D angkatan ke 10?" "Benar!" "Ternyata kita bertemu kembali, apakah ka

    Last Updated : 2023-05-10
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 9. Penyakit Berbahaya

    Dokter Adrianto merasa iba pada Alyssa. Dia pun berjanji akan membantu Alyssa sebisa yang dia mampu. "Baiklah, Al. Aku akan membantumu. Aku akan bilang pada suamimu bahwa kondisimu belum meyakinkan untuk pulang." "Selamat malam!" Gio dengan wajah tidak sukanya tiba-tiba masuk ke dalam kamar Alysa. Alysa dan dokter Adrianto pun seketika menoleh, wajah mereka terlihat terkejut saat tahu siapa yang datang. "Mas Gio?!" pekik Alysa terkejut. Raut wajahnya yang semula bahagia seketika berubah menjadi takut. Adrianto pun merasakan bahwa Alysa teman satu bangku masa putih abu itu ketakutan. Gio masuk dengan wajah yang tidak bersahabat, matanya tertuju pada Adrianto yang sudah memakai jas kebesarannya lagi hingga terlihat kalau dia seorang dokter. "Dokter, kapan istri saya bisa dirawat di rumah?" tanya Gio dengan suara datar cenderung ketus. "Maaf, Tuan. Istri Anda belum bisa pulang sebelum kami selesai mengobservasinya lebih dalam lagi. Ada hal yang ka

    Last Updated : 2023-06-15

Latest chapter

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 15

    Gio diam tidak menjawab apa yang dikatakan oleh Alyssa. Memang benar apa yang dikatakan oleh Alyssa, jika dia mengusir Rossi, bagaimana dengan nasib anak-anaknya. "Kamu benar, Al. Lalu aku harus bagaimana. Aku tidak bisa membiarkan siapapun berkhianat di belakang ku!" geram Gio dengan mengepalkan tangan kuat-kuat. Alyssa kembali tersenyum, dia senang karena sebentar lagi Gio akan menjadikan dirinya tempat untuk bertukar pikiran. Di situ Alyssa akan pegang kendali atas hidup Gio. Dan setelah semua misinya selesai, Alyssa akan meninggalkan Gio tanpa pesan dan tanpa pamitan. "Bagaimana ya, Mas. Mmm ... Sebentar aku berpikir dulu, menurutku sih mas memang harus memberi pelajaran pada mbak Rossi tanpa melukai hati anak-anak mas Gio," ucap Alyssa memberi dukungan pada rencana Gio. "Sudahlah, kita bahas di rumah nanti. Aku sangat lelah, bentar lagi juga nyampai," ucap Gio membenarkan posisi duduknya lalu memejamkan mata. "Kamu boleh tidur enak sekarang, Mas. Sebe

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab.14

    Gio tidak tahu harus bagaimana, antara menerima Alyssa dan melepas Alyssa adalah sama -sama keputusan yang sulit. Sementara itu Alyssa bersorak dalam hatinya. Ternyata membalas dengan caranya seperti ini lebih mengasyikkan. "Mampus kau, Mas! Aku akan membuat dirimu lama-lama menjadi gila! Aku akan membuatmu terus hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran yang tinggi," gumam Alyssa bahagia dengan apa yang ia rencanakan. Sudah waktunya dia untuk membalas dendam pada Gio yang sudah menipu dirinya mentah -mentah. Mengaku lajang, akan tetapi sudah beristri tiga. Alyssa berjalan keluar dari kamar rawat inapnya menuju ke loby rumah sakit dengan Gio yang berjalan di belakangnya. Seperti seorang majikan yang berjalan di depan sedangkan pelayannya berjalan di belakang. Keadaan Alyssa kini berada di atas angin, hal yang menjadi kelemahan Gio akan dia jadikan senjata. Di dalam mobil, dua orang duduk berdampingan namun saling diam. "Mas, kenapa kamu diam? Apa mas tidak rindu

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 13. Rencana Cerdas Alyssa

    Sungging senyum dokter muda berprestasi itu terlihat jelas, mobil yang mengikutinya terguling karena menabrak truk yang tiba-tiba datang melintas. "Rasakan! Sebaiknya aku segera kembali ke rumah sakit, anak buah Gio sudah habis semua!" gumam dokter Adrianto merasa senang. Tidak ada yang tahu jika dokter muda ini juga seorang mafia. Sesampainya di rumah sakit, dokter itu meminta pada salah satu susternya untuk mengunci kamar rawat Alyssa agar tidak ada satupun yang masuk. Setelah semua aman, dokter berhidung mancung dan mata setengah sipit itu menghubungi Alyssa. "Alyssa, semua sudah aman. Kau bisa menghabiskan waktu mu bersama Nuri seharian ini," ucap dokter Adrianto. "Terima kasih, Antok. Aku berhutang budi padamu. Hari ini akan aku habiskan untuk membuat bisnis baru dengan Nuri," Jawab Alyysa terdengar sangat girang. Harapannya untuk segera pergi meninggalkan Gio mulai terbuka lebar. Hari pun berganti, jatah waktu yang diberikan oleh Gio untuk Alyssa sud

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 12. Bangkit dari Keterpurukan.

    Pagi yang cerah itu, Alysa duduk di balkon apartemen milik Nuri sembari menyesap secangkir kopi hitam tanpa gula. Alysa tahu jika kopi hitam tanpa gula lebih berkhasiat untuk tubuh dibanding dengan kopi yang pakai gula. Alisa memandangi pemandangan di sekitar apartemen milik Nuri. Tidak disengaja Alisa melihat sosok wanita cantik yang sedang menikmati hangatnya sinar matahari pagi. "Sepertinya aku pernah mengenal wanita itu tapi di mana ya?" gumam Alysa. Dia terus mengawasi Apa yang dilakukan oleh wanita cantik itu. Alysa mengambil ponsel yang ada di sakunya. Dibukanya aplikasi galeri yang ia gunakan untuk menyimpan semua foto kenang-kenangan saat pernikahannya dengan Gio. Bahan Alisa men-scroll foto pernikahan di gallery itu. "Nah ini dia, bukankah foto ini sama dengan wanita itu foto ini kan istri kedua dari Gio yaitu mbak Rossi. Apa dia pindah ke kota ini? Bukannya dulu dia tinggal di Jogja?!" Alysa menajamkan penglihatannya menatap lurus ke arah wanita yang ia curigai sebagai

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 11. Perhatian Adrianto

    Alysa diantar oleh dokter Adrianto dengan menggunakan mobil mewah sang dokter tampan bertubuh tinggi itu. Sepasang mata terus mengawasi dua orang teman satu SMU itu. "Bos! Istri Anda keluar dengan seorang dokter laki-laki," ucap lelaki yang bertugas memata-matai Alysa. "Benarkah?! Kurang ajar! Tapi ... tunggu, kau bilang istriku keluar bersama seorang dokter?! Jangan - jangan ...." "Jangan -jangan apa, Bos?!" tanya sang mata-mata yang penasaran dengan kata -kata sang majikan yang menggantung seperti jemuran. "Ah, sudahlah! Tidak perlu kau tahu! Kau hanya terus ikuti kemanapun istriku pergi. Kamu paham!" sentak Gio yang tidak ingin masalah penyakit sang istri diketahui oleh orang lain. "Baik, Bos," sahut sang mata-mata dengan nada kesal karena pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban. Klik! Gio menutup sambungan teleponnya dengan sang mata-mata. Sang mata-mata pun merasa kesal karena telepon dimatikan sepihak. "Dasar bos sedeng! Siapa yang menele

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 10. Sahabat Terbaik

    Sementara Gio pergi ke rumah istri ketiganya, Alysa menghubungi temannya Ruri. "Hallo, Ruri," sapa Alysa. "Hallo, Alysa." "Ada kabar baik, selama satu minggu ini aku bebas. Akan aku gunakan untuk membangun bisnis kita. Bagaimana?" Alysa berencana untuk menggunakan satu minggu itu untuk membuka usaha bersama Ruri temannya. "Bagus, Beb. Aku akan mendukung mu. Mulai besok kau akan aku jemput dan aku kembalikan lagi ke rumah sakit jika hari sudah menginjak sore. Kita akan bahas semua apa yang kita rencanakan selama ini," ucap Ruri dengan senang. Dia merasa kasihan pada semua yang menimpa Alysa. "Baiklah, Say. Aku tunggu besok pagi. Sekarang aku mau istirahat terlebih dahulu. Rasanya masih belum percaya, semua ini begitu cepat untuk ku, Say," ucap Alysa dengan air mata yang mulai membanjiri kelopak matanya. "Sudahlah, Beb. Jangan bersedih. Masih ada aku yang akan menemani mu sampai kapanpun," ucap Ruri memberi dukungan moril pada sahabatnya. "Terimakasih,

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 9. Penyakit Berbahaya

    Dokter Adrianto merasa iba pada Alyssa. Dia pun berjanji akan membantu Alyssa sebisa yang dia mampu. "Baiklah, Al. Aku akan membantumu. Aku akan bilang pada suamimu bahwa kondisimu belum meyakinkan untuk pulang." "Selamat malam!" Gio dengan wajah tidak sukanya tiba-tiba masuk ke dalam kamar Alysa. Alysa dan dokter Adrianto pun seketika menoleh, wajah mereka terlihat terkejut saat tahu siapa yang datang. "Mas Gio?!" pekik Alysa terkejut. Raut wajahnya yang semula bahagia seketika berubah menjadi takut. Adrianto pun merasakan bahwa Alysa teman satu bangku masa putih abu itu ketakutan. Gio masuk dengan wajah yang tidak bersahabat, matanya tertuju pada Adrianto yang sudah memakai jas kebesarannya lagi hingga terlihat kalau dia seorang dokter. "Dokter, kapan istri saya bisa dirawat di rumah?" tanya Gio dengan suara datar cenderung ketus. "Maaf, Tuan. Istri Anda belum bisa pulang sebelum kami selesai mengobservasinya lebih dalam lagi. Ada hal yang ka

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 8. Bertemu Teman lama

    Melihat Alysa memunggungi sang dokter, perawat itu pun mendekat berusaha untuk berbicara pada Alysa. Namun hal yang membuat perawat itu terkejut, Allysa bangun dan berlindung di balik sang dokter tampan yang datang untuk melihat apa yang terjadi di dalam kamar Alysa. "Maaf atas keributan ini, Dok. Kami hanya memberitahu pada pasien bahwa besok pasien boleh pulang. Akan tetapi pasien ini malah histeris tidak mau pulang, Dok," ucap sang perawat yang bingung dengan sikap Alysa. "Tolong, Dok. Tolong saya ... Saya tidak mau pulang, Dok. Biarkan saya di sini sampai benar-benar sembuh, Dok. Ini masih sangat nyeri sekali, saya takut jika suami saya akan memaksa saya lagi," ucap Alysa yang pada akhirnya mau menatap ke arah sang dokter. "Alyssa? Benarkah kamu Alysa siswi SMA Bina Marga 1?" "Benar, saya alumni SMA Bina Marga 1. Bagaimana Anda bisa tahu?" "Anda anak kelas 3D angkatan ke 10?" "Benar!" "Ternyata kita bertemu kembali, apakah ka

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 7 Tidak Mau Pulang

    Alyssa memekik terkejut melihat chat suaminya. Banyak sekali chat yang semuanya adalah dari para istri, wanita simpanan, rekan bisnis dan satu nomor yang sangat menarik menurut Alyssa. "Freza? Siapa Freza?" tanya Alyssa pada dirinya sendiri. Alyssa mulai membaca chatingan antara suami dan sosok yang bernama Freza itu. "Astaga ... Apa maksudnya gadis perawan setiap malam Jum'at Kliwon?" gumam Alyssa lagi. Dia tidak mengerti apa arti gadis perawan itu. Di dalam chatingan itu sang suami meminta pada orang yang bernama Freza itu untuk menyediakan seorang gadis perawan. Alyssa semakin penasaran, dia pun lanjut baca lagi hingga chatingan sampai bawah. Tidak berapa lama kemudian, masuk lagi chat dari beberapa nomer yang baru. Alyssa yang berhasil menyadap aplikasi hijau sang suami merasa senang dengan keberhasilannya. "Banyak sekali nomer baru yang masuk, siapa mereka?" gumam Alyssa dia tidak berani membuka chat itu. Alyssa tidak ingin Gio curiga k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status